NovelToon NovelToon
Satu Cinta Untuk Dua Wanita

Satu Cinta Untuk Dua Wanita

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Syena Almira, gadis yang tanpa sengaja dinikahkan dengan seorang pria bernama Fian Aznand yang tidak dia ketahui sama sekali. Berawal dari sebuah fitnah keji yang meruntuhkan harga dirinya dan berakhir dengan pernikahan tak terduga hingga dirinya resmi di talak oleh sang suami dengan usia pernikahan yang kurang dari 24 jam.

"Aku tak akan bertanya pada-Mu Ya Allah mengenai semua ini, karena aku yakin kalau takdir-Mu adalah yang terbaik. Demi Engkau tuhan yang Maha pemberi cinta, tolong berikanlah ketabahan serta keikhlasan dalam hatiku untuk menjalani semua takdir dari-Mu." _ Syena Almira.

"Kenapa harus seperti ini jalan cintaku tuhan? Aku harus menjalani kehidupan dimana dua wanita harus tersakiti dengan kehadiranku? Aku ingin meratukan istriku, tapi kenapa ketidakberdayaan ku malah membuat istriku menderita?" _ Fian Aznand.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengunjungi Keluarga Besar

Assalamu'alaikum sahabat fillah, selamat membaca

***

Fian, Syena, dan Azad kini sudah berada di rumah kedua orang tua Syena, mereka di kelilingi oleh keluarga besar Syena yang membuat Syena tak kuasa mengangkat pandangannya. Terlebih pada Akbar, ayah Syena, suasana seketika menjadi tegang dan serius, bahkan Azad tak bergeming sama sekali dalam pelukan Fian.

"Azad, kemarilah, tidakkah Azad merindukan kakek?" Mendengar suara tegas tapi lembut dari ayahnya, Syena memberanikan diri untuk menatap wajah sang ayah. Azad menatap kedua orang tuanya, Fian mengangguk dan menurunkan Azad dari pelukannya.

Azad berjalan perlahan mendekati Akbar dan langsung dipeluk erat oleh Akbar. Tangis Akbar dan Aliyah, ibu Syena pecah, mereka tidak bisa memungkiri kalau mereka sangat merindukan cucu dari anak kesayangan mereka yaitu Syena.

"Maafkan kakek yang sudah pernah menolak kehadiranmu, kakek sangat menyayangi kalian." Semua anggota keluarga Syena ikut memeluk dan mencium Azad, seketika tangis haru memenuhi ruangan itu, Syena menangis sambil dirangkul oleh Fian.

"Kemarilah nak, abi sangat merindukanmu." Syena mendekati dan memeluk Akbar, dia menangis karena merindukan Akbar selama ini.

"Maafkan aku abi, aku tidak jujur padamu." Tangis Syena.

"Sudahlah, yang terpenting kalian sudah jujur pada kami dan kita akan menjalin hubungan yang baik kembali setelah ini, yang lalu biarlah berlalu, kita akan mengadakan doa bersama untuk kehamilanmu saat ini."

Betapa bahagia Syena dan Fian, akhirnya pernikahan mereka mendapat restu dari keluarga besar Syena, namun tetap saja, Syena maupun Fian tidak memberitahu kalau Fian memiliki istri lain yaitu Naima.

Malam ini, Azad tidur bersama dengan kakek dan neneknya. Di dalam kamar, Syena memikirkan bagaimana cara agar Fian tidak terjebak lebih jauh dalam keluarga besarnya, dia tidak ingin jika keluarganya meminta Fian untuk tinggal dan menetap di Maroko.

"Besok kita akan pulang Fian, kamu tidak bisa meninggalkan Naima terlalu lama, setelah acara yang akan diadakan oleh baba selesai, kita harus berangkat langsung, aku akan mengatakan pada mereka kalau pekerjaanku sangat mendesak." Fian menangkup wajah istrinya.

"Sayang, tolong, ketika kita berdua seperti ini jangan pikirkan sesuatu yang akan membuat pikiranmu terganggu, aku sudah katakan pada Naima kalau aku ada urusan pekerjaan yang penting di luar negeri dan aku memiliki waktu yang cukup panjang bersama denganmu di sini."

"Bagaimana mungkin aku tidak memikirkan dia, dia sedang memiliki bayi, dia butuh kamu."

"Kamu juga butuh aku Syena, selama ini aku tidak pernah meninggalkan Naima barang sedikitpun, aku selalu mendampingi dia, dari kehamilan pertama hingga kedua, aku memberikan waktu seutuhnya pada Naima. Apa salah jika aku ingin melakukan hal yang sama padamu?"

"Aku hanya takut, jika kita terlalu lama di sini, abi akan meminta kita untuk tinggal di sini."

"Kamu tenang saja, aku sudah berbincang dengan abi dan saudaramu, kalau aku memiliki pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan di Hungaria."

"Lalu apa mereka bilang?"

"Mereka tidak mempermasalahkannya, lebih baik kita menikmati suasana ini dulu ya, bukankah kamu sudah lama tidak bertemu dengan keluarga mu?"

"Aku merasa jadi orang yang begitu jahat Fian, setiap kali aku merasa kebahagiaan bersamamu, maka Naima akan terbayang olehku."

"Kamu tidak jahat Syena, semua ini sudah menjadi takdir kita, kamu mau menyalahkan takdir yang sudah ditetapkan untuk kita?" Syena menggeleng.

"Sebenarnya di sini yang jahat itu aku Syena, bukan kamu, jika saja dulu aku mendengarkan perkataan Sonia, kakak iparku, mungkin ini semua tidak akan terjadi." Syena menatap suaminya.

"Memang kenapa?"

"Sebenarnya sebelum aku ke desa itu, dia sudah melarang untuk pergi tapi aku tetap bersikukuh, ya terjadilah hal ini. Andai saja kita tidak bertemu, mungkin kamu tidak akan menderita seperti ini Syena."

"Bukankah tadi kamu bilang ini semua takdir, kita jalani saja ya, jangan menyalahkan diri sendiri lagi, aku hanya ingin waktu yang kamu berikan pada Naima lebih banyak dari pada dengan ku."

"Kamu memiliki hati yang tulus dan baik Syena." Entah ini namanya beruntung atau apa, yang jelas Fian sudah memiliki dua istri yang sangat lembut dan baik hatinya.

***

Acara besar digelar, Akbar mengadakan doa bersama untuk kebahagiaan anak, menantu dan cucunya, karena pernikahan Syena tidak diadakan dengan meriah, maka acara syukuran kali ini diadakan semewah mungkin, karena latar belakang keluarga Syena juga adalah orang terpandang dan berada, sangat jauh berbeda dengan keluarga Naima.

"Aku sangat bahagia Fian, aku tidak pernah melihat Azad sebahagia ini sebelumnya." Fian memeluk pinggang ramping istrinya.

"Kamu juga, baru kali ini aku lihat kamu sebahagia ini Syena, sebelumnya aku tidak pernah melihat tawa selepas ini dari wajahmu." Syena memeluk erat suaminya, benar apa yang Fian katakan, selama ini memang Syena tak pernah tertawa lepas seperti saat ini.

Kedua orang tua Syena dan juga saudara Syena begitu menyayangi Fian bagaikan anak sendiri. Acara berlangsung hingga malam hari, kondisi Syena yang lemah karena bawaan dari kandungannya, kini tiba-tiba membaik, dia bahkan tidak merasakan pusing dan mual berlebihan, apalagi selama di Maroko, dia selalu ditemani oleh Fian, aroma tubuh Fian membuatnya tenang bahkan membuat dirinya merasa baik.

Seminggu sudah, mereka akhirnya kembali ke Hungaria, selama di Maroko, Fian sama sekali tidak mengabari Naima, dia larut dalam kebahagiaan bersama dengan Syena dan Azad. Mereka jalan-jalan bersama, kulineran bersama dan banyak hal lain yang mereka lakukan bersama.

Sesampainya di rumah, Syena meminta Fian untuk pulang ke rumah Naima, namun Fian merasa enggan untuk meninggalkan istri cantiknya itu.

"Besok saja aku pulang ya, aku masih ingin di sini bersamamu dan Azad."

"Pulanglah Fian, Naima pasti merindukan kamu, sudah seminggu ini kamu tidak bertemu dengannya bukan."

"Hanya malam ini saja, aku mohon." Syena tak kuasa jika suaminya itu sudah memohon, besok dia juga akan kembali masuk kerja dan Fian juga akan kembali pada aktifitasnya.

Selesai berhubungan badan dengan Syena, Fian tidur dengan lelap, Syena menciumi wajah suami tampannya itu.

"Aku bahagia Fian, dulu saat kamu menjatuhkan talak padaku, aku pikir tidak akan pernah lagi bisa bertemu denganmu, andai kamu tau Fian, kalau aku sudah mencintaimu jauh sebelum kau bertemu dengan Naima, mungkin kau tidak mengenaliku karena kau memang tidak pernah melirikku, tapi aku selalu melihatmu, kita sering bertemu tapi kau tidak pernah menyadarinya." Ucap Syena sambil memainkan jarinya di wajah Fian.

Fian tiba-tiba memegang jari Syena dan membuka matanya, dia menatap Syena yang saat ini tengah menatap dirinya.

"Apa maksud ucapanmu sayang?" Tanya Fian penasaran.

"Kamu belum tidur?"

"Aku sudah tidur, tapi jarimu ini mengusikku." Fian tersenyum dan mencium jari Syena.

"Maafkan aku, sekarang tidurlah."

"Tidak, aku ingin kamu menjelaskan maksud dari ucapanmu itu."

"Ucapan yang mana?"

"Kamu bilang kita sering bertemu dan aku tidak pernah menyadarinya, kita bertemu dimana dan kapan?"

"Kamu salah dengar mungkin, aku tidak bilang apa-apa."

"Aku belum tuli sayang."

"Oke."

"Ceritalah, aku ingin mendengarnya."

"Aku akan mulai cerita darimana?"

"Dari awal kamu melihatku." Syena menghela nafasnya, dia kembali mengingat awal melihat Fian.

"Awal aku melihatmu itu ketika di bandara, kamu membantu seorang wanita hamil yang mendapat kekerasan dari suaminya, kamu ingat?" Fian kembali mengingat hal yang dikatakan oleh Syena.

"Iya, itu pertama kali aku datang ke Hungaria."

"Aku ada di sana Fian, aku melihat bagaimana kamu melindungi wanita itu, saat itu aku mulai tertarik padamu, aku ingin menyapamu tapi kamu keburu pergi."

"Oh ya, bodoh sekali aku melewatkan kesempatan bagus seperti itu."

"Haha bisa saja kamu."

"Lalu? Dimana lagi kamu bertemu denganku?"

"Di acara seminar, kita sering mengikuti acara seminar bersama, kamu menjadi seorang pembicara yang hebat, pengusaha muda yang sangat sukses, aku semakin tertarik padamu tapi aku sudah tidak memiliki keberanian untuk menyapamu karena menurutku, kau bukanlah orang sembarangan."

"Iya, aku memang sering ikut seminar, semua kesuksesanku berkat abangku, Sean, dia yang sudah mendukung aku hingga aku bisa seperti ini sekarang, dulu aku seorang yang bejad Syena, aku tidak sebaik apa yang kamu pikirkan."

"Bejad maksudmu?"

"Selesaikan dulu ceritamu, nanti aku juga akan menceritakan siapa diriku."

"Baiklah, setelah itu aku sering mencari tahu mengenai dirimu, menjadi penguntit di sosial mediamu dan ya banyak lagi lah, aku sudah mengagumi dirimu sejak lama Fian, sampai saat dimana kamu dekat dengan Vivi dan melamar gadis itu, semenjak itu aku sudah tidak lagi mencari tahu mengenai kamu, aku mundur."

"Jadi kamu sudah mengenal Vivi?"

"Tidak, aku hanya sekedar tahu saja dia, bukan kenal, aku kenal saat di desa waktu itu saja."

"Kenapa kamu tidak menemuiku?"

"Kan sudah aku bilang kalau aku merasa tidak pantas untukmu, makanya aku mundur dan aku melanjutkan pendidikan di Maroko lalu bekerja di Belanda."

"Siapa sangka kalau takdir mempertemukan kita ya sayang."

"Iya, itulah kenapa saat malam pertama kita, aku meminta agar kamu memenuhi kewajiban sebagai suami padaku, aku ingin memiliki keturunan darimu Fian, karena aku sangat mencintaimu." Fian memeluk erat Syena, dia tidak menyangka kalau ada wanita yang setulus itu mencintai dirinya.

"Aku juga mencintaimu Syena, sangat mencintaimu, apa sebelumnya kamu pernah menjalin hubungan dengan pria lain? Pacaran atau apa gitu." Fian mengecup lembut kepala Syena.

"Kamu itu cinta pertamaku Fian, sampai detik ini aku tidak mencintai pria manapun selain dirimu." Fian semakin bahagia dengan jawaban dari istrinya itu.

"Sekarang katakan padaku mengenai dirimu." Fian menghela nafasnya.

"Apa kamu akan menerima kenyataan kalau aku ini bajingan?"

"Aku menerima semuanya Fian, baik dan buruknya dirimu."

"Aku ini seorang kriminal Syena, aku seorang bandar narkoba, pemabuk, pembunuh, begal dan pemerkosa, tak jarang diriku memperkosa gadis-gadis di luaran sana dan menggilirnya dengan teman-temanku." Syena menatap Fian dengan tatapan yang tidak bisa diartikan oleh Fian.

"Kenapa kamu melakukan hal itu?"

"Kalau diceritakan ya cukup panjang, tapi semua itu aku lakukan karena rasa bersalah yang sangat besar dalam diriku pada Sonia, kakak iparku, aku gagal melindungi dia, makanya aku melampiaskan semua itu pada tindakan bodoh seperti itu." Fian menceritakan semua detail dirinya pada Syena dan hal itu membuat Syena kaget tak menyangka.

"Apa sekarang kamu membenciku?"

"Itu masa lalu kamu, kamu sudah bertaubat dan kamu menjadi pribadi yang sangat baik Fian, berarti saat aku bertemu denganmu di bandara itu, kamu sudah ingin hijrah menjadi lebih baik lagi." Fian tersenyum dan mengangguk.

"Aku sangat menyayangimu Fian, aku mencintaimu." Syena memeluk tubuh telanjang suaminya, karena saat ini mereka sama-sama polos di balik selimut.

"Aku juga mencintaimu Syena."

***

Seperti yang author bahas di bab awal ya, kalau siapa Fian ini sudah author bahas di novel "Engkau Milikku" Kalian bisa baca novel itu.

Beri dukungan dengan vote dan komentar kalian ya, visual tokoh silahkan cek di sosial media author.

Ig :velinaselina02

Tiktok : vebigusriyeni

1
dedeh kurniasih
betapa hati seorang wanita tersakiti tapi masih bisa mengatakan rasa cinta ke suami nya dunia ini tak sesempit pikiran mu syena
dedeh kurniasih
Kecewa
dedeh kurniasih
Buruk
dedeh kurniasih
saya seneng membaca nya dan alur ceritanya baik dan lembut
dedeh kurniasih
bismillahirrahmanirrahim masyaa Alloh terharu membaca cerita nya dan sedih
Vebi Gusriyeni: MasyaAllah terima kasih atas dukungannya kakak 💗
total 1 replies
Cevineine
Lanjut Thorr👍👍
Vebi Gusriyeni: iya 😊
Cevineine: Okeeey, mampir juga ya ke lapak akuuu❤️ salam kenal
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!