Kekecewaanya terhadap sang Ayah membuat Azzura menerima dengan lapang ketika sang ayah akan memasukannya ke sebuah pesantren.
Ingin menolak namun hatinya terlalu lelah dengan keadaan.
Satu hal yang ia harapkan bahwa langkahnya menerima keputusan sang ayah hanya agar sang bunda kelak akan bahagia dan tak mendapat siksaan atas semua dosa-dosa nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duadelapan
Assalamu'alaikum othor hari ini double up nih📣
Kebetulan wifi di otak lancar jaya,jadi mumpung signal kuat jadi othor tambah lagi biar sahabat gak pada penasaran.
Tapi sebelum itu jangan lupa dukung othor terus ya dengan cara
...FOLLOW✅️...
...LIKE✅️...
...VOTE✅️...
...COMMENT✅️...
Makasih juga buat sahabat yang selalu setia ikutin dan like cerita ini..lope lope se stadion pokonya❤️❤️❤️
...----------------...
Gus ilham menuntun istrinya untuk duduk tepat di sebelahnya.
Di hadapannya ada Abah kiai dan ustadz Yusuf serta Nafa.
Mereka duduk di ruang tengah,mata Zura menelisik pojok ruangan yang sudah tertata rapi beberapa kotak kue serta kotak kado yang ia tidak tahu apa isinya.
Sedangkan di sebelahnya terdapat beberapa kotak bolu serta parcel buah yang ia buat kemarin.
Abah kiai tersenyum hangat saat melihat menantunya datang.
Sedangkan ustadz Yusuf dan Nafa terlihat tenang mencicipi bolu yang sengaja di hidangkan dengan sudah terpotong sebagian.
Zura menarik nafasnya dalam,entah apa yang akan di dengarnya nanti yang jelas ia harus siap dengan segala kemungkinan yang ada.
Tangannya saling bertaut dalam saku hoodie Gus Ilham yang ia pakai sekarang.
Sedangkan Gus Ilham yang melihat sang istri tampak gusar memilih untuk terus merangkul pinggang sang istri.
"Ya Allah nak,kamu kenapa?"
Ibu Nay dan Umi yang baru datang dengan beberapa kresek di tangannya pun kaget saat melihat mata Zura yang bengkak serta wajahnya yang sedikit pucat.
Bahkan ibu Nay sampat menyimpan dengan kasar bawaan yang ia bawa karena terlalu khawatir.
"Kamu sakit nak ? Bilang sama ibu mana yang sakit,kita periksa ya nak?"
Saking khawatirnya ibu Nay sampai tidak sadar bahwa sedang ada Abah kiai.
"Ibu,Zura gak apa-apa ko. Ibu gak usah khawatir,Zura baik-baik aja "
ucap Zura meyakinkan sang ibu.
"Tapi kamu kelihatan pucat neng,lebih baik ke dokter saja ya neng "
"Tidak usah Umi,nanti Zura minum obat saja"
Sebenarnya ada rasa tak enak saat melihat orang-orang mengkhawatirkannya.
"Baik-baik gimana,orang dari tadi siang nangis gak berhenti sampai-sampai ngunci sendiri di kamar mandi"
ucap enteng Gus ILham
"Aduh..duh..ampun sayang,iya iya maaf cuma becanda ko"
Capitan maut mendarat di paha Gus Ilham,siapa lagi kalau bukan tangan terampil sang istri yang sudah tampak merah di wajahnya.
"Ya Allah nak nangis kenapa? Apa ada masalah? Coba cerita sama ibu,barangkali ibu bisa bantu"
Tanya lembut Ibu Nay
"Nah,ini ni biang masalahnya Bu "
tunjuk Gus Ilham pada Ustadz Yusuf
Semua orang langsung menatap Ustadz Yusuf penuh tanya.
"Lah ko ana sih Gus "
"Ya emang antum sumber masalahnya,karena antum yang suruh saya merahasiakannya dari istri ana"
"Sebentar ini maksudnya gimana ? Abah tidak mengerti Ham?"
Tanya abah yang sejak tadi hanya memperhatikan.
"Begini bah...."
Gus Ilham menceritakan semuanya yang tadi zura ceritakan padanya.
"Oh itu Gus,haha.."
Ustadz Yusuf tertawa saat melihat wajah Gus Ilham terlihat masam
"Afwan Gus izin menjelaskan !"
"Begini ra,sebelumnya ana minta maaf karena merahasiakan ini dari anti tapi ana cuma gak mau ganggu anti yang lagi ujian karena kata Gus Ilham usaha anti untuk ujian ini benar-benar luar biasa makanya ana gak mau bikin anti tambah sibuk jadi biar anti fokus dulu ujian."
Ustadz Yusuf membenarkan duduknya.
"Sebenarnya yang akan mengkhitbah Ustadzah Nisa atau yang anti kenal ustadzah Halwa itu bukan Gus Ilham tapi ana ra"
zura mengangkat wajahnya,wajahnya menatap horor Ustadz Yusuf.
"Ana juga sebenarnya sudah lama ta'aruf sama Ustadzah Nisa,namun karena kemarin ada tragedi Gus Ilham nikah dadakan. Akhirnya umi nyuruh ana untuk bersabar dulu sebelum Gus Ilham menyelesaikan masalah pernikahan rahasianya dengan anti,nah berhubung respon anti baik tentang pernikahan kalian dan itu membuat kalian baik-baik saja makanya sekarang lah giliran ana yang mengkhitbah pujaan hati ana."
Dengan tenangnya Ustadz Yusuf menceritakan semuanya tanpa melihat ke arah zura yang saat ini seperti berasap mengelurakan tanduk.
Sedangkan Gus Ilham yang melihat sang istri hanya bisa meringis,sudah di pastikan sebentar lagi Ustadz Yusuf akan menjadi sasaran empuk kemarahan sang istri.
Ustadz Yusuf selesai dengan ucapannya langsung melihat ke sekitarnya yang memperlihatkan respon yang berbeda-beda,namun wajahnya langsung terlihat pucat saat melihat aura wajah zura yang terlihat menyeramkan.
"Astaghfirullah,Gus itu istri antum kesurupan ya ko mukanya jadi serem"
Ucap Ustadz Yusuf yang dengan perlahan mundur dan mencoba bersembunyi di belakang abah kiai.
"Jadi dari siang gue cape-cape nangis,terus diem di bawah air sampe hampir smaput cuma karena anda Ustadz Yusuf yang terhormat ???" ucap zura dengan dada naik turun tak lupa menekan kalimat terakhirnya.
Semua orang meringis,namun tidak dengan Ustadz Yusuf yang semakin terlihat gugup.
Sedangkan Abah kiai terlihat tersenyum melihat kelakuan anak-anaknya dan jangan lupakan wajah Nafa yang sudah ingin tertawa melihat wajah gugup Ustadz Yusuf yang sudah di anggap kakanya sendiri,baru kali ini ia melihat sang kaka yang terlihat lucu karena biasanya Gus Ilham dan Ustadz Yusuf selalu berwajah tegas dan tak pernah terlihat wajah terintimidasi.
"Haha...udah ah Nafa nyerah,gak kuat Nafa nahan ketawa liat muka A Ucup kaya maling ketangkap warga"
Ucapan Nafa sontak membuat suasana kembali mencair.
"Astaghfirullah Ning Nafa ngomongnya "
Ucap Ustadz Yusuf yang merasa di nistakan Nafa
"Abisnya pada tegang semua sih kan Nafa jadi ikutan takut,lagian teteh jangan serem-serem gitu mukanya Nafa jadi ikutan takut "
Nafa beringsut merangkul manja lengan Nura.
Dan itu membuat emosi Zura menguar begitu saja.
Zura menarik nafasnya dalam
"Kenapa harus di rahasiakan dari zura sih Tadz,kan zura jadi berdosa karena udah suudzon sama banyak orang "
"Afwan Ra iya ana ngaku salah,udah ya Ra jangan marah-marah gitu muka anti ngeri-ngeri gimana kalo lagi marah hehe"
Zura langsung memicinkan matanya
"Abah kalo santet orang dosa besar kan ? Tapi kalo yang di santetnya kaya tu orang halal kan bah"
Perntanyaan zura membuat Abah,umi,ibu Nay dan Nafa tertawa karena merasa Zura sudah kembali seperti Zura yang biasanya terlihat lucu dan apa adanya jika di depan mereka.
"Haha..halal teh apalagi kalau di santetnya jadi orang ganteng dan pintar bisa jadi kebalik A ucup yang justru bayar teteh "
Ucap Nafa dengan tawanya.
"Astaghfirullah berarti secara tidak langsung Ning Nafa bilang A ucup jelek gitu,mm jahatnya " ucap Ustadz Yusuf
"A Ucup sendiri loh yang bilang,bukan Nafa"
"Gak apa-apa de,biar teteh perjelas Ustadz Yusuf itu gak jelek tapi kurang ganteng aja "
Ucap zura yang masih kesal dengan Ustadz Yusuf
"Astaghfirullah Gus bantu ana,ini istri dan adik antum bersatu untuk melawan ana"
Ucap Ustadz Yusuf dengan wajah pura-pura sedih
"Sudah..sudah..kalau sedang kumpul pasti saja suka rame"
Lerai umi,kemudian mata umi menatap sang menantu.
Ada rasa bersalah saat melihat mata bengkak serta wajah pucat sang menantu
"Neng maafkan umi ya,umi kira neng sudah tau makanya umi gak ngomong apa-apa."
Zura yang melihat sang mertua meminta maaf langsung merasa tak enak.
"Tidak apa umi,ini bukan salah umi ko. Ini murni semuanya salah Ustadz Yusuf,gimana kalau kita undur saja acaranya umi "
Ucap zura sambil menatap sinis Ustadz Yusuf
"Eh,mana bisa gitu. Umi ini kan persiapannya udah 95% loh,masa di undur sih mi "
Ucap Ustadz Yusuf
"Biarin umi,kalo perlu nanti Ustadzah Halwa zura kenalkan sama beberapa owner cafe yang baik dan ganteng juga banyak"
kembali Zura menggoda Ustadz Yusuf
"Oh iya bener sayang mendingan kita cari saja yang lain atau gak nanti kenalkan saja langsung sama sepupu kamu kali aja mereka berjodoh "
Gus Ilham ikut menggoda,ia juga masih kesal karena Ustadz Yusuf yang membuat istrinya menangis dan hampir terluka.
"Ya Allah Gus antum juga malah ikut-ikutan dukung istrinya bukannya bela ana. Nasib..nasib Gusti "
Ucap Ustadz Yusuf ternistakan.
"Sudah-sudah lebih baik kita makan saja,sepertinya abah sudah merasa lapar "
ucap abah langsung membuat suasana jadi hening.
Bagaimanapun jika Abah Kiai sudah bekata maka tidak akan ada yang berani membantah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...