21++
sebagian cerita ada adegan panasnya ya.
harap bijak dalam membaca.
bocil skip aja. jangan maksa 😂😂
caera Anaya. rumah tangganya yang berakhir dengan perceraian karna penghiatan suami dan sahabatnya.
rasa sakit yang membuat hatinya membatu akan rasa cinta. tetapi ia bertemu dengan seorang lelaki dan selalu masuk dalam kehidupannya. membuat ia berfikir untuk memanfaatkan lelaki itu untuk membalas sakit hati pada mantan suaminya.
akankah caera dapat membalas sakit hatinya?
yuk ikuti karya pertama ku ya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bennuarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 11
Astagaaaaaa... seseoraaang.. tolong aku... jaaaack...
hati Deva menjerit-jerit. seperti anak ABG yang baru bersentuhan dengan wanita. titik-titik keringat bermunculan di dahinya. sekilas bayangan masa lalu berkelebat di benaknya.
Deva gugup bukan main. dia tidak mengenal wanita ini. dia baru melihatnya beberapa jam yang lalu. tapi pesonanya tidak mudah di hindari Deva. auranya berdaya magnetik menarik Deva untuk melindunginya.
caera menariknya lagi. menepuk kasur di samping kanannya. Deva tidak dapat menghindari. menurut saja rebahan di sebelah caera. tapi tubuh Deva terasa kaku. dia khawatir jika terlalu banyak bergesekan kulit, maka dia tak dapat menahan diri lagi.
caera merapat ke tubuhnya. hangat. Deva dapat merasakan hangat tubuh caera. wanita itu memeluk Deva seperti bantal guling. menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Deva.
ya Tuhan.... ini namanya percobaan perkosaan
deva sangat frustasi. mengusap wajahnya kasar. terlalu berat menahan hasrat. karena sebelah paha caera menindih sesuatu yang telah meronta di bawah sana.
"sayang, aku cinta kamu. jangan hianati aku lagi"
caera birbisik tepat di telinga deva sambil terpejam. sesekali mengecup kecil daun telinga yang sangat sensif itu. bulu kuduk Deva meremang. caera mengusap-usap dada bidang Deva.
"hmmmm"
Deva menggeram. merinding sekujur tubuhnya. dia menoleh memandang wanita di sebelahnya. sangat dekat. tak terhalang apa pun. bibir mereka menempel. cepat-cepat Deva memundurkan kepalanya. tapi caera memegang wajahnya dan..
cup
caera menciumnya lagi. kali ini lebih berani. menyesap bibir sensual Deva.
"aku cinta kamu"
masih sempat berbicara dalam keadaan bibir menempel pada bibir Deva. kata-kata Caera menancap langsung di hati Deva. hatinya berdesir seperti ada sesuatu yang membuatnya sangat bahagia. walaupun ia tahu kalau caera tidak sadar mengatakan itu.
Deva tak dapat menahan lebih lama lagi. dia membalas lu****n caera. saling berbagi Saliva. membelit lidah dengan lembut. agaknya perpaduan minuman keras dan gelapnya malam telah menghilangkan akal sehat caera.
dia yang meminta. dia yang maju lebih dulu. dia yang mendominasi. hatinya bergetar merasakan manisnya bibir Deva. dia tidak sadar dengan siapa dia bertukar Saliva saat ini. saling melepas dahaga rindu yang menyiksa.
melepaskan ciuman panas itu. sama-sama terengah kehabisan napas. caera kembali mendusalkan wajahnya ke ceruk leher Deva. menghirup puas-puas aroma tubuh Deva yang memabukkan. matanya terpejam tapi bibirnya tersenyum.
"bagaimana kau bercinta dengannya mas?" caera berbicara lagi. dia bangkit dan duduk di ranjang menatap Deva.
"siapa?" Deva balik bertanya
"iisshh.. kau ini"
caera memukul lemah dada Deva. caera seperti bermimpi saja. matanya sangat sayu susah untuk terbuka.
"aauuww" Deva mengaduh kaget karena pukulan kecil caera yang tiba-tiba, dan mengusap dadanya.
"aku sudah melihatnya sendiri" caera merengut memajukan bibirnya. Deva gemas melihatnya.
"kau kira aku tidak bisa melakukan lebih pada mu, hingga kau melakukan dengan Vivi ha?"
dengan kata-kata dan gerakan yang lamban pula, caera beranjak naik ke tubuh Deva. merenggangkan pahanya menyeberangi tubuh besar di bawahnya, dan duduk tepat di area yang terlarang untuk di sentuh.
Deva mengerang. merasakan kesyahduan yang tak terkira. tapi caera seperti tak menghiraukan. matanya makin sayu saja. semburat merah pipinya makin jelas. Deva memandangi wajah caera yang tersenyum menggoda padanya.
caera membungkukkan tubuhnya, kembali menyesap kenikmatan di bibir Deva. dia pikir Deva adalah Arya. dia ingin membuktikan kalau dia juga bisa bersikap binal pada suaminya. dia tidak tahu kalau yang di bawah tubuhnya sekarang adalah pria asing yang merasa di perkosa habis-habisan. yang menahan hasrat untuk tidak menerkam dirinya saat ini juga.
kali ini ciuman itu sangat bergelora. Deva menyambutnya tak kalah panas. menahan belakang kepala caera agar tidak banyak bergerak. lu****n itu begitu panas. Deva menjelajahi setiap inci dalam mulut caera.
Deva membalikkan posisi mereka. sekarang dia berada di atas tubuh caera. mendominasi permainan bibir itu. Deva tak dapat menahan lagi. pertahanannya jebol. daya tarik caera mampu meruntuhkan pertahanan Deva selama empat tahun belakangan ini.
caera lah wanita pertama yang bisa sampai menyentuhnya dengan sangat intens. caera yang bisa sampai memeluk, mengusap bibirnya bahkan kini mereka melakukan lebih.
menggenggam tangan caera di kanan kirinya., dan menarik kedua tangan itu ke atas kepala caera. memberi kekuatan lebih untuk saling menuangkan kesyahduan rasa dalam bentuk lu****n dan belitan lidah.
napas yang memburu, jantung yang berdegup kencang, ribuan kupu-kupu menghinggapi hati Deva. hati itu kembali memunculkan rasa indah yang telah lama membeku. rasa yang pelan-pelan kembali menghidupkan tubuhnya.
ciuman itu turun kebawah. kini leher jenjang caera menjadi sasaran empuk. menj***t, mengecup, menghirup aroma tubuh wanita itu dengan segenap rasa di hati. caera meracau dan bergumam tak jelas. seperti orang mengigau.
"aaahhh"
caera mendesah manja. tak kuasa menahan rasa geli yang menjalari dirinya. Deva makin bersemangat. membuka kancing baju caera satu persatu. menampakkan d**a putih nan mulus milik caera.
menyibakkan baju yang menghalangi. menggeser ke atas penutup yang menempel di d**a caera.
"uuhhmmm"
Deva mengerang. tak percaya melihat sesuatu yang menantang nyalinya untuk segera mengecup apa yang menyembul dari balik penutup d**a wanita itu.
perlahan tapi pasti Deva mencucup ujung chococips yang manis itu. menyesap dan menj***tnya lembut. menggigit benda kecil yang mampu menghilangkan akal sehatnya.
menyesap lembut dan menciptakan tanda kepemilikan di sekelilingnya. meremas dengan gemetar menahan gelora yang meledak-ledak.
Deva merasakan gerakan caera melambat. ia tidak mendengar ******* dan racauan dari mulut caera lagi. lama kelamaan malah tak bergerak sama sekali. ia menghentikan kegiatan panasnya. Deva menatap wajah caera.
astaga!!!
caera tidur!
wanita itu memejamkan matanya rapat. napasnya teratur. ia tertidur!!
oh em jiiiii.... 😭
Deva menekuk wajahnya lemas. kobaran lahar sudah membakar dirinya. tapi wanita ini malah sudah tertidur di tengah-tengah pertempuran dahsyat.
huuufff
Deva menghempaskan tubuhnya ke samping. memisahkan diri dari caera. mengusap wajahnya frustasi. kepalanya berdenyut sakit. apalagi yang di bawah sana sudah meronta-ronta menuntut pembebasan hakiki. ia menatapi wajah caera yang dengan damai telah mengembara di alam mimpi. Deva tidak mau mengambil kesempatan jika lawannya diam tak berdaya.
mencoba memeriksanya. wanita ini benar-benar telah terlelap atau masih bisa terjaga. meraih tangan wanita itu, menegakkan lurus keatas. mengguncangnya perlahan. tangan caera bergoyang gemulai ke kiri dan ke kanan. tapi Deva terpaku melihat pada jari manis caera.
cincin
dia baru menyadari bahwa wanita ini memakai cincin di jari manisnya. yang berarti wanita ini sudah... MENIKAH!!
Deva berjengkit kaget dan bangkit dari ranjang. ia menjauh. tubuhnya menegang. wanita itu sudah bersuami. dia memang menginginkan wanita ini. tapi dia juga tidak gila sampai melepaskan hasrat pada wanita yang sudah bersuami.
ahhh hampir saja. hampir berbuat kesalahan fatal. Deva terduduk lemas di sisi ranjang. memegagi kepalanya yang berdenyut sakit. menangkup wajahnya dengan tangan.
"sial"
makinya pada diri sendiri. sangat gegabah sampai dia tidak memperhatikan semuanya. ia teringat apa yang di katakan Jacko, untuk menjaga reputasinya. pastilah Jacko sudah mengetahui tentang cincin itu.
Deva pergi ke kamar mandi. menghidupkan kran air dan membasuh wajahnya untuk meredam api yang terlanjur tersulut dan berkobar. ia memandangi wajahnya di cermin wastafel. merenungkan apa yang baru saja terjadi.
hatinya sudah tersentuh. dia mengijinkan wanita itu menyentuh yang sangat pribadi di dalam dirinya. hatinya. hatinya mempersilahkan wanita itu masuk. sangat kuat caera menembusnya tanpa syarat.
Deva keluar dari kamar mandi berjalan gontai. hasratnya padam total. ia duduk di tepi ranjang lagi. duduk tertegun memandangi caera yang tertidur pulas dengan napas teratur. wajah manis yang lugu. cantik. Deva akan mengukir wajah cantik itu di hatinya.
mendekati caera yang terlelap dengan baju yang berantakan. dengan gemas Deva mencubit lembut ujung d**a caera yang mencuat menantang. tersenyum geli dengan ulahnya sendiri. ia merapikan pakaian caera. menutup penutup d***a itu dan mengancingkan baju caera lagi.
ia harus pergi. deva beranjak ke arah pintu. tapi ia menoleh sekali lagi ke arah caera. balik mendekati caera lagi. memandangi wajah lugu itu. membungkukkan badannya dan mengusap wajah caera dengan sayang.
"maafkan aku"
bisiknya. menarik selimut menutupi tubuh caera sampai ke lehernya. mengecup kening caera dan pergi beranjak keluar kamar.