Aluna tiba-tiba diceraikan oleh suami nya Wardana, tepat saat anniversary pernikahan mereka yang ke 7 tahun. Padahal malam itu dijadikan Luna sebagai momen untuk membagi kabar bahagia, kalau ia telah sembuh dari sakit kanker yang menyerangnya selama 4 tahun terakhir.
Wardana mengatakan ingin menikahi Anita Yang sedang hamil anak kakak nya, Tapi fakta baru terungkap, keluarga Wardana menginginkan kematiannya, dapatkah Luna mengungkap tabir misteri yang keluarga Wardana sembunyikan?
Yuuk dukung karya terbaru aku.. jangan lupa subscribe nya ya..
karena subscribe kan kalian sangat berarti untuk menambah imun biar lebih semangat lanjutin cerita nya❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
“Kamu becanda kan?”
“Enggak dong.. kok becanda sih!” Aku kembali melangkahkan kaki menuju kamar utama.
“Luna.. kamar itu..”
Tak ku hiraukan ucapan mas Wardana padaku, aku langsung membuka pintu kamar utama.. tapi, langkah ku terhenti saat aku melihat Anita tengah berbaring disana dengan pakaian yang tipis sekali. Meskipun aku tahu mereka sudah menikah, tapi tetap saja rasanya sakit sekali.. membayangkan suami ku menggagahi wanita lain membuat emosi ku Meledak.
“Lun..”
“Kenapa dia ada disini?!” teriak ku dengan keras, Anita yang tadi nya sedang tidur pulas langsung terlonjak kaget.
“Kamu kenapa sih mbak!! Teriak-teriak gitu.. aku capek ha-” mas Wardana langsung sigap membekap mulut Anita. Meskipun dihentikan aku tahu mereka habis bertarung panas diranjang ini. Kenapa harus disini.. di ranjang yang sengaja aku pesan khusus untuk ranjang kami berdua dulu saat pertama kali aku mengisi perabot rumah ini.
“Maaf Lun.. tadi Anita gak enak badan.. jadi dia nginep disini!! Dia habis dipijit tukang pijit tadi..” Mas Wardana berkilah.. apa dia kira aku sebodoh dan senaif itu??
Tanpa basa-basi aku langsung menelpon seseorang dari gawai ku.
“Halo mang Asep.. bisa kemari kan ya.. saya mau minta tolong!” ucapku tanpa menjelaskan apa yang ingin aku lakukan pada dua sejoli ini.
“Kamu nelpon mang Asep buat apa Lun.. Anita masih pakai baju begini loh! Kamu mau usir dia??” tanya mas Wardana.. dia pikir aku akan mengusir istri kedua nya ini.. padahal apa yang akan lakukan akan membuat dia dan pelakor sialan ini tahu.. mereka sedang berhadapan dengan siapa.
“Aku gak sekejam itu, mas.. dan kamu Nit! Kamu tuli aku habis ngapain?? Aku nelpon security komplek ini.. jadi cepat pakai pakaian mu dengan benar!” ucap ku pada Anita, sambil menunggu mang Asep aku membuka lemari ku dan mengeluarkan semua barang-barang ku. Untung nya seluruh aset berharga ku masih ada didalam koper ku semalam.. belum sempat aku bongkar. Jadi aman tinggal di bawa saja.
Aku bukan ingin kabur dari rumah kutukan ini.. bukan.. aku hanya Pindah kamar saja!! Terlalu gampang kalau aku membiarkan mereka berdua menikmati semua nya setelah membuat hati ku remuk redam.
“Lun, mas minta maaf.. karena mengizinkan Anita masuk kedalam kamar kita.. tapi tadi mas bingung mau bawa dia kemana , kamar tamu kan belum di bersihkan!” aku meliriknya dengan tajam.. sejak kapan kau pandai membuat alibi seperti ini mas Wardana? kenapa aku bisa tidak mencium gelagat aneh mu selama ini!! bodoh nya aku..
“Gak apa-apa mas.. nikmati saja.. bukannya Anita ini calon istrimu?”
“Tapi, Lun..”
“Neng Luna..” belum sempat mas Wardana menyelesaikan ucapannya, mang Asep dan kedua teman nya sudah datang kesini, ku lirik Anita.. ternyata dia sudah berpakaian lengkap.. syukurlah.. meskipun aku benci setengah mati padanya .. Tapi aku tidak ingin mempermalukan diri nya didepan laki-laki lain.
“Mang.. udah datang.. ayo masuk mang.. lakukan apa yang aku katakan di pesan tadi ya..”
“Baik neng.. tapi gak apa-apa nih.. kayak nya masih bagus banget loh!” kata mang Asep, sedang mas Wardana masih bingung aku ingin berbuat apa.
“Gak apa-apa mang.. nanti aku kasih tips gede!”
Mang Asep mengangguk lalu berjalan menuju ranjang kami.. mas Wardana masih diam dan memperhatikan. Dia pasti bertanya-tanya kenapa aku mang Asep mendekati ranjang pernikahan kami itu.
“Lun.. mang Asep mau ngapain sih! Pake masuk ke kamar kita segala.. nanti kalau ada yang ilang gimana??”
“Memang aku sedang kehilangan sesuatu!”
“Hikang sesuatu?? apa?? kamu baru pulang loh.. kenapa bisa menyimpulkan ada barang kamu yang hilang?? Anita hanya berbaring disana, jangan bilang kalau menuduh dia yang mencuri , makanya kamu manggil mang Asep kesini!”
Tanpa mempedulikan ocehan mas Wardana, Mang Asep langsung mengangkat ranjang ku dengan dibantu kedua teman nya yang ia bawa tadi.
“Loh kok diangkat sih mang!! Turunin gak?” kesal mas Wardana sampai membentak mang Asep. Namun mang Asep tak bergeming sama sekali. Ia tetap menjalankan tugas nya seperti aku perintahkan, Bagus sekali mang..
“Lun bilangin dong mang Asep, kamu yang manggil dia kemari loh!! Ini ranjang mahal.. mau dibawa kemana sama dia?”
“Kamu mau tahu.. yuuk ikut!” jawab ku santai.
“Kamu mau jual ranjang itu mbak!! kok dijual sih.. Padahal ranjang nya bagus loh.. aku suka mbak!!” rengek Anita.. dia pikir aku akan luluh dengan rengekan nya yang menjijikkan itu.. Tidak sama sekali!!
Ajaib nya mereka berdua, meskipun mulut nya tak berhenti bertanya ranjang itu akan di letakkan dimana.. mereka tetap mengekori ku dari belakang. Hingga sampai di halaman depan.
“Kamu benar-benar jual ranjang kita Lun! apa kata tetangga, malu Luna!”
“Siapa yang mau jual?? kasihan banget orang yang beli ranjang ini!! mereka bisa kena kutukan!”
“Maksud apa?? terus kenapa di letakkan disini, apa kata tetangga nanti nya.. reputasi mas bisa hancur , Aluna... udah dong becanda nya!”
“Kamu pikir aku becanda mas??” Aku langsung menyiram bensin yang dibawa teman mang Asep lalu menghidupkan korek api dan...
Byaarrrr...
Api langsung menyambar dengan cepat, ke ranjang pernikahan kami.. ranjang yang menjadi tempat kami merajut mimpi bersama.. menangis kala bahagia dan sedih datang.. bersenda gurau.. bahkan..
Cukup Luna!!! bersama api yang sudah membakar habis ranjang itu.. berarti semua kenangan tentang suami ku hangus sudah!!
“Luna!!! apa-apaan kamu ini!” bentak mas Wardana, kobaran api dan asap yang mengepul di udara memancing para tetangga mendekat, untuk melihat apa yang sedang terjadi pada kami.
“Apa mas?? kau sudah mengotori ranjang kita dengan menghadirkan perempuan sialan ini!” jadi ranjang itu sudah tidak ada artinya lagi bagi ku!!”
“Ada apa dengan mu?? kenapa kau seperti ini.. Anita hanya numpang tidur disana, karena tubuh nya sedang tidak enak!! kenapa kau berlebihan Aluna!!”
“Belajar lah untuk jujur mas!! aku muak kau bohongi sedemikan rupa!”
“Bohong apa lagi?? aku tidak pernah membohongi dirimu.. aku berkata jujur!”
“Baiklah!! terus saja kau berbohong dan berbohong lagi.. suatu saat kebohongan mu akan membakar diri mu sendiri!! kali ini hanya ranjang!! besok aku bisa berbuat yang lebih nekat lagi!” Aku langsung masuk kedalam kamar tamu.. tak kuhiraukan mereka semua yang masih ada di luar.. termasuk tetangga.
Biarlah mereka dengan pikirannya masing-masing.. esok jika mereka bertanya maka akan ku jawab sesuai fakta yang ada.
mAaf ya Allah.. aku tahu tak seharus nya aku begini.. tapi aku ingin mereka merasakan sakit nya aku.. saat mereka dengan tega mencabik-cabik hatiku!!
“Aluna!!!”