NovelToon NovelToon
Fall In Love With You

Fall In Love With You

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Tamat / Cintapertama / Mafia / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:18.5k
Nilai: 5
Nama Author: oviliaa

Eila Pertiwi tidak pernah membayangkan seorang Max William Lelaki Famous di Sekolahnya yang menjadi incaran banyak Gadis, tidak ada hujan atau badai tiba-tiba menyatakan perasaan padanya, padahal mereka tidak dekat sama sekali.

Namun di sisi lain, kehidupan Max William yang dianggapnya sebagai 'konglomerat manja yang hanya bergantung pada orang tuanya' ternyata jauh dari ekspetasi-nya, Lelaki itu selama ini memiliki banyak rahasia dan luka nya yang selama ini ditutupi dengan rapih.

"Gue, kan, udah bilang. Semua hal tentang Lo, Gue tau."

"Suapi, Eila.."

"Jangan coba-coba Eila. Lo cuman milik Gue, faham?"

"Gue bakal buat pelajaran siapapun yang berhasil curi senyuman manis Lo."

"Because, you are mine." Max meniup telinganya, "Cuman Gue yang boleh liat. Faham, Cantik?"

Semua ini tentang Max William dan segala sikap posesif dan manjanya yang seiring waktu membuat pertahanan Eila Pertiwi runtuh, dia terjebak dalam semua skema rangkaian yang dibuat Lelaki Berandalan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oviliaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diujung senja

Eila tidak menyangka kalau Lelaki itu akan membawanya ke sini. Pet House, tempat penitipan hewan peliharaan dan rumah bagi kucing liar yang tersesat. Beberapa dari mereka juga dapat diadopsi.

Tidak henti-hentinya bola mata jernih itu berbinar menatap gumpalan hewan berbulu itu tengah bermain-main sebuah tempat khusus.

"Lo suka?"

Tanpa berniat mengalihkan perhatiannya dari aksi kucing kecil berbulu putih bersih itu, Eila mengangguk cepat.

Max mendengus, tiba-tiba saja Ia menyesal sudah mengajak Gadisnya ke tempat ini, Eila tampak mengabaikannya.

Tidak mungkin Ia cemburu pada Hewan berkaki empat itu, kan. Tapi, kenyataannya memang begitu.

Memikirkan sesuatu agar Eila mau menatapnya. Max menyeringai tipis menemukan ide bagus.

Selagi Eila tetap fokus memandangi Kucing kecil itu, Max menyelinap pergi tanpa disadari Gadis itu.

Eila menggigit bibir bawahnya, melampiaskan rasa gemasnya saat bola bulu itu beraksi berguling-guling dengan polosnya.

Hell, bisakah Ia membawa pulang salah satu dari mereka. Ah, sepertinya tidak bisa karena Rega alergi bulu kucing.

Ia ingat betul saat dirinya masih mengenakan seragam biru putihnya dalam keadaan hujan Eila melihat seekor anak kucing yang kehujanan.

Karena tidak tega, Eila membawanya pulang lalu menyembunyikan keberadaannya dari Kakak-kakaknya.

Tidak ada yang menyadarinya, sampai saat Rega terlalu sering bersin-bersin dan tampak tidak sehat. Farel membawanya ke Klinik terdekat dan Dokter memberi tahu kalau Rega alergi terhadap bulu hewan.

Eila yang mendengar itu dengan tidak rela membawa kucing kecil itu ke tempat ini agar ada seseorang yang dapat mengadopsinya suatu saat nanti.

Mungkin sekarang kucing itu sudah benar-benar diadopsi, karena Ia tidak mendapatinya di sini meski tadi dirinya sempat berkeliling sejenak.

"Eila."

Eila menoleh saat suara bariton Max menyebutkan namanya. Matanya terbelalak mendapati Max dengan sarung tangan khusus dapat menyentuh seekor kucing ras berbulu putih dari dalam kandangnya.

"Kok bisa? Bukannya nggak boleh ya?" Tanya Eila tidak percaya.

Karena memang sudah peraturannya setiap pengunjung dilarang menyentuh apalagi menggendong salah satu hewan peliharaan disini guna mencegah mereka dari berbagai macam penyakit.

Max mengangkat salah satu alisnya, menyombongkan diri. "Apa yang nggak Gue bisa."

Jawaban menyebalkan itu membuat Eila cemberut. Tapi kekesalannya teralihkan pada hewan berbulu putih itu, ke dua bola mata berwarna hijau itu menatap Eila polos.

"Lucunya.."

"Makasih." Max menyahut tanpa dosa.

"Bukan buat Lo ya!" Sungut Eila kesal.

Mata terkekeh kecil, berniat membuat Eila iri, Lelaki itu mengacak lembut bulu-bulu halus hewan yang berada di gendongannya itu.

Dan hal itu sepertinya berhasil, Eila cemberut. Ini siksaan baginya, Ia ingin sekali menyentuhnya walaupun sedikit, tapi Eila tidak memiliki izin pemilik toko dan Ia juga tidak mengenakan sarung tangan khusus.

Eila tidak mau kalau nanti Hewan lucu itu sakit karenanya.

Suara kekehan geli yang seakan mengejeknya membuat Eila melirik Max kesal. Sepertinya Lelaki itu sengaja melakukan itu, Ck! Menyebalkan.

Max tersenyum tipis, wajah kesal Eila menjadi hiburan tersendiri baginya. Alis menukik dengan pipi menggembung dan bibir mengerucut. Sial, bagaimana dia bisa begitu lucu.

"Lo mau rawat dia?"

Eila menggeleng. "Abang Rega alergi bulu kucing."

"Hm. Kalo gitu Gue bakal sering-sering bawa Lo kesini."

Eila reflek saja menatap Lelaki itu, dia nampak menjahili kucing itu dalam kandangnya.

"Lo harus kasih dia nama." Ucap Max tiba-tiba.

"Nama? Em, mungkin Mochi?"

Max mengulum senyum geli. "Kenapa Mochi?"

"Dia mirip Mochi. Imut dan putih." Jawab Eila random.

Max mengacak rambut Eila, gemas. Membuat Eila dengan wajah memerah dan bibir mencebik berusaha kembali merapihkan rambutnya.

"Hei, lihat. Mochi, ini Mama dan Papa." Ucap Max santai mengarahkan Kucing putih itu untuk melihat ke arah wajah Eila dan wajahnya sendiri.

Kucing itu hanya mengeong menanggapinya. Perkataan ngawur Max membuat Eila sontak saja memukul nya pelan.

Lelaki ini membuatnya malu saja! Apa dia tidak lihat, beberapa pegawai Toko yang tidak sengaja mendengarnya sudah menertawakan mereka.

Max hanya terkekeh geli mendapati pukulan Eila mendarat pada bahunya yang tidak berarti apa-apa baginya. Tapi wajah marah Eila tidak terlihat menakutkan sedikit pun, justru sangat imut dan membuatnya terhibur.

Beberapa saat memperhatikan Eila yang bermain-main dengan Mochi. Max melirik sekilas jam yang melingkar dipergelangan tangannya lalu kembali menatap Eila.

"Ayo."

"Huh?" Tanya Eila tidak mengerti.

Belum sempat mencerna perkataan Max, tangannya lebih dulu ditarik pergi meninggalkan Pet House menuju Motor Sportnya.

"Kita mau kemana?"

"Nanti juga Lo tau." Max tanpa diminta memakaikan helm pada Gadis itu, memastikan pengaitnya terkait sempurna.

Membuat Eila sejenak menahan nafas atas perbuatan Lelaki itu, pipinya merona menatap wajah serius Max yang memakainya helm.

Merasa terus-menerus ditatap, netra jelaga itu sontak menatap sepasang hazel yang sedari tadi memperhatikannya.

"Pftt.." Max menahan tawa mendapati pipi chubby Eila yang terhimpit dengan mata bulatnya yang menatapnya polos.

Tuk!

Eila mengaduh, memegangi keningnya yang baru saja mendapat sentilan yang lumayan keras. "Max!"

Max terkekeh kecil, mengabaikan pandangan tajam Eila padanya, Lelaki itu memakai helm full face dan sarung tangan hitamnya.

Dengan masih dalam kondisi merajuk, Eila menaiki Motornya dengan bantuan tumpuan pada bahu nya.

Max menjalankan Motornya dengan kecepatan maksimal, membelah jalanan kota yang dalam kondisi ramai lancar.

Motor itu baru berhenti disebuah Hotel Saint Avery, Hotel bintang lima yang Eila ketahui populer dan sering dikunjungi Aktris, Pebisnis hebat maupun Pejabat Pemerintah.

Hei, tapi untuk apa Max membawanya ke Hotel!? Pemikiran negatif sudah berseliweran di otaknya, tidak perduli lagi dengan seberapa populer nya Hotel ini.

Tapi sebelum sempat Eila bertanya, Max dengan cepat membawanya ke Lobby Hotel.

Tampak seorang Pria dengan setelan Jas Formal menyambutnya dengan ramah. "Selamat datang, Mr. William dan Nona Eila."

Eila sempat terkejut karena Lelaki itu bisa mengetahui namanya, Ia dengan canggung tersenyum menanggapi nya.

"Mari ikuti saya, semuanya telah disiapkan dengan sempurna." Lelaki itu berjalan terlebih dahulu sedangkan Max dan Eila mengikutinya di belakang.

Melewati lorong panjang yang didapati pintu-pintu bercorak coklat yang tertutup rapat. Mungkin ini kamar-kamar yang ada di Hotel ini, setau Eila kamar disini dan segala fasilitas VVIP di Hotel ini disewakan semalam seharga puluhan juta.

Benar-benar Sultan.

Tapi ngomong-ngomong soal itu, mau dibawa kemana sebenarnya mereka? Ingin bertanya pun Ia tidak bisa karena sedari tadi Lelaki dengan setelan Jas Formal itu tidak berhenti berbincang santai dengan Max.

Lalu Max nampak menyimaknya dengan wajah tanpa ekspresi, benar-benar kontras saat bersamanya.

Saat keluar dari Lift yang mengantar mereka dari Lobby menuju Lantai 45, Lantai tertinggi di Hotel Saint Avery. Lelaki yang Eila ketahui dari obrolan mereka bernama Richard Tom itu, berpisah.

"Eila, berbalik."

Suara berat Max menyadarkannya dari lamunan. Ia memandang Lelaki itu penuh tanya dan tatapan menyelidik.

Ditatap seperti itu membuat Max terkekeh kecil. "Gue nggak ngapa-ngapain."

Eila mendengus, sebelum akhirnya berbalik menuruti ucapan Max.

"Eh?! Max kenapa ditutup? Lo mau macem-macem ya! Gue teriak nih." Kaget Eila saat tiba-tiba saja semua pandangan menjadi gelap begitu kain penutup di pakaikan dan diikat tidak terlalu erat.

Max terkekeh kecil, "Nggak macem-macem. Satu macem aja." Mengacak sekilas rambut Eila gemas mendapati pekikan protes dari Gadis itu.

"Ih, Max! Jangan bercanda ya.. ini nggak lucu!"

Max mengabaikan protesan galak itu, dia justru menuntun Eila hati-hati, membawanya mengikuti langkahnya yang dibuat menyeimbangkan langkah kecil Gadisnya.

Eila mengikutinya dengan ragu. Sungguh Ia tidak dapat melihat apapun selain gelap, sebenarnya mau kemana Lelaki itu mau membawanya sih?!

"Max, kita mau kemana sih?"

".."

"Max, jangan diam aja!"

".."

"Dasar aneh!"

"..."

Eila akhirnya tidak lagi mengeluarkan protes saat Lelaki itu tidak kunjung meresponsnya.

Max mendengus, geli. Sepertinya Gadis itu merajuk, lagi. Max baru berhenti saat berada di lokasi yang tepat, Ia melepaskan perlahan kain penutup mata itu.

Eila mengernyit saat kegelapan yang sedari tadi di menemaninya berubah menjadi cahaya terang yang membuat matanya lumayan silau.

Begitu penglihatannya benar-benar jelas, Eila terperangah pada pemandangan didepannya, mengerjapkan mata tidak percaya.

Sebuah meja yang dihiasi lilin dan mawar dalam Vas kaca dengan sepasang kursi yang saling berhadapan. Cahaya senja menyorot dengan langit jingga, bayangan matahari kemerahan dari ufuk barat yang hampir tenggelam.

"Do you like it?"

Tanpa berniat mengalihkan pandangannya, Eila mengangguk cepat dengan mata berkaca-kaca. "Ini.. Cantik banget."

Max tersenyum tipis. "Hm. Seperti Cewek didepan Gue."

Pandangannya sontak teralihkan untuk menatap Lelaki didepannya, Max menatapnya dengan lekat membuat Eila sontak saja menunduk malu.

Melodi lembut terdengar mengalun dengan indah di telinganya membuat Eila kembali menatap Max.

Lelaki itu mundur perlahan, Ia sedikit merendahkan tubuhnya dengan tangan yang terulur padanya. Persis seperti seorang Raja yang begitu memuja Ratunya.

Seulas senyum manis terukir diwajahnya. "Nona Cantik, Can you dance with me?"

"H-hah?" Eila tidak percaya ini, dia Max bukan sih? Kepalanya terbentur dimana sampai Lelaki itu menyiapkan semua ini untuknya.

Ini terlalu romantis untuk Lelaki seperti Max!!

Namun meski mengalami shock luar biasa, dengan sendirinya tangannya menerima uluran tangan Lelaki itu.

"Em, tapi Max. Gue nggak bisa dansa." Cicitnya malu sekaligus gugup.

Max tersenyum, "Gue juga."

Eila sontak melongo tidak percaya. Kalau tidak bisa kenapa mengajaknya, dasar aneh.

Sebelum Eila mengumpati nya secara terang-terangan, Max sudah membawa masing-masing tangan Eila untuk melingkari lehernya.

Sedangkan tangannya melingkari pinggang Eila. Jarak diantara mereka sudah terkikis begitu banyak hingga hampir tidak bersisa, Max dapat mencium aroma Vanilla yang menjadi candunya itu sepuasnya.

Ke duanya bergerak seirama mengikuti alunan musik lembut yang terdengar.

Matahari yang hampir tenggelam itu menjadi saksi ke duanya yang saling menatap satu sama lain, dengan cinta diantaranya.

1
sunshine wings
Pengakhiran yg bahagia..
Selamat ya author..
👍👍👍👍👍
👏👏👏👏👏
♥️♥️♥️♥️♥️
Oviaa
Akan ada extra part, harap tunggu~
strawberry milk
wah makasih author, udh ngasih ceritanya yg seru dan menarik ❣️
Mayyasa Adzras
ga sabar liat lanjutannya, cepet up ya kaka author
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
Alfatihah
jangan lama-lama upnya thorr...semangat semoga sehat selalu
Mindarsih 19
ya allah beneran aku baca prolog nya aja udh senyum senyum sendiri 🤭 semoga bab selanjutnya lebih seru lagi☺️
sunshine wings
Yesss.. 💃💃💃💃💃♥️♥️♥️♥️♥️
Mayyasa Adzras
Luar biasa
Neneng Dwi Nurhayati
bagus ceritanya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
strawberry milk
apakah Felix jga mafia, atau itu musuhnya si max, ulah ayahnya nih keknya
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
musuh siapa yaa
sunshine wings
Mantap 👍👍👍👍👍
Lanjut author 💪💪💪💪💪
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
Neneng Dwi Nurhayati
doubel up kak
sunshine wings
😍😍😍😍😍
😘😘😘😘😘
sunshine wings
💃💃💃💃💃
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
😅😅😅😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!