NovelToon NovelToon
My Cinderella

My Cinderella

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Slyterin

Jelly Putri Wijaya sadar, menikahi seseorang yang tidak dicintai hanya akan membawa masalah. Itulah alasan mengapa ia harus menghentikan rencana pernikahannya dengan Benjamin Huang. Mungkin lebih tepatnya melarikan diri dari pernikahan itu.
Pelarian Jelly ke Hongkong mempertemukan gadis itu dengan Oscar Liu, musisi muda yang sedang naik daun dan digilai fans. Sosok Jelly yang kikuk dan misterius, membuat Oscar tertarik menjadikan gadis itu tameng dari serbuan gosip media.
Perasaan Oscar yang semakin kuat dan kenyataan bahwa Jelly bukanlah gadis sembarangan, membuat Oscar jadi mempertanyakan niatnya. Jelly pun sadar bahwa ia tidak bisa selamanya melarikan diri. Ketika masa lalu dan masa depan bertarung di depannya, akankah Jelly kembali lari dan menjauh dari kebahagiaan?

Bagaimana kisahnya? yuk ikuti di novel baruku.. 🙏

Jika suka, like, komen positif, sub, rate 5 and share ya.. Terimaka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6.

Benar, laki-laki yang menyelamatkan hidupnya dalam bilik toilet terkutuk itu adalah Oscar Liu! Penyanyi asli Hongkong yang katanya sih terkenal. Dan sialnya,dia Jelly tidak tahu kalau laki-laki itu sempat melihatnya mengaduk- aduk tong sampah untuk mencari- cari baterai smartphone tadi.

"Kau pasti salah orang," sahut Jelly memberengut. Tetapi, ia segera tersadar, bagaimanapun laki-laki ini Oscar Liu sudah membantunya. Jadi sebaiknya ia mengucapkan terimakasih sekarang juga." Hmm,... Terimakasih... "

"Tidak masalah. "

Mata Jelly melebar melihat laki-laki itu menurunkan kacamata dan tersenyum padanya. Oh sial, kenapa Jelly sempat- sempat nya berpikir senyuman dari laki-laki itu memang terlihat sangat pas di wajahnya yang tampan itu? Ugh, ini di luar dugaan. Setidaknya Jelly baru tahu seulas senyum sederhana bisa juga mengirimkan perubahan yang aneh ke dalam dirinya.

"Sebaiknya kita segera pergi sebelum kerusakan ini di ketahui petugas. Bukankah melarikan diri pilihan terbaik saat ini? "

Jelly bergeming memperhatikan Oscar Liu yang luar biasa sibuk membetulkan pintu bilik yang rusak tadi.

"Kau mendengarku? "

Tepat ketika Oscar Liu menoleh ke arahnya, Jelly pun mengerjap. "Apa? Maksudku, ya, kau benar sekali. Kita harus segera pergi secepatnya. "

"Bagus."

Menyadari dirinya yang terus menerus sibuk untuk memperhatikan laki-laki itu, Jelly menggeleng- geleng, seolah ingin menjernihkan pikirannya. Ia pun melirik Oscar Liu yang kini memunguti ransel dan tas peralatan musiknya sambil membisu. Ketika laki-laki itu sudah berdiri di hadapannya, secara refleks Jelly menunduk dan menggeser tubuhnya ke samping, dan membiarkan Oscar lewat.

"Tentu saja, " gumam Jelly agak salah tingkah, dan menyadari tubuhnya menghalangi laki-laki itu.

Oscar Liu pun melewatinya tanpa berkata apa- apa lagi.

Sambil menahan gugup, Jelly mengintip punggung laki-laki yang menjauh itu. Setelah sosok Oscar Liu benar-benar menghilang, saat itu juga ia memejam dan menghela napas yang ditahannya sejak tadi.

Mata coklat, hidung mancung, bibir semerah plum.

Jelly menggeleng kuat- kuat menyadari pikirannya itu yang melantur. Ia segera menepuk-nepuk kening. " Ah, kendalikan dirimu, Bodoh... " Dengan tangannya masih menempel di keningnya, ia pun meninggalkan tempat itu.

Jelly tidak sanggup mengangkat wajahnya saat ia berjalan di kabin pesawat. Kengerian kembali hadir dan membuncah di dadanya. Ini tentang ketakutan keduanya. Zoya Amanda benar, Jelly Putri Wijaya paling takut naik pesawat, Andai dulu pesawat yang pernah ditumpangi papanya dari Buenos Aires tidak mengalami kecelakaan, mungkin Jelly tidak akan bisa sepanik ini.

Demi apa pun, lutut Jelly mulai gemeteran sekarang. Sudah lama ia tidak naik pesawat, mungkin hampir lima tahun lebih setelah pameran lukisan kakaknya yang terakhir di Perancis dan Belanda. Ia sendiri juga heran kenapa ketakutan itu masih menempel dalam dirinya.

"Hanya beberapa jam saja, " gumam Jelly gemetar. " Iya hanya beberapa jam saja dan semua ini akan berakhir dengan baik." Ia berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Sambil menunggu antrean penumpang memasukkan tas dan koper ke kabinet, Jelly menepuk-nepuk ujung tiket ditelapak tangannya yang dingin, benar-benar ia berusaha sabar dan mengurangi gugup. Ia sempat mengintip tempat duduk bernomor 37 dan melihat penumpang yang akan menjadi teman duduknya di dalam pesawat.

Mata Jelly langsung melebar. Oh, astaga...!

Jelly nyaris memekik ditempatnya berdiri. kembali ia rasakan perasaannya itu segera dilanda kepanikan. Ini tidak mungkin! Ia membuka mulut, mencari kata yang sesuai untuk menenangkan perasaannya saat ini. "Pasti ada yang salah, " ia mendesis dan tanpa ia sadari mematung. "Tidak, tidak, ini mustahil... "

"Maaf, kau bisa maju sekarang?" Penumpang lain di belakangnya sudah mulai menegurnya.

Jelly cepat- cepat melangkah meski tersendat. Ia pun kembali mengintip penumpang di sebelah kursinya dari kejauhan. Sebelah tangannya terangkat ke arah keningnya saat menunduk. " Kenapa begini? " ringisnya gemas. Mustahil laki-laki yang menjadi teman duduknya adalah Oscar Liu.

Lalu ia kembali mengintip Oscar Liu hanya untuk ia bisa memastikan kalau nomor kursi laki-laki itu pasti tertukar. Pasti ada yang keliru. Pasti ada yang......

Jelly menggeleng, seolah menyerah. Kenapa dia itu tidak menyewa pesawat jet pribadi nya saja? gerutunya dalam hati.

Oscar Liu masih menatap pemandangan dari jendela ketika Jelly Putri Wijaya tiba di dekatnya sambil sibuk mendekap tas. "Hai", sapa Jelly ringan dengan suara terlalu datar.

Laki-laki itu menoleh. Jelly bisa melihat alis rapi laki - laki itu terangkat naik tinggi. " Kau? "

Dari ekspresinya jelas sekali laki-laki itu terkejut juga. "Ya." sahut Jelly pelan, tetapi dalam volume yang ia yakin masih terdengar Oscar Liu.

"Senang bertemu denganmu lagi, silakan duduk..."

Jelly menggeleng kecil, seolah berpura-pura untuk mengabaikan kalimat laki-laki itu. Oscar Liu kembali menekankan kata. " lagi " barusan. Dan Jelly tahu persis apa maksudnya.

Apakah Oscar Liu akan menyinggung tentang hal ini atau masalah sampah dan kejadian toilet tadi di hadapannya?Tidak.Jangan.

Setelah duduk dan mengenakan sabuk pengaman, Jelly memangku tasnya dan memeriksa ke segala arah, kecuali ke sebelahnya. Ia benar-benar ingin sekali menghindari kontak mata dengan Oscar Liu. Jelly tidak ingin laki-laki itu mengungkit- ungkit soal kejadian di....

Ini memalukan. Jelly memejamkan matanya sekilas dan menggeleng. Dua kali. Dua kali sudah dirinya ini mempermalukan dirinya sendiri di hadapan laki-laki itu. Jelly bisa merasakan panas menjalar dari arah tengkuknya ke wajahnya. Andai ia bisa bersembunyi dan menutupi wajahnya saat ini, Jelly mungkin sudah melakukannya.

Jelly tahu wajahnya sudah memerah padam, tetapi ia terlalu bingung mencari cara untuk menutupinya. Ah, Satu-satunya yang diharapkan Jelly Putri Wijaya saat ini adalah laki-laki itu Oscar Liu tidak menoleh dan menatapnya.

Bunyi dengung mesin pesawat yang semakin lama semakin jelas membuat Jelly mau tak mau melirik ke jendela di sisi Oscar Liu. Pemandangan apron di luar sana nantinya akan berganti awan. Ya, sebentar lagi...

Kembali didera ketakutan, jantung Jelly Putri Wijaya terasa seperti ditarik ke bawah. Seharusnya ia tidak membiarkan rasa takut kembali menyelimuti semua pikirannya saat ini. Tapi, ketakutannya kini terasa lebih nyata dan porsinya pun bertambah dari yang sebelumnya. Baiklah, rasa- rasanya tubuh Jelly mulai menggigil sekarang.

****

Oscar Liu tersenyum tanpa penuh arti.

Ia tak menyangka gadis pengeruk sampah yang tadi sempat terjebak di toilet bandara menjadi seorang teman duduknya di pesawat. Astaga, ini benar-benar menggelikan sebenarnya. Mengingat ekspresi kaget gadis itu saat menemukan dirinya di depan bilik toilet kamar mandi tadi cukup membuat Oscar Liu ingin tertawa.

Baiklah, tapi Oscar Liu harus mengakui bahwa paras gadis ini terlihat lebih menarik saat berdekatan yang seperti ini. Ada kesan Asia yang sangat kental dan juga ada campurannya. Ia yakin gadis itu berdarah campuran atau semacamnya.

Bersambung!!

1
Gabriel Higang
Lumayan
Gabriel Higang
Luar biasa
Bryan Kennedy
semangat thor cerita novel mu bagus😎
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku VR: Gamers Handal
Bryan Kennedy
Un'opera fenomenale che vale la pena leggere
anggita
☝+👍 dukungan utk novel baru. moga lancar.
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻: terimakasih untuk dukungannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!