Demi menjaga nama baik keluarga Adiguna, Sandra harus rela menjadi istri pengganti majikannya sendiri. Insiden mempelai wanita yang melarikan diri, justru membuat Sandra terseret dalam ikatan suci pernikahan dengan putra sulung keluarga Adiguna yang lemah lembut dan sangat ramah.
Namun sangat di sayangkan, akibat pelarian sang pujaan hati membuat sifat Harun Pradipta berubah sepenuhnya. Sifat lemah lembut dan ramahnya seakan terkubur dalam dalam bersamaan dengan perasaanya terhadap sang kekasih.
Penghinaan tepat di hari pernikahan merubah sosok Harun menjadi pria arogan dan dingin. Termasuk kepada wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.
Lalu bagaimana dengan Sandra? Akankah dia bisa membawa Harun kembali dari jurang keterpurukannya.
Update setiap hari jam 12.00.
Follow Instagram @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Hari ini Harun masih belum masuk ke kantor karena merasa seluruh tubuhnya masih terasa begitu lemas, hanya saja beberapa karyawan datang untuk meminta tanda tangan Harun di berkas urgent.
Namun terkadang itu membuat Sandra kesal, Harun lebih mementingkan pekerjaan nya di banding kesehatannya. Ya benar, memang semua itu tanggung jawab nya tapi kesehatan juga tanggung jawab bukan?
"Mas, pekerjaan nya bisa nanti kan? sekarang makan dulu ya," ucap Sandra membawa makan siang untuk Harun.
Pria itu menoleh pada Sandra, sudah 3 hari ia tidak masuk ke kantor karena merasa lelah dan selama itu pula istrinya mengurus dirinya dengan baik.
"Ini berkas penting, setelah menyelesaikan ini aku baru bisa makan dengan tenang." Balas Harun kembali terpaku pada berkas di tangannya.
Sandra menghela nafas, kini ia tahu mengapa perusahaan Adiguna berkembang pesat. Itu karena kinerja karyawan dan pimpinan seperti Harun yang sangat bertanggung jawab dan mendahulukan kepentingan bersama.
"Ya udah aku suapin aja ya, Mas?" tanya Sandra kemudian menyodorkan suapan pertama nya ke mulut Harun.
Harun melahap suapan Sandra tanpa melihat pada wanita itu, ia tetap fokus membaca berkas dan menandatangani nya satu persatu.
Ditengah asik menyuapi Harun, Amira tiba tiba masuk ke dalam kamar mereka. Harun lantas menutup berkas nya dan mempersilahkan sang mama untuk duduk.
"Mama, duduk lah." Tutur Harun menggeser posisi duduknya.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Amira pelan.
"Aku sedang memberi makan mas Harun, Ma." Jawab Sandra seraya menunjukan piring di tangannya.
"Harun, Sandra. Mama mau bicara penting dengan kalian," ucap Amira mendadak serius.
"Iya, Ma. Katakan ada apa," tukas Harun menatap sang mama dengan lembut.
"Kalian sudah menikah 1 bulan lebih, tapi mama tidak pernah melihat kalian bahagia. Mama merasa bersalah pada kalian disini, mungkin kalian keberatan dan terpaksa menikah atas permintaan mama." Ucap Amira lirih, Sandra yang mendengar itu lantas berjongkok di depan Amira sambil menggenggam tangan mama mertuanya.
"Mama ini bicara apa," sahut Sandra sambil mengusap punggung tangan Amira.
"Setelah mama pikirkan mungkin saja kalian tidak cocok satu sama lain, terutama kamu Harun. Perlakuan kamu terhadap istrimu menunjukkan jika kamu tidak menyukai Sandra," ungkap Amira menatap Harun yang menundukkan kepala nya.
"Mama bukan begitu, aku hanya...," ucapan Harun yang ingin menyahut terpotong oleh Amira.
"Lebih baik akhiri saja pernikahan kalian." Putus Amira seketika membuat Harun melototkan matanya sementara Sandra justru memejamkan matanya.
"Mama." Panggil Harun tidak menyangka jika sang mama akan mengatakan itu semua.
"Kenapa? bukankah ini yang kamu inginkan?" tanya Amira tegas.
"Mama, maksud mama apa?" tanya Harun menatap sang mama dengan penuh pertanyaan.
"Selama ini Sandra selalu menunjukkan cinta nya terhadap kamu, tapi apa balasan untuknya? hanya perlakuan tidak menyenangkan dari kamu." Jawab Amira telah kehabisan kesabaran terhadap putranya itu.
"Sandra?" panggil Harun namun Sandra diam saja.
"Dia berhak bahagia, Harun. Dia bertahan selama ini atas permintaan mama, dan sekarang mama sadar jika dia berhak bahagia namun bukan dengan kamu," ucap Amira lagi.
"Mama yakin jika kamu belum menyentuh istrimu sama sekali kan?" tanya Amira tersenyum miris.
"Mas, mungkin memang bukan aku wanita yang tertulis di undangan pernikahan kamu. Tapi aku pikir kamu bisa mencoba belajar untuk melupakan semua dan mencintai aku sebagai istri kamu, tapi ternyata aku salah." Ucap Sandra membuka suaranya.
"Sandra bukan seperti itu, ini hanya masalah waktu saja." Balas Harun menggapai tangan Sandra dan menggenggam nya.
"Maaf mas," bisik Sandra dengan kepala tertunduk, tangannya ia lepaskan dari genggaman tangan Harun.
"Ayo, Sayang." Ajak Amira membawa Sandra pergi menjauh dari Harun.
"SANDRA?!!!!!!?" teriak Harun terbangun dari mimpi yang menurut nya sangat buruk.
"Loh mas, kenapa?" tanya Sandra khawatir, ia terkejut mendengar teriakan Harun yang memanggil namanya.
"Sandra, jangan." Ucap Harun dengan tiba tiba memeluk Sandra erat.
Sandra terkejut dengan perlakuan Harun, ada apa dengan pria itu sampai bangun tidur setelah berteriak namanya dan sekarang langsung memeluk nya.
"Ada apa, Mas?" tanya Sandra lagi namun Harun tidak menjawab dan tetap memeluk nya.
"Maaf, tadi aku hanya mimpi buruk." Ucap Harun setelah beberapa saat memeluk Sandra.
"Ini sudah 2 hari mas, tapi panas kamu belum turun. Lebih baik kita ke dokter ya," titah Sandra memegang kening Harun yang terasa panas.
Harun menggeleng, ia kembali merebahkan dirinya di ranjang namun tidak tidur.
MIMPI AJA KENA MENTAL, APALAGI DI TINGGAL BENERAN AUTO STRESS HARUN😶
BERSAMBUNG............