KEHADIRANMU MENGUBAH HIDUPKU bukan sedekar bicara tentang Cinta biasa namun tentang perjalanan hidup yang mereka lalui.
Diambil dari sebuah kita nyata perjalanan Hidup sebuah keluarga yang berasal dari keluarga miskin. Perselisihan dalam rumah tangga membuat Anak mereka yang baru lahir menjalani kehidupan tanpa seorang ayah. Sampai anaknya tumbuh dewasa. Perjalanan sebuah keluarga ini tidaklah mudah deraian air mata berbaur dalam setiap langkah mereka. Kehidupan yang penuh perjuangan untuk sebuah keluarga kecil tanpa adanya kepala keluarga. Mereka lalui dengan ikhlas hingga mereka menemukan kebahagiaan yang sedikit demi sedikit mereka dapatkan dan membuat mereka semua bahagia.
Bagaimanakah perjalanan kisahnya?
Ikuti terus Kisah ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SitiKomariyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepulangan Iman
Bagi Marni peristiwa perih yang selama ini ia jalani menjadikan dirinya kini menjadi wanita yang tak mudah percaya kepada lelaki. Kusno sempat ingin memperbaiki hubungan dengan marni, namun marni menolak dengan tegas. Beberapa tahun telah berlalu, kini usia Tisna sudah menginjak 5 tahun.
Selama Lima tahun tisna hanya mengenal Iman sebagai ayahnya. Gadis kecil yang begitu cantik jelita. Iman sebagai paman Tisna memenuhi kebutuhan tisna seperti anak kandungnya sendiri.
Iman begitu menyayangi tisna, setiap Ia pulang bekerja tak lupa ia selalu membelikan pakaian baru serta makanan kesukaan Tisna. Tisna kecil sangat dimanjakan oleh iman beserta keluarganya.
Tak heran jika terkadang banyak tetangga yang merasa iri dengan tisna. Namun jika mereka mengingat betapa sedih nasib yang menimpa tisna mereka menjadi lebih menyayangi tisna.
Pagi ini adalah minggu awal di bulan Februari tahun 1997. Iman baru pulang dari merantau di kota seberang. Ia pulang menaiki ojek, perjalanan masih terbilang cukup jauh dari dermaga. Sepanjang perjalanan masih banyak hutan yang dilewati, walaupun jalan utama. Namun kanan kiri jalan masih dipenuhi tumbuhan liar.
Sesampainya Iman dijalan depan rumah, ia turun dari ojek.
“ Terimakasih mas, ini ongkosnya. Kembaliannya ambil saja untuk jajan anaknya mas" ucap iman sembari menyerahkan uang pada tukang ojek.
“ Sama-sama mas, maaf hampir terjatuh dijalan. Karena sekarang musim hujan jadi jalan sedikit licin mas" ujar tukang ojek.
“ Tidak apa mas, yang terpenting sekarang saya sudah sampai dirumah dengan selamat. Mari mampir mas ke gubuk saya” Ujar Iman.
“ Lain kali saja mas, saya permisi dulu mas. Salam saja buat keluarganya” jawab tukang ojek sembari meletakkan tas dan barang bawaan iman di jembatan masuk halaman rumah, kemudian pergi.
Dari kejauhan tampak tisna kecil yang sedang memperhatikan iman dalam-dalam. Lalu berlari kearah iman setelah ia menyadari jika ayahnya pulang. Ia berteriak bahagia melihat kepulangan iman.
“ Ayah, ayah……!!! Ibu ayah pulang, ayah tisna kangen ayah! Ayah kenapa lama sekali pulangnya? Apa ayah tidak sayang tisna lagi? Ayah gendong!" Celoteh tisna kecil mengungkapkan isi hatinya yang masih begitu polos.
“ Anak manis, sini ayah gendong! Mana mungkin ayah melupakanmu, apalagi sampai tidak menyayangi Tisna. Ayah sangat menyayangi tisna. Sebab itu ayah pulang karena kangen dengan Tisna yang manis” ujar Iman sembari menggendong tisna dan membawa tasnya.
Iman kemudian mengetuk pintu dan Tisna berteriak memanggil ibunya.
“ Ibu! Ibu ! Ayah pulang! Ayah pulang!” ujar tisna memanggil ibunya.
“ Jangan berteriak tisna sayang,” ujar iman.
Tak berselang lama pintu rumah terbuka, betapa bahagianya marni dan ibu Ning menyambut kepulangan Iman yang sudah dua tahun merantau.
“ Tisna turun nak, ayah masih capek baru pulang nak" ujar marni pada tisna yang masih digendong iman.
Tisna menggelengkan kepalanya, ia justru semakin erat memeluk iman saat marni ingin meraihnya.
“ Sudah marni biarkan saja, tisna pasti sangat merindukan iman. Lebih baik kamu siapkan makan saja, jangan lupa ambilkan minum. Kelihatannya iman juga haus" ujar ibu ning.
“ Baik bu, sini dek mba bantu bawa barang-barangnya. Kamu istirahatlah dulu sembari menunggu mba menyiapkan makan” ujar marni.
“ Iya, mba juga jangan terburu-buru masaknya. Tadi sewaktu masih dikapal aku juga sudah makan. Aku mau minum saja mba" jawab Iman.
Marni bergegas kedapur untuk menyiapkan makanan setelah mengambilkan minum untuk iman. Setelah selesai menikmati makanan yang telah disiapkan marni. Iman asyik bersenda gurau dengan Tisna.
“ Ayah, mana hadiah untukku. Kata ibu jika ayah pulang akan membelikan baju baru untuk tisna” ucap tisna dengan suara mungilnya.
“ Pasti sudah ayah siapkan dong untuk tisna. Ayah tidak akan pernah melupakan hadiah untuk anak ayah tersayang" jawab iman sembari menarik hidung tisna yang mancung.
“ Aduhhh, ayah sakit! Ibu, ayah tarik hidung tisna" ujar tisna mengadu pada ibunya.
Marni tersenyum sembari mendekati tisna dan membelai rambut tisna yang bergelombang dan sedikit berwarna kecoklatan.
“ Mana yang ditarik nak?” tanya marni.
Lalu tisna memperlihatkan hidungnya yang terasa sakit karena ditarik iman. Kemudian marni dengan gemas menarik kedua pipi tisna.
“ Ibu sakit, huhuhu ayah sama ibu nakal nek! Nenek ayah sama ibu nakalin tisna” ujar tisna sembari berlari kecil mendekati ibu ning yang berada didekat tisna.
“ Hahahaha, lucu sekali tingkahmu. Tisna sayang, ayah dan ibu hanya gemas denganmu nak." Ujar marni sambil tertawa melihat anaknya yang mencari perhatian pada ibu ning.
Ibu Ning kemudian meletakkan tisna dipangkuannya lalu menasehati tisna. Perlahan tisna mulai memahami apa yang dikatakan ibu Ning.
“ Nenek tisna mau minum susu, tadi ayah bilang tidak membelikan susu untuk tisna” ujar tisna manja pada neneknya.
Kemudian ibu ning meminta marni untuk kewarung membelikan susu. Sesampainya diwarung Marni bertemu mantan kekasihnya. Marni disapa oleh mantan kekasihnya. Ia juga menanyakan perihal hubungannya bersama kusno. Marni menjawab jika ia dan suaminya baik-baik saja.
Karena ia tidak mau jika orang lain ikut campur masalah pribadinya. Namun usaha marni sia-sia, sebab berita retaknya hubungan rumah tangga marni sudah diketahui banyak orang.
“ Tak perlu kamu sembunyikan, aku sudah tau semua tentang dirimu. Jika kamu tidak mau menjelaskan, aku tidak memaksamu marni. Tapi aku hanya ingin kamu mengetahui satu hal. Jika aku masih mencintaimu dan berharap bisa bersamamu." Ujar mantan kekasih Marni sembari berbisik ditelinga marni.
Tentu saja marni merasa risih dengan kata-kata yang keluar dari mulut mantannya itu.
“ Cukup mas! Aku tidak mau mengungkit masa lalu” jawab marni.
“ Tapi marni aku berkata jujur apa adanya” mantan kekasih marni mencoba meyakinkan marni.
Tapi marni tidak mau memperdulikan perkataannya, ia segera membayar susu lalu pergi. Disepanjang perjalanan pulang, perasaan marni bercampur aduk tak karuan. Dan hampir saja terpeleset karena jalanan yang licin akibat hujan deras semalam.
“ Hati-hati Marni, jalannya begitu licin" ucap salah satu tetangga marni yang kebetulan lewat lalu memegang lengan marni agar tak terjatuh.
“ Terimakasih, kalau tidak ada mba dibelakang tadi, pasti aku sudah jatuh. Bisa jadi nanti terkilir kakiku” jawab marni sembari mengambil susu yang terjatuh ditanah.
“ Sama-sama marni, semalam memang hujannya sangat lebat. O..iya kamu beli susu untuk siapa?" tanya tetangga marni.
“ Untuk anakku mba Warni, kebetulan adikku iman sudah pulang. Tapi dia lupa membelikan susu untuk tisna. Biasalah mba anak kecil kalau minta ya harus hehehe” jawab marni sedikit tertawa.
“ Hehehe iya betul anak-anak memang suka begitu. Sejak kapan iman pulang ?" ujar warni.
“ Baru sampai tadi pagi mba, mainlah kerumah jika ada waktu senggang" ucap marni.
“ Insyaallah nanti aku main kerumah, titip salam saja untuk keluargamu marni" jawab warni.
Kemudian mereka berpisah dipersimpangan jalan. Jarak warung kerumah marni sedikit jauh. Sesampainya marni dirumah ia segera membuatkan susu untuk tisna. Tisna terlihat bahagia setelah mendapatkan susu dari ibunya.
“ Terimakasih ibu, tisna sayang ibu" ucap tisna kecil sembari memeluk marni.
Marni terlihat bahagia melihat perkembangan sang buah hati, namun juga merasa terharu. Marni memeluk erat tisna lalu mencium kening dan pipi tisna dengan lembut.