entah kenapa, author selalu tertarik dengan cerita transmigrasi. jadi, pembacanya author jangan bosan ya hehehe....😁😁
kali ini. kisah ini menceritakan seorang Narita yang tiba-tiba saja menjadi seorang ibu dari dua anak lelaki.
hidup tubuh yang di tempati oleh Narita ini, sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari suaminya. ia juga melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian suaminya, sampai akhirnya Narita mengambil alih tubuh itu.
lalu bagaimana kah kisah selanjutnya ?. ikuti terus ya guys 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. kebahagiaan sederhana
Pak dirgan benar-benar nyaman menggendong peri kecil itu. berkali-kali Ibu Rosma berusaha meminta agar bayi Anastasia berpindah tangan. Ibu Rosma ingin juga menggendong bayi itu. namun Pak dirgan sama sekali tidak memperdulikan istrinya yang rempong itu.
"Bilang saja kau cemburu istriku..."Ucap pak dirgan, ia kembali menimang-nimang tubuh mungil itu. Alexander yang menyaksikan Pak dirgan menggendong putrinya menjadi cemburu. karena ia juga ingin menggendong sang buah hati Namun ia takut menyakiti putrinya. Alexander takut, iya khawatir tidak berhati-hati dalam menggendong putrinya itu.
" seharusnya aku dulu yang menggendongnya."protes Ibu Rosma berdiri tepat di samping pak dirgan. Pak dirgan Yang menimang-nimang tubuh mungil itu pun mengalihkan pandangannya dan mengerucutkan bibirnya.
"enak saja, kan bapak duluan yang gendong, Ibu nanti belakangan saja..."Ucap pak Dirga menjauhkan tubuh si kecil. Pak Dirga dan ibu Rosma berdebat. di antara mereka tidak ada yang mau mengalah. melihat pertengkaran kecil itu Anastasia tersenyum. Anastasia sangat bahagia, Anastasia yang jiwanya adalah Narita, yang dulunya kehilangan kasih sayang orang tua. kini ia mendapatkannya lagi dengan sosok Anastasia.
Iya sangat senang melihat perdebatan kecil kedua orang tua angkatnya itu. Ia pun sedikit menggelengkan kepalanya. sementara Ibu Rosma yang masih berdebat dengan Pak dirgan pun mengingat bahwa ia tadi membawa sarapan untuk Alexander dan Anastasia. Ibu Rosma pun mengalihkan pandangannya kepada Alexander.
"Oh ya nak, ibu baru ingat tadi ibu bawa sarapan untuk kalian. kalian makanlah dulu. untuk Anastasia, Ibu sudah masakkan bubur."ucap Ibu Rosma kepada Alexander yang sedang sibuk menemani kedua buah hatinya bermain. Alexander pun menegakkan kepalanya. dan melihat bingkisan yang tadi dibawa oleh Ibu Rosma dan Pak dirgan.
"Iya Ayah, sebaiknya Ayah dan bunda makan dulu. tadi nenek sudah capek-capek bangun pagi memasak kan sarapan untuk ayah dan bunda."ucap Iyan menyambung ucapan sang nenek. Alexander pun langsung menatap putranya dan mengacak-acak rambut sang putra.
"baiklah..." Alexander mengecup pelan dan dalam kepala Putra pertamanya itu. kemudian, Alexander pun langsung bangkit dan menghampiri meja yang ada plastik kresek yang berisi makan non mereka. Alexander pun mengeluarkan semua isinya, Iya tersenyum dan langsung melihat ke arah Ibu Rosma.
"Ibu, makasih banyak ya, sudah bawakan makanan untuk kami. dan juga maaf, sudah merepotkan Ibu menjaga kedua anak kami."ungkap Alexander penuh haru. Iya membandingkan perhatian kecil yang Ibu Rosma berikan kepadanya, dengan nyonya Tamara. Alexander sebenarnya tidak ingin membandingkan itu, namun di saat seperti ini, Alexander benar-benar membutuhkan orang lain untuk membantu mereka. mendengar itu, Ibu Rosma pun tersenyum.
"sama-sama nak. tidak merepotkan kok, lagi pula mereka adalah cucu-cucuku jadi sudah sepantasnya kami merawat dan menjaga mereka."ucap Ibu Rosma berhenti sejenak berdebat dengan suaminya. Alexander pun tersenyum pahit, Iya mengambil sarapan untuk dirinya dan Anastasia. namun Alexander mendulukan Anastasia dengan menyuapinya.
"ayo sayang, makan dulu. biar aku suapin..."ucap Alexander sambil menyodorkan sendok yang berisi bubur di dalamnya.
"Tapi sebaiknya kamu makan duluan."ucap Anastasia. Alexander pun menggelengkan kepalanya.
"tidak kamu duluan. ayo sayang biar aku suapin.." ucapnya lagi.
Anastasia pun menurut dan membuka mulutnya membiarkan Alexander memberikan perhatiannya kepadanya. tak lama Anastasia pun menghabiskan bubur itu.
"makasih ayah..."ucap Anastasia membuat semburan merah keluar dari pipi Alexander. Alexander tersenyum malu mendengar Anastasia memanggilnya dengan sayang.
"sama-sama... sayang... kalau begitu aku makan dulu ya.."ucap Alexander dan langsung mendapatkan anggukan kepala dari Anastasia. setelah mendapat persetujuan Alexander pun kini beralih memakan makanannya.
sementara Ibu Rosma dan Pak dirgan sudah duduk di sofa sambil terus memangku si kecil. seolah-olah bayi kecil itu sangat nyaman di pangkuan Pak dirgan. Iya tidak pernah merasa terusik ataupun terbangun.
"lihat lah pak. gadis kecil ini sangat betah berada dipelukanmu..."ucap Ibu Rosma sambil membela belai pelan wajah mungil yang menggemaskan itu. Pak dirgan pun tersenyum.
"tentu saja, Ibu saja nyaman berada di pelukan bapak, apalagi cucu kecil ini..."ungkap Pak dirgan sukses mendapat capitan sayang di pinggangnya.
"aduh..." racaunya ketika merasakan capitan sayang dari sang istri. Pak dirgan pun tersenyum ke arah istrinya itu.
"bapak ini ada-ada saja... lihat tempat kalau mau menggombal.. tidak malu apa bapak menggombal di depan cucu-cucu kita..."ucap Ibu Rosma memerankan dan menekan suaranya.
Pak dirgan pun terkekeh beginilah keharmonisan rumah tangga mereka walaupun tidak dilengkapi dengan kehadiran buah cinta mereka. namun walaupun begitu Pak dirgan dan ibu Rosma tetap rukun dan harmonis.
melihat keharmonisan Ibu Rosma dan Pak dirgan, Alexander mengalihkan pandangannya kepada sang istri. dalam hati Ia berpikir, mereka saja yang tidak dikaruniai keturunan bisa membina rumah tangga sampai di usia senja mereka. lalu apa kabarnya mereka yang diberikan keturunan. Alexander membaca situasi Itu untuk dirinya sendiri.
( sayang aku pasti akan membuat kalian bahagia di sisa umurku ini. apapun Yang terjadi aku pastikan tidak akan meninggalkan kalian.) batin Alexander sambil terus menatap istri dan kedua anaknya yang sedang bermain.
****
di tempat lain. Laura beguel hari ini berniat mendatangi kantor Alexander. tujuan utamanya ialah, mencari informasi mengenai Alexander dan kesibukannya selama ini.
karena Alexander belum mengetahui seperti apa Laura di belakangnya selama ini. Laura juga belum mengetahui, bahwasanya nyonya Tamara sudah mengetahui belangnya di belakang Alexander.
terlihat Laura sedang berjalan lenggak-lenggo menghampiri ruangan Alexander. saat ia sampai di depan pintu ruangan itu, Laura pun langsung membuka dan masuk ke dalam ruangan. Iya melihat Alexander di sana, Alexander sedang fokus dengan beberapa laporan di mejanya.
"halo sayang, "ucap Laura sambil berjalan ke arah Alexander. Alexander yang mendengar suara di dalam ruangannya itu segera mengalihkan pandangannya dari laporan itu.
Alexander melihat Laura berjalan menghampirinya, sejenak Alexander langsung mengerutkan keningnya. Iya pun langsung menutup beberapa laporan yang sedang ia baca lalu menatap Laura dengan intens. melihat Alexander menatapnya seperti itu, Laura mengukir senyum di bibirnya.
"Ada urusan apa kamu ke sini ?" tanya Alexander dengan ekspresi dingin dan tidak bersahabat. dalam hati Alexander merasa jengkel melihat perempuan ini. entah kenapa cinta yang dulunya bersemi di dalam hati Alexander, kini hilang dan bahkan tidak meninggalkan bayang-bayang itu.
"loh sayang kamu kok ngomongnya begitu. tentu saja aku ke sini ingin bertemu dengan kamu, aku merindukanmu tauk..."ucap Laura dengan manja. Laura pun berusaha melingkarkan tangannya di leher Alexander, namun dengan cepat Alexander berdiri dari posisi duduknya dan langsung menghempas tangan Laura itu.
***bersambung***
𝐞𝐡 𝐭𝐩 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐚𝐝𝐚 😁😁
𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐦𝐮 𝐭𝐡𝐨𝐫
𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚.... 💃💃💃💃💃
𝐂𝐄𝐎 𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞'𝐚