Niatnya hanya ingin membantu menyelamatkan nyawa orang dari mautnya.tampa dia sadar apa yang di lakukannya,mempertemukan Devita permatasari,Dokter muda itu dengan Tuan muda dari keluarga ternama di kotanya itu yang trauma dengan sebuah hubungan dan menganggap wanita musuhnya,namun melihat Dokter Devita,hatinya dan pikirannya tidak bisa dia alihkan dari Devita.
Mampukah Tuan muda keluarga willen itu menaklukan Hati Devita yang sudah beku karena trauma dengan kisah hidup ibunya di hianati ayahnya dan kemudian dia melihat perselingkuhan kekasihnya.
yuk intif kisahnya,yang pastinya menarik ya..~~~~~~>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
Siang harinya.
Devita menghentikan mobilnya di parkiran pemakaman umum di kotanya itu.
"Ayo kita turun.." Ajak Devita lalu membawa Dika turun dari mobil mereka dengan tangan keduanya tengah menenteng bunga dan juga air dan juga bunga kesukaan bunda mereka. Mereka Berdua berjalan memasuki pemakaman itu dan tidak lama mereka sampai di makam milik bunda mereka.
"Bunda..kami datang bund..." Devita mengucup lama batu Nisan makam Bundanya.setelah itu giliran Dika juga ikut kakaknya juga mencium batu nisan Bunda mereka.
"Taburin dulu bunga-bunganya dek..,kakak yang siramin.." Ucap Devita.
"Ia kak.." Devita dan Dika bersama-sama menabur bunga yang mereka bawa barusan,setelah selesai Devita menyiram sedikit demi air keatasnya.
"Letakan disini Dek.."Ucap Devita menyuruh adiknya meletakan bunga mawar putih mereka bawa keatas makam ibunda mereka.Dika meletakan bunga mawar putih itu keatas makam Bunda mereka.
"Bunda...Kakak sama Adek menemui bunda lagi,adek bilang,adek kangen sama bunda..,adek juga mau ngasi tau sesuatu sama bunda.." Usapan lembut Devita lakukan di nisan Bundanya.
"Bunda..adek kangen sama bunda,bunda pasti kangen sama kami juga kan...Bund Adek sekarang sudah bisa mandi sendiri loh bunda,berkat kakak ngajarin aku terus..bunda,bunda tau hari ini adek sama kakak ikut lomba peragaan busana dan kami dapat juara 1 bunda.." Dika mengambil pialanya lalu meletakannya keatas tempat makam Bundanya.
"Ini semua berkat Bunda selalu bersama kami.." Ucap Dika.Devita meneteskan air matanya sedih,senang dan tidak mampu dia cerna apa yang dia rasakan saat itu.
"Ini bunga kesukaan Bunda.." Ucap Dika lagi dan tidak lama mulai terdengar suara tangis Dika mulai pecah yang lansung Devita rengkuh tubuh adiknya.
"Bunda...kak...bunda...,aku belum bisa menerima bunda sudah pergi kak, ini semua salah ayah kak...ayah jahat kak.. Ayah yang membuat Bunda pergi kak.. Bu...undaaaa..." raungan tangis Dika menggema di pemakaman itu.Devita yang awalnya menguatkan dirinya untuk tidak lemah di depan adiknya namun ahkirnya runtuh juga pertahanannya,dia pun menangis kuat seperti adiknya.
"Aku benci ayah...bunda...,aku membenci ayah..." Ucap Dika sembari masih menangis kuat dalam pelukan Dika.
"Maafkan kakak Bunda,maafkan kelemahan kakak dek..." kata itu saja yang mampu Devita ucapkan saat itu. Dia merasa bersalah,dia tidak bisa mempertahankan apa yang seharusnya menjadi milik Bundanya.
"Kakak nggak bersalah,ayah bersalah. Ayah sudah membuat kita kehilangan bunda.aku sangat membenci ayah kak, aku membenci Ayah.." Ucap Dika masih menangis.
Devita mengusap air matanya,lalu menguraikan pelukan mereka kemudian memegang kedua pipi adiknya dan menghapus air mata adiknya.
"Jangan nangis lagi ya,bunda pasti akan sedih melihat kita sedih seperti ini. Kakak pastikan kita akan bahagia tampa Ayah.." Ucap Devita kembali mengalir air matanya.
"Ia kak.." Sahut Dika.
"Kita pamit sama Bunda,kita pulang ya..nanti kita kesini lagi tunggu kakak sudah libur kerja ya..?" Ucap Devita.
"Ia kak.."
"Bunda kakak sama adek pulang dulu,nanti kami kesini,tunggu kakak ada libur lagi.." Devita kembali mencium batu nisan Bundanya.
"Adek pulang dulu bunda.." Ucap Dika yang juga mencium batu nisa Bundanya.
Kini mereka berdua berjalan menuju mobil,sampai disana Devita lansung membawa adiknya masuk kedalam mobilnya dan tidak lama,Devita melajukan mobilnya menuju rumah mereka.
Dua puluh lima menit kemudian, Devita sampai di rumahnya namun terhenti di depan pagar rumahnya karena mobilnya ingin masuk namun terhalangi ada Mobil sport hitam terparkir di depannya.
"Siapa kak..?" Tanya Dika penasaran.
"kakak nggak tau dek.kamu disini ya.. Kakak turun dulu..!"
"Baik kak.."
Devita turun dari mobilnya berjalan menuju mobil di depannya.
Tok..tok..Devita mengetuk kaca mobil tersebut,dan saat itu juga terbuka kaca mobil itu yang lansung membuat raut wajah Devita berubah.
"Lama sekali...?"
"Minggirlah,aku mau masuk kedalam.." Ucap Devita tampa menjawab ucapan pria itu yang ternyata Dafa.Dafa melajukan mobilnya maju kedepan sedikit.
Devita masuk kembali kedalam mobilnya lalu melajukannya masuk kedalam halaman rumahnya.tidak lama Dafa juga memarkiran mobilnya masuk kedalam halaman rumah Devita,lalu dia keluar dari mobilnya.
"Kak Dafa...?"
Dafa berjalan menghampiri Dika lalu mengusap kepala Dika,semantara Devita sudah berjalan menuju kedepan rumahnya.
"Kak Dafa mau jemput kakak aku untuk bekerja di rumah kakak?" Tanya Dika. Dafa menoleh kearah pintu rumah Devita melihat wanita itu sudah masuk di dalam rumahnya.
"Ia..kakak mau menjemput kakak kamu." Jawab Dafa.
"Ia kak,ayo kita masuk dulu kak..lihat ini hadiahku dengan kakak tadi..?" Ucap Dika memperlihatkan pialanya kedepan Dafa.
"Hadiah kalian?" Kening Dafa mengerut.
"Ia kak,tadi aku sama kakak ikut lomba busana dan kami berdua juara 1 kak.. Dan ini pialanya.." Ucap Dika menceritakan kepada Dafa.
"Bagus..belajarlah lebih giat lagi.." Ucap Dafa yang di angguki Dika.
Dafa dan Dika masuk kedalam rumah dan lansung duduk di ruang tamu.
"Dek bersihkan tubuh kamu dulu.." Ucap Devita saat itu tengah menata barang- barang belanjaannya tadi.
"Ia kak..,kak Dafa tunggu disini ya,aku mau ganti pakaian dulu.." Ucap Dika yang angguki Dafa.
"Sebenarnya Tuan mau meminta saya melakukan apa??" tanya Devita saat itu mendekat kearah Dafa.
"Kau temani saya menghadiri acara rekan bisnis saya.." Ucap Dafa melihat kearah jam tangannya.
"Bersiaplah.." Ucap Dafa lagi.
Devita berjalan menuju kamar adiknya lalu masuk kedalam.
"Dek..kakak mau pergi bersama kak Dafa,kamu dirumah,ingat pesan kakak ya.." Ucap Devita.
"Ia kak..apa kakak sampai malam?" Tanya Dika.
"Sepertinya ia..,tapi nanti kakak hubungi kamu ya..kalau kamu lapar makan makanan sudah kakak siapkan ya.." Ucap Devita mengusap kepala adiknya.
"Ia kak.."
"Ya sudah kakak mau siap-siap dulu.." Devita keluar dari kamar adiknya lalu masuk kedalam kamarnya miliknya, sedangkan Dika keluar menemui Dafa.
"Hey kenapa kamu tidak bersiap?" tanya Dafa melihat Dika memakai pakaian rumahan.
"Bersiap untuk apa kak,kan aku tinggal soalnya kakak mau pergi bekerja kan??" Ucap Dika.
"Pergilah berganti pakaian,kamu akan ikut bersama kami.."
"Aku ikut..ikut kakak kerja..?" tanya Dika
"Ia..pergilah sana berganti pakaian.." Ucap Dafa.
"Baik kak.." Ucap Dika senang lansung berlari menuju kamarnya.saat bersamaan Devita keluar dari kamarnya.
"Tunggu adikmu bersiap!" Ucap Dafa memainkan ponselnya tampa menoleh kearah Devita.
"Kenapa adikku dibawa?,dia tidak apa di tinggal.." Ucap Devita bingung.
"Dia akan di jaga anak buahku nanti.." Sahut Dafa lagi.
"Tapi..."
"Tidak usah membantah.!" Ucap Dafa menatap tajam kearah Devita membuat dia kesal dengan Dafa ingin menemui adiknya.
"Kak..."ucap Dika keluar dari kamarnya.
Devita melihat kearah adiknya sudah rapi menggunakan baju bagus yang dia miliki.
"Ayo.." Dafa bangun lalu berjalan menuju pintu keluar.
"Ayo kak.." Ucap Dika mengandeng tangan kakaknya.
"Kamu duluan ya,kakak mau melihat pintu sama jendela rumah kita dulu ya.."
"Baik kak.." Ucap Dika lalu berjalan menyusul Dafa sedangkan Devita masuk kedalam kamarnya lalu menuju kamar adiknya lalu menuju kearah pintu belakangnya,dia mengunci semuanya dengan baik.Devita segera bergegas keluar rumahnya tidak lupa mengunci pintu rumahnya.
"Parkirlah keluar,aku mau mengunci pagar rumahku.." Ucap Devita.
Tampa menjawab,Dafa menjalankan mobilnya keluar.setelah mengunci pintu pagar rumahnya,Devita berjalan mendekat kearah mobil Dafa lalu masuk kedalam.mobil itu lansung melaju menuju tempat tujuan mereka.
jadi oma punya anak pada saat usia 15thn, dan anaknya melahirkan cucu oma di usia 15thn juga😱😱😱