Cinta, apakah sungguh-sungguh ada di dunia ini, Zea nyaris tak percaya, menikah apakah akan menjadikan kebahagiaan? Zea pun nyaris tak percaya, pernikahan hanya pintu untuk seruntutan peristiwa yang memusingkan dan mengecewakan. Lelah berpikir tentang cinta, jodoh dan pernikahan Zea justru sibuk dengan berkebun dan berkuda, baginya hal ini lebih menyenangkan.
Namun siapa sangka hadirnya pemuda yang jauh dari usianya itu mampu mengacaukan pondasi dan perasaanya. Lalu bagaimana kah kisah selanjutnya? Akankah dirinya bisa merasakan indahnya cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu
Korea, sudut bumi yang lain, saat dini hari di rumah Al Jovano . Laki-laki itu menggeliat merasa tubuhnya terasa amat berat seperti tertimpa benda, mata Al Jovano perlahan membuka namun di perutnya melingkar tangan mulus seorang wanita.
Al Jovano mengucap matanya lagi, seolah mimpi di dalam tidurnya, "Yang... Serius ini kamu??? " Al Jovano berkata dengan suara kas bangun tidurnya.
Wanita itu menggeliat dan mengeratkan pelukannya, bahkan kepalanya bersembunyi di bawah ketiak Al Jovano, tangan satunya mengelus dada Al Jovano hingga sesuatu yang di area itu mengeras.
"Sttttth, Yang, jangan siksa aku begini dong. " Suara Al Jovano parau dan mendadak tubuhnya panas.
Tangan Al Jovano merindukan tubuh yang memeluknya ini, Al Jovano merasa begitu terkejut Zea datang seperti ini, tapi Al Jovano berpikir kenapa dirinya bisa begitu nyenyak, padahal sebelumnya susah sekali tidur.
"Ashhh, Yang kakinya jangan di atas paha. " Al Jovano menahan hasratnya saat kaki Zea menumpang di atas pahanya nyaris mengenai senjata rahasianya.
"Al, sumpah kangen bangettt. "Zea berkata dalam tidurnya seakan memimpikan Al Jovano dalam tidurnya.
Zea semakin meraba dada Al Jovano dalam tidurnya membuat Al Jovano semakin gelisah, hingga tak tahan untuk berdiam diri saja, apalagi bola indah yang terbungkus itu menempel di tubuhnya, Al Jovano di buat semakin kepanasan di tempatnya.
Al Jovano benar-benar tak bisa menahan lagi, tanganya akhirnya membelai lembut kulit di bawah baju tidur itu, hingga tubuh Zea menggeliat indah.
"Shhh, Ahhh, Geli Al..." Kata Zea, suara serak indah setengah sadar itu mampu membuat Al Jovano tak tahan sehingga mengecupi wajah Zea dengan kecupan penuh rindunya.
Zea terkejut saat sebuah remasan di bola indahnya seiring dengan sapaan lembut di bibirnya. Zea langsung tersadar dan menjauh dari Al Jovano, Zea pikir hanya mimpi ternyata tubuhnya benar-benar merespon sentuhan Al Jovano.
"Kenapa??? " Al Jovano berkerut saat wajah Zea di jauhkan.
"Aku belum gosok gigi malu, bauk. " Ucap Zea memerah.
Al Jovano tak peduli itu, kehadiran Zea harus membuat haus rindunya hilang dan terpenuhi, Al Jovano meraih tubuh Zea lalu menyatukan dua baris merahnya, mengabsen barisan putih dan menautkan benda lembut tak bertulang itu.
"Ehhhmmmm Ah ah ah. " Zea membuang nafasnya kasar karena kehabisan nafas.
Suara itu membuat Al Jovano semakin panas, hingga Zea terkejut saat Al Jovano menarik baju piyamanya hingga berceceran kancingnya, Al Jovano nampak begitu berkabut di pandangan Zea.
Wajah Zea memerah saat melihat tubuh polos atasnya, namun Al Jovano sudah begitu rindu pada wanita tercintanya ini, Al Jovano absen setiap inci kulit tubuh Zea, bahkan mungkin sudah menghias dan melukis dengan bibir dan giginya hingga leher dan tubuh atas Zea berpola-pola.
"AhhhsssAllll, Cu... cukup. " Nafas Zea tersengal-sengal seru nafasnya sudah tak terkendali, tubuhnya seperti objek yang tak mau mengikuti perintahnya, naluri tubuhnya bergerak dan bereaksi sesuai keadaan yang dia alami.
Zea makin terkejut saat Al Jovano naik di atas dirinya, "Tu... Tung... gu!! Aah Alll" Zea menahan Al Jovano karena ini seperti bukan Al Jovano saat terakhir dia bersama. Bagaimana bisa suami brondongnya yang dulu belum bisa berjalan bisa merangkak dan bahkan sekarang sudah bisa bermain di atasnya.
"Kamu Al kan??? Ka kamu bukan kembarannya kan??? " Zea berusaha menghindar saat proses penyatuan bangsanya akan Al Jovano lakukan.
"Astaghfirullah, ini aku Yang... Masa berpisah beberapa waktu saja kamu lupa???" Al Jovano cemberut.
"Tapi.. Kakimu??? " Zea masih tak percaya.
"Aku sembuh. "
"Aku ingin meminta spesial dari dirimu, karena kamu sudah datang hari ini, aku mau sepuasnya!!! " Ucap Al Jovano membuat Zea bahagia namun bersemu merah karena malu namun rindu dan indah dini hari ini, Zea tak menyangka akhirnya bisa melakukan hal yang tak pernah terbayang olehnya.
***
Keringat keduanya mengalir tak terbendung, keduanya berbaring sembari saling menggenggam, seolah tak ingin berpisah dan mengakhiri keindahan yang barusan mereka ciptakan.
"Yang, bagaimana kamu datang tapi tak mengajariku??? Hmm??? " Tanya Al Jovano bermain rambut Zea dan sesekali menggigit telinga Zea.
"Aku sudah tak tahan lagi ingin melihat dirimu. " Jawab Zea namun yang paling dasar Zea ingin melindungi Al Jovano dari anak buah Alpha.
Sebelum kesini Zea bertemu dengan semua saudaranya, lalu Zea menceritakan semua yang menimpa Ayah Harus, Awalnya beberapa saudara tak peduli jika perusahaan Ayahnya hancur namun mengingat cerita Zea tentang Alpha yang amat ambisius, akhirnya perusahaan di up oleh Kean dan di bantu kak Reihan mewakili Kak Intan, sementara Zea di ijinkan merawat Al Jovano dan menyelesaikan kuliahnya.
Zea juga menitipkan stabel nya pada Zia dan Kak Intan agar sering di sambangi juga di supervisi bagaimana kerja karyawan nya.
Zea menatap wajah yang semakin tampan jika di lihat itu, Zea tak ingin Al Jovano merasa tertekan ataupun sampai terluka jika anak buah Alpha menemukannya.
Zea tak ingin jika terjadi apa-apa lagi pada Al Jovano, Zea tak akan sanggup kehilangan laki-laki yang amat di cintainya ini.
"Al, I love you, apapun yang terjadi perasaanmu jangan berubah, percaya selalu padaku ya! " Ucap Zea berkaca-kaca, sungguh melihat suaminya bisa bergerak bebas begini membuat Zea sedikit minder takut jika Al Jovano meninggalkan dirinya, dan memiliki Wanita yang lebih dari segalanya di bandingkan dirinya.
"I love you sayang, sampai rambut kamu berubah, aku akan selau mencintaimu seorang, trust me. " Ucap Al Jovano lalu merengkuh tubuh Zea hingga keduanya bertemu.
***
Up dikit maaf ya... 🙏🙏🙏