Duren Sawit

Anindiya Dianka Putri adalah gadis yang cantik,baik, ramah,murah senyum, mandiri, low profil tapi semua itu berubah ketika satu orang yang terpenting di dalam hidup nya mengahacurkan hati nya berkeping keping, merusak kepercayaan nya terhadap kaum yang bernama laki laki. Hal itu menjadikan nya sosok gadis yang irit senyum, menatap dingin semua pria yang hendak mendekati nya, menyimpul kan kalau semua pria itu brengsek kecuali Ayah dan adik nya , membuat Anin menjadi tidak punya respek positif pada setiap laki laki karena yang Anin pikir sekarang bahwa laki laki itu hanya manis di awal setelah bosan ya mencampakan.

Damar memijit tulang hidung nya karena sedikit pusing, bukan hanya masalah pekerjaan yang sedang dia hadapi tapi juga masalah gadis yang tengah dia perjuangkan saat ini. Damar pusing setengah mati karena sudah dua minggu ini Anin tidak membalas chat nya. Di telpon pun selalu di alihkan, Damar merasa bingung punya dosa apa dia padag gadis itu sehingga seolah olah menghindarinya selama dua minggu ini.

"Kakak punya salah apa sama kamu Nin, kenapa kamu ngehindar begini. Apa rasa percaya serta respek kamu sudah hilang pada kaum kami. Sebegitu cinta dan terluka kah kamu dengan laki laki brengsek itu."

Damar memandangi poto Anin yang tengah tersenyum yang dia simpan di ponsel nya. Diam diam Damar mengstalker media sosial Anin dan mencuri satu poto yang bagi nya itu jarang di tunjukan Anin pada kaum adam seperti nya tersenyum manis dan tulus

Damar terus saja memijit pangkal hidung nya sedikit keras agar pusing yang tengah Damar rasakan saat ini semakin berkurang.

"Boss."

Damar membuka matanya saat melihat Adhan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Lupa Dhan apa guna nya pintu."

Adhan hanya tersenyum bodoh saat Damar menyindirnya, karena terburu buru Adhan sampai lupa untuk mengetuk pintu ruangan bos nya itu.

"Ada apa?"

"Itu Boss di luar mantan istri lu lagi ribut sama orang."

Damar menegakan tubuhnya mendengar ucapan Adhan, mantan istri di pikiran Damar kini hanya ada satu nama yaitu Uriena, tapi dengan siapa dia membuat onar di kantor nya.

"Ngapain sampah plastik bekas pake itu kesini,pake bikin ribut segala di tempat kerja orang."

Adhan mendelik saat mendengar Damar menyebut mantan istri nya itu dengan sebutan sampah plastik bekas pakai ,rasa nya ingin ngakak guling guling denger nya tapi masih sayang sama kerjaan.

Ye si boss mah suka becanda, bekas bekas gituh juga bekas lu pake selama hampir dua tahun, heran gue dah.

Adhan tidak menyahuti Damar, dia hanya berbicara dalam hatinya. Damar terlihat berdiri dan keluar dari ruangan nya tergesa gesa di ikuti oleh Adhan di belakang nya. Damar tidak mau kalau mantan istri sinting nya itu membuat masalah di kantor nya. Memang sudah hilang urat malu nya kali tuh si mantan, dulu Damar di hina hina, di maki maki, di tunjuk tunjuk di tempat umum saat dia kepergok habis maen goplak sodok sama selingkuhan nya yang katanya tajir melintir. Ternyata saat ini si mantan malah ngejar ngejar bahkan ngemis ngemis lagi padanya, Damar cuma bisa tersenyum sinis saat ini.

Saat Damar dan Adhan sampai di lobi benar saja Damar melihat seorang wanita tengah menunjuk nunjuk serta memaki maki wanita di depan nya yang terlihat santai tanpa ingin melawan.

"Kalian harus tau, wanita ini yang sudah menjadi pelakor di hubungan saya sama Mas Damar. Mas Damar menceraikan saya gara gara wanita ini, ya kan ngaku saja kamu murahan!!"

Suara menggelegar nya membuat orang orang di sana mulai bergerumun ingin tahu apa yang sedang terjadi sebenarnya. Kenapa mantan istri Boss mereka itu memaki maki wanita yang ada di hadapan nya. Dan mereka mulai kasuk kusuk melihat pada dua wanita itu, satu wanita terlihat santai dan yang satu terlihat menggebu gebu.

"Mohon maaf ibuk Uriena yang terhormat, sepertinya ibuk sedang membicarakan diri ibuk sendiri."

Uriena semakin merah padam saat mendengar ucapan santai dari wanita yang tengah ada di hadapan nya ini. Bahkan wanita yang sempat berfoto dengan Damar mantan suami nya itu terlihat tersenyum mengejek padanya. Ya wanita itu adalah Anin, Anin yang tidak sengaja bertemu wanita siluman ini di depan lobi kantor milik Damar. Anin ke kantor Damar karena ada sesuatu hal yang dia butuh kan, Anin membutuhkan beberapa kain batik serta songket untuk gaun gaun nya. Karena Lina menyarankan untuk meminta bantuan pada Damar yang nota bene punya garment jadi sudah di pastikan Damar menyetok berbagai macam kain di pabrik garment nya.

"Kau wanita tidak tahu malu, sudah merebut suami orang masih saja tidak punya malu dan harga diri. Apa orang tua mu tidak mengajarkan mu akhlak yang baik huh!!!"

Anin yang tadi nya bersikap santai pada wanita yang tengah menudingnya tanpa alasan ini seketika berkilat marah saat mendengar orang tua nya di bawa bawa dalam masalah tidak berfaedah ini.

"Jangan pernah membawa bawa nama orang tua saya, kalau kamu memang tidak suka pada ku jangan pernah membawa orang tua. Karena orang tua saya sudah mendidik saya dengan baik hingga menjadi wanita yang berakhlak baik, tidak suka selingkuh, dan memandang sesuatu hanya dari materi saja yang pastinya tidak murahan..... kan. Tidak ada orang tua di dunia ini yang salah mendidik anak nya, tapi anak itu sendiri yang susah didik. Jadi sebelum kamu berbicara ada baik nya berkaca terlebih dahulu."

Uriena terlihat menyungging kan senyum mengejek pada Anin yang terlihat tengah menyindir diri nya. Dengan wajah yang masih terlihat congkak Uriena memandang rendah pada Anin.

"Setidak nya aku bukan wanita yang di campakan di hari pernikahan nya ... kan."

Mata Anin membulat mendengar ucapan Uriena, dari mana wanita ini tahu tentang semua itu. Di dekat lift sana Damar pun tercengan mendengar ucapan mantan istri nya itu. Apa lagi saat melihat wajah serta tubuh Anin menegang saat mendengar nya.

Uriena tersenyum sinis melihat Anin terdiam, ucapan nya benar kan. Namun senyum sinis nya itu luntur saat melihat wajah biasa nan datar yang Anin tampakan saat ini. Uriena kira wanita itu akan menangis lalu pergi dari sana, rupanya dugaan nya salah.

"Ya aku memang di campakan di hari pernikahan ku saat itu, kenapa? kasihan ya......" Anin terkekeh sinis

"..... Tapi setidak nya aku tidak berselingkuh di depan suami sendiri, bahkan menghina nya di muka umum dan menjadi perebut milik orang lain. Lagian aku akan sangat berterimakasih sekali pada wanita itu, dia sudah menunjukan betapa brengsek nya laki laki itu. Mereka cocok bukan, seorang pengkhianat bersama dengan seorang pelakor, wow pasangan yang serasi."

Uriena merah padam mendengar ucapan Anin yang secara langsung merendahkan adik nya "Kau, berani sekali kau merendahkan adik ku sialan!!"

Uriena hendak meraup rambut Anin namun dengan gesit Anin segera menghindarinya " Oh jadi kalian adik kakak, wow pantas saja kelakuan kalian sama. Sama sama minim akhlak dan suka merebut milik orang, bukan nya yang jadi selingkuhan mu dulu itu suami orang, benar bukan."

Wajah Uriena semakin merah padam mendengar ucapan pedas yang di lontarkan oleh Anin padanya apa lagi dia melihat senyum mengejek di wajah Anin yang di tunjukan padanya. Serta kasak kusuk orang orang di sekitar mereka yang terlihat mulai membicarakan dia. Dengan langkah pasti Uriena maju dengan wajah merah padam nya dan....

Plakkk...

Satu tamparan mengenai wajah Anin membuat wajah nya sedikit menoleh ke samping.

"URIENAAAAAA!!!"

Satu teriakan keras membuat Uriena menegang di tempat, sedangkan Anin tersenyum remeh sembari memegangi pipi nya yang sedikit panas akibat tamparan dari Uriena. Anin sudah melihat Damar memperhatikan keributan mereka berdua dari tadi, tapi laki laki itu masih diam tidak ikut campur. Dan saat Uriena terpancing amarahnya lalu menampar nya Anin melihat wajah marah Damar saat melihat itu.

"Siapkan alasan terbaik mu."

Anin tersenyum melihat Damar semakin mendekat padanya, lain dengan Uriena wajah nya menegang melihat wajah mengeras Damar yang tengah menahan amarah.

"Ma-Mas Damar."

Damar berdiri menjulang di hadapan Uriena, dia menoleh pada Anin sebentar lalu mengalihkan pandangan nya lagi pada Urie. Dan tanpa aba aba Damar melayangkan tangan nya hendak menampar balik Uriena, namun Anin dengan cepat meraih lengan nya.

"Aku gak suka sama laki laki yang main tangan kak."

Wajah Damar melembut saat melihat tatapan tajam dari Anin "Biar Aku sendiri yang menyelesaikan ini, kakak tidak perlu ikut campur." Anin menurunkan lengan Damar sembari tersenyum pada laki laki itu. Anin maju satu langkah mendekat pada Urie dan tanpa aba aba...

Bugghh...

Satu tinjuan mengarah pada hidung nya wanita itu membuat Uriena menjerit kesakitan. Sudah pasti hidung nya saat ini patah atau paling tidak bengkok karena hasil oplas. Uriena semakin menjerit melihat darah segar keluar dari hidung nya. Damar yang melihat semua itu hanya bisa terpaku di tempat.

"Nikmati hari mu bye,oh tunggu satu lagi. Aku tidak pernah merebut siapa pun PAHAM!"

Dengan santai Anin melangkah meninggalkan Uriena yang tengah menangis histeris meratapi hidung nya yang patah. Damar pun hanya mampu terdiam melihat semua itu, dia tersadar saat melihat Anin masuk kedalam lift bersama Adhan, Damar pun tidak buang waktu dia segera menyusul Anin dan Adhan jangan sampai si bujang lapuk itu mencuri start nya.

Damar tidak peduli dengan mantan istrinya itu yang terus saja memanggil nama nya di depan lobi.

**HOLLA MET PAGI EPRIBADEH...

WAH ANIN GALAK AMAT YAK, ORANG MAH MAEN TAMPAR LAH DIA LANGSUNG MAEN BOGEM AJA.

JANGAN LUPA GOYANG JEMPOL NYA DULU BUAT NGEKLIK VOTE LIKE DAN KOMENAN NYA

SEE YOU NEXT PART

BABAYYYY....MUAAAACCCHHH**....