Lin Lianwei, seorang perampok dan ketua bandit dari kota X, tiba-tiba mendapati dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis desa bernama Lin Yuelan, gadis yang lemah dan malang, yang baru saja mengalami pelecehan oleh seorang pria tak dikenal.
Dalam kesakitan dan keputusasaan yang mendalam, Yuelan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai. Namun, alih-alih kematian, justru jiwa Lin Lianwei yang masuk ke dalam tubuh Yuelan pada saat genting itu.
Selama tiga bulan pertama, Lianwei mencoba memahami kehidupan barunya sebagai Lin Yuelan. Ia berusaha untuk bangkit dari tragedi yang dialami dan menjalani kehidupan baru ini dengan penuh kehati-hatian. Tetapi, sesuatu mulai terasa aneh. Tubuh barunya menunjukkan gejala-gejala yang membuatnya khawatir. Setelah mencari tahu, Lianwei pun terkejut mengetahui bahwa dirinya hamil.
Dengan ketidakpastian tentang siapa ayah dari anak yang dikandungnya, Lianwei merasa sangat kebingungan. Mampukah dia melewati situasi yang rumit ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETENANGAN SEBELUM BADAI
Lin Yuelan tidur dengan sangat nyenyak, namun dia masih bisa bangun pagi dan langsung membersihkan rumah, menyiapkan sarapan untuk ibu angkatnya dan juga mengambil air dari sumur desa.
Saat dia menyelesaikan semua pekerjaan, nyonya Zhang terbangun dan bersiap untuk mencuci tangan dan wajah. Melihat makanan yang mengepul di atas meja, mata wanita berusia 40 tahun itu menyipit.
"Kau memasak sepagi ini?" tanya nyonya Zhang.
Lin Yuelan tersenyum tipis, "Ibu lelah bekerja dan menghibur semua warga desa kemarin, aku ingin membuatkan sesuatu untuk sarapan."
Nyonya Zhang mengangguk, tidak ingin mengecewakan perasaan putri baptisnya, meskipun dia tidak mengetahui, apakah makanan yang dibuat Lin Yuelan benar-benar lezat atau pun tidak.
Setelah selesai mencuci tangan, Nyonya Zhang segera duduk di kursinya, ada dua mangkuk bubur polos yang diberi taburan daun bawang, bawang goreng dan irisan daging babi, ada juga kotak daun bawang yang dibuat oleh gadis itu, bahkan sebelum Nyonya Zhang mengangkat sumpitnya, dia telah mencium bau harum dari kedua macam masakan yang dibuat oleh putri angkatnya.
"Sepertinya sangat lezat!" ucap nyonya Zhang.
Lin Yuelan menggeser mangkuk, memberikannya pada nyonya Zhang, ''Ibu, cobalah! Tidak tahu apakah kedua makanan ini akan cocok dengan seleramu atau tidak,"
Nyonya Zhang tersenyum tipis, "Tidak masalah, selama putriku yang membuatnya, aku akan memakannya dengan nyaman."
Kata-kata nyonya Zhang benar-benar membuat Lin Yuelan sangat tersentuh, di kehidupan pertamanya, dia kehilangan ibunya pada saat masih berusia remaja, sehingga dia lupa rasanya dicintai dan juga diperhatikan.
"Kamu juga memakannya!" ucap nyonya Zhang, keduanya segera mengangkat sumpit dan mencicipi rasa lezat dari hidangan yang dibuat oleh Lin Yuelan.
"Rasanya sangat luar biasa, benar-benar lezat. Ibumu bahkan tidak pernah merasakan hidangan seperti ini sebelumnya," ucap nyonya Zhang, matanya menatap rumit ke arah Lin Yuelan, entah seberapa besar penderitaan yang telah dialami oleh gadis itu, sehingga dia begitu terampil dalam berbagai hal.
"Ibu, ini disebut kotak daun bawang, sedangkan ini adalah bubur babi. Aku sengaja menggunakan lemak babi untuk menumis bumbu, sebelum mencampurkannya dengan beras." ucap Lin Yuelan. Nyonya Zhang hanya mengangguk, dalam sekejap, kepala keduanya terkubur dalam mangkuk.
Sejak makan mie dingin yang di berikan oleh Ling Xie terakhir kali, nafsu makan gadis itu juga menjadi semakin baik, dia bisa memakan semangkuk besar bubur dengan santai.
"Lan'er, ibu berniat untuk mengajakmu tinggal di ibukota, ada banyak sekali pelayan yang dipekerjakan di kediaman keluarga Zhang kami, sehingga kamu tidak perlu repot-repot untuk bangun sepagi ini, apalagi membuat hidangan untukku. Mereka bisa melakukannya dengan baik." ucap nyonya Zhang sambil menatap wajah Lin Yuelan.
"Ibu, mungkinkah anda tidak menyukai masakanku? Jangan terlalu khawatir, di masa depan, aku akan mencoba untuk membuat hal yang lain lagi." ucap Lin Yuelan.
Nyonya Zhang menggelengkan kepala, ''Tidak, masakanmu benar-benar sangat lezat, namun aku tidak ingin melihat tanganmu melepuh karena panas. Lan'er, kau adalah putri baptisku, bagaimana mungkin aku membiarkanmu mengerjakan pekerjaan berat seperti ini?"
Lin Yuelan tersenyum tipis, "Ibu, aku masih menyukai suasana desa yang tenang, warga yang tinggal di sini juga sangat baik dan ramah, mereka tidak pernah menyulitkanku. Di bandingkan dengan ibu kota, bukankah tempat ini lebih damai dan nyaman?"
"Nak, kamu belum mengerti, aku dan ayahmu membangun rumah kecil ini untuk menghabiskan masa tua kami. Saat itu ibumu telah divonis tidak akan pernah memiliki seorang anak, karena kandungan yang lemah. Yapi sekarang ibu memilikimu, seorang putri yang sangat cantik. Bagaimana mungkin Ibu membiarkanmu tinggal di desa yang kecil seperti ini?" ucap nyonya Zhang.
"Ibu, aku lahir di pedesaan, aku juga tidak mengenal seperti apa ibu kota." jawab Lin Yuelan, kata-katanya seolah menegaskan, bahwa dia tidak pernah menginjakkan kakinya di kota besar.
"Nak, dengarkan ibumu, keluarga Zhang adalah keturunan Adipati, ayahmu merupakan paman dari kaisar yang berkuasa saat ini, dan ibumu adalah adik ibu suri sekaligus bibi dari permaisuri. Tidak akan ada yang mengkritikmu jika tidak memahami sesuatu, kau bisa belajar segalanya dengan nyaman." ucap nyonya Zhang, namun Lin Yuelan masih tetap menggelengkan kepala.
"Ibu, anda adalah seorang bangsawan, aku khawatir anda akan mendapatkan masalah, ketika orang-orang tahu bahwa putri yang anda kenali berasal dari desa. Orang-orang kota biasanya akan meremehkan orang kecil seperti kami,'' Lin Yuelan.
Nyonya Zhang melotot, "Siapa yang berani? Mereka tahu bahwa aku merupakan seorang pengganggu kecil, sebelum akhirnya menikah dengan keluarga Adipati. Siapapun yang berani membuat ulah, aku akan mengayunkan cambuk untuk mengalahkannya."
Lin Yuelan tercengang, pantas saja ibunya terlihat begitu terampil dalam menggunakan busur dan anak panah, ternyata dia memang pernah mendapatkan pelatihan yang cukup baik dari para penatua keluarganya, terutama karena dia dilahirkan dari keluarga Sikong.
"Ibu, kenapa anda tidak kembali dulu ke ibukota untuk melihat situasinya?" tanya Lin Yuelan.
"Ibu memang ingin kembali dan membawamu untuk mengenali leluhur, kemudian mengumumkan posisimu sebagai satu-satunya pewarisku dari keluarga Zhang." jawab nyonya Zhang, entah kenapa Lin Yuelan merasakan sesuatu yang sangat berbahaya, hingga dia akhirnya meminta nyonya Zhang untuk memikirkan kembali hal itu.
"Ibu, orang-orang mungkin akan berpikir bahwa aku memanfaatkan posisimu, akan lebih baik jika anda memikirkannya kembali. Ibu, tidak peduli siapapun anda, aku hanya akan berdiri di atas kakiku sendiri, tidak nyaman untuk mengambil posisi milik orang lain." ucap Lin Yuelan.
Nyonya Zhang hanya bisa menghembuskan nafas panjang melihat kegigihan Lin Yuelan, "Baiklah, ibu tidak akan melakukannya. Kita akan tetap tinggal di desa sebagai orang biasa."
Lin Yuelan akhirnya tertawa, "Ibu, aku tidak pernah memaksamu untuk tetap tinggal. Anda bisa kembali kapanpun anda mau, jangan terlalu merisaukan putrimu, aku sudah besar dan bisa menjaga diri sendiri.
Nyonya Zhang melotot, "Bagaimana kau bisa mengatakan hal itu dengan mudah? Aku tidak akan pernah membiarkanmu sendirian!"
Selama 3 bulan, hidup Lin Yuelan di penuhi dengan kebahagiaan, dia menikmati semua perlakuan baik yang di berikan oleh nyonya Zhang, hingga akhirnya sebuah kejadian buruk membuat sepasang ibu dan anak itu bertengkar hebat.
Lin Yuelan merasa tidak enak badan, akhir-akhir ini dia seringkali merasa mual di pagi hari, kepalanya juga pusing bahkan dia tidak memiliki tenaga untuk bangun dari tempat tidur. Hal itu tentu saja membuat nyonya Zhang menjadi sangat cemas, dia segera memanggil tabib untuk memeriksa.
Saat tabib tua datang dan memeriksa denyut nadinya, dahi pria itu langsung berkerut. Dia melirik ke arah nyonya Zhang sambil menghela nafas panjang.
"Nyonya, aku tidak tahu ini hal baik atau buruk. Putrimu, Yuelan, sedang hamil, usia kandungannya sudah 12 minggu." ucap tabib itu.
Nyonya Zhang langsung terdiam, dia menatap tajam pada Lin Yuelan, "Katakan padaku! Badjingan mana yang melakukan ini padamu!"
Lin Yuelan menggelengkan kepala, dia juga tidak mengenal pria itu. "Ibu, aku tidak tahu!"
Brak...
Meja kayu langsung hancur saat kepalan tangan nyonya Zhang menghantamnya. "Bagaimana bisa kau tidak mengenal pria yang sudah merenggut kehormatanmu?"
Tubuh Lin Yuelan menyusut, "Ibu, ini salahku karena terlalu lemah, aku tidak bisa melawan saat pria itu melakukannya,"
Wajah nyonya Zhang semakin buruk, emosinya mulai naik turun, "Ceritakan padaku!"
Lin Yuelan menarik nafas perlahan, kemudian membuangnya. Dia menunduk seraya menceritakan kejadian buruk yang pernah menimpanya saat berada di gunung Xian.
"Jadi itu alasanmu melompat dari tebing, sampai kau hanyut di sungai tempo dulu?" tanya nyonya Zhang, Lin Yuelan mengangguk.
"Sial! Lihat saja! Aku pasti akan menemukan pria itu dan membawanya untuk berlutut di hadapan mu!" ucap nyonya Zhang sambil meninju udara.
"Gugurkan!"
👍💪