NovelToon NovelToon
Hukuman Menyamar Jadi Istri MAFIA

Hukuman Menyamar Jadi Istri MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Roman-Angst Mafia
Popularitas:27.3k
Nilai: 5
Nama Author: Newbee

Jasmine yang di jual oleh Ibu Tiri nya kepada Madam Grace sang Mucikari, berusaha melarikan diri, dia tidak menyangka hidupnya menjadi luar biasa saat dia berhasil pergi dan menjadi pengemis di jalanan.

Namun, satu bulan berlalu Jasmine sudah tidak tahan lagi hidup dalam pelariannya, di kejar-kejar dan di buru, ia selalu di rundung ketakutan akan tertangkap oleh Madam Grace dan Van Elrond, saat berada di hutan Jasmine menemukan jalan rahasia yang menuju suatu tempat dan ternyata jalan itu membawanya ke sebuah mansion mewah bak kastil besar seperti Istana.

Jasmine menyelinap masuk ke dalam kamar lalu ia mandi dengan di penuhi busa yang sangat banyak, melihat pakaian indah dan mewah Jasmine pun memakai nya dan pada saat yang bersamaan kepala pelayan masuk.

Jasmine terkejut, ia takut dirinya akan di penjara karena menyusup masuk ke dalam mansion.

Namun, kepala pelayan itu justru memanggilnya "Nyonya" dan menundukkan kepala.

Apa yang sebenarnya terjadi di dalam mansion itu? Kenapa Jasmine mendadak menjadi Nyonya di mansion mewah yang sangat besar tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 23

Mobil-mobil mewah berwarna hitam beriringan membawa Aland dan juga Jasmine menuju ke Mansion yang jaraknya masih satu wilayah dengan penerbangan pribadi milik Aland.

Sesampainya di sana, Jasmine melongok ke atas, kepalanya hampir keluar dari jendela kaca mobil.

Jujur saja, Jasmine sangat takjub melihat mansion yang lebih megah dari mansion yang ada di Kota B, ternyata mansion yang ia tinggali tidak ada apa-apanya di banding mansion yang ada di London.

Aland hanya melirik ketika Jasmine yang melongokkan kepalanya keluar melihat megahnya mansion bak kastil yang mirip dengan kerajaan inggris.

Setelah iring-iringan mobil berhenti para pengawal membukakan pintu mobil, Aland berjalan lebih dulu dan meninggalkan Jasmine yang masih melihat ke sekeliling, hingga kepalanya hampir pening karena berputar kesana kemari.

“Astaga… Aku seperti di film Cinderella.”

“Nyonya, silahkan…” Kata seorang pengawal yang mengawal Jasmine.

Jasmine pun tersadar bahwa Aland sudah pergi lebih dulu dan meninggalkannya.

“Dasar pria tidak romantis… Dingin seperti kutub utara.” Kata Jasmine menggerutu pelan.

Saat itu semua pelayan berjajar dan berbaris di sisi kanan dan kiri persis seperti di Mansion kota B bedanya, pelayan di Mansion London jauh lebih banyak.

“Astaga… Banyak sekali… Pelayan di sini… Dan semua membungkuk, berapa ya kira-kira uang yang keluar untuk menggaji semua pelayan ini…” Batin Jasmine.

“Mari Nyonya akan saya antar ke kamar utama…” Kata salah satu pelayan dengan menundukkan kepalanya.

Perlahan Jasmine menaiki tangga marmer yang mewah dan besar, hingga sampailah Jasmine di sebuah kamar utama yang besar, ia melihat beberapa barang milik Aland sudah ada di sana dan sedang di rapikan oleh beberapa pelayan. Namun, anehnya Jasmine tidak melihat Aland.

“Dimana Aland?” Tanya Jasmine.

“Mungkin Tuan Aland ada di ruangan kantor Nyonya…”

“Dimana itu…” Tanya Jasmine.

“Mari saya antar…” Kata Pelayan tersebut.

Sang pelayan pun mengantar Jasmine kemana Aland pergi. Namun ketika sampai di ruangan kerja pun Aland masih tidak ada di sana.

“Aku akan menunggu di sini saja.” Kata Jasmine kemudian.

“Baik Nyonya.” Kata sang pelayan sembari membungkuk dan undur diri.

Jasmine menghela napasnya dan melihat ke sekeliling.

Banyak sekali buku-buku di tata tapi di rak-rak besar, meja kerja yang klasik dan terlihat sudah tua namun masih kokoh dan elegan, lalu melihat kursi tinggi seperti kurai raja yang memiliki ukiran kuno terlihat klasik.

Jasmine pun maju dan mendekati meja yang berplitur dan mengkilat itu. Memutarinya dan menyentuh tepian meja yang klasik secara perlahan, memakai jemarinya.

Namun, langkahnya berhenti ketika ia melihat bingkai foto mewah berdiri di atas meja.

Jasmine pun mengambil nya, dan memandanginya.

“Cantik juga, tapi siapa dia? Apakah ibunya pria dingin itu?” Jasmine bertanya-tanya.

Tiba-tiba saja pintu ruangan kerja itu terbuka, membuat Jasmine terkejut, dan ternyata itu adalah Aland.

“Siapa yang mengijinkanmu masuk ke ruangan ini.” Kata Aland tiba-tiba dengan suara dingin.

“Hah?” Jasmine menengok dengan gugup.

Dia tak menyangka ternyata ruangan kerja yang ia masuki harus dengan seijin Aland. Jasmine pikir karena sang pelayan membawanya ke ruangan kerja jadi dia berpikir pasti tidak masalah baginya berada di sana.

Dengan tergesa-gesa dan dengan perasaan tak enak, Jasmine pun menaruh kembali bingkai foto itu ke atas meja, namun karena Jasmine fokus pada pandangan mata Aland yang menatapnya sangat tajam, Jasmine menjadi tidak sadar bahwa bingkai foto yang ia letakkan belum pas.

Braakkk!!!

Pyaarr!!!

Bingkai foto yang Jasmine taruh dengan gugup pun jatuh di atas lantai. Kaca bingkai itu pecah berserakan.

“SIAPA YANG MENGIJINKANMU MASUK KE RUANGAN INI!!!” Sekali lagi Aland berteriak lantang.

Suaranya penuh dengan tekanan amarah, dan memenuhi ruangan.

“Dia marah.” Batin Jasmine takut.

Jasmine tak menyangka pria di hadapannya itu akan semarah ini.

“A… Aku… Aku mencarimu… “ Kata Jasmine terbata.

“Aku memang terlalu lunak padamu, membuat mu bertingkah seolah-olah kau Nyonya di sini.” Kata Aland dengan sinis.

“Bu… Bukan begitu…”

“Tidak bisa kah kau duduk diam di kamarmu dan tidak berkeliaran!!!” Teriak Aland memarahi Jasmine.

Jasmine tak bisa berkata-kata tubuhnya kaku dan tak bisa bergerak dia merasa takut, malu dan kebingungan.

Aland pun maju dan membereskan foto yang pecah tersebut.

Jasmine yang gugup dan ketakutan mencoba membantu membersihkannya namun justru jarinya tertusuk pecahan kaca.

“Aaah…!!!” Jasmine memekik dan melihat jarinya yang mengeluarkan darah.

Aland membuang napasnya kasar dan kemudian berdiri, buru-buru Aland membuang bingkai foto itu ke tempat sampah beserta fotonya. Setelah itu Aland menghubungi seseorang melalui teleponnya yang ada di atas meja kerja.

“Bersihkan ruangan kerja ayahku.” Perintah Aland.

Jasmine bingung harus bagaimana, haruskah dia meminta maaf, atau haruskah dia pergi tanpa sepatah kata?

Saat itu Jasmine masih berjongkok dengan memegangi jarinya yang berdarah. Namun tiba-tiba Aland datang ke hadapannya.

“Pergilah.” Perintah Aland dengan suara dingin dan tatapan menusuk pada Jasmine.

Jasmine pun kemudian berlari keluar, saat membuka pintu ia bertemu dengan Harvest dan beberapa pelayan yang membawa alat kebersihan.

Entah mengapa, Aland bukanlah pria yang berharga di hati Jasmine namun sikap pria itu benar-benar membingungkan dan menyakitinya.

Bagi Jasmine lebih baik dia di beri hukuman dan di omeli daripada melihat sifat garang dan sikap dingin Aland padanya.

Jasmine pun berlari pergi, tanpa sadar air mata Jasmine menetes di pipinya.

Harvest hanya melihat sekilas punggung Jasmine yang berguncang karena menangis, kemudian ia masuk bersama para pelayan.

Aland duduk di sofa, pria itu diam tanpa sepatah katapun menyilangkan kaki nya dan bersedekap melihat para pelayan membersihkan pecahan kaca dari bingkai foto.

Sedangkan Harvest melihat sebuah foto dan bingkainya sudah ada di tempat sampah, dan Harvest tahu foto siapa itu.

Dulunya Ruangan kerja bergaya klasik tersebut adalah milik Daniel Clayton ayah dari Aland Walton, dan foto Moey selalu di pajang di meja kerjanya, karena kedekatan mereka yang seperti ayah dan anak.

Hingga akhir hayatnya pun Daniel berpesan pada Barnett, bahwa tidak boleh ada yang berani membuang foto Moey yang ada di atas mejanya.

Harvest pun kemudian berjalan ke arah meja kerja dan hendak mematikan layar komputer, namun ketika Harvest hendak menutup beberapa slide layar monitor, ada sebuah halaman yang memberitakan tentang pernikahan Moey dan kekasihnya. Itu adalah pernikahan yang begitu meriah dengan foto-foto mesra Moey menggunakan gaun pengantin bersama pasangannya.

Tentu saja Harvest sadar, tuannya baru saja membaca berita tersebut.

Tak berapa lama para pelayan pun pergi meninggalkan ruangan dengan membawa sampah-sampah kaca dan tempat sampah yang berisi foto Moey. Harvest kemudian mematikan komputer dan berjalan menghadap Tuannya.

“Tuan Aland… Nyonya menangis.” Kata Harvest.

“Biar saja. Aku menjadikannya istriku bukan untuk mencintainya, aku memang berniat ingin menyiksanya, dan menyakitinya, beraninya dia menginjakkan kakinya di ruangan ayahku. Keluarganya penyebab ibuku meninggal, dan membuat ayahku jatuh sakit. Dia akan merasakan apa itu neraka.” Kata Aland.

Harvest hanya terdiam melihat Tuannya berperang dengan berbagai perasaan di dalam dirinya. Perasaan sedih karena kehilangan kedua orang tuanya, perasaan dendam yang membara, dan perasaan di khianati oleh Moey yang licik.

Bersambung\~

1
🌺🌸CantikaLovely🎀💖
Moey dasar murahan…
Tu kan d tinggal dan d campakkan dua2nya…
Lady
/Drool/
graver el mubarak
Up
cary Zein
Nice
cary Zein
Good
rani.yoho
up
rani.yoho
next
Aganes meida 2
upp lagi dong bang masak cuma 1 episode huhuhuhu
Aganes meida 2
aland musti di getok kepalanya, awas ya kalau nanti kamu menjilat ludah mu sendiri malah jadi cinta sama jasmine

untuk moey,,, sumpah lu g tahu malu bangett sumpah gedek bangey sama lu ,,, g ada harga dirinya sama sekaliii
tiara meldani
owek owekkk kan luuuu moeyy ,,, dasar murahan
tiara meldani
harvest hanya kamu yang normal
Annisah Maaruf
upp upp lagii donggg 1 mana cukup
Hanifah atun
geregetin semua cuma harvest yg g bikin emosi
idawati
terlaluu murah moey
Suzan
moeyyy,, moeyy,,, sedemikian rendahnya kamuu
dewiyanti
Moey cewek gampangan bgt,,
Lindaa
upp yaa bang
Heni herawanti
Moey cewek gila
afifah
aland sadarlah kasihan jasmine huftt
Rahmat Soiku
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!