" Akh Sakit, lepaskan tanganku pak. "
" Diam! dan jangan pernah memanggil saya dengan sebutan pak karena saya tidak pernah menikah dengan ibumu."
Gadis itu bungkam mendengar bentakan dari pria dewasa yang kini sedang menyeret nya dengan kasar menuju sebuah ruangan bawah tanah yang terlihat gelap dan amat menyeramkan. di ruangan tersebut hanya terdapat sebuah sel dan satu meja lengkap dengan dua kursi yang terlihat usang. Pria itu melempar gadis tersebut ke dalam sel tahan dengan kasar hingga sang gadis jatuh tersungkur kemudian mengunci sel tahanan dari luar.
" Aaaaa... " gadis itu berteriak karena di dalam sel tahanan itu banyak sekali kecoa dan tikus.
" Aaaaaa... lepaskan saya pak, tolong."
Sementara sang pria hanya tersenyum puas sambil memainkan kunci gembok yang ada di tangannya.
" Mengapa anda tega terhadap gadis kecil yang tidak berdosa seperti saya. "
" Hahaha... tidak berdosa katamu? justru semua ini terjadi karena dosa yang telah kau lakukan."
Dosa apakah??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindasarie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Next
Maaf ya kemarin aku libur up, karena ada kegiatan yang tidak bisa di tunda🙏
happy reading ✨
Sebelum meninggalkan ruang tamu, Daisy sempat melirik Sam. Dan Sam menganggukan kepalanya sebagai isyarat bahwa semuanya akan baik baik saja.
Tak lama Pak Bram datang setelah tadi di telpon oleh mama Dinda. Pak Bram tidak terkejut melihat Sam ada di rumahnya karena sebelumnya mama Dinda sudah memberi tau lewat telepon.
Ketika baru datang papa Bram langsung menyalami Abrisam. Kemudian duduk di samping mama Dinda tepat di hadapan Sam.
" Ada apa gerangan yang membuat tuan Sam datang ke rumah kami? " Papa Bram membuka suara.
" Ehem " Sam berdehem sebelum menjawab pertanyaan papa nya Daisy itu.
" Ada suatu hal yang harus aku sampaikan mengenai putri kalian, yaitu Daisy "
Mendengar hal itu tentu saja papa Bram dan mama Dinda heran dan saling memandang satu sama lain.
Melihat raut heran dari pasutri itu, Sam melanjutkan ucapannya.
" Sebelumnya, mohon maaf atas kesalahan besar yang aku perbuat terhadap putri kalian " Sam masih saja menjeda jeda ucapannya, semakin membuat mama dan papa Daisy itu bingung.
" Maaf, kami kurang mengerti apa yang anda ucapkan " mama Dinda membuka suara
" Tentu saja, karena aku belum melanjutkan ucapannya " Sam berbicara dengan datar tanpa ekspresi.
" Baiklah, silahkan di lanjutkan. Tuan " papa Bram mempersilahkan.
" Aku tidak sengaja melakukan kesalahan besar yang membuat putri anda saat ini tengah mengandung "
Sontak saja kedua pasutri itu terkejut mendengar penuturan Sam. Dengan kompak mereka membulatkan matanya.
" M.. maksud anda? tolong bicara lebih jelas! " mama Dinda sudah tidak bisa berfikir jernih. Begitu pun juga papa Bram, beliau sudah tidak bisa berkata kata saking terkejutnya.
" Daisy saat ini tengah mengandung anakku, dan aku akan bertanggung jawab. Maka dari itu, kedatangan ku kemari untuk melamar putri kalian dan menikahinya " ucap Sam dengan lantang dan tegas.
Deg
Jantung mama Dinda berdetak kencang mendengar Daisy saat ini tengah hamil. Ia berharap jika semua ini adalah mimpi buruknya.
" Astaga apa maksud dari semua ini pa, katakan jika semua ini tidak benar! " saat ini mama Dinda sudah menangis tersedu-sedu sambil bersandar di bahu suaminya.
Untuk beberapa saat pak Bram pun terdiam, namun tak lama mengeluarkan suaranya.
" Bagaimana bisa Daisy hamil anak anda, jika sebelumnya kalian tidak saling mengenal bukan? "
Sam menghela nafas panjang, sebelum menjawab.
" Soal itu tak perlu anda pikirkan, yang terpenting aku akan menikahi putrimu secepatnya "
" Baiklah, aku akan mengijinkan anda menikahi putriku " Papa Bram dengan senang hati menerima lamaran Sam.
" Pa! " Mama dinda terkejut mendengar jawaban suaminya.
" Sudahlah ma, toh Daisy saat ini sedang mengandung. Bukankah anak itu butuh ayahnya? " Papa Bram memang dari dulu berharap Sam menjadi menantunya.
" Kita harus menanyakan nya dulu pada Daisy, apakah dia menerimanya? " mama dinda ingin mendengar sendiri semua ini dari mulut Daisy.
" Ya sudah, bagaimana kalau sekarang kita tanyakan langsung pada Sisy. Dimana putri kita itu ma? " Papa Bram menanyakan Daisy.
" Daisy ada di kamarnya pa "
" Sekarang kita ke kamarnya, mari tuan Sam anda juga ikut untuk mendengar langsung jawaban Sisy" Papa Bram mengajak Sam memasuki kamar putrinya.
Dan Sam hanya tersenyum kemudian mengikuti papa Bram dan mama Dinda menuju kamar Daisy.
Sementara Daisy yang tengah melamun sambil bersandar di ranjang yang ada di kamarnya itu di kagetkan oleh suara pintu kamarnya yang di buka dan menampakkan papa dan mama nya juga pria yang sudah merecoki hidupnya.
Ketiga orang itu mendekati ranjang Daisy sementara mama Dinda sudah duduk di ranjang dan memeluk putri kesayangannya. Seketika itu juga Daisy tidak mampu lagi membendung air matanya. Daisy menangis tersedu-sedu di pelukan mama Dinda.
" Maafkan Daisy ma.. Daisy sudah mengecewakan mama dan papa " Daisy berbicara sambil menangis sementara mama Dinda mengelus kepala putri kesayangannya.
" Sudah, sayang. Semua ini bukan salahmu " mama Dinda juga sebenarnya sangat sedih mendengar kenyataan pahit anak gadisnya itu.
Sam yang melihat penampakan di depan matanya sangat merasa bersalah karena telah membuat peri cantiknya terbebani.
" Sisy " panggilan papa Bram membuat Daisy mengurai pelukannya.
" Kami sudah mengetahui keadaanmu, tuan Sam sudah menceritakan semuanya. Untuk itu tuan Sam akan bertanggung jawab dan menikahimu. Apa kamu bersedia menikah dengannya? " Papa Bram bertanya kepada Daisy.
Daisy terdiam untuk beberapa saat. Kemudian ia menghela nafas, terdengar sangat berat.
" Jika itu yang terbaik untuk keadaanku saat ini, aku bersedia pa " Daisy menjawab dengan menunduk dan mama Dinda tidak henti-hentinya mengelus kepala Daisy.
Sam sangat merasa lega mendengar jawaban peri cantiknya, dan terukir senyum manis di bibirnya. Membuat pria itu semakin terlihat tampan.
Papa Bram pun tak kalah lega mendengar jawaban Daisy.
" Lantas kapan pernikahan nya akan di laksanakan? " Papa Bram bertanya kembali kepada calon menantunya.
" Kita laksanakan lusa " Jawab Sam dengan mantap.
" Baiklah, kami akan mempersiapkannya " jawab papa Bram lagi. Sementara mama dinda hanya mengikuti apa yang terbaik untuk anaknya saat ini.
" Boleh aku berbicara berdua dengan Daisy? " Sam meminta izin untuk berbicara berdua dengan Daisy.
" Silahkan! " Papa Bram pun menarik mama Dinda untuk keluar dari kamar dan membiarkan Sam berbicara empat mata bersama Daisy.
" Hey..jangan cemberut seperti itu dong nanti cantiknya hilang " Kini Sam sudah duduk di ranjang Daisy sementara Daisy beringsut mundur.
Sejak kapan pria ini menjadi manis seperti ini? padahal saat aku menjadi tahanannya wajahnya itu terlihat sangat garang bahkan mengalahkan kegarangan singa peliharaannya . Daisy berbicara dalam hati sambil menatap wajah Sam.
" Apa yang kamu pikirkan Hem? tenang saja, aku tidak akan macam macam sekarang. Aku akan berusaha menahannya sampai kita sah menjadi suami istri " Sam tersenyum penuh arti menggoda Daisy.
" Ish apaan sih, sana keluar dari kamarku! " Daisy mengerucutkan bibirnya.
Sam terkekeh melihat ekspresi lucu Daisy. Kemudian Sam memegang lengan Daisy. Daisy terkejut tapi Sam segera mencium lengan Daisy dengan lembut. Tentu saja hal itu membuat jantung Daisy kembali tidak baik baik saja. Daisy segera menarik lengannya dari Sam dan memalingkan wajahnya karena merasa pipinya sangat panas di perlakukan seperti itu.
" Terimakasih sudah mau memaafkan dan menerimaku "
Ucapan Sam itu membuat Daisy menoleh kemudian menunduk menatap perutnya yang masih rata.
" Aku menerimamu karena anak ini " Daisy menatap ragu ke arah Sam.
" Tidak apa apa saat ini kamu menerimaku karena anak kita, tapi suatu saat kamu akan menerimaku karena cinta " Sam mengedipkan sebelah matanya.
Daisy menahan senyum sambil memalingkan wajahnya kembali.
" Sudah sana keluar dari kamarku, om. Aku mau istirahat " Daisy kembali mengusir Sam.
" Titip anak kita, jaga dia. Jika dia merindukan papanya hubungi saja aku " Sam mengusap kepala Daisy kemudian menaruh kartu namanya di atas nakas kamar Daisy. Setelah itu Sam keluar dari kamar peri cantiknya itu.
Terimakasih 🫰