" Aku harap kamu tidak lupa apa yang terjadi semalam.Kamu lebih dulu menyerahkan diri padaku jadi jangan memintaku untuk bertanggung jawab dan satu lagi jangan perna katakan pada siapapun tentang ini karena aku akan menikah " Bara
" Ya aku akan menyimpan nya sampai mati " Aira rafiqah Herlambang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yhani_HT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejujuran Aira
Aira menatap lekat wajah anaknya yang sudah terlelap beberapa menit yang lalu ,tangan nya mengelus rambut hitam Bumi .
" Mas " Panggil Aira lirih .
" Tadi Bunda ketemu sama Ayah nya mas " Lanjut nya tersenyum getir .
" Mas sudah punya adik nama nya Embun ,cantik kan ? " Air mata Aira menetes begitu saja " Maafkan Bunda jika tidak bisa mempertemukan Bumi sama Ayah kandung nya ,Bunda egois ya Mas ? Tapi Bunda tidak ingin kehadiran Bumi itu akan menyakiti Mas sendiri , Bunda akan berusaha sebisa mungkin untuk menjadi Bunda yang baik untuk Bumi ,ada ayah Raksa jika mas memerlukan sosok itu ,Mas bisa kan ? " Aira menghapus air matanya dengan pelan ,matanya terus menatap wajah putranya .
Waktu berjalan begitu cepat anak yang kemarin dia lahirkan dengan bertarung nyawa kini sudah berlari bahkan tak jarang membuat nya pusing karena ocehannya yang kadang tidak bisa dia jawab .
Aira menutupi tubuh Bumi dengan selimut sampai pundaknya lalu mencium kepala putranya dengan lembut .
" Selamat malam ,good night anak Bunda " Ucapnya lalu meninggalkan kamar Bumi .
Huh !!
" Belum tidur " Aira menatap ke sumber suara ' Belum Mas " Jawabnya tersenyum.
" Mau cerita ? " Raksa berdiri di depan Aira ,sangat jelas terlihat jika Aira habis menangis .
" Mas tidak cape " Raksa menatap pergelangan tangannya lalu menggeleng " Belum " Jawabnya.
" Iya sudah Mas tunggu di belakang saja ,Aira buat minum " Ujar Aira pelan .
" Mas ke kamar dulu " Aira mengaguk patuh lalu keduanya berpisah .
🌟
🌟
" Apa Bumi menanyakan ayah nya lagi " Raksa duluan membuka suaranya,sudah lebih dari 5 menit mereka duduk Aira hanya menghela napas nya tanpa mengatakan apa pun .
" Bukan Mas " Jawabnya ,lagi² menghela napas berat .
" Lalu ? " Raksa menatap Aira sambil menikmati secangkir kopi buatan adik nya .
" Aku tidak tahu jika tempat aku bekerja sekarang itu berkaitan dengan ayah kandung Bumi " Jawabnya menunduk .
" Maksud nya ? " Raksa langsung meletakan cangkir itu di atas meja menatap lekat ke arah adik nya .
" Tadi aku bertemu ayah nya Bumi " Ucap Aira Berat .
" Selama ini aku tidak tahu jika perusahaan itu masih di bawah naungan perusahaan keluarga nya " Lanjut nya pelan.
" Apa dia menyakitimu " Aira mengakat wajah nya menatap Raksa lalu menggeleng " Tidak, kami tidak memiliki hubungan apa pun Mas ,aku cuma takut jika dia tahu keberadaan Bumi " Raksa terus menatap wajah Aira tanpa mengalihkan pandangan" Apa yang kamu takut kan ? Dia akan membawa Bumi " Lagi² Aira menggeleng .
" Lalu apa yang kamu takut kan ? "
" Kehadiran Bumi " Jawab Aira terbata.
" Maksud kamu dia tidak mengakui Bumi begitu " Aira mengaguk pelan " Iya mas " Jawabnya serak.
"Sejak kembali dari Playground Bumi selalu bertanya tentang ayah nya ,tadi pun begitu padahal aku sendiri tidak tahu seperti apa ayah nya karena kami tidak memiliki kenangan yang bisa aku ceritakan pada Bumi ,kami hanya bertemu sesekali itu pun saat dia ke restoran untuk makan siang "
" Boleh Mas tahu kejadian nya ,tapi kalau kamu belum mau mas tidak akan memaksa " Aira menatap Raksa ,apa ini sudah saat nya dia bercerita pada kakak nya .
" Sudah tidak perlu di pikirkan " Raksa tidak ingin memaksa Aira untuk menceritakan kejadian kelam itu, suatu saat nanti pas Aira akan membuka suara tanpa di minta dan itu belum tahu kapan .
" Tapi Aira mohon Mas jangan marah " Raksa mengaguk " jika kamu belum siap jangan dek " Ulang Raksa lembut .
" Tidak mas " Aira menggeleng pelan lalu menarik napas dalam-dalam meraup udara cukup banyak lalu di hembuskan dengan berat.
" Bara Prakasa Mateo , Mas tahu nama itu kan ? " Raksa mengaguk cepat " Siapa yang tidak tahu keluarga mereka Dek " Jawab Raksa cepat .
" Dia ayah kandung Bumi " Raksa mengerutkan dahinya menatap Aira dengan intens " Maksudnya Bumi anaknya dia " Tanya Raksa terbata .
" Iya " Aira menggigit bibir bawahnya menunduk takut .
" Tunggu " Raksa menahan Aira padahal wanita itu tidak melakukan apa pun , Raksa memutar memori nya saat dulu mereka masih bersekolah yang sama dengan Bara bukan hanya dengan Bara tapi dengan keluarga mereka yang lainnya.
" Bukannya kamu dulu pacaran sama Tuan Erick " Aira mengaguk pelan " Lalu Tuan Bara nya ? " Raksa justru bingung dengan kenyataan yang baru saja Aira ucap kan.
" Saat aku di pindah kan kerja di restoran kota Xx tidak sengaja aku bertemu Kaka Erick itu pertemuan kami pertama setelah kami berpisah ,saat itu Kaka Erick mengurus sesuatu di sana , saat berada di sana ada sedikit problem hingga akhirnya Bara menemui ku di restoran sambil menemani nya makan ,tapi hanya sebatas itu tidak lebih " Aira menarik napas panjang lalu di hembuskan pelan " Aira sering cerita kan kalau saat itu masih mencintai kakak Erick " Raksa mengaguk membenarkan itu kenapa Aira begitu semangat saat di pindahkan di kota xx ,dia akan memperbaiki semuanya sekalipun mungkin sulit tapi melihat tekad adik nya Raksa hanya bisa mendukung nya " Di situlah problem nya sehingga aku harus memaksakan diri untuk melupakan nya karena saat itu Kaka Erick sudah menikah sebelum aku kembali ke kota itu ,bahkan karena ku istri nya harus pergi meninggalkan kan Kaka Erick " Raksa langsung melotot kan matanya tajam " Mas jangan dulu marah Aira belum selesai " Tahu kakak nya akan marah Aira langsung menahan nya, Aira terus bercerita tanpa ada di tutupi nya dan Aira mengakui jika memang dia salah bahkan kejadian tadi pun Aira cerita kan pada Raksa.
"Maaf karena mas tidak bisa melindungi dan membantu mu " Aira menggeleng pelan sambil tersenyum " Itu sudah berlalu mas " Jawabnya lembut .
" Bumi akan senang jika tahu sudah memiliki adik " Aira hanya diam lalu menatap ke arah atas menatap langit gelap yang di penuhi bintang " Aku berharap Bumi tidak akan bertemu dengan nya Mas " Raksa paham dengan ucapan Aira " Tapi Aira akan jadi Bunda yang jahatkan " Lanjut nya memejamkan matanya dengan perlahan.
" Mas akan selalu mendukung mu,jika menurut kamu itu baik untuk Bumi atau kamu mas akan selalu berada di samping kalian " Jawab Raksa serius.
" Yang baik adalah mereka tidak bertemu " Jawab nya yakin .
" Kamu masih ingatkan ucapan Ibu tempo hari , sekalipun kalian sudah memiliki kehidupan masing-masing tapi Bumi berhak tahu siapa ayah nya ,hanya sebatas tahu tidak lebih " Raksa kembali mengingat kan adiknya " Mungkin nantinya akan ada yang tersakiti tapi percaya sama Mas setelah ini kamu dan Bumi akan hidup lebih baik lagi " Lanjut nya serius .
" Pikirkan kembali ,Mas akan membantumu sebisa mungkin dan untuk ayah sama ibu biarkan itu menjadi urusan Mas " Ucap Raksa lembut .
" Aira bingung harus mengatakan apa pada Mas selain terimakasih " Aira menatap Raksa berkaca-kaca " Maaf " Lanjut nya terisak .
Raksa langsung berdiri mendekati Aira lalu memeluk nya dengan erat membiarkan Aira menumpahkan beban yang selama ini dia tahan .
" Ayo Bu " Tanpa keduanya sadari jika sejak tadi ada sepasang telinga yang mendengar obrolan mereka .
" Iya ayah " Jawab sang istri lalu keduanya meninggalkan tempat itu .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
yg bnr yg mana
lanjuuut teruuus