"Mau gak Lo jadi pacar gue?"
"Gue udah jadi istri Lo kalau Lo lupa"
"Jawab atau gue cium Lo di sini"
UTTARA PRADIPTA ARSENIO putra tunggal seorang konglomerat di jakarta yang pindah ke sekolah baru untuk mengejar cinta pertamanya. Siapa sangka karena sebuah kesalah pahaman dia malah harus menikah dengan FANAYA LOVANIA seorang gadis biasa yang terkenal ambisius dan cerdas. mereka menyembunyikan pernikahannya dengan teman sekolahnya dan berjanji akan berpisah setelah lulus sekolah.
lalu bagaimana perasaan Uttara dengan cinta pertamanya? mengapa di saat melihat Fanaya di dekati pria lain Uttara merasa cemburu. akankah tumbuh rasa cinta di antara keduanya? atau mereka tetap teguh berpisah dan menganggap tidak ada yang terjadi di antara keduanya?
yuk baca lanjutannya gengs di jamin menghibur
happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GOSIP DI PAGI HARI
Kalau ada yang bertanya kenapa Suci mau membayar hutang keluarga, jawabannya karena ada surat yang di bawa oleh penagih hutang tersebut padanya. Isinya bahwa Suci yang akan membayar semua hutang keluarganya
Awalnya Suci menolah tapi karena penagih hutang itu terus-menerus datang dan mengancam akan membawa Fanaya sebagai gantinya mau nggak mau Suci akhirnya membayarnya agar Fanaya tetap aman. Suci tidak mau ambil resiko tentang keselamatan putri semata wayangnya itu
Jam menunjukkan pukul setengah lima pagi. Tiba-tiba kamar itu terbuka dan Sonya serta Uttara masuk sambil menenteng kantong plastik hitam berisi makanan.
"Eh udah bangun kak?" tanya Sonya "Kalau gitu kita sarapan dulu"
Sonya mengeluarkan sarapan yang tadi ia beli bersama Uttara. Ada bubur ayam, nasi uduk dan soto
Suci menjadi tidak enak karena sudah merepotkan besannya itu, dia juga malu karena pasti Sonya tau tentang keadaan ekonominya yang semakin sulit karena harus melunasi hutang yang di tinggalkan keluarganya
"Nggak usah banyak pikiran kak, makan aja dulu. Masalah yang lainnya nanti kita pikirkan sama-sama "
Karena tidak ingin mengecewakan besannya, Suci mengangguk dan makan sarapannya. Selama makan tak ada yang bersuara semua serius. Entah karena merasa canggung atau mereka semua merasa kelaparan
Setelah selesai makan Sonya mengajak Suci bicara empat mata. Sementara Fanaya dan Uttara sudah pulang karena mereka harus sekolah.
"Gini kak, gimana kalau kakak tinggal di rumah kita aja?" usul Sonya tanpa berbasa-basi lagi, dia bicara langsung ke inti
"Maksudnya gimana dek Sonya?"
"Kak Suci pindah ke rumah kami dan nggak perlu kerja lagi, biar saya yang tanggung semuanya"
Beruntung Suci ini bukanlah wanita gila harta, kalau saja dia penggila harta mungkin tanpa pikir panjang Suci langsung menerima tawaran Sonya
"Maaf dek Sonya, kakak nggak bisa. Kakak cuma minta kamu dan keluarga terima Fanaya apa adanya" kata Suci pelan
"Kenapa nggak bisa kak? Kita semua kan keluarga. Saya cuma mau bantu besan saya. Atau gini deh kalau kakak nggak mau tinggal gratis. kak Suci kerja sama saya aja, gimana? Masalah utang piutang biar saya yang bayar dulu, nanti kak Suci bayar ke saya nyicil, gimana?"
Suci menghela napas, tawaran Sonya oke juga. Daripada setiap harinya dia hanya bisa istirahat 3 atau 4 jam saja, lebih baik dia terima tawaran itu. Selain itu dia juga bisa bertemu Fanaya setiap hari
"Gimana kak?" tanya Sonya penuh harap
"Emangnya semua sudah setuju kalau saya ikut kalian?" tanya Suci
"Gampang itu kak, kalau kak Suci setuju pulang dari rumah sakit langsung ke rumah saya aja nanti saya akan suruh orang untuk beresin barang-barang Kak Suci"
Suci akhirnya mengangguk, tidak ada salahnya menerima kebaikan Sonya. Lagi pula dia tidak gratis tinggal di sana, terserah nanti Sonya memberinya pekerjaan apa saja akan dia terima.
*
*
Fanaya sudah berangkat ke sekolah saat ibunya datang bersama Sonya. Sesuai kesepakatan tadi Sonya sudah menyuruh orang untuk mengemas barang-barang Suci di rumahnya sana. Begitupun dengan hutang Sonya sudah menyuruh anak buah Andi untuk melunasi semua hutang keluarga Suci
Di sisi lain Fanaya sudah sampai di kelas dan tidak bisa bergerak karena ulah teman-temannya
Mereka semua kepo kenapa kemarin Fanaya pulang bersama pemilik sekolah
Beruntung Fanaya sudah menyiapkan jawaban jika teman-temannya bertanya seperti ini
"Kalian semua tau kan kalau gue bentar gagi ada olimpiade tingkat internasional lagi?" tanya Fanaya dan semua temannya mengangguk
"Nah kemarin gue kan di panggil tuh ke ruang kepala sekolah, ternyata Bu Sonya pemilik sekolah ada di sana, dia minta gue belajar sama guru yang sudah di siapin di rumahnya. Jadi gitu ceritanya" Fanaya berharap semua teman-temannya percaya agar dia tidak mengarang cerita lagi
"Gimana rumahnya Nay? Katanya mereka tuh kaya banget, iya nggak sih?" celetuk Dinda siswi yang duduk di depan Fanaya
"Bener nggak sih kalau anak pemilik sekolah ini cewek? Katanya sih judes dan mentang-mentang orang kaya. Lo ketemu anaknya nggak Nay?" sambung yang lainnya
Yang lain mengiyakan, entah darimana mereka mendapat cerita tentang anak pemilik sekolah itu
"Iya katanya cantik, wajar sih kalau anak orang kaya cantik pasti kan perawatannya mahal"
"Tapi setau gue anak pemilik sekolah ini cowok. Temen gue anak sekolah sebelah pernah ketemu Bu Sonya dan suaminya jalan-jalan keluar negeri dengan anaknya, cuma ya itu temen gue nggak ngelihat muka anaknya. Kayaknya sih ganteng" sahut Ali
Bermacam-macam asumsi mulai terdengar, mereka pun saling tebak-tebakan tentang anak kepala sekolah itu
"Serius Lo nggak ketemu sama anaknya Bu Sonya, Nay?" tanya Reina
Fanaya menghela napas, sudah beberapa kali dia bilang kalau nggak ketemu anak pemilik sekolah itu
"Ya ampun Rei, gue harus bilang berapa kali lagi biar Lo percaya? Lagian gue di sana belajar, bukan home tour "
"Pokoknya kalau ketemu Lo harus fotoin, oke? Gue mau lihat secantik apa anak pemilik sekolah ini. Eh btw dia sekolah dimana ya?"
Uttara yang baru masuk itupun berdehem "Minggir gue mau duduk!" usirnya kepada salah satu siswi yang duduk di kursinya
Bukannya marah karena di usir siswi itu malah senyam senyum "Seandainya anak pemilik sekolah ini adalah Lo Uttara pasti keren. Udah ganteng aura badboynya dapet, kaya raya, pemilik sekolah kita lagi. Wah pokoknya Daebak kalau kata gue!"
Uttara tidak menggubris apa kata siswi itu karena semua yang siswi itu katakan memang dia miliki. Memang tingkat percaya diri Uttara setinggi langit
"Kenapa kalian masih di sini?" tanya Uttara karena semua penggibah tadi belum juga pergi, padahal sudah di usir.
Langsung semua kabur karena mereka tidak ingin membuat Uttara kesal. Dan semua pergi ke tempat asal masing-masing
"Kalian ngomong apa sih? Jangan sampai Lo kasih tau mereka kalau kita sudah nikah" bisik Uttara
Fanaya mendelik dan hampir saja memukul kepala Uttara
"Gue nggak segila itu ya, Uttara! Gue masih waras!" jawab Fanaya sewot. Lama-lama dia kesal juga dengan manusia satu itu
Uttara mencibir, "Kali aja Lo udah gila trus bilang ke mereka kalau kita udah nikah. Dan dengan PD nya Lo bilang kita suami istri agar nggak ada yang gangguin Lo lagi"
"Jangan ke PD an Lo, Lo itu sok kecakepan!"
"Dih,memang gue cakep! Mata Lo aja yang juling sampai nggak ngelihat ketampanan gue yang paripurna ini"
Ingin sekali Fanaya memaki Uttara kalau saja pemuda itu nggak di panggil sama guru olahraga
"Ayo! Lo ngapain bengong?" Uttara mengajak Aldo untuk mengadap guru olahraga itu karena nama mereka berdua yang di sebut
"Gue malas basket, Ra!" jawab Aldo lemas
"Pemalas Lo Do! kapan lagi Lo bisa main basket sama gue! Yakin Lo nggak mau? Lo dah lihat sendiri kan gue kalau udah main basket gimana?"
Aldo mendelik, Uttara yang percaya diri itu sukses membuat dirinya kesal
"Awas aja Lo mainnya jelek, pokoknya gue nggak mau se TIM lagi sama Lo!" ancam Aldo "Lo belum tau aja hebatnya gue main basket kayak mana, kayaknya Lo bakal sungkem sama gue kalau Lo udah tau cara gue main"