TAMAT
.
Kisah Kaisar yang hidup dalam keluarga yang tidak utuh, Ayahnya menceraikan sang Ibu dan lebih memilih cinta pertamanya semasa muda dulu.
Sang Ibu terpaksa meninggalkan Kaisar karena ancaman suaminya sendiri, ia pergi membawa bayi perempuan yang masih berada diperutnya dan terlahir dengan nama Keiina yang tidak diketehaui keberadaannya oleh suaminya.
Kaisar tumbuh menjadi anak yang penuh dengan dendam dan sangat membenci sang Ayah juga istri yang sudah merebut posisi ibunya, di masa depan ia mencari keberadaan sang ibu dan adik yang belum pernah ia temui.
Apa yang terjadi dengan hubungan Kakak beradik antara Kaisar dan Keiina?
Akankah mereka saling mengenali saat bertemu untuk pertama kalinya?
Bagaimana saat cinta menghampiri Kaisar maupun Keiina, akankah pengkhiatan sang Ayah membuat mereka trauma dan membatasi diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
"Aku sudah mencarinya, Ma." Kata Anhar dan seketika membuat Mutia menatapnya tajam.
"Selama 20 tahun ini aku mencari Adelia, Ma. Aku tidak mengerti mengapa Adelia lari dan tidak membawa semua fasilitas yang aku berikan padanya." Anhar terduduk lemas dan menundukan kepalanya.
"Adelia pasti punya alasan mengapa ia lari dan menghilang." Kata Mutia yang mengetahui alasan yang sebenarnya mengapa sampai Adelia pergi.
"Jika Adelia membenciku, tidak bisakah Adelia tetap bertahan demi Kaisar? Kaisar sangat membutuhkannya." Ucap Anhar.
"Adelia pergi karna tidak ingin kamu menyakitinya terus terusan. Bukankah saat itu juga kamu ingin membatasi hubungan Kaisar dengan Adelia?." Mutia menghela nafas.
"Oma..." Kaisar memanggil setelah sebelumnya mendengar percakapan antara Anhar dan Mutia.
"Kamu sudah pulang, Kai?" Tanya Mutia melembut.
"Sudah, Oma." Jawab Kaisar.
"Kamu bawa apa?" Tanya Mutia yang melihat Aldo membawa beberapa kotak kue dari toko kue ternama.
"Lemon cake." Jawab Kaisar tersenyum.
Kaisar melihat ke arah Nina. "Mbak Nina, tolong ambil dua kotak kue untuk dibagikan ke pelayan di paviliun belakang, dan satu kotaknya simpan saja di lemati es, ambilkan 1 slice untuk Oma dan buatkan juga Oma teh herbal." Kata Kaisar tanpa memperdulikan keberadaan Anhar.
"Aldo, kamu bisa langsung pulang." Ucap Kaisar pada Aldo.
"Baik Tuan Kai." Aldo mengangguk hormat. "Terimakasih untuk kue yang anda berikan pada saya." Ucapnya lagi karna Kaisar juga memberikan satu kotak lemon cake untuk di nikmati oleh Aldo dan keluarganya.
Anhar terus memperhatikan sikap Kaisar, meski Kaisar dingin dan tegas, namun ia tetaplah pria baik hati. Anhar melihat ada diri Adelia di diri Kaisar.
Kaisar membawa sang nenek untuk duduk dan melewati Anhar begitu saja, Anhar sudah seperti manusia transparant yang tidak terlihat oleh Kaisar.
"Kamu pasti sedang merimdukan Mamamu." Ucap Mutia saat melewati Anhar, Mutia sengaja bicara seperti itu saat melewatinya.
"Bukan sedang merindukan Mama, tapi Kai slalu merindukan Mama, Oma." Ucapnya terdengar penuh kerinduan.
Tanpa malu, Anhar ikut duduk bersama Mutia dan juga Kaisar meski Kaisar tidak menganggapnya ada. Nina menyajikan potongan kue untuk Kaisar, Mutia dan juga Anhar.
"Mbak, duduklah. Aku tadi sudah makan kue nya bersama Ryu. Makanlah punyaku." Ucap Kaisar.
Nina tampak ragu karna ada Anhar juga disana.
"Duduklah, Mbak. Bagiku Mbak Nina bukan orang asing." Tegas Kaisar.
"Duduklah di sebelahku, Nina." Sahut Mutia mendukung.
Nina dan Mutia mencicipi lemon cake yang dibawa oleh Kaisar. "Masih enak buatan Mamamu." Kata Mutia.
"Ya, Nyonya besar betul, lemon cakenya masih enakan buatan Nyonya Adelia."Sahut Nina.
Kaisar mengangguk, sementara Anhar masih saja menatap sang putra meski Kaisar bersikap acuh padanya.
Prankkk..
Riska kembali membanting sebuah guci di kamar dan terdengar oleh Kaisar.
Anhar hanya menghembuskan nafasnya kasar.
Sementara Kaisar langsung menatap tajam pada Anhar. "Apa lagi yang diperbuat oleh wanitamu?" Tanya Kaisar dengan emosi.
Tanpa menunggu jawaban dari Anhar, Kaisar segera berjalan menuju kamar Anhar di ikuti oleh Pak Pur, sementara Anhar menggusar rambutnya dan ikut mengikuti Kaisar.
Brakk
Kaisar membuka pintu kamar dan terlihat sekali berantakan.
"Apa yang kau lakukan di rumahku?" Geram Kaisar.
Riska menatap nyalang pada Kaisar. "Keluar dari kamarku!!" Bentaknya.
Kaisar tersenyum mengejek. "Kamarmu?" Tanyanya. "Ini rumahku, aku hanya berbaik hati memberimu tumpangan." Ucapnya sinis.
"Riska hentikan!!" Kata Anhar.
Kaisar mencium aroma alkohol di kamar Anhar.
"Pak Pur." Panggil Kaisar.
"Saya Tuan."
"Siapa yang mengijinkan ada alkohol masuk di rumahku?" Tanya Kaisar dengan suara meninggi.
"Maaf Tuan, saya kecolongan." Ucap Pak Pur karna tidak mengetahuinya.
"Panggil security rumah, periksa setiap sudut rumah dan kamar, musnahkan semua alkohol, jika ada yang menghalangi lempar sekalian keluar." Titah Kaisar dan menatap benci pada Anhar juga Riska. Lalu Kaisar keluar dari kamar Anhar.
Plakk..
Anhar menampar Riska, ini pertama kali dalam hidupnya menampar istrinya sendiri.
"Mengapa membuat masalah dengan Kaisar, hah?" Kesal Anhar.
"Kamu berani menamparku, Mas?" Tanya Riska tak percaya. Pasalnya selama ini Anhar selalu bersikap lembut bahkan tergila gila pada Riska. Hanya saja Riska slalu tidak bisa memanfaatkan kondisi Anhar karna Anhar slalu membatasi kemauan Riska termasuk soal Reno.
"Aku bahkan bisa membunuhmu jika kau terus terusan membuat masalah degan Kaisar!!" Kata Anhar mengancam.
"Mas!!" Pekik Riska tak percaya. "Kamu berubah semenjak anak sialan itu kembali." Kata Riska berapi api.
"Dia anakku, bukan anak sialan!!" Bentak Anhar lalu menyapit kedua pipi Riska dan mendorong Riska keatas tempat tidur. "Jangan usik Kaisar dan mencari masalah dengannya jika masih ingin tinggal disini." Tunjuk Anhar pada wajah Riska.
Mutia mendengar teriakan demi teriakan pertengkaran yang terjadi antara Anhar dengan Riska, ia memejamkan matanya karna merasa tidak adanya kebahagiaan di rumah ini.
"Nyonya, mari saya antar ke kamar." Ajak Nina.
Mutia menurut, Nina membantu bahkan menemani Mutia di dalam kamar agar tidak banyak memikirkan permasalahan di rumah ini. Mutia bersyukur karna Nina slalu ada terutama untuk Kaisar yang slalu merindukan kepulangan Adelia.
Di dalam kamar, Kaisar duduk di meja kerjanya, ia melihat foto dirinya kecil bersama Adelia. "Ma.. Salahkah Kai berbuat seperti ini? Hentikan Kai, Ma.." Lirih Kaisar dan terus menunduk.
Kaisar yang menyimpan dendam pada Anhar dan Riska. Kaisar memang akan membalaskan setiap rasa sakit yang Adelia terima dulu. Di buang begitu saja dan dirampas segala hak nya. Kaisar akan membuat Riska meninggalkan Anhar dengan sendirinya atau Anhar yang membuang Riska seperti saat Anhar membuang Adelia dulu.
**
Keiina tengah mengerjakan pekerjaannya di ruang kerja yang berisikan beberapa orang. Tiba tiba saja Ryu mendatangi ruangan kerja Keiina.
"Dokter Ryu, ada apa kesini? Apa ada yang saya bisa bantu?" Tanya Rahmat kepala divisi administrasi.
"Saya mencari teman saya." Kata Ryu sambil mengedarkan pandangannya.
Rahmat mengernyitkan dahinya, "Siapa teman dokter Ryu, biar saya panggilkan."
Ryu tersenyum saat melihat seseorang yang di carinya, tanpa menjawab pertanyaan Rahmat, Ryu langsung saja menghampiri meja kerja Keiina.
"Keii.." Panggil Ryu, dan membuat seluruh pegawai yang berada disana langsung memperhatikannya.
Keiina langsung mendongakan kepalanya. "Pak dokter ngapain disini?" Tanya Keiina pelan dan merasa tak enak.
"Mau jemput makan siang." Jawabnya sambil tersenyum lebar.
Keiina melihat jam di pergelangan tangannya. "Masih sepuluh menit lagi, Pak." Kata Keiina.
"Tidak apa, Keiina. Keluarlah bersama dokter Ryu." Sahut Pak Rahmat.
Keiina diam dan semakin merasa tak enak.
"Keiina, Pak Ryu ini cucu dari pemilik Medika Group. Dia juga atasanmu yang harus kamu turuti perintahnya." Ucap Rahmat lagi.
"Pak Rahmat, Saya ada perlu dengan Keiina dulu." Ucap Ryu lalu menarik lengan Keiina. Keiina dengan cepat mengambil ponselnya lalu mengikuti Ryu.
"Pak dokter, pelan pelan Jalannya." Ucap Keiina yang memakai heels meski hanya lima centi meter.
Ryu teringat jika dia tengah menarik Keiina. "Maafkan aku. Keii."
"Tidak apa, kita mau kemana?" Tanya Keiina bingung.
"Ke kantor catatan sipil, menikahimu." Jawabnya menggoda.
"Hah?"
...****************...
Readers yang sudah mampir, mohon like nya dong.. Yang masih punya jatah vote boleh dong dukung karyaku dengan votenya.
Jangan lupa juga komentarnya walaupun cuma sebatas tulis Up, biar aku makin semangat.