NovelToon NovelToon
Waiting For You

Waiting For You

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyelamat
Popularitas:77k
Nilai: 4.9
Nama Author: Andreane

Bagaimana rasanya menikah dengan orang yang tidak kita kenal?
Baik Arsya maupun Afifah terpaksa harus menerima takdir yang telah di tetapkan.

Pada suatu hari, ayah Afifah di tabrak oleh seorang kakek bernama Atmajaya hingga meninggal.
Kakek tua itupun berjanji akan menjaga putri dari pria yang sudah di tabraknya dengan cara menikahkannya dengan sang cucu.

Hingga pada moment di mana Afi merasa nyawanya terancam, ia pun melakukan penyamaran dengan tujuan untuk berlindung di bawah kekuasaan Arsya (Sang suami) dari kejaran ibu mertua.

Dengan menjadi ART di rumah suaminya sendirilah dia akan aman.

Akankah Arsya mengetahui bahwa yang menjadi asisten rumah tangga serta mengurus semua kebutuhannya adalah Afi, istrinya sendiri yang mengaku bernama Rere?

"Aku berteriak memanggil nama istriku tapi kenapa kamu yang menyahut, Rere?" Salah satu alis Arsya terangkat.

"Karena aku_" Wanita itu hanya mampu berucap dalam hati. "Karena aku memang istri sahmu, pak Arsya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andreane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 16

Aku menerima sodoran ponsel dari tangan pak Arsya dengan perasaan tak enak. Hatiku penuh tanya kenapa Shema harus menghubunginya untuk bicara denganku, kenapa tidak langsung menghubungi nomorku?

Apa yang ada dalam pikiran pak Arsya nanti? Lantas ada apa dengan Shema?

Beberapa pertanyaan seakan berebut ingin mendapat jawaban.

"Nanti kalau sudah selesai, antarkan ponsel saya ke atas, ya!" Pesan pak Arsya, yang langsung ku respon dengan anggukkan kepala.

Pria itu langsung berbalik, ku tatap punggung pak Arsya yang bergerak menjauh, memastikan dia tak menguping pembicaraanku dengan Shema.

Saat langkah pak Asrya di tengah-tengah anak tangga, dia sempat menoleh ke arahku sejenak, dan itu membuatku kikuk setengah mati.

Aku juga masih heran saat beberapa menit lalu pak Arsya terpaku dengan pandangan menatapku tak berkedip.

"Apakah dia_"

Ah tidak, selera pak Arsya bukan seorang ART, dia juga sangat menghargai pernikahannya, jadi tidak mungkin pak Arsya mengagumiku. Bisa jadi dia sedang mencurigaiku dan penasaran kenapa Shema ingin bicara denganku menggunakan ponselnya.

Iya kan?

Ketika pemilik punggung lebar itu tak lagi terlihat, aku buru-buru menutup pintu kamar, dan langsung menempelkan ponsel di telingaku.

"Hallo, Shema?"

"Halo, nona?" Sahutnya gugup. "Nona baik-baik saja?"

"Iya, aku baik. Ada apa She? Kenapa kamu menelfon pak Arsya, kenapa tidak langsung menelfonku?"

"Dari tadi saya sudah mencoba menghubungi nomor nona, tapi sepertinya ponselnya mati"

"Ah iya maaf! Ponsel baru saja ku nyalakan"

"Nona, nona Afi harus hati-hati, kemungkinan besar bu Prilly sudah mengetahui keberadaan nona"

"Dari mana dia tahu?" Tanyaku heran.

"Entahlah nona, tadi pagi dia menelfonku dan mengatakan kalau nona ada di tangannya. Saran saya lebih baik nona jujur ke pak Arsya sebelum terlambat!"

Aku menelan ludah, merasa bimbang setelah mendengar ucapan Shema.

"Katakan pada pak Arsya yang sebenarnya biar ini menjadi urusannya. Saya sangat yakin kalau pak Arsya tidak akan tinggal diam"

"Saya khawatir karena bu Prilly berniat menyingkirkan nona. Iya kalau hanya menyuruh nona pergi, kalau dia nekad bagaimana? Saya pasti orang pertama yang akan menyesal, nona" Imbuhnya panjang lebar.

"Okay, akan aku katakan yang sebenarnya, tapi aku butuh waktu untuk merancang kalimat yang pas, itu supaya pak Arsya tidak merasa tertipu. Mengenai bu Prilly, sepertinya dia hanya menakut-nakutimu saja, dia sama sekali belum tahu keberadaanku"

"Tapi bisa jadi bu Prilly memang sudah tahu semuanya, hanya saja dia memilih diam karena sedang merencanakan sesuatu"

"Nggak mungkin She, dia masih kebingungan mencariku. Kamu tahu Farid? Orang kepercayaan bu Prilly? Dia sekarang menjadi informan untuk pak Arsya"

"Farid menjadi informan pak Arsya?" Tanya Shema tak percaya.

"Iya. Dia di tugasi untuk mengawasi bu Prilly. Jadi kamu tenang, iya! bu Prilly, dia hanya sedang bersandiwara, yang seakan-akan tahu keberadaanku. Itu dia lakukan karena masih sangat yakin kalau kamu tahu sesuatu tentang aku, dia yakin jika intimidasinya terhadap kamu akan membuatmu berkata jujur"

"Tetap saja saya was-was, nona"

"Jangan berlebihan Shema, kamu cukup fokus dengan pekerjaanmu, mengerti!"

"Tapi jika pak Arsya tahu nona ada bersamanya, pak Arsya pasti akan mendukung nona, saya tahu betul bagaimana pak Arsya, dia selalu bersimpangan dengan mamahnya sendiri, nggak mungkin dia membela mamahnya kalau memang mamahnya bersalah, pak Arsya orang baik, nona "

Aku termenung, mencermati kata demi kata yang keluar dari mulut Shema melalui sambungan telfon.

"Oh ya Shema, apa nomor kamu masih di sadap?"

"Masih nona, jangan sekali-kali nona menghubungi nomor saya"

"Nomor ponsel yang biasa aku pakai sudah tidak ku gunakan semenjak ada nomor baru itu terus menelfonku"

"Bagus kalau gitu, bu Prilly memang mencurigai beberapa riwayat nomor yang sering saya hubungi, termasuk nomor nona"

"Hmm...By teh way, apa pak Arsya nggak curiga, kamu ingin bicara denganku menggunakan ponselnya"

"Semoga saja tidak, nona. Saya beralasan ingin mengucapkan terimakasih karena Rere sudah membantu saya"

"Ya sudah, ini ku tutup dulu, aku merasa nggak enak sama pak Arsya"

"Nona!" Potong Shema mencegahku.

"Apa nona sudah bisa mencintai pak Arsya?" lanjutnya bertanya.

Aku tersenyum mendengar pertanyaan Shema. Secara reflek pikiranku langsung tertuju pada sosok yang sudah berhasil mencuri hatiku. Pak Arsya, tak ada alasan untukku tidak menyukainya, dia memiliki seribu pesona yang mampu menakhlukan wanita manapun.

"Nona" Panggil Shema, ketika aku hanya diam.

Aku menarik napas panjang sebelum kemudian bersuara. "Biar bagaimanapun, pak Arsya sudah menjadi suamiku, mau tidak mau, aku harus mencintainya, bukan? Dan beberapa minggu tinggal di sini, sedikit banyak membuatku tahu tentang pak Arsya"

"Saya senang mendengarnya, nona. Saya doakan pernikahan kalian langgeng, dan bu Prilly bisa menerima nona"

"Makasih, Shema"

"Tidak perlu berterimakasih, nona" Balasnya dengan suara rendah, seperti sudah mengantuk, mungkin.

" Baiklah nona, saya tutup dulu, di sini sudah hampir pukul dua belas malam"

"Ya, istirahatlah. Jaga kesehatanmu"

"Baik"

Ku akhiri panggilan setelah mengucap salam. Sesaat kemudian, aku keluar dari kamar berniat mengembalikan ponsel milik pak Arsya.

Tadi Shema menghubungi pak Arsya menggunakan ponsel baru yang dia beli khusus untuk berkomunikasi denganku. Ponsel jadul yang tidak bisa di sadap oleh siapapun.

"Permisi, pak" Ucapku seraya mengetuk pintu.

"Masuk!" Sahut suara dari balik kamar.

Pelan, ku putar handle pintu. Begitu terbuka, ku lihat pak Arsya belum tidur, dia sedang duduk di sofa yang ada di kamarnya, seperti sedang membubuhkan beberapa tanda tangan pada kertas demi kertas.

"Ini ponselnya, pak. Maaf sudah merepotkan" Kataku. Aku tak tahu, kenapa setiap kali berhadapan dengannya, jantungku seakan mau runtuh.

"Nggak apa-apa, Re. Saya saja hampir setiap hati merepotkanmu"

"Itu sudah menjadi tugas saya, pak"

"Ya, dan saya suka dengan pekerjaanmu, apalagi masakanmu. Masakan rumahan, tapi sangat enak, aku jadi suka makan di rumah"

"Makasih, pak" Hatiku mencelos begitu hangat.

Pria itu lantas menatapku sekilas, dia tersenyum tipis sebelum kemudian kembali menunduk dan fokus dengan pekerjaannya.

"Saya permisi dulu, pak"

"Tunggu, Re" Cegahnya tanpa melihatku.

"Ada apa, pak?" Tanyaku dengan sorot bingung.

"Ngomong apa saja sama Shema, perasaan baru pertama kali bertemu, kenapa sudah sangat akrab sampai-sampai dia menelfon saya hanya untuk bicara denganmu?"

"Hanya ngobrol biasa, pak. Cuma mau ngucapin makasih karena sudah saya bantu waktu itu"

"Memangnya kamu bantu dia apa?"

Aku terdiam, mencari alasan supaya pria di depanku ini mempercayaiku.

"Hm?? Bantu apa dia?" Tanyanya sekali lagi.

"Ini urusan wanita, pak"

Pak Arsya kembali memindai wajahku kali ini dengan alis terangkat satu.

"Urusan wanita?" Ucapnya.

"Iya, pak"

Pria itu mengatupkan bibirnya, sedetik kemudian mengangguk paham. Entah satu pemikiran denganku atau tidak.

"Saya permisi dulu, pak"

"Temani saya ngobrol sebentar, ya" Pintanya. Mencegahku ke dua kalinya.

"Temani?" Sungguh jantungku makin tak karuan detakannya.

"Hmm. Temani sampai ini selesai. Tinggak sedikit lagi, kok"

Aku termenung, berusaha membuat diriku setenang mungkin.

"Ambil kursi itu" katanya sambil menunjuk kursi putar di depan meja kerjanya. "Bawa ke sini dan duduklah temani saya sebentar"

Bersambung

1
Euis Resmawati
Luar biasa
tiara officiall
ini sekuelnya novel apa sih.kok nama2nya aku merasa asing.
tiara officiall
klu ngobrol diluar kamar donk,kan taunya Rere itu hanya art,bukan istri
tiara officiall
Arsya menurutku tll baik jadi majikan.untumg aj art nya istrinya sendiri,klu enggak,gak baik itu akibatnya.masak beli baju art nya disuruh cobain,kan itu utk baju istrinya
tiara officiall
mampir kak anne
Ari Prastiwi
kebangetan sih Bu Prilly kalau masih menolak kehadiran menantu satu-satunya.
N I A 🌺🌻🌹
oke mbak anne sukses terus karya2 nya
Sugiharti Rusli
baik lha nanti ditengok kalo uda tamat yang ini,,,
Salim S
di tunggu bonchap nya thor...kirain up sore2 eeeh ternyata promo novel baru...ok semangat thor....
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
sikap aneh istriku ngak lanjut tor
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜: Oalah padahal ceritaya bagus loh ...emak dah fans di sana saking senengnya otor bikin kisah ini....tapi semua kembali lagi pada otor emak mah cuma terimakasih dikasih lahan buat cuap cuap ...grtisss lagi ...sehat n sukses selalu ka anne
Anne: banyak reader yg ta blokir di sana karena komentar julid banget. jd ta stop mohon maaf.
total 2 replies
Asri
lompatannya mantap kak. hihihihi
semoga end nya nanti sudah baikan semua 😊
Dia Amalia
hahhh akhirnya terlewati penasarannya update ☺️☺️
Ainisha_Shanti
semoga mertua seperti bu Prilly hanya ada dalam novel. kalau ada dalam dunia nyata, kasihan yang jadi menantu nya
Sugiharti Rusli
sangat egois sih si bu Prilly itu,,,
N I A 🌺🌻🌹
tapi si prily kasi karma dulu lah thor sblm end🤭🤭😂😂😂😂
tiara
ngga kerasa ya udah mau end aja, lanjuut thor semangat upnya
Salim S
udah 3 tahun aja...and bentar lagi end...udah lamaaaaa kali up nya eeeeeh malah bilang bentar lagi end ya....hadeeeeh othor nungguin tiap hari bolak balik ga ada notif tp its ok yg penting afi sama arsya happy ending ga sabar nunggu reaksi s prilly kalau ternyata selama ini arsya hidup bahagia sama istri dan anaknya....lanjuuuut,apakah akan ada bonchap nya.....sekali2 double or triple up dong sebagai hadiah buat readers mu thor....
Lukman Hakim
thorrr....kemana...ditungguin ini lanjuttt
Lyzara
ish ish segituya bu prilly.. kira2 gimana nanti cara tobatnya ya? di apain sama othornya ini nanti /Frown/
Anne: thankyou
total 1 replies
Puspita
trimakasih sudah up lagi 🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!