CERITA PERANG MANUSIA MELAWAN IBLIS.
Augreen adalah seorang sampah dari keluarga Ran yang diusir karena tidak memiliki inti energi, sesuatu yang paling penting bagi seorang manusia untuk mengolah energi alam. Setelah tiga tahun berlalu Augreen kembali dengan satu tujuan, yaitu membuktikan kepada keluarga Ran bahwa dia bukanlah seorang
sampah.
Setelah membuktikan
dirinya kepada keluarga Ran. Augreen akan memenuhi tugas yang diberikan oleh gurunya sebelum sang guru meninggal dunia, yaitu memenggal kepala kaisar iblis dan itu menjadi tujuan terbesarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YT FiksiChannel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tanpa Arah yang Jelas
Augreen dan Kyle kini sudah berada di hadapan sang kepala desa setelah diantar beberapa warga yang berpatroli di sekitar desa. Sang kepala desa terlihat sangat tua dengan janggut yang mulai memutih dan kepala botak, namun meskipun begitu sang kepala desa terlihat masih gagah dan masih sangat berwibawa.
Kepala desa tersenyum kepada Augreen dan Kyle lalu mempersilahkan kedua tamunya tersebut duduk.
"Para pendekar berdua perkenalkan namaku Reqa kepala desa Dara, hehe. Kalau boleh tahu kedua pendekar siapa dan mau kemana?" Sang kepala desa memperkenalkan diri sembari tertawa, lalu bertanya identitas Augreen dan Kyle.
"Tetua Reqa perkenalkan namaku Augreen dan ini temanku Kyle." Augreen memperkenalkan dirinya dan juga Kyle yang sibuk memperhatikan ruang tamu rumah kepala desa yang dipenuhi berbagai lukisan dan kerajinan tangan.
"Kami berdua berasal dari kerajaan Kano dan ingin mencoba peruntungan mengikuti seleksi murid akademi aliansi cabang kerajaan Galing yang dibuka bulan ini. Kebetulan di perjalanan kami melewati desa ini dan tanpa sengaja menginjak formasi pengikat. Warga desa yang berdatangan menangkap kami, setelah beberapa kesalahpahaman akhirnya kami dibawa menemui anda untuk mengkonfirmasi kedatangan kami ke desa ini sekaligus meminta izin menginap satu malam saja, mengingat hari sudah larut malam." Jelas Augreen panjang lebar, sementara Kyle kini terlihat mengelus-elus patung kucing yang terlihat memiliki mata yang sangat mirip seperti mata manusia asli.
"Hmz... aku mengerti, aku mengerti." Gumam Kepala desa mengangguk-angguk kepala mendengar penjelasan Augreen.
Setelah beberapa saat berpikir kepala desa melirik Augreen dengan satu mata, lalu melirik Kyle yang dari awal berkeliling ruang tamu.
"Bocah yang tidak sopan." Dengus kepala desa pelan.
Mendengar itu Augreen melirik Kyle tajam memberikan kode agar segera duduk. Kyle yang mengerti akhirnya duduk kembali dengan menunjukkan senyum sungkan.
"Maaf kepala desa, aku hanya penasaran dengan beberapa hal antik di rumahmu ini." Ucap Kyle meminta maaf dengan sopan.
"Hehe." Kepala desa hanya tertawa kecil.
"Kedua pendekar bisa menginap di rumahku malam ini, bahkan untuk beberapa hari ke depan jika kedua pendekar mau. Hanya saja kedua pendekar mohon dimaklumi jika rumah orang tua ini terlalu sempit dan sangat berantakan." Ucap Kepala desa mengizinkan Augreen dan Kyle untuk menginap dirumahnya.
"Terimakasih tetua." Augreen sangat berterimakasih sembari menunjukkan senyum terbaiknya.
"Mari ikuti orang tua ini." Ajak kepala desa berdiri dari tempat duduknya.
Augreen dan Kyle diantar kepala desa ke sebuah kamar kosong yang berada paling ujung di lantai atas rumah sang kepala desa. Kamar itu terletak paling pojok barat rumah, kamar itu terlihat sangat berantakan dan berdebu seperti tidak terawat sama sekali, bahkan terlihat beberapa sarang laba-laba di sekitar depan kamar dan langit-langit kamar.
"Kamar ini dulunya adalah kamar milik putriku yang bernama Dewi Sekila, namun semenjak dia menjadi murid akademi satu tahun lalu kamar ini tidak pernah dipakai lagi dan juga tidak terawat, maklum hanya orang tua ini yang tinggal di rumah besar ini." Jelas kepala desa membuka kamar putrinya tersebut.
Ketika kamar terbuka terlihat isi kamar yang sangat berantakan dan tak terurus, Augreen dan Kyle bahkan dapat merasakan banyak debu berterbangan ke arah mereka, lalu debu tebal di jarinya ketika menyentuh dinding kamar.
"Kamar ini begitu berdebu." Celetuk Kyle menahan bersin akibat debu yang menggelitik lubang hidungnya.
"Uhuk, uhuk, kedua pendekar mohon maaf jika kamarnya terlihat begitu berantakan dan sangat berdebu, maklum saja kamar ini tidak pernah dibuka satu tahun lamanya dan yang punya rumah sangat malas." Ujar kepala desa terbatuk-batuk sembari mengibaskan tangan menepis debu yang berterbangan.
"Tidak masalah tetua." Balas Augreen menahan batuk ketika debu mulai menggelitik hidungnya, lalu membatin. "Setidaknya dia mengaku bahwa dia sangat malas."
"Pak tua rumahmu ini sangat besar, apakah tidak ada kamar yang lebih layak dari ini?" Tanya Kyle tanpa sungkan, Augreen menggeleng kepala melihat protes Kyle, namun Augreen juga setuju di dalam hatinya.
"Kyle jaga ucapanmu, kamu seharusnya berterimakasih dan tidak perlu mengeluh. (Bagus Kyle, bagus, kasih paham orang tua pemalas ini)." Tegur Augreen sok bijaksana, namun di dalam hati memuji keberanian Kyle.
"Haha, tidak apa-apa nak Augreen, tidak apa-apa." Kepala desa tertawa kecil.
"Di rumah ini hanya kamar ini yang masih kosong, sementara kamar lainnya terisi dengan berbagai hal dan juga sama berdebunya dengan kamar ini, namun jika kedua pendekar merasa keberatan maka kedua pendekar bisa tidur di kamarku yang ada di lantai bawah." Ujar kepala desa menawarkan dengan tersenyum lebar dan terlihat begitu tulus kepada dua tamunya tersebut.
"Benarkah..." Kyle tanpa sungkan menunjukkan ekspresi senang, namun Kyle dibuat tersungkur oleh tekanan telapak tangan Augreen.
"Tetua Reqa tidak perlu seperti itu, kamar ini sudah lebih dari cukup untuk kami bermalam." Ucap Augreen menggosok-gosok kepala Kyle dengan tersenyum paksa kepada kepala desa.
"Aku minta maaf atas kelakuan temanku ini, dia memang suka bercanda, haha. " Ucap Augreen cepat-cepat menolak dan meminta maaf atas kelakuan Kyle yang tidak sopan.
Kyle dengan kesal menyingkirkan tangan Augreen yang mengelus kepalanya seperti mengelus anak kecil.
"Nak Augreen yakin?" Tanya kepala desa memastikan sembari melirik Kyle yang terlihat tidak nyaman dengan suasana kamar yang berantakan dan berdebu.
"Tidak masalah tetua, kamar ini lebih dari cukup untuk kami bermalam." Balas Augreen tersenyum ramah.
"Kalau begitu baiklah, semoga kalian berdua bermimpi indah. Orang tua ini mohon undur diri." Kepala desa segera keluar kamar karena dirasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi.
Keesokan harinya Augreen dan Zero terlihat sedang berlatih di dalam kamar untuk memperbanyak tenaga dalam dan naik tingkat sedikit demi sedikit hingga dapat menerobos ranah jika beruntung. Udara di sekitar Augreen berputar sedikit demi sedikit hingga menciptakan pusaran mirip tornado, akibat pusaran itu membuat semua benda di dalam kamar ikut berputar mengikuti arah jam.
(Suara hempasan angin)
Tubuh Augreen menghempaskan angin yang membuat kamar berantakan hingga dapat dirasakan oleh kepala desa yang sedang bersantai di halaman.
"Dia menerobos? Sepertinya aku tidak salah menilai seseorang untuk cucuku." Gumam kepala desa tersenyum misterius.
"Akhirnya aku menerobos ranah raja tingkat awal setelah semua usaha yang aku lakukan. Dengan ini aku yakin dapat bergabung di akademi aliansi kerajaan Galing." Gumam Augreen senang karena berhasil menerobos dari ranah langit puncak menjadi ranah raja tingkat awal.
Sementara Kyle sendiri terlihat masih bersemedi di pojok kamar, pusaran angin mulai terbentuk hingga menjadi tornado seperti yang terjadi kepada Augreen, namun bedanya Kyle tidak menerobos sama sekali setelah selesai.
"Tenaga dalamku semakin meningkat, tidak buruk, tidak buruk." Gumam Kyle senang.
"Benar juga, sejak awal aku tidak pernah merasakan tingkatan orang ini." Batin Augreen menyadari bahwa dia tidak pernah melihat tingkat pendekar Kyle.
"Kyle kamu berada di pendekar tingkat apa?" Tanya Augreen penasaran.
Mendapatkan pertanyaan itu Kyle tersenyum kecil dan berkata. "Augreen di dunia asalku, kami tidak berlatih metode pelatihan tenaga dalam, kami hanya melakukan semedi untuk memperbanyak tenaga dalam saja. Dapat dikatakan kami berlatih kosong."
Augreen sedikit kebingungan mendengar balasan Kyle tersebut.
"Bukankah itu sia-sia saja, karena kalian tidak dapat membuka 4 kekuatan tenaga dalam karena berlatih kosong." Tanya Augreen heran dengan jalan pikiran orang-orang di dunia Kyle.
"Itu belum tentu, empat kekuatan tenaga dalam sebenarnya bisa dibuka tanpa perlu berlatih metode tenaga dalam. Hanya saja berlatih kosong itu seperti pergi tanpa arah, sementara berlatih menggunakan metode itu seperti pergi dengan arah yang jelas. Kadang orang yang pergi tanpa arah lebih cepat sampai ke tujuan dibandingkan orang yang memiliki arah. Sama seperti kita, kamu mungkin memiliki arah yang jelas untuk membuka 4 kekuatan tenaga dalam, mulai dari melapisi energi ke tubuh atau benda, memadatkan dan memanipulasi udara, terbang bebas, hingga mendapatkan tubuh surgawi secara berurutan. Sementara kami yang tidak memiliki arah yang jelas mungkin sudah membuka kekuatan tubuh energi itu tanpa perlu membuka tenaga dalam kekuatan memadatkan dan memanipulasi udara terlebih dahulu." Jelas Kyle panjang lebar.
"Contohnya adalah seperti adikmu Zero yang memiliki tubuh surgawi, padahal belum ranah surgawi." Tukas Kyle.
"Ouh begitu rupanya, meskipun rumit, aku mengerti poin pentingnya." Respons Augreen mengerti meskipun tidak paham.
Kyle melanjutkan semedinya.
Augreen terlihat mengendalikan udara sesuka hati layaknya mengendalikan tubuhnya sendiri, Augreen membuat udara merapat dan menjadi sebuah dinding yang terlihat cukup kokoh dan kuat, lalu menciptakan belasan belati dari udara kosong.
"Inikah kekuatan seorang pendekar raja, kekuatan manipulasi udara?" Augreen bergumam kepada dirinya sendiri.
Augreen menciptakan tinju energi yang terbuat dari udara kosong.
"Kyle mau berlatih tanding denganku?" Tanya Augreen menantang Kyle yang sedang melakukan semedi.
Mendengar tantangan itu Kyle sedikit melirik Augreen dengan ekor matanya.
"Boleh saja. Kebetulan aku sangat penasaran dengan kekuatanmu." Balas Kyle menerima tantangan Augreen tersebut.
"Baguslah, mari kita mulai!" Pekik Augreen tanpa basa-basi dan aba-aba langsung mengeluarkan aura pembunuhnya untuk mengukur kemampuan Kyle terlebih dulu.
Kyle yang sedikit terkejut membalas dengan senyuman kecil dan mengeluarkan aura tenaga dalamnya yang sama kuatnya, namun Kyle tetap merasa terintimidasi karena bagaimanapun dia hanya aura tenaga dalam sementara Augreen aura pembunuh.
"Aura pembunuh milikmu memang sangat kuat dan mengintimidasi, jika aku lemah sedikit saja aku mungkin sudah pingsan karena aura milikmu itu." Puji Kyle dengan keringat dingin yang menetes dari keningnya.
"Aku penasaran berapa ribu orang yang telah kamu bunuh untuk mendapatkan aura pembunuh sekuat ini." Tanya Kyle dengan penasaran.
"Haha, jangan pedulikan itu, mari keluar dan mulai pertarungannya." Augreen tertawa dan keluar dari rumah kepala desa lebih dulu, disusul Kyle dari belakang.
Bersambung.