Berangkat dari cinta manis di SMA, Daris dan Felicia duduk bersanding di pelaminan.
Perkawinan mereka hanya seumur jagung. Felicia merasa tertipu dengan status sosial Daris. Padahal Daris tidak pernah menipunya.
Dapatkah cinta mengalahkan kasta, sementara berbagai peristiwa menggiring mereka untuk menghapus jejak masa lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon grandpa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perempuan Dambaan
"Ibuku melarang diriku terjun ke dunia musik."
Daris menutup kaca jendela pick up saat melewati sekelompok anak SMA pulang sekolah.
Ia kuatir mereka menghentikan pick up untuk swafoto.
Mereka ramai-ramai bernyanyi Ku Memujamu.
"Sampai segitunya kamu menjaga jarak dengan fans," sindir Fiona. "Padahal mereka belum tentu mengenalmu."
"Lagunya saja hapal betul, masa tidak kenal penyanyinya?"
"Kan tinggal bilang cuma mirip wajah."
"Minta usie juga."
"Kok jadi phobia sih?" pandang Fiona kurang suka. "Aku curiga kamu menolak kaya karena kuatir perjodohan kita dihidupkan lagi."
Daris mencoba berterus terang sebelum terjadi salah paham, persahabatan mereka bisa berantakan.
Perjodohan itu hanyalah permainan konyol untuk masa depan mereka, dan sudah berlalu.
"Aku kuatir Felicia tahu keberadaan diriku di kampung ini kalau mereka minta usie. Aku tidak mau ia mengganggu kehidupan Rania dan Tiara."
Daris percaya Fiona dapat menjaga rahasia, ia bukan gadis bermulut ember.
Fiona tidak pernah membahas kejelekan orang lain dalam postingannya, kecuali selebgram yang julid kepadanya.
Perjodohan mereka pun tidak pernah terendus pengikutnya.
"Kau bisa ceritakan apa alasan Felicia mengganggu adikmu dan Tiara?"
"Baru kecurigaan, aku tidak punya bukti konkret seperti perlakuan Felicia pada dirimu. Kedaiku di Alun-alun diobrak-abrik orang tak dikenal."
"Motif Felicia jelas kalau sama aku, ia dendam aku pernah menjadi orang ketiga."
"Felicia pernah menjadi istriku selama tiga hari."
Fiona terbelalak. "What?"
"Aku minta kau rahasiakan dari Tiara."
Daris tidak ragu untuk jujur, ia percaya penuh kepada Fiona.
Gadis itu banyak peluang untuk menghancurkan dirinya jika ia berniat jahat.
Kesetiaan Fiona melebihi seorang pacar dan sudah teruji.
"Kenapa kau minta dirahasiakan dari Tiara?"
"Setidaknya sampai adikku selesai koas."
"Iya, apa alasannya?"
"Tiara kan tidak tahu aku sudah bangkrut."
"Lalu kau menolak untuk kaya lagi."
"Aku tidak mau kaya dengan jalan musik. Ibuku sangat trauma dengan musik."
Fiona menghargai pendirian Daris. Tidak semua orang suka menjadi artis terkenal kalau hal itu akan menjadi bumerang bagi hidupnya.
"Bagaimana kau sampai menjalani perkawinan kilat?"
"Felicia mengusirku, aku dibilang penipu, padahal aku sudah menjelaskan bahwa kehidupanku tidak seperti dulu lagi, tapi ia lebih percaya sama bestie ku, mereka bilang aku pengusaha soto mie."
Kisah hidup Daris sangat tragis. Semasa SMA, ia jadi idola, punya grup band dan anak pengusaha besar.
Kemudian ia terjatuh di saat teman-temannya hidup sukses. Kekaguman Fiona adalah ia tidak terseret kejayaan masa lalu.
Daris berusaha bangkit dan mulai dari nol. Sekarang ia cukup sukses untuk ukuran orang kebanyakan.
"Lalu kenapa kau tidak mengundang aku dan Tiara?"
"Aku tahu ada kesalahan dalam perkawinan itu, makanya aku tidak mengundang sahabatku, orang yang tahu saja yang hadir."
"Jadi di matamu aku dan Tiara tidak cukup untuk menjadi orang yang tahu?"
"Maksudku orang yang hadir dalam reuni SMA, sisanya relasi dan kolega bisnis Felicia."
Fiona terkejut. "Reuni SMA? Kapan?"
Daris memandang heran. "Kau tidak diundang?"
"Aku pasti datang kalau diundang."
Barangkali panitia khawatir terjadi keributan, Felicia dua kali dipermalukan.
Pertama, isu perjodohan Daris dan Fiona, padahal Felicia saat itu menjadi pacarnya.
Kedua, Fiona selingkuh dengan calon suami Felicia. Pada kasus ini ia tidak tahu kalau anak pengusaha itu sudah bertunangan.
"Mereka sudah tahu kalau aku adalah pelakor, lantaran itulah aku tidak diundang," keluh Fiona. "Felicia jadi panitia reuni kan?"
"Ketua."
Felicia sengaja menginiasi reuni untuk bertemu dengan Daris, karena kesulitan mencarinya.
Manakala ia tahu yang dicari hanyalah tukang soto mie, ia marah besar.
Kesalahan Daris adalah datang pada acara reuni itu.
"Resepsi pernikahan pasti mewah banget. Semua ditanggung Felicia?"
"Rido dan circle bestie menjadi sponsor. Mereka sekarang kehilangan pekerjaan gara-gara perayaan itu."
"Aku heran Felicia begitu benci padamu. Orang-orang terdekatmu sampai kena sasaran."
"Mereka adalah otak dari kekacauan itu."
Pick up memasuki jalan berkelok-kelok dan mendaki.
Mereka sudah tiba di daerah perbukitan. Daris membuka kaca jendela lebar-lebar, angin segar menerpa tubuh.
Pick up berhenti di dataran rumput cukup luas.
"Masa kemping di pinggir jalan?" protes Fiona. "Cari lokasi yang sunyi."
"Lokasi ini sudah sunyi. Ada yang sangat sunyi ... kuburan."
"Jadi duren otak malah somplak ya."
"Ada bedanya di matamu aku jadi duren?"
"Aku tidak peduli kamu jadi ODGJ juga."
"ODGJ adalah warga istimewa di negeri ini, mau ngapain juga bebas."
Dataran itu terletak di atas sawah berundak. Ada pancuran dari mata air di tebing.
Kendaraan sepi, hanya beberapa motor berpapasan di jalan.
Pemandangannya juga cukup menarik.
"Kita minta pendapat Tiara ingin berkemah di mana," kata Daris.
"Tiara baru datang sore nanti selepas kerja."
"Kan tinggal video call."
"Perlu banget ya minta pendapat Tiara?"
Fiona seakan cemburu, padahal perjodohan mereka batal saja bodo amat.
Mereka sering ribut gara-gara dirinya. Entah apa yang diributkan.
Persahabatan jadi semakin meriah, sangat terasa gregetnya.
"Aku kan sudah tahu pendapatmu."
"Aku ada lokasi bagus, view-nya sangat indah."
"Oke."
Pick up melaju lagi melintasi jalan berkelok dan mendaki semakin tajam, menuju ke puncak bukit.
"Kau sering ke mari ya?"
"Dulu, saat aku dan Tiara ingin hidup tanpa cowok."
"Bilang saja malas ngajak aku."
Pick up berhenti di dataran rumput yang menjorok ke jurang.
Mereka turun.
"View-nya bagus banget kan?" ujar Fiona seraya menikmati pemandangan di lembah. "Banyak villa di seberang ngarai."
Felicia semalam menuju ke lereng bukit itu, menginap di salah satu villa. Kehidupan tampak sunyi.
"Kau tahu punya siapa villa yang paling bagus itu?" tanya Fiona.
"Calon suamimu."
"Felicia, perempuan dambaanmu."
"Dari mana kau tahu?"
"Dari Nino."
Nino adalah pemuda yang meminta Tiara menjadi pacar pura-pura saat wisuda.
Kemudian Tiara mundur saat Nino menginginkan dirinya menjadi istri.
"Kau tidak tertarik untuk berkunjung ke villanya?"
"Kau tahu bagaimana Felicia sangat membenci diriku."
"Maksudku kau datang ke villanya bawa kodok sekeranjang lalu lepas di depan pintu."
Felicia sangat takut sama kodok, pernah ia menjerit-jerit kayak orang kesurupan gara-gara kodok masuk ke toilet sekolah.
Felicia ketakutan karena belum mengenal binatang itu, makanya Daris mengajaknya beberapa kali mendaki gunung.
"Kau masih mencintainya?" tanya Fiona. "Cinta pertama sulit terlupakan ya?"
Wajah Daris berubah keruh. "Kau tahu kenapa aku ilfil pergi berdua denganmu?"
"Karena cintamu hanya untuk Felicia."
"Kau selalu membahas orang lain, padahal dirimu lebih menarik untuk dibahas."
"Contohnya?"
"Kau berhati bidadari, perjodohan kita gagal gara-gara aku jatuh miskin, tapi kau tetap bersahabat denganku."