Tepat dihari pernikahannya Ivana malah kabur melarikan diri, niat hati ingin memberitahukan hal tersebut pada kedua orangtuanya. Calantha justru dipaksa untuk menggantikan posisi Ivana sebagai mempelai pengantin wanitanya.
Rowan, pria sejuta pesona yang terpaksa menikahi Cala hanya untuk balas dendam karena Ivana telah menabrak istrinya hingga meninggal dunia.
Tapi bagaimana jadinya jika ternyata pernikahan yang berkedok balas dendam yang dilakukan oleh Rowan itu justru mengungkap satu persatu rahasia keluarga yang selama ini ditutup rapat-rapat?
Simak kelanjutan ceritanya...
⚠️jangan lupa buat terus kasih dukungan dengan like, komen dan vote🌹⚠️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28
"Ibu mu adalah istri pertama Daddy..."
Ucapan Mommy Riana, sontak membuat Rowan dan Cala seketika langsung menatap wanita paruh baya itu bersamaan dengan mata yang membulat.
Kemudian, sesaat kedua mata mereka saling beradu pandang seolah mencari kejelasan masing-masing, hanya sebentar setelah itu mereka kembali menatap mommy Riana.
"Maksud mommy apa? Aku dan Cala satu darah, hanya berbeda ibu?!" ujar Rowan memastikan
Mommy Riana menggelengkan kepalanya.
"Tidak, kalian tidak sedarah. Daddy menikah dengan mommy karena kami sama-sama saling mencintai, dan Daddy menikah dengan ibu mu karena dijodohkan". Kata Mommy Riana menjelaskan
"Yang dikatakan mommy benar Rowan, Daddy menikahi Leni- ibu mu karena dijodohkan. Saat Daddy menikahi ibumu, dia sudah hamil kamu.. Ibu mu korban pemerkosaan. Kakek mu meminta Daddy untuk menikahi Leni untuk menutupi aib itu dan sebagai permintaan Leni sebelum dia melahirkan kamu adalah dia ingin kami merawat dan membesarkan mu juga memberikan kehidupan yang layak. Ibu mu meninggal saat melahirkan mu karena pendarahan hebat..." Daddy Riko mengungkapkan yang sebenarnya.
"Rowan, kau pasti ingat kan saat mommy hampir mengalami depresi karena kematian bayi itu yang kami semua kira adalah Cala?" sambungnya
Rowan menganggukkan kepalanya, mendengar cerita Daddy Riko dengan seksama.
Daddy Riko tersenyum getir mengingat kejadian 25 tahun yang lalu.
Flashback on...
.
"Sa-sakittt...." Riana merintih kesakitan seraya memegangi perut nya yang buncit.
Riko dengan setia selalu mendampingi sang istri tercinta untuk melahirkan buah cinta mereka.
"Bersabarlah honey, kita akan segera sampai dirumah sakit". Kata Riko menenangkan istrinya
Rowan yang kala itu berusia 5 tahun, duduk dipangku oleh baby sitter nya disamping Ruth yang mengemudikan mobilnya. Ia menolehkan kepalanya menatap Riana dan Riko yang duduk dikursi penumpang.
"Daddy.. Apa baby yang dipelut mommy akan kelual?" Rowan kecil bertanya dengan suara nya yang masih terdengar cadel.
Riko menoleh menatap putra nya. "Iya sayang, doakan mommy dan baby baik-baik saja ya".
Rowan mengangguk, " Iya dad".
Mobil yang dikendarai Ruth tiba dirumah sakit, Riko bergegas turun dan segera menggendong istrinya itu keluar.
"Dokter.. Tolong istri saya mau melahirkan.. " Riko berlari masuk menggendong Riana ala bridal style sembari berteriak memanggil dokter.
Beberapa tenaga medis yang tengah berjaga didepan dengan sigap segera mengambil brankar ketika mendengar suara teriakan Riko.
"Baringkan istri anda disini pak", titah Dokter meminta Riko untuk membaringkan Riana dibrankar yang sudah para tenaga medis bawa.
Riko mengangguk dan segera membaringkan istrinya itu diatas brankar dengan hati-hati.
"UK 38 minggu, kondisi pasien stabil. Tapi kita harus tetap memantau kondisi janin dan mempersiapkan proses kelahiran karena pecah ketuban. Cepat hubungi dokter obgyn yang sedang jaga.. " setelah mengatakan diagnosa tersebut, dokter yang bertugas jaga di igd itu segera meminta perawat untuk mendorong brankar Riana masuk keruang gawat darurat.
Riko juga bergegas mengikuti langkah kaki mereka. Sesampainya didepan pintu ruang gawat darurat, dokter hendak menutup pintunya Riko langsung menghadang nya.
"Dokter, bolehkah saya menemani istri saya didalam?" tanya nya penuh harap
Dokter mengangguk, "Mari..."
Riko bergegas masuk kedalam ruang gawat darurat mengikuti langkah kaki dokter itu, tapi sebelum Riko mendampingi Riana. Dokter tersebut menyarankan untuk Riko mencuci tangan dahulu setelah itu barulah dokter memberikan pakaian ganti, penutup kepala dan juga masker untuk Riko kenakan.
.
"Ahh sakit.."
Riko berjalan mendekati brankar Riana, dilihatnya istrinya itu terus merintih kesakitan dan sedang dalam penanganan dokter.
"Honey..." lirih Riko memanggil sang istri, ia berdiri disamping brankar.
"Duduk pak". Seorang perawat memberikan kursi pada Riko
"Terimakasih", Ucap Riko pada perawat tersebut. Kemudian, ia menarik kursi itu lebih dekat lalu mendudukkan dirinya disana.
Riko mengangkat tangannya mengelus lembut puncak kepala Riana, sesekali ia kecup kening istrinya itu dengan sayang.
"Pembukaan sudah sempurna..." seru seorang dokter obgyn yang menangani Riana.
"Ibu Riana, tolong ikuti aba-aba dari saya yaa.. Tarik nafas dalam-dalam setelah itu jika merasa ada dorongan langsung mengejan ya Bu..." imbuhnya memberikan instruksi
Riana mengangguk, tak lama setelah itu ia merasakan ada dorongan kuat dari dalam perutnya. Sesuai aba-aba dokter Riana langsung mengejan.
"Aaahhhh...."
"Ya Bu, sedikit lagi kepala bayinya sudah terlihat".
"Ayo honey, kamu pasti bisa..." Riko menyemangati istrinya
Riana menarik nafas panjang kemudian ia mengejan dengan sekuat tenaga, dan..
Oekk..
suara tangis bayi mereka terdengar nyaring didalam sana.
Dokter langsung mengangkat bayi nya memperlihatkan pada mereka.
"Bayinya perempuan, lahir dengan sehat dan selamat tanpa kurang satu apapun". Seru dokter dengan suara yang terdengar ikut merasakan senang.
Seketika itu juga, Riko langsung memeluk erat sang istri yang terlihat masih mengatur nafas nya.
"Terimakasih honey.. Terimakasih sudah mau berjuang demi aku dan anak kita". Ucap nya tulus, Riana hanya mengulas senyum tipis tapi sudut matanya mengeluarkan air mata kebahagiaan.
.
Setelah 2 jam lamanya, Riana dan bayinya dalam penanganan dokter. Kini kedua nya sudah dipindahkan diruang inap. Riko memesankan khusus ruang VIP demi kenyamanan istrinya.
"Daddy..." Rowan kecil berlari masuk kedalam ruang perawatan dengan wajah yang terlihat sumringah, dibelakangnya ada Ruth yang menjaganya. Tapi setelah itu, Ruth segera pamit undur diri untuk kembali ke kantor.
Riko yang sedang duduk dikursi samping box bayi pun seketika menoleh menatap kedatangan Rowan. Ia langsung merentangkan tangannya mengangkat pria kecil itu lalu mendudukkannya dipangkuan.
"Baby udah lahir ya dad?" Rowan bertanya
"Hmm.. Rowan mau lihat?"
Rowan menganggukkan kepalanya dengan antusias. Kemudian, Riko menggeser putranya itu agar duduk disamping box bayi.
"Ini baby yang ada diperut mommy tadi ya dad?" tanya nya penasaran, khas seperti anak kecil pada umumnya.
Riko dan Riana yang mendengar itu terkekeh gemas. Riko langsung mengusap-usap puncak kepala Rowan.
"Iya, dia perempuan. Cantik bukan ?" kata Riko
"Iya dad, cantik seperti mommy". Sahut Rowan
Riana yang mendengar pujian putranya itu hanya mengulas senyum tipis.
"Dad, aku lapar". Ucap Rowan seraya mengelus perutnya yang sedikit gembul.
"Putra Daddy lapar?"
Rowan mengangguk.
"Biar Daddy pesankan makanan dulu, kamu tunggu disini hm.." Tukas Riko, ia ingin beranjak dari duduknya tapi dengan cepat Rowan langsung mencegahnya.
"No dad, aku mau nya keluar cari makan sama Daddy".
"Tapi boy, nanti mommy dan baby sendirian disini tidak ada yang menjaga mereka". Riko menolak nya dengan halus
Mendengar itu, raut wajah Rowan langsung merubah murung. Riana yang melihat itu menghela nafas pelan.
"Turuti saja sayang, aku sendiri disini gapapa kok. cuma sebentar kan ?" kata Riana
"Tapi hon-"
"Sudah tidak apa-apa, kasihan Rowan. Sayang tau sendiri bukan kalo keinginannya tidak dituruti dia pasti mogok makan".
Riko menghela nafas panjang, memang yang dikatakan Riana ada benarnya juga.
"Ya sudah aku keluar dulu cari makan sama Rowan, kamu mau nitip apa sayang?", ujar Riko menawari istrinya
"enggak, aku gak nitip apa-apa sayang". Jawab Riana
"Ya sudah, aku keluar dulu cari makan buat Rowan. Jaga diri baik-baik, kalo ada apa-apa segera telepon hmmm".
Mendengar itu Riana menganggukkan kepalanya, tak lupa Riko menyematkan satu kecupan dikening sang istri sebelum akhirnya mengajak Rowan keluar.
.
Satu jam lamanya, Riko dan Rowan pergi keluar mencari makan. Riana yang merasa bosan pun akhirnya memutuskan untuk sejenak beristirahat karena putrinya juga sudah tidur lelap setelah baru saja ia susui.
Hanya dalam hitungan menit, Riana sudah terlelap dan masuk kealam mimpi. Ia tak sadar jika ada orang lain masuk kedalam ruang rawatnya dengan cara menyamar sebagai perawat. Orang itu menukar bayi Riana dengan bayi yang ia bawa dari luar. Bayi berjenis kelamin sama dan mengenakan bedong kain yang sama pula.
Setelah menukarkan bayinya, orang itu bergegas keluar takut ada orang lain masuk dan memergoki perbuatannya.
Tak lama setelah itu, Riko dan Rowan kembali. Pria kecil itu berlari melompat-lompat menghampiri sang mommy.
"Mom..." panggilnya seraya menggoyangkan pelan bahu Riana
"Emm.." Riana melenguh lalu membuka matanya perlahan dan menatap Rowan yang tersenyum manis kearahnya.
"Sudah pulang?" tanya Riana
"Hm... Aku gak bisa lama-lama berada diluar sayang. Aku kepikiran kamu sama putri kita". Kata Riko, ia lalu berjalan mendekati box bayi.
Matanya seketika memicing tajam saat mendapati bayi lain ditidurkan didalam box tersebut.
"Honey, ini bayi siapa?" ujar Riko bertanya-tanya
Riana mengerutkan dahinya bingung ," Itu bayi kita. Memang bayi siapa lagi by?"
Tak puas dengan jawaban yang dilontarkan Riana, Riko pun langsung mengangkat bayi itu dan menggendongnya dengan hati-hati. Mata kembali membulat saat merasakan suhu tubuh bayi itu dingin semua, seperti...
"Sayang..." Riana memanggil suaminya yang terlihat berdiri mematung disamping box bayi dan tengah melamun dengan pandangan mata yang sendu dan kebingungan.
"Honey..." Riko tersadar dari lamunan nya
Ia segera berjalan mendekati istrinya lalu memperlihatkan bayi yang ia gendong itu pada Riana.
Sontak, bola mata Riana langsung membulat melihat bayi itu bukan lah putrinya.
"I-ini bayi siapa ? Dimana bayi kita ?" Riana bertanya dengan suara yang tercekat dan bibir yang bergetar
Rowan yang melihat raut wajah kebingungan serta kepanikan kedua orang tuanya hanya bisa diam dan tak berani ikut campur.
Tanpa pikir panjang, Riko segera menekan tombol disamping ranjang untuk memanggil Dokter.
"Bayi kita dimana??" Riana menangis terisak-isak dan Riko segera memeluknya dengan erat seraya mengusap lembut punggungnya.
Tak berselang lama, dokter dan beberapa perawat datang.
"Ya Pak Riko anda memanggil kami?" ujar Dokter bertanya
Riko langsung mengurai pelukan itu lalu berjalan mendekati dokter itu.
Plaaakkk ...
"Bagaimana rumah sakit sebesar ini tapi keamanan nya saja tidak berguna. Bayi ku ditukar dengan bayi lain..." Bentaknya pada dokter itu, ia lalu berbalik badan berjalan mendekati Riana untuk mengambil kembali bayi itu yang berada didalam gendongan istrinya tersebut.
"Lihatlah! Bahkan bayi ini seperti sudah bernyawa!" Ucap Riko sambil menyerahkan bayi itu pada dokter, suara terdengar menggelegar memenuhi ruang rawat istrinya.
Perawat itu mengambil alih bayi tersebut dan menggendongnya. Ia memeriksa bayi itu dengan teliti. Dan, ternyata benar bayi itu sudah meninggal.
"Bayi nya sudah meninggal dok". Lirih nya memberitahu sang dokter
"Pak Riko maafkan atas kelalaian kami, kam-"
Braakk ..
Seorang perawat penjaga ruang NICU menyerobot masuk kedalam ruang rawat Riana.
"Dokter Agni, maaf mengganggu waktu visit anda. Tapi kami kehilangan seorang bayi perempuan yang dirawat diruang NICU. Bayi itu kondisinya sangat kritis karena paru-parunya terkena paparan asap rokok sejak dalam kandungan. Kata perawat jaga yang lain ada seseorang menyamar menggunakan pakaian perawat lain dan membawa bayi itu pergi, maka dari itu kamu menelusuri setiap ruang rawat ibu hamil yang baru saja melahirkan..." kata perawat itu menjelaskan
asisten perawat dokter Agni mendekat pada teman sejawatnya lalu memperlihatkan bayi itu padanya.
"Apa ini bayi yang kalian cari?" tanya nya
"Ya dia bayi yang kami cari".
"Tapi sayangnya, dia sudah tidak bernyawa". Ungkap asisten dokter Agni
Perawat jaga NICU itu mendesahkan nafas nya berat. Lalu mengambil alih bayinya dari gendongan asisten perawat dokter Agni.
Riko yang sedari tadi memperhatikan mereka tak tahan lagi untuk tidak berkomentar.
"Apa kalian tidak becus bekerja? Kenapa hal seperti ini sampai kecolongan. Panggil Dirut kalian dan saya akan melaporkan kelalaian rumah sakit ini pada pihak berwajib". Ucap Riko dengan tegas
"Maafkan kami pak".
Semenjak saat itu, mommy Riana menjadi pribadi yang pendiam. Bahkan tak jarang sering berhalusinasi tengah merawat putri mereka yang hilang. Butuh waktu bertahun-tahun untuk mommy Riana bisa sembuh dari depresinya sampai Rowan menginjak remaja.
Pencarian pun terus Daddy Riko lakukan secara diam-diam karena tak ingin membuat istrinya kembali teringat terus dengan putri mereka, tapi belum membuahkan hasil. Hingga akhirnya lima tahun terakhir Daddy Riko meminta kerjasama dengan Daniel dengan syarat lelaki itu harus merahasiakan hal ini baik dengan Rowan ataupun mommy Riana.
.
.
.
To be continue...
( Maaf ya kalo mungkin flashbacknya Cala gak sesuai dengan harapan kalian.. Makasih udah mampir baca jangan lupa tinggalin jejak like, vote dan komen yaa 🌹♥️)
pasti Rowan hanya anak sambung kan?
duh bakal da kejutan pa ge eaa wat Rowan..