NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Wanita Besi

Rahasia Sang Wanita Besi

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Fantasi Wanita
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Rahasia Sang Wanita Besi

Sebagai sekretaris pribadi, Evelyn dikenal sempurna—tepat waktu, efisien, dan tanpa cela. Ia bekerja tanpa lelah, nyaris seperti robot tanpa emosi. Namun, di balik ketenangannya, bosnya, Adrian Lancaster, mulai menyadari sesuatu yang aneh. Semakin ia mendekat, semakin banyak rahasia yang terungkap.

Siapa sebenarnya Evelyn? Mengapa ia tidak pernah terlihat lelah atau melakukan kesalahan? Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, misteri di balik sosok "Wanita Besi" ini pun perlahan terkuak—dan jawabannya jauh lebih mengejutkan dari yang pernah dibayangkan Adrian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Jejak yang Tertinggal

Pagi itu, Evelyn terbangun dengan perasaan yang jauh lebih berat daripada hari-hari sebelumnya. Dunia di luar jendela tampak cerah, tetapi hatinya dipenuhi kabut gelap yang tak terhindarkan. Ia tahu bahwa keputusan yang akan mereka buat hari ini akan mengubah segalanya. Tak ada lagi jalan mundur. Keputusan itu akan menentukan apakah mereka akan tetap berjuang untuk kebebasan mereka atau terperangkap dalam jaring yang telah dipersiapkan untuk mereka.

Zayne duduk di tepi tempat tidur, matanya yang tajam tak lepas dari wajah Evelyn. "Kau siap?" tanyanya, meskipun suaranya terdengar lebih seperti pernyataan daripada pertanyaan. Mereka berdua tahu bahwa persiapan mental dan fisik untuk menghadapi apa yang akan datang adalah hal yang paling penting.

Evelyn menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Aku tidak tahu apakah aku siap," jawabnya pelan. "Tapi aku tahu satu hal, Zayne. Kita tidak bisa mundur lagi. Takdir kita sudah digariskan."

Zayne mengangguk, meski raut wajahnya tak sepenuhnya setuju. "Takdir itu hanya ilusi, Evelyn. Kita yang akan menentukan masa depan kita."

Evelyn mengingat kembali kata-kata pria misterius itu, yang telah memberikan mereka peta dan peringatan. Apa yang akan terjadi jika mereka memilih untuk mengikuti petunjuk itu? Apa yang akan terjadi jika mereka melawan? Setiap pilihan mereka kini tampak seperti berputar dalam lingkaran tak berujung.

Namun, dia tidak bisa terus-menerus terjebak dalam ketidakpastian. Evelyn tahu bahwa dia harus mengambil langkah pertama. Tidak ada waktu lagi untuk menunggu. Tidak ada waktu untuk ragu.

"Baiklah," kata Evelyn dengan tekad yang baru. "Kita akan pergi. Kita akan temukan jawaban di tempat-tempat itu. Peta itu adalah satu-satunya petunjuk kita sekarang."

Zayne tersenyum tipis, meskipun ada kekhawatiran yang samar di matanya. "Maka kita akan melakukannya bersama-sama. Kau tidak sendirian, Evelyn."

Dengan langkah yang mantap, mereka berdua meninggalkan tempat persembunyian mereka. Dunia di luar tampak biasa-biasa saja, namun Evelyn tahu bahwa apa yang mereka hadapi lebih besar dari sekadar dunia luar itu. Di dalamnya, tersembunyi kekuatan yang tak bisa mereka hindari.

---

Perjalanan mereka dimulai dengan hati yang penuh pertanyaan dan pikiran yang dipenuhi ketegangan. Peta yang mereka terima menunjukkan beberapa lokasi penting—tempat-tempat yang mengarah ke pusat kekuatan yang lebih besar. Evelyn merasa seakan mereka mengikuti jejak yang sudah tertinggal sejak lama, sebuah jejak yang akan membawa mereka ke dalam kekuatan yang sulit dipahami.

Mereka tiba di lokasi pertama: sebuah hutan yang terletak di luar kota. Di sana, tak ada jalan yang jelas, hanya pepohonan lebat dan udara yang terasa berat. Zayne memimpin perjalanan dengan ketenangan yang luar biasa, sementara Evelyn di belakangnya, merasa jantungnya berdegup semakin cepat.

"Apa yang kita cari di sini?" tanya Evelyn, suaranya bergetar, meskipun ia berusaha untuk terdengar tenang.

Zayne menoleh sejenak. "Aku tidak tahu pasti, tapi kita harus mencari tanda-tanda. Sesuatu yang memberi tahu kita kalau kita berada di tempat yang benar."

Mereka berjalan semakin dalam ke dalam hutan, dan meskipun cuaca cukup cerah, suasana di sekitar mereka terasa mencekam. Di setiap sudut, seolah ada mata yang mengamati mereka. Evelyn bisa merasakan ketegangan di udara—sesuatu yang mengancam, sesuatu yang berbahaya sedang menunggu mereka di depan.

Tiba-tiba, mereka berhenti di depan sebuah batu besar yang tampak seperti gerbang alami, dengan simbol aneh yang terukir di permukaannya. Evelyn merasakan ada sesuatu yang kuat di tempat itu, sebuah aura yang tidak bisa ia jelaskan.

"Ini dia," bisik Zayne, matanya tertuju pada batu itu. "Kita harus memecahkan kode ini untuk melanjutkan."

Evelyn melangkah maju, menatap simbol-simbol yang ada di batu. Simbol-simbol itu tidak seperti apa pun yang pernah ia lihat sebelumnya. Mereka tampak seperti kombinasi antara alfabet kuno dan simbol yang bersifat mistis. Evelyn merasa seperti ada suara bisikan di dalam kepalanya, seolah-olah batu itu ingin memberitahunya sesuatu.

Dengan hati-hati, Evelyn menyentuh batu itu, dan seketika itu pula, simbol-simbol di batu mulai bercahaya. Sebuah suara bergema, begitu dalam dan berwibawa, membuat tubuh Evelyn seakan tersentak.

"Kalian telah memilih jalur yang sulit," suara itu berkata. "Tapi tak ada yang bisa menghindari takdir yang sudah ditentukan."

Evelyn dan Zayne saling memandang. Perasaan takut dan terkejut memenuhi hati mereka. Apakah ini pertanda bahwa mereka telah membuat keputusan yang salah? Ataukah ini hanya ujian untuk melihat sejauh mana mereka bersedia berjuang?

"Selesaikan perjalananmu," suara itu melanjutkan, "jika kalian ingin menemukan kebenaran, kalian harus berani menghadapi yang tak terlihat."

Tiba-tiba, batu itu terbuka, menyingkap sebuah pintu masuk menuju gua yang gelap. Zayne menarik napas dalam-dalam dan melangkah maju, diikuti oleh Evelyn yang masih merasa cemas. Gua itu terasa begitu misterius, begitu penuh rahasia yang belum terungkap.

"Ayo," kata Zayne, "Kita harus tahu apa yang ada di dalam."

Mereka melangkah masuk ke dalam gua yang gelap, merasakan udara dingin yang menyelimuti tubuh mereka. Dalam kegelapan itu, Evelyn merasa seperti ada sesuatu yang mengintai mereka. Namun, mereka tidak punya pilihan selain terus berjalan.

Beberapa langkah di dalam gua, mereka menemukan sebuah ruang besar yang dipenuhi dengan patung-patung kuno dan artefak yang tidak dapat dikenali. Di tengah ruangan itu, ada sebuah meja besar yang tampak seperti altar, dengan sebuah benda kecil yang terletak di atasnya. Sebuah batu kecil yang bercahaya.

Tanpa berpikir panjang, Evelyn melangkah maju, meraih batu itu dengan tangan gemetar. Begitu batu itu berada di tangannya, ruangan itu dipenuhi dengan cahaya yang begitu terang, membuat keduanya terpaksa menutup mata.

Ketika cahaya itu mereda, mereka menyadari bahwa di hadapan mereka kini berdiri sebuah figur besar, yang tampak seperti seorang penjaga yang tak terhingga umurnya. Matanya menatap tajam, dan mulutnya bergerak perlahan.

"Selamat datang, Evelyn," suara itu bergema, "Kau akhirnya menemukan jalur yang benar."

.

.

Baik! Mari kita lanjutkan Bab 22 dengan fokus pada eksplorasi lebih dalam mengenai perjalanan Evelyn dan Zayne, serta meningkatnya ketegangan antara mereka dan kekuatan yang mengintai mereka.

---

Ruangan di dalam gua itu terasa semakin sempit. Evelyn dan Zayne berdiri di hadapan sosok besar yang baru muncul, figurnya yang tinggi menjulang seolah mewakili kekuatan yang tak terbendung. Matanya yang tajam dan penuh misteri menatap mereka dengan kedalaman yang tak bisa diukur, seolah-olah menembus ke dalam jiwa mereka.

“Aku tahu apa yang kalian cari,” suara penjaga itu bergema dalam ruangan gelap, namun juga terasa begitu dekat di telinga mereka, “Dan aku tahu kalian berdua memiliki alasan kuat untuk melanjutkan perjalanan ini. Namun, pertanyaannya adalah—apa yang akan kalian lakukan dengan kebenaran yang akan ditemukan?”

Evelyn menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. Ketegangan yang menguasai dirinya semakin memuncak. Pertanyaan itu—apa yang akan mereka lakukan dengan kebenaran yang akan mereka temui—adalah satu hal yang sudah sering muncul dalam pikirannya. Mereka tahu bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang mencari jawaban, tetapi tentang bagaimana mereka akan menghadapi kebenaran yang kelak akan terungkap.

Zayne berdiri di samping Evelyn, matanya yang tajam tidak lepas dari sosok penjaga itu. Ia merasa semakin yakin bahwa mereka berada di jalur yang benar, namun juga tak bisa menahan perasaan bahwa ada sesuatu yang lebih besar yang menunggu mereka. Sesuatu yang bahkan lebih berbahaya dari apa pun yang mereka bayangkan.

“Kami datang ke sini untuk mengetahui lebih banyak tentang apa yang sebenarnya terjadi,” kata Evelyn dengan suara tegas, meskipun hatinya penuh ketidakpastian. “Kami ingin tahu apa yang ada di balik semua ini.”

Penjaga itu mengangguk perlahan, seolah mengerti. “Semua yang kalian cari ada di sini, dalam dunia ini. Namun, ingatlah, kalian akan dibebani dengan pilihan yang tak mudah setelah kalian menemukannya. Kebenaran akan mengubah kalian selamanya.”

Evelyn dan Zayne saling berpandangan. Kata-kata itu terasa seperti petunjuk, tetapi juga ancaman yang nyata. Mereka sudah tahu bahwa apa pun yang mereka temui di akhir perjalanan ini akan menjadi titik balik dalam hidup mereka. Tidak ada lagi jalan mundur.

Dengan satu gerakan halus, penjaga itu melangkah maju, mendekati meja besar yang ada di tengah ruangan. Ia meraih benda bercahaya yang terletak di atasnya, sebuah batu kecil yang memancarkan cahaya yang begitu terang, seolah-olah memiliki kekuatan luar biasa. Batu itu berkilauan dengan warna biru kehijauan yang mempesona, namun ada sesuatu yang membuat Evelyn merasa cemas saat melihatnya.

“Batu ini adalah kunci dari semua yang telah terjadi,” kata penjaga itu, suaranya serius dan berat. “Kalian harus memutuskan apakah akan menggunakannya atau membiarkannya tetap tersembunyi.”

Evelyn merasa beban yang tak terkatakan dalam kata-kata itu. Batu itu, meskipun hanya sebuah benda kecil, tampaknya mengandung kekuatan yang sangat besar. Kekuatan yang bisa merubah segalanya.

“Jika kami menggunakan batu itu, apa yang akan terjadi?” tanya Zayne dengan hati-hati, matanya penuh rasa ingin tahu dan sedikit kecemasan.

Penjaga itu memandangnya dengan tatapan tajam. “Kalian akan membuka pintu menuju kebenaran yang selama ini terkubur. Semua yang telah terjadi, semua rahasia yang telah disembunyikan—semua akan terungkap. Tetapi ingat, tidak semua kebenaran bisa diterima dengan mudah.”

Suasana di dalam gua itu semakin terasa mencekam. Evelyn merasakan ketegangan yang menggantung di udara. Ia merasa seakan-akan seluruh dunia menunggu keputusan mereka. Di satu sisi, ia ingin mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, tetapi di sisi lain, ia merasa takut dengan konsekuensi dari pilihan itu. Akankah kebenaran yang terungkap membawa kebebasan, atau justru membawa kehancuran?

“Apakah kamu siap untuk menerima apa pun yang datang setelahnya?” tanya penjaga itu, nadanya lebih seperti peringatan daripada sekadar pertanyaan.

Evelyn menelan ludah. “Aku… aku tidak tahu. Tapi aku tidak bisa terus hidup dalam kebingungan ini. Aku harus tahu.”

Zayne mengangguk di sampingnya. “Kami siap,” katanya dengan suara tegas, meskipun ada keraguan yang tergurat di wajahnya.

Penjaga itu menatap mereka dengan tajam, seolah mengukur keputusan mereka. Setelah beberapa saat yang terasa sangat lama, ia akhirnya berbicara lagi. “Maka pilihlah jalan kalian, tetapi ingat—setelah kalian memilih, tidak ada yang bisa mengubahnya.”

Dengan gerakan lambat, penjaga itu meletakkan batu bercahaya di tangan Evelyn. Begitu batu itu menyentuh kulitnya, Evelyn merasakan sebuah gelombang energi yang mengalir ke seluruh tubuhnya. Sesuatu yang sangat kuat, namun juga sangat asing. Ada suara-suara dalam kepalanya, bisikan yang saling bersahutan, seolah dunia ini sedang berbicara padanya.

Batu itu mulai menyala lebih terang, dan tiba-tiba, sebuah gambar muncul di udara, seperti proyeksi dari masa lalu. Gambar itu memperlihatkan sosok yang sangat familiar—seorang pria yang tampaknya sudah lama hilang dari ingatannya. Seorang pria yang sangat dekat dengan dirinya. Tetapi wajah pria itu berubah menjadi kabur, seolah tertutup oleh bayangan kelam.

Evelyn merasa jantungnya berdegup cepat. Apa yang baru saja dia lihat? Apa artinya semua ini?

Sebuah suara bergema di dalam gua. “Itu adalah gambaran dari masa lalu kalian. Kalian berdua telah dilibatkan dalam sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang kalian bayangkan.”

Zayne dan Evelyn saling berpandangan, wajah mereka dipenuhi kebingungan dan kecemasan. Mereka tidak tahu harus bagaimana menghadapi kenyataan ini. Apa yang baru saja mereka temui hanya menambah banyak pertanyaan tanpa jawaban.

Penjaga itu melanjutkan, “Kalian akan segera memahami semuanya, tetapi hanya jika kalian benar-benar siap untuk mengetahui semua yang tersembunyi di balik semua ini.”

Evelyn merasa terhimpit antara keinginan untuk mengetahui lebih banyak dan ketakutan akan apa yang mungkin mereka temui. Batu itu di tangannya kini terasa sangat berat, seakan mengandung beban tak terhingga. “Apakah kita benar-benar siap untuk mengetahui kebenaran?” pikirnya dalam hati.

Zayne, yang sudah sedikit lebih tenang, menatapnya dengan penuh pengertian. “Kita tidak punya pilihan lain,” ujarnya pelan. “Ini adalah jalan yang harus kita tempuh, apapun konsekuensinya.”

Dengan itu, mereka berdua berdiri bersama, siap untuk melangkah ke dalam kegelapan yang semakin pekat. Keputusan mereka telah dibuat, dan apa pun yang datang selanjutnya, mereka harus menghadapinya bersama-sama. Dunia mereka akan segera berubah selamanya, dan tak ada lagi tempat untuk mundur.

1
Yhunie Andrianie
tiba" adrian sama damian hilang..kmna mrka??
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
semoga bahagia selalu buat kalian
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
Alhamdulillah kalau berhasil mereka melakukan nya
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
terus bersama kalian biar bisa terungkap teka teki nya
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
kau pasti bisa lyn
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
semoga aja menang di pertempuran itu
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
kalau pintu nya tertutup gak bisa keluar dong
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
semoga aja rahasianya terbongkar
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
mudah²n ini jalan terbaik buat mereka
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
bener harus bersama² melakukan nya kalau sendirian bisa gawat tuh
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
kira² mereka memilih yang mana yaa
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
kalau gak mau kerja sama ya jangan di paksa dong 😡
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
siapa org yang sedang mata²n elyn yaa
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
siapa tuh sosok yang bertopeng apakah dia suruhan leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
bnr selesai aja misi nya baru deh nanti bicara soal perasaan 🤭
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
pasti kalian bisa menghancurkan musuh² itu
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
meskipun Leo udh ditahan masih aja ada musuh lain yang mau mengalahkan lyn dan teman² nya,
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
hati hati takutnya ada jebakan disana,semoga aja kalian menang melawan leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
semoga misi nya berhasil mengalahkan leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
JD benar kah lyn itu hasil penelitian dari leo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!