"Aku memacari Echa, hanya karena dia mirip denganmu. Aku gak akan bisa melupakanmu Inayah. Jadi dengarkan aku, pasti... pasti aku akan memutuskan Echa apabila kamu mau kembali padaku!" Terdengar lamat-lamat pertengkaran Catur dengan mantan kekasihnya yang bernama Inayah dihalaman belakang sekolah.
Bagai dihantam ribuan batu, bagai ditusuk ribuan pisau. Sakit, nyeri, ngilu dan segala macam perasaan kecewa melemaskan semua otot tubuhnya. Echa terjatuh, tertunduk dengan berderai air mata.
"Jadi selama hampir setahun ini aku hanya sebagai pelampiasan." monolog gadis itu yang tak lain adalah Echa sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pencarian Echa
Seminggu telah berlalu, tapi Erik masih belum menemukan keberadaan Echa. Kondisi rumah kos Echa masih sama seperti terakhir kali Erik mendatanginya, gelap dan terkunci. Sedangkan para tetangga kos, tidak ada yang bisa memberikan info. Mereka semua juga menanyakan hal yang sama, kemana penghuni rumah di ujung itu. Mengapa sudah seminggu terus tertutup dan gelap.
Pencarian Erik lanjutkan ke kantor dimana Echa bekerja. Dan ternyata Echa juga sudah bolos kerja seminggu tanpa pemberitahuan. Betapa gelisahnya hati Erik saat ini.
"Kampus, ya aku harus mencari info dari teman kuliah Echa." Ucap Erik
Setelah ada beberapa teman yang mengenal Echa coba digali infonya. Tapi hasilnya masih nihil. Hingga ketika rasa putus asa memenuhi pikiran Erik. Tiba-tiba ada seorang wanita yang mengaku melihat Echa terakhir kali dibawa masuk kesebuah mobil saat malam pulang kuliah hari itu. Tapi wanita itu tidak menaruh curiga, karena tidak ada suara teriakan ataupun gerakan perlawanan yang mencurigakan. Pun saat itu penerangan halte yang sedikit gelap, sedang kan wanita itu melihat Echa dari jarak lumayan jauh.
"Kemana kamu pergi Echa, kamu membuatku sangat khawatir." Kata Erik dalam hati.
Setelah mengucapkan terima kasih atas info yang diterimanya. Erik kembali pulang dan ingin berdiskusi dengan orang tuanya. Siapa tahu dapat solusi.
Sesampainya di rumah, Erik langsung mencari orang tuanya yang kebetulan baru pulang dari toko. Setelah mengucap salam, Erik segera menceritakan tentang Echa.
"Sebaiknya, kamu langsung hubungi pihak kepolisian. Karena waktunya juga sudah lama. Seminggu lho Erik, kenapa kamu baru cerita dengan Abah." Jawab Abah Hasan yang juga menyayangkan ketidak tegasan Erik dalam mengatasi masalah besar.
Sedangkan Umi Henny mencoba memberi ketenangan pada putranya dengan kalimat yang meneduhkan hati.
"Kamu berdoa saja, semoga gadis pujaan mu segera ditemukan dan dalam keadan baik. Percayalah jika Allah akan selalu memberikan pertolongannya." Ucap Umi.
Erik pun mengiyakan usul abah dan mengaminkan ucapan Umi. Dengan sepeda motor kesayangannya, Erik menuju kantor polisi terdekat. Berbekal sebuah foto dan pengakuan para saksi, Erik membuat laporan kehilangan. Saat dalam perjalan pulang, tidak sengaja Erik melihat Bella yang sedang berbincang dengan beberapa pria yang tampak mencurigakan di tempat sepi.
Sepintas Erik mengingat jika sudah semingguan ini, Bella tidak berkeliaran disekitarnya. Padahal biasanya, setiap waktu pasti ada saja alasan Bella yang terus mengikutinya ibarat jalangkung. Datang tak diundang tapi pulang musti diusir.
Karena rasa curiga yang tinggi, Erik berencana akan mengikuti gerak-gerik Bella. Tapi bukan Erik sendiri yang melakukannya, melainkan dia akan meminta bantuan Anto sahabatnya untuk mencarikan seseorang yang bisa menjadi mata-mata.
Setelah menceritakan masalah yang terjadi, dan tanpa berbasa-basi lagi Erik segera menyuruh orang itu untuk mengintai Bella mulai malam ini.
"Semoga ada titik terang, rasanya hati ini terus saja gelisah. Ya Allah berikanlah Echa kekuatan untuk bisa bertahan sampai hamba menemukannya." Ucap Erik sendu.
Sedangkan disisi lain, kondisi Echa kian melemah. Selama satu minggu disekap, baru tiga kali Echa diberi makan. Itupun hanya nasi sisa atau roti berjamur. Sungguh Bella adalah definisi manusia kejam.
Tempat penyekapan Echa sangat tersembunyi, dan tanpa adanya penduduk disekitarnya. Itu sebabnya kegiatan penyiksaan yang mereka lakukan belum terendus siapapun.
Benar dugaan Erik, malam ini Bella terlihat keluar dari rumahnya menuju kesuatu tempat. Orang bayaran Anto terus mengikuti gerak geriknya. Dengan sambungan telepon yang tidak terputus, mereka memantau dari jarak aman.
Sekitar satu jam perjalanan, akhirnya Bella berhenti di depan gudang tua yang terletak di pinggiran kota. Dengan langkah angkuh dia memasuki gedung itu, dan disambut sapaan hormat dari beberapa pria bertubuh besar.
Suara tawa menggema terdengar sampai diluar gedung. Bella tampak begitu bahagia, melihat saingan cintanya terduduk tak berdaya.
"Ucapkan selamat tinggal pada dunia, karena sebentar lagi aku akan mengirimmu ke neraka." Ucap bengis Bella sambil menendang kaki Echa.
Setelah tahu tempat yang diduga digunakan untuk menyekap Echa. Dengan bantuan polisi serta teman-teman Erik yang lainnya. Mereka semua mengatur strategi untuk menyelamatkan korban. Diduga Bella menyewa banyak preman juga penjahat bayaran untuk menjaga gedung tua ini. Dengan gerakan terstruktur, polisi itu memberi aba-aba untuk melumpuhkan penjagaan dengan langkah senyap. Supaya tidak menimbulkan suara keras yang bisa membuat orang yang didalam menjadi waspada.
Sedangkan didalam salah satu ruangan, Bella masih asik menyiksa Echa tanpa tahu jika anak buahnya sudah banyak yang tumbang.
"hahaha, setelah ini tidak akan ada yang bisa menghalangi aku memiliki Erik." Kata Bella menyombongkan diri.
Bella tidak sadar jika pintu sudah terbuka dan ada Erik yang sedang menatapnya dengan tatapan kemarahan luar biasa.
"Apa yang sudah kamu lakukan Bella?" Tanya Erik.
Bella menoleh ke belakang dan tampak terkejut, tapi hanya sebentar. Karena setelahnya tanpa rasa bersalah telah menculik dan menyiksa Echa, dia berjalan mendekati Erik dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya.
"Aku melakukan yang seharusnya aku lakukan. Menyingkirkan siapa pun yang mengganggu hubungan kita." Bella persis seperti seorang psikopat.
"Kamu sakit Bella." Geram Erik.
"Lepaskan Echa, dia tidak bersalah! Dia tidak pernah menganggu aku atau kamu, karena kita tidak pernah punya hubungan. Aku yang mengejar Echa selama ini, karena aku mencintainya." Jawaban Erik semakin membuat bara api dihati Bella.
"Tapi aku yang lebih dulu mencintaimu, tidak kah sekalipun kamu mau melihat kearahku." Ucap Bella.
Dirasa Bella sedikit lengah karena Erik yang sengaja diminta untuk mengulur waktu. Tanpa Bella sadari, salah seorang polisi wanita mengendap-endap membebaskan Echa. Perlahan tapi pasti, semua tali yang mengikat kaki dan tangan Echa terlepas. Sedangkan Bella masih terpaku menatap Erik dengan pandangan yang entah.
Setelah berhasil mengeluarkan Echa, polisi yang lain keluar dan bergabung dengan Erik untuk menangkap Bella.
"Dasar siya*lan kamu Erik, kamu sengaja menjebak aku untuk membebaskan ja**ng kecil itu." Marah Bella saat tahu, tawanannya sudah tidak ada ditempatnya.
Bella berteriak kencang untuk memanggil para anak buahnya. Sayangnya Bella tidak tahu jika tinggal dirinya satu-satunya yang belum ditangkap. Dengan marah dan sumpah serapah Bella memberontak ketika tangannya hendak diborgol.
Saat ini, tubuh Echa sedang diberikan pertolongan pertama di dalam ambulan yang sudah disediakan. Bibir pucat pasi dan tubuh yang tergolek lemah, membuat siapa saja yang melihat akan merasa iba. Hanya karena dicintai pria sempurna, Echa harus berada diambang kematian. Denyut nadi yang kian melemah, menjadi alasan seorang Erik menangis tergugu disamping ranjang pesakitan Echa.
Dia menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa melindungi Echa. Sehingga terjadi malapetaka yang sangat tidak diinginkannya. Tak berselang lama, ambulan tiba di Rumah Sakit. Karena ini kasus penculikan dan penganiayaan, maka ruangan yang digunakan untuk memeriksa Echa dijaga ketat oleh polisi.
Berita simpang siur berhembus sangat cepat, hingga sampai pada orang-orang kantor dimana Echa bekerja. Juga telah merebak kedalam lingkungan kampus. Banyak ucapan simpati yang disampaikan, tapi ada satu keluarga yang mengutuk kondisi Echa.
Pak Ali dan istrinya mengamuk tidak terima saat mendengar kabar bahwa putri tersayangnya telah ditahan polisi. Mereka tidak percaya jika Bella melakukan hal keji seperti itu. Tanpa mereka sadari, jika sikap kejam Bella atas didikan mereka di masa kecilnya.
Meskipun sudah jelas jika Bella bersalah, tapi pak Ali bersikeras ingin polisi membebaskan anaknya. Mereka menganggap jika hal ini wajar, karena Erik sudah menolak cinta Bella. Justru mengejar gadis yang tidak jelas asal usulnya. Mereka justru senang jika nantinya Echa tidak selamat. Artinya Bella masih punya kesempatan mendekati Erik. Sungguh Bella dan keluarganya tidak pantas disebut manusia tapi mereka adalah iblis.
.
.
.
.
.
.
.
.
Alhamdulillah double update untuk hari ini.
Jangan lupa klik tombol like dan tulis komentar kalian.
Terima kasih atas dukungan yang luar biasa ini.
By : Erchapram