📣Mungkin kalian akan mengalami keram perut, bengek, diabetes, dan gangguan Bucin akun lainnya....
---Niat lari dari perjodohan, justru terjebak dalam Penthouse milik calon tunangan.
Queen masuk menjadi PRT tunangannya setelah lari dari rumah orangtuanya dengan alasan tak mau dijodohkan.
Sama-sama tak mengenal, Queen dan Dhyrga Miller tinggal di atap yang sama... Yok intip keseruan mereka yang bakal bikin kamu senyum-senyum sendiri.(Musim pertama)
---Raja tumbuh menjadi makhluk yang tampan, ia pandai meretas, lompat kelas, bahkan menduduki kursi Presdir di usia muda. Terlebih, ia memiliki tunangan super cantik bernama Kimmy Zoya.
Namun, hidup tak semulus wajah cantik kekasihnya, ia harus menghadapi bagaimana lika-likunya hubungan mereka.(Musim ke dua)
Yok, baca selengkapnya di sini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S e k s i²
Kriiiiiing....
Di atas kursi kebesarannya, Raka meraih gagang telepon berwarna putih miliknya.
Jenis telepon tanpa kabel estetika ala kantoran yang masih eksis sampai sekarang, bedanya, semua panggilan memakai Wireless Fidelity.
"Hyun." Sapa nya. Ia tahu nomor sahabatnya lah yang memanggil.
📞 "Hmm, gimana kabar Ka?"
"Baik." Jawab singkat Raka, matanya menyambi berkas laporan keuangan dari beberapa perusahaan anakannya.
📞 "Queen, trending topik Ka."
"Kau mendengarnya?" Raka menyandar, dengan sebelah tangan yang mengusap bibirnya.
📞 "Tentu saja, Ae Rin yang memberitahukan ku." Ji Ae Rin ialah putri Hyun Ki, adik kandung Joon.
"Ae Rin sehat?" Tanya Raka. Mereka sering bertemu saat melakukan hubungan kerja sama.
📞 "Sehat!"
"Lalu Joon, sudah mulai masuk sekolah bukan?" Sambung Raka kembali.
📞 "Itu dia masalah nya, sekarang dia terbang lagi ke Indonesia, sepertinya dia lebih betah bersama mu."
Raka sedikit membulat matanya. "Kalian bertengkar lagi?"
📞 "Aku hanya menjodohkannya dengan gadis baik-baik, tapi dia kabur ke Indonesia."
Raka mengusap dahinya. "Ya Tuhan. Kenapa Queen dan Joon sama sifatnya. Sial, ... Kau tahu Hyun, Queen juga kabur." Ucapnya berapi-api.
📞 "Bukannya dia di rumah?"
"Itu dia masalahnya, dia yang kau lihat trending itu, bukan Queen kita!" Sanggah Raka.
📞 "What? Maksud mu?"
Raka menggeleng. "Ceritanya panjang, yang pasti Queen juga kabur dari perjodohan, lihatlah Joon dan Queen persis."
📞 "Tentu saja sama, mereka satu ASI, Krystal yang keras kepala."
"Kau mengolok-olok istri ku Hyun?" Tukas Raka.
📞 "Istri mu juga mantan pacar ku, kau lupa?"
"Hass sial!" Raka mendorong satu berkas laporan kasar. Begitu memang sifat pria itu.
📞 "Aku lelah berdebat dengan mu, dengar Raka, sementara biar Joon tinggal di tempat mu, aku titip Joon."
"It's ok." Sahut Raka.
📞 "Kalo bisa, bujuk juga dia supaya mau di jodohkan."
"Banyak maunya sekali kau ini Hyun!"
Belum lagi selesai percakapan mereka, Raka sudah lebih dulu mendapati sosok Krystal mendekati ruangannya. Kaca transparan membuatnya tahu siapa saja yang berlalu lalang di sekitarnya.
"Sudah dulu. Ada istri ku, kita akhiri saja, nanti aku telepon kamu lagi!" Terdengar suara gelak tawa dari seberang sana.
📞 "Kenapa? Apa kau takut Krystal merindukan ku!"
"Berisik!"
Brukk....
Raka menutup teleponnya sepihak. Bukan Raka jika tidak cemburu, tentu saja Hyun Ki masih menjadi alasannya.
Krystal membuka pintu lalu masuk, wajah Raka sudah seperti laki-laki yang terciduk selingkuh. "Kamu macam-macam padaku Raka Sayang?" Sindirnya.
"Tidak." Geleng Raka dengan bibir yang melebar.
"Lalu?"
Raka bangkit dari duduk, meraih pinggang istri kesayangannya. "Hyun Ki yang menelepon ku, kamu merindukannya?"
Krystal tersenyum kecil. "O." Jadi karena itu Raka segera mengakhiri percakapannya.
"Joon akan datang lagi, dia juga kabur dari Hyun karena perjodohan." Jelas Raka.
Krystal mendengus. "Ya Tuhan, apa lagi ini?"
"Setidaknya Joon punya kita kan? Di saat begini dia lari pada kita, tapi Queen, dia kabur ke tempat yang tidak seharusnya." Lirih Raka.
"Apa Dhyrga sudah tahu kabar ini?"
"Kalau Dhyrga tahu, apa Queen aman bersamanya? Dhyrga sangat menginginkan Queen kita." Sergah Raka.
"Kau benar. Jangan sampai tahu." Sambung Krystal setuju. "Lalu apa rencana mu Raka Sayang?"
"Tunggu sampai Queen sendiri yang pulang untuk kembali ke kehidupan lamanya. Dia menantang Raka Rain dan harus mendapat pelajaran yang setimpal." Cetus Raka.
Krystal menggeleng lemah. "Jangan terlalu kejam, dia putri yang kau inginkan bahkan sampai menyakiti Viona, kamu ingat?" Tukasnya.
"Ya Tuhan Sayang, aku ingat, dan selalu ingat akan hal itu, kenapa harus terus di bahas." Sanggah Raka.
Krystal tahu Raka takkan pernah mau merasa kalah. "Sudahlah, kamu masih kejam seperti perangai mu selama ini." Ketusnya. Ia membalik tubuh meninggalkan suaminya.
"Krys, Yank, Baby, Honey, istri ku." Krystal berlalu dari hadapan Raka meski banyak sebutan sayang ia serukan. "Ya Tuhan, Raka Rain selalu saja salah." Gumamnya.
...❇️❇️❇️❇️❇️...
^^^Pukul sembilan malam.^^^
Dhyrga Miller baru saja terbangun dari tidur, pria itu terduduk di sofa lalu menggeliat dan meregangkan otot kakunya. Jam dinding dia tengok, jika di ingat lagi ini masih terlalu sore seharusnya bagi Dhyrga.
Sore tadi Dhyrga memang pulang lebih awal dari biasanya, maka jam setengah delapan setelah isya Dhyrga tanpa sadar memasuki alam mimpi saat khayal membaca berkas laporan. Jelas di mejanya banyak kertas juga map yang tertumpuk di sana.
Sejenak ia mengingat kembali, mimpi yang sempat menyinggahinya. "Cium Queen uncle, I love you." Dhyrga terpejam membayangkan wajah merona Queen saat dia kecup di dalam mimpinya.
Dhyrga haus, kerongkongan terasa kering, ingin rasanya minum air dingin dari kulkas langsung, mencoba meredam hasrat yang tak kunjung selesai. Dhyrga menurut memenuhi dahaganya.
Ia bangun dari tempat melangkah tidak seimbang menuju pintu keluar. Mata masih rajin Dhyrga kucek. Berat rasanya menarik handle.
Klek.....
Dhyrga buka pintu seiring dengan keluarnya dirinya, "Ooooh, Yeay, ooooh." Seketika itu juga matanya di sambut oleh raga seksi Queen yang berjalan mundur menuju padanya.
Pakaian mini masih menjadi pilihan terbaik Queen untuk bersih-bersih. Yah, setidaknya pemandangan ini seperti pembantu seksi yang ada di novel-novel.
"Murni." Dhyrga menegur. Tapi Queen tengah mengepel lantai sambil bernyanyi fals. Ada headset bluetooth yang Queen kenakan.
"Murni!" Pantat gadis itu mundur semakin dekat dengan dirinya.
Dan......
"Ahh!" Dhyrga memejamkan mata, kala gundukan padat itu menyentak paha miliknya. Sementara punggung Queen menekan bagian terlarangnya. "Murni!" Teriaknya geram.
Queen membalikkan tubuh spontan menatap kejut pada pria itu. "Maaf Tuan Murni nggak liat ada orang di belakang." Ucapnya.
"Emhh, Ya Tuhan." Keluh Dhyrga. Ia menelan saliva, berusaha sabar dan tidak melanjutkan terbangunnya sang junior yang akhir akhir ini mudah sekali merengek.
"Tuan kenapa?" Queen penasaran.
"Tidak apa-apa." Geleng Dhyrga.
"Tapi Tuan muda tidak terlihat baik-baik saja loh itu." Wajah Dhyrga menyemu merah.
"Yah, dia bangkit karena mu, dan aku yang repot sekarang!" Dhyrga mengerling ke arah miliknya sendiri.
"Apanya?" Cecar Queen. Lalu lirikan mata Dhyrga membuat Queen paham dengan maksud pria tampan itu.
"Khaaa?" Queen ternganga sambil menutup mulutnya. "Ya Tuhan, ... Itu, ... itu, ..."
Pandangan Queen mengarah pada area yang menonjol karena tersentak oleh punggungnya barusan.
"Hmm." Dhyrga melebar senyum geram, menikmati sesuatu yang menegang tak mau hilang.
"Aku kira, tadi, hehe, cuma handle pintu." Queen menyengir kikuk.
"Apa menurutmu handle pintu sebesar itu?"
"Hah?" Queen kembali berekspresi terkejut.
"Iya sih, itu terlalu ekstrim untuk ukuran handle pintu! Aaa kacau, kenapa harus membayangkan seberapa besarnya? Omes!"
"Gimana, kamu mau memastikannya Murni?" Tawar Dhyrga seraya mendekat.
Queen mundur. "Nggak!" Teriaknya lalu berlari.
Brukk....
"Aw!" Sebelum pergi Queen melemparkan tongkat pel tepat mengenai milik Dhyrga.
"Astaga, Murniiiiiiii."
"Maaf Tuan tapi Murni nggak sengaja!" Teriak Queen dan berlalu tubuh kecilnya menaiki anak tangga.
"Ya Tuhan Murni, ini benar-benar menyakitkan, ssssshhh kau yang membangunkannya, tapi kau juga yang melemaskan nya." Dengan masih memegangi anunya, Dhyrga kembali masuk ke dalam kamar, hendak memastikan bahwa miliknya tidak patah.
padahal pinter