Dituduh Mandul Tapi Mengandung Anak Kakak Ipar

Sungguh mulut Realina ingin berkata kasar tapi dia mencoba untuk menahannya agar kata-kata kasarnya tidak keluar begitu saja. Dengan keadaan baju yang sebagian kotor Realina mencegat angkot yang melintas.

Walaupun dalam angkot dia dijauhi dan dipandang jijik oleh orang-orang yang ada di dalam angkot. Setelah sampai di jalan depan apartemen angkot berhenti, Realina pun segera turun dan menuju unit apartemennya.

"Akh...sungguh kotor sekali bajuku ini, apalagi baunya tidak enak. Awas saja kau Rinta aku tidak akan membalasmu dengan hal lain yang pasti akan memalukan kamu" tekat Realina kuat.

Selepas mandi Realina mulai memasak beberapa makanan untuk Farel makan siang nanti, yang pastinya sangat spesial karena sebagai permintaan maafnya untuk kejadian tadi pagi.

"Akhirnya selesai juga aku masakannya, sekarang tinggal berangkat ke kantor mas Farel saja."

Realina membawa paper bag yang berukuran sedang ditangannya. Lalu menuju kantor Farel, sampai di kantor Realina segera diarahkan ke ruangan Farel. Tidak seperti kemarin Realina harus menunggu satu jam lebih untuk masuk ke dalam ruangan Farel.

Sekarang resepsionis pun lebih ramah kepadanya, saat Realina baru saja masuk sang resepsionis pun tersenyum manis kepada Realina.

"Silahkan anda masuk nyonya, tuan Farel ada di dalam" sekertaris Farel yang ada di depan pun mempersilahkan Realina masuk dengan ramah, Realina membalas dengan anggukan dan senyuman.

Tanpa mengetuk pintu karena memang sudah dibuka oleh sekertaris Farel, Realina masuk ke dalam. "Jangan lupa tutup pintunya" ucap Farel tanpa memandang Realina sama sekali.

"Mas Farel ini aku membawakan makan siang untuk kamu" Farel diam tidak mengucapkan kata balasan sama sekali.

"Mas kali ini aku membawakan makan siang yang cukup spesial buat kamu mas" Realina mulai membukakan satu makanan yang ada di paper bag tadi, sedangkan Farel hanya meliriknya sekilas.

"Ayo sini mas apa kamu enggak lapar?"

"Hmm..." Farel menjawab hanya dengan deheman saja.

"Kamu enggak mau mas? kalau kamu enggak mau aku akan memakan semua ini. Hmm...baunya sangat enak sekali pasti rasanya pun juga enak" Realina terus mengiming-imingi Farel agar dia tergoda.

Realina mulai mengambil lauk ke dalam wadah yang sudah dia siapkan tadi untuk makan. "Kamu bakalan nyesel loh mas kalau enggak mau makan ini."

Cukup! Farel sudah tidak tahan lagi dengan godaan Realina yang membawa makanan yang sangat menggiurkan itu. Farel membuang rasa gengsinya, dia mulai mendekati Realina.

"Mana makanannya?" tanya Farel dengan ketus tapi wajahnya menampilkan wajah yang sangat ingin segera menyantap makanan.

"Loh kamu mau makan mas? tak kira kamu enggak mau?" goda Realina yang malah membuat raut wajah farel menjadi memberengut tidak suka.

"Ini makanan buat kamu, kamu jangan cemberut gitu dong enggak pantas buat muka kamu yang datar itu" Realina memberikan makanan yang dia ambil tadi ke Farel.

Farel pun menerimanya lalu memakan dengan lahap, "hati-hati mas makanannya enggak ada yang minta kok" Farel tetap diam.

"Mas kamu beneran marah sama aku?" kembali tidak ada respon apa-apa dari Farel yang malah membuat Realina geram, Realina menarik bahu Farel pelan ke arahnya.

"Mas aku minta maaf ke kamu ya atas kejadian tadi pagi, aku kaget waktu aku bangun kamu tidur di sampingku jadi aku refleks nendang kamu. Dan untuk ucapan aku tadi pagi aku juga minta maaf ya" raut penyesalan Realina terlihat jelas sekali pada mata Farel.

Farel meletakkan wadah makannya yang tinggal setengah ke meja, Farel menatap mata Realina serius. "Kamu tidak usah minta maaf segitunya padaku."

"Tapikan kamu tadi pagi sangat marah sama aku mas" Realina menundukkan kepalanya.

"Aku tadi pagi hanya terbawa amarah saja, aku tidak benar-benar marah sama kamu dan tidak akan pernah bisa marah sama kamu."

"Benar kamu enggak marah sama aku mas."

"Enggak bakal marah sama sekali denganmu."

Sangking senangnya Realina memeluk tubuh Farel tanpa sengaja, Farel terdiam sebentar merasakan pelukan Realina yang tiba-tiba. Farel merasakan pelukan dan membalas pelukan Realina yang terasa hangat ditubuhnya, jantung Farel pun berdegup kencang.

"Makasih ya mas kamu udah maafin aku, aku tadi kepikiran terus" ucap Realina sambil memeluk Farel dengan nyaman.

Saat mereka berdua masih dengan nyaman berpelukan, di depan ruangan Farel terdengar beringsik. Farel yang tidak mau ada yang mengetahui ada Realina disini selain karyawannya, Farel pun memasukkan Realina ke tempat istirahatnya yang minimalis. Realina tentu bingung saat ditarik Farel kesebuah ruangan yang tidak Realina sadari saat pertama kali kemari.

"Kak kamu nyebunyiin apa di ruangan itu?!" tanya Keanu yang baru masuk ke ruangan Farel, Keanu jadi curiga apa yang Farel masukkan ke dalam ruangan pribadi Farel sendiri.

"Bukan siapa-siapa" jawab Farel tenang.

"Kakak tidak perlu malu seperti itu hanya karena menyembunyikan seorang perempuan, seharusnya kakak memperkenalkan ke keluarga kita" ucap Keanu.

"Bagaimana kamu tahu kalau yang aku sembunyikan tadi seorang perempuan?"

"Tadi aku melihat rambutnya dan lihat banyak sekali makanan di meja ini."

"Kamu benar sekali yang aku sembunyikan adalah seorang perempuan."

Keanu mengangguk lalu tanpa izin terlebih dahulu mencomot makanan yang ada diatas meja. "Wah kak makanan ini sungguh sangat lezat, pasti wanita itu pintar sekali masaknya. Kakak enggak ingin mengenalkannya kepadaku saat ini?"

"Tidak dulu, aku akan mengenalkannya saat aku dan dia sudah menikah nanti."

"Kakak sudah memikirkan untuk menikah? hebat sekali wanita itu hingga membuat kakak yang semula tidak ingin menikah sekarang menjadi ingin menikah. Aku menjadi tambah penasaran dengan wanita yang kamu sembunyikan tadi."

"Tidak usah penasaran terlalu berlebihan nanti malah kamu tidak bisa tidur, mending sekarang kamu segera selesaikan perceraian kamu dengan Realina."

"Pasti kak aku akan segera menceraikannya bahkan kalau bisa aku ingin saat ini sudah resmi bercerai dari Realina" ucap Keanu penuh keyakinan tanpa penyelesalan sama sekali.

"Kapan kamu akan menikah dengan wanita yang hamil diluar nikah itu."

"Siapa?" tanya Keanu bingung.

"Siapa lagi kalau bukan wanita yang kamu hamili dan tinggal satu rumah denganmu saat ini?"

"Oh yang kakak maksud adalah Rinta, namanya Rinta kak kalau kakak ingin kenal dengannya nanti aku akan mengenalkannya secara langsung denganmu kak."

"Hmm..."

"Bagaimana kalau kita double date saja dan saling mengenalkan pasangan kita masing-masing? kakak mau kan, sepertinya sangat seru sekali kalau itu terjadi."

"Aku tidak mau karena wanitaku orangnya sangat pemalu sekali, pokoknya aku akan mengenalkannya padamu saat aku nikah nanti."

"Kenapa wanitamu pemalu kak? apakah wajahnya buruk rupa?" tanya Keanu dengan tatapan jijik.