Evelyn hanya seorang gadis desa yang pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Beruntung sekali karena dia mendapat pekerjaan di Mansion Revelton, keluarga kaya nomor satu di Spanyol.
Namun siapa sangka ternyata kedatangannya malah membawa petaka untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
"Apa sih yang kau bicarakan itu?" Clara tampak menaikan sebelah alisnya karena merasa heran dengan ucapan Bella yang malah melantur kemana-mana.
Sedangkan Bella malah tersenyum kikuk. Entah kenapa dia ingin menyadarkan temannya itu agar tidak terlalu percaya pada laki-laki meskipun itu pada suaminya sendiri. Meski Belle sendiri yakin bahwa seorang Keineer tidak akan melakukan hal rendahan seperti itu. Namun Bella hanya takut karena tidak ada yang tidak mungkin terjadi di dunia ini. Sebagai sahabat sekaligus partner kerja Bella sudah menganggap Clara seperti saudara kandungnya sendiri.
Yang tidak Clara ketahui bahwa sekarang ini suaminya sedang berada di apartemen kekasihnya. Keineer tampak sedang menikmati servis mulut yang dilakukan oleh Eve.
Sementara yang Clara tahu bahwa saat ini Keineer sedang sibuk bekerja mengurusi dan memantau pembangunan hotel padahal yang saat ini sedang sibuk mengurus semua pekerjaan suaminya adalah Lucio.
---
Setelah beberapa hari akhirnya Keineer pulang ke rumah. Malam ini membawa Clara makan malam di restoran steak mewah. Restoran yang sangat terkenal di Spanyol sekaligus restoran favorit keduanya.
Clara berjalan memasuki restoran dengan begitu anggun, lengan kanannya menggandeng lengan kiri Keineer. Pasangan satu ini tampak begitu serasi. Beberapa pasang mata di restoran mewah itu tampak menyorot kedatangan mereka.
Seluruh orang tahu siapa Keineer dan Clara terlebih Keineer merupakan seorang pengusaha kaya raya yang sukses di usianya. Nama besar Revelton yang begitu terpandang di benua Eropa.
Keineer dan Clara disambut dengan baik oleh pelayan dan pemilik restoran secara langsung karena mereka merupakan orang yang sangat penting. Juga suatu kehormatan bagi pemilik restoran tersebut karena Keineer dan istrinya merupakan pelanggan VIP disana.
"Terima kasih, Kein." Clara duduk dengan anggun setelah Keineer menarik kursi untuknya.
Meski keduanya bukan orang-orang biasa. Namun Keineer dan Clara selalu berbaur bersama orang lain. Keduanya jarang memesan meja atau ruang VIP. Hal tersebut juga membuat keduanya begitu disegani oleh siapapun orang yang mengenalnya karena sikap rendah hati yang dimiliki oleh Keineer maupun Clara, istrinya.
Clara membuka dan melihat-lihat buku menu. Wanita itu memesan menu makan malam untuk dirinya dan Keineer pada pelayan yang sedang melayani mereka. Pelayan tersebut tampak begitu ramah saat melayani keduanya.
"Baik, harap ditunggu sebentar Tuan dan Nyonya."
"Satu lagi, tambahkan Red Wine juga." lanjut Clara.
Pelayan wanita itu pamit undur diri setelah mencatat menu yang dipesan oleh Clara. Sepeninggal pelayan keduanya tampak menikmati waktu menunggu makanan datang dengan berbincang-bincang.
"Bagaimana pembangunan hotelnya? Kau pasti kelelahan sekali karena sibuk bekerja."
"Semuanya berjalan lancar, Sayang. Tidak ada kata lelah selagi semua itu untukmu."
Pipi Clara bersemu merah mendengar ucapan suaminya yang terdengar begitu manis.
"Terima kasih Kein, kau memang paling bisa membuatku bahagia."
"I love you, Clara Revelton."
"I love you too, Keineer Revelton."
Keineer dan Clara terlihat saling berbisik mengungkapkan rasa cinta keduanya masing-masing. Sesekali Clara tertawa kecil karena sikap Keineer mirip sekali seperti remaja yang sedang dimabuk cinta. Keineer tampak menggenggam tangan kanan istrinya dan mencium punggung tangannya dengan lembut. Seakan dunia milik berdua Keineer tak peduli akan keberadaan orang-orang di dalam restoran tersebut.
Senyum di wajah Clara seketika luntur ketika melihat dua orang wanita yang baru saja masuk ke dalam restoran. Clara memperhatikan salah satu dari dua wanita tersebut dia seperti mengenal wanita itu.
"Bukankah itu Eve?" tanya Clara tiba-tiba yang langsung membuat Keineer mengikuti arah pandang istrinya.
"Eve siapa?" Tanya Keineer berpura-pura. Padahal dia melihat dengan jelas bahwa yang sedang diperhatikan oleh istrinya itu memang benar Eve.
"Dia Eve yang pernah menjadi pelayan di mansion kita, Kein."
"Aku tidak ingat."ucap Keineer asal.
"Sebentar. Aku ingin menghampirinya."
Keineer ingin melayangkan protes namun terlambat istrinya itu sudah melenggang pergi untuk menghampiri Eve.
Diam-diam Keineer mengumpat, bisa-bisanya Eve dan Carol datang ke restoran ini di waktu yang tidak tepat. Dia bingung apakah dia harus menyusul atau diam saja di mejanya. Sangat sial sekali dia harus berada di situasi seperti itu.
kok tamat sihh ??
harap Carol membantu Eve mengumpul harta untuk masa depannya,jika Eve di buang, dia tidak terlunta lantung, kerana Kiener yang merusakkan masa depan Eve
gak niat banget nulis cerita, kalau emng punya kesibukan mending kasih catatan bilangya Hiatus dulu..jangan asal selesai aja padahal ceritanya gak selesai🙄