seorang guru di sebuah sekolah menengah atas, tak pernah menyangka bahwa liburannya ke desa akan membawa petaka baginya.
perkara burung peliharaannya yang lepas, ia harus berurusan dengan seluruh warga desa, Jono yang berniat menangkap burung beo kesayangannya itu malah menangkap Sisil saat ia menaiki balkon rumahnya, seorang gadis remaja SMA kelas 3.
jeritan Sisil pun menimbulkan salah paham oleh para tetangga, sehingga Juno dituntut untuk bertanggung jawab dengan menikahi Sisil.
awalnya ia menolak karena ia juga sudah mempunyai kekasih hati di kota
demi menenangkan warga desa ia terpaksa menikahi Sisil secara rahasia yang hanya dihadiri oleh beberapa warga saja.
akankah Juno tetap merahasiakan istri kecilnya itu dari semua orang? atau malah menceraikannya demi kekasihnya di kota?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur_ha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ulah dari adiknya alya
"Maaf, Aku buru-buru banget , kamu makan saja . Jangan buang-buang makanan mubazir ucapnya , teringat kalimat yang dilontarkan oleh Sisil kepadanya
Tanpa menunggu jawaban Ala segera meninggalkan meja, lalu kemudian menuju kasir dan melakukan pembayaran. Alya hanya kesal menatap makin hari ia merasa juno semakin menjauh darinya.
"Kamu kenapa sih Juno! Akhir-akhir ini Aku merasa kamu semakin berubah dan tidak seperti Juno yang aku kenal dulu, apa Semua ini karena perempuan yang dijodohkan dengan kamu? Atau jangan-jangan karena Sisil ?"
.
***
.
"Lihat, itu shiera kan? Ya ampun jahat banget ini anak! Dia sengaja mengunci gudang, padahal ada Sisil yang di dalamnya" ujar Niko terkejut setelah lihat rekaman CCTV
Pingsannya Sisil yang di gudang menimbulkan tanda tanya dalam hati Juna, sehingga memutuskan untuk memeriksa rekaman CCTV di lantai atas yang mengarah ke beberapa ruangan, termasuk gudang.
Temuan mereka tentang rekaman shiera yang menutup pintu gudang pun jadi Sebuah Jawaban
"Jangan-jangan dia ada hubungannya dengan Sisil dan Nindy Tadi telat di jam olahraga?" Tebak Juno, lalu memutar rekaman CCTV di jam 08.00 pagi, yang mengarah ke ruangan pintu ganti siswa
Benar dugaan Juno sebelumnya bawa Shiera juga Mengunci pintu ruang ganti salah Sisil dan Nindy masuk
"Nggak bisa dibiarin anak ini, keisengannya itu bisa mengancam nyawa orang. Gimana kalau tadi nggak ada Hito yang menemukan Sisil?" ucap Niko berdecak heran, udah menyangka bahwa Shiera mampu melakukan hal berlebihan seperti ini
Sementara juno masih terdiam dengan amarah tertahan dalam raut wajahnya, matanya Masih tertuju pada layar monitor.
"Terus tindakan apa yang akan kamu ambil ? Yang satu sisil keponakan kamu ,,, sedangkan satunya sirah calon adik ipar kamu ?" Tanya Niko
"Aku tetap akan lapor ke BK"
Alya pasti akan terkejut bahwa adiknya buat seperti itu
Tanpa pikir panjang Juno merekam detik-detik shiera Mengunci pintu gudang dan juga pintu ruang ganti dengan kamera ponselnya . Bagaimanapun sisil adalah istrinya yang tidak mau ia harus melindunginya, meskipun status mereka disembunyikan dari semua orang.
"Lebih baik begitu, biar ditangani Walaupun dia anak kepala sekolah, Dan juga adiknya Alya tapi dia tidak bisa bertindak seenaknya seperti ini. Enak aja calon istri orang disekap di gudang!"
Juno melotot mendengar ucapan Niko "calon istri orang ?"
"Iyalah sisil kan belum ada yang punya"
Sebelah tangan Juno mengepal, kemudian segera meninggalkan ruangan itu. Namun Niko malah melangkah ke arah lain
"Mau ke mana?" Tanya Juno
"Mau ke ruangan kesehatan, mau lihat calon istri"
Kesabaran juno benar-benar dilatih oleh rekannya itu, Ia menarik lengan Niko dan menyeretnya menuju ke ruangan BK
.
***
"Juno kamu apa-apaan sih?" Pekik Alya, sesaat setelah masuk ke sebuah ruangan dimana hanya ada juno dan dirinya
"Kenapa Al?" Juno Hanya melirik sekilas, kemudian kembali fokus dengan laptopnya
"Kamu masih tanya kenapa? Aku yang harusnya tanya kamu kamu melaporkan shiera ke BK?"
Juno menghembuskan nafas panjang, soalnya sedang malas berdebat dengan Alya "Adik kamu sudah keterlaluan! Mengurung temannya di gudang itu tindakan berbahaya"
"Tapi setidaknya kamu tanya dulu sama aku kan?" Balas Alya , masih tampak tak terima dengan tindakan jurnal tanpa mengonfirmasi kepada dirinya
"Emangnya kenapa? Apa kamu akan melindungi shiera karena dia adik kamu?"
"Bukan gitu maksud aku Juno, aku juga tahu kalau tindakan shiera itu salah. Tapi setidaknya aku bisa bicara baik-baik dengan dia dulu kan?"
Juno Melirik Alya, mengalirkan tatapan dingin dan gelap, senyum sinis terangkat di sudut bibirnya
"Apa sebelum mengurung Sisil di gudang dia bilang dulu sama kamu?"
Teriaknya! Seketika keraguan terlukis dalam tatapan wanita itu, "Ya...enggak, aku baru tahu dari Ibu Intan. Dia nggak enak memberikan sanksi berat kepada Shiera"
"Karena dia anak kepala sekolah sekaligus Adik kamu ?"
"Juno, bukan--"
"Bagaimana kalau keadaannya di balik, Sisil yang mengurung sila di gudang dan Shiera pingsan karena sesak nafas? Apa yang kamu akan lakukan?"
Alya bungkam tanpa berani lagi menyala ucapan Juno, kadang kekasihnya itu memang sangat tajam dalam bertutur. Hari ini sudah dua kali juno berhasil membungkamnya.
"Apa karena Sisil yang jadi korban kamu jadi semarah ini?"
"Masalahnya nggak Sederhana itu Al, Shiera melakukan ini di jam mengajar ku jadi sebagai guru aku harus adil"
juno mematikan laptop dan masukkan ke dalam tas ranselnya , kemudian bangkit melangkah menuju pintu
"Mau ke mana?"
"Antar Sisil pulang, terus ngajar lagi!" Jawabnya singkat sambil berlalu meninggalkan Alya
Wanita itu hanya dapat menatap punggung tegak sang kekasih semakin menjauh, sementara Juno melangkah tanpa memperdulikan Alya.
"Mau ke mana buru-buru amat?" Sapaan niko berhasil menghentikan langkah juno
"Ke kelasnya Sisil, mau antar pulang dulu"
"Ini kan Senin?" Balas Niko cepat, lalu mengikuti langkah juno "Bukannya kamu ada jam mengajar siang ini?"
"Iya"
"Kalau gitu gimana kalau aku saja yang mengantar Sisil pulang , jadi kamu nggak usah repot" tawar lelaki itu
Juno berbalik dan menatap Niko "nggak usah, Biar aku saja. Lagi pula dia masih tanggung jawabku Selamat tinggal sama aku"
Tidak mudah menembus pertahanan Juno meskipun Niko adalah sahabatnya sendiri. Niko bener-bener tidak memiliki celah untuk mendekati Sisil
"Juno, Aku benar-benar serius dengan ucapanku sewaktu itu"
Juno menghunus tatapan tajam mendengar ucapan Niko
"Aku menginginkan Sisil" tambah lelaki itu
"Aku sudah bilang, Sisi yang masih terlalu kecil untuk kamu!. Perempuan lain saja!"
Juno melangkah pergi, di sisi lain ada Alya yang merupakan kekasihnya sementara di sisi lain ada Niko yang merupakan sahabatnya.
Sisil jadi sangat terkejut setelah mengetahui bahwa hito, pemuda yang menolongnya tadi pagi ternyata adalah saudara sepupu Juno , Ia Bahkan tak berani membayangkan hubungannya dengan jurnal akan terbongkar.
"Katanya kamu keponakannya Bang Juno dari Om Arman ya?" tanya hito, setelah perkenalan singkatnya dalam gadis yang ditolongnya tadi
Sisil tak langsung memberi jawaban, mana mungkin kita tidak mengenal dirinya jika mengaku sebagai keponakan Juno
"Aku sepupunya Bang Juno dari Tante vivi, Maaf aku nggak terlalu banyak kenal Keluarga Bang Juno dari Om Arman karena lama tinggal di luar negeri"
Tanpa sadar Sisi menghela nafas lega, Ia mengulas senyum tipis setelahnya
"Jadi sekarang kamu tinggal sama Bang Juno ya?"
Sisil mengangguk pelan, Ia benar-benar menjaga lisannya Jangan sampai salah bicara dan membuat hito merasa aneh.
"Oh iya terima kasih tadi udah nolong aku, Aku nggak tahu gimana jadinya kalau nggak ditolong sama kamu"
"Nggak masalah, Lagian kamu kurang kerjaan banget bersihin gudang"
Sisil menunduk, tak pula memberitahu bahwa membersihkan gudang adalah hukuman dari juno.
"Sisil!" suara panggilan yang terdengar dari pintu membuat keduanya menoleh "Ayo aku antar kamu pulang dulu, aku masih ada jam mengajar karate habis ini"
"Kalau Bang Juno sibuk, Biar aku saja yang antar Sisil pulang" tawar Hito, bermaksud membantu meringankan kerjaan sang sepupu
"nggak usah!" Jawabnya datar cenderung galak namun Hito hanya terkekeh mendengar nada Ketus sepupunya itu
"Galak amat bang! Kan udah bukan jam belajar"
Juno tak menyahut, Ia segera meninggalkan ruang kelas dan menuju parkiran
"Tadi ngobrol apa saja sama Hito?" tanya Juno Seraya menyerahkan helm kepada Sisil
"Nggak banyak, pak, eh om... Mas" jawab Sisil dengan gugup , mengingat sang suami terkesan sangat galak
sementara Juno menyeringai mendengar panggilan yang di sematkan sisil, betapa lugunya
"Cuman kenalan saja, katanya dia sepupu mas juno dari ibu, ya?"
"Iya tapi tenang aja, dia nggak kenal dari keluarga ayahku. Tapi meskipun begitu kamu tetap harus hati-hati kalau berbicara sama dia. Jangan sampai rahasia kita terbongkar", Jono mulai menyalakan motor dan meninggalkan gedung sekolah
"Iya Mas, saya akan lebih hati-hati"
.
.
Bersambung...