Kesalahan satu malam membuat Meisya harus menanggung akibatnya seorang diri. Kekasih yang seharusnya bertanggung jawab atas kehamilannya, malah mengabaikan dan mengira kehamilan Meisya sebagai lelucon.
Meisya yang ketahuan hamil, justru diusir oleh keluarganya dan terpaksa membesarkan anaknya seorang diri. Dia dituntut untuk hidup mandiri dan kuat demi anaknya.
Sampai akhirnya, takdir mempertemukan Meisya dan Ello, mantan kekasih sekaligus ayah dari anaknya. Akankah Meisya bersedia mengungkapkan kebenaran tentang anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahan Semalam Bab 22
Pikiran Ello masih bekerja keras sekarang. Ingatannya kembali melayang saat dia dan Meisya saling memadu kasih usai ujian berakhir. Lalu, tiba-tiba ingatan Ello diputar kembali saat Meisya mengatakan padanya tentang kehamilan, padahal Ello benar-benar yakin jika dia sudah melakukannya dengan sangat aman.
Dada Ello berdebar dengan keras membayangkan sesuatu yang mungkin benar-benar terjadi dan itu terlewat dari perhatiannya. Bagaimana jika yang dikatakan Meisya itu bukanlah lelucon untuk mencegahnya pergi?
Dengan napas yang terasa sesak, Ello memberanikan diri menatap Rendy untuk mencari penjelasan. Apakah benar jika Meisya hamil?
“A-aku tidak mengerti. Apa … apa Meisya benar hamil?”
Suara Ello yang terdengar lirih dengan bibir bergetar, jelas sekali mengisyaratkan bahwa dia sedang gugup. Pikirannya melayang bebas mengingat kebodohan besar yang telah dia lakukan dulu. Mungkin ini yang menjadi sebab kenapa Meisya menjauhinya bahkan sampai pindah dari rumah kakaknya.
“Kamu pikir aja sendiri! Kamu bukan anak kecil yang pasti tahu konsekuensi dari pacaran melewati batas. Dan hanya seorang pengecut yang tidak berani bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri!”
Rendy segera bangkit dan hendak meninggalkan Ello, tapi Ello turut berdiri mengikuti gerakan Rendy.
Dengan dada yang kian berdebar, Ello menyimpulkan bahwa apa yang Meisya katakan waktu itu adalah sebuah kebenaran. Meisya benar-benar mengandung anaknya.
“Meisya beneran hamil? Lalu, sekarang bagaimana dia? Pasti dia kesulitan karena kesalahanku, Kak. Aku pengen ketemu dia. Aku mau lihat keadaan dia sekarang, Kak Rendy! Tolong bantu aku ketemu Meisya!”
Kepala Ello kembali dipenuhi oleh tatapan Meisya kala mengatakan kehamilannya. Dia benar-benar kacau sekarang. Jika Meisya hamil dan membesarkan anak seorang diri, maka dia akan mengutuk dirinya sendiri yang tidak bisa percaya pada wanita yang dicintainya itu.
Rasa bersalah yang kini menyerangnya bertubi-tubi, sudah tidak ada gunanya lagi. Ello harus hidup dalam rasa bersalah yang akan menggerogotinya selama mungkin karena Rendy tidak akan membiarkan Ello bertemu dengan Meisya semudah itu.
“Meisya sangat baik. Tuhan masih sangat menyayangi wanita baik sepertinya. Sampai akhirnya, Tuhan menyingkirkan bagian darimu di tubuhnya. Meisya tidak pernah melahirkan anakmu, dan kami bersyukur atas itu.”
Ello masih berusaha mencerna kata-kata Rendy dengan baik. Sayangnya, suara teriakan Zoey membuat konsentrasinya hilang.
“Om Ello jangan lupa bonekanya!” teriak Zoey dari dalam mobil.
Gadis itu tersenyum sangat manis, membuat Ello teringat akan Meisya. Ya, cara Zoey tersenyum tulus sama persis dengan senyuman Meisya yang sangat dia kagumi beberapa tahun lalu. Zoey benar-benar mengingatkan Ello pada Meisya. Bahkan, dalam hati kecil Ello bisa menyimpulkan bahwa gadis cantik itu adalah anak Meisya, dan mungkin juga anaknya.
Namun, saat Ello sudah sangat bingung dan penasaran, Rendy justru sudah pergi meninggalkannya tanpa sadar. “Kak Rendy tunggu!” teriak Ello. Sayangnya, Rendy sudah berjalan dengan cepat dan berhasil sampai di mobilnya.
Ello hanya bisa menatap pasrah kepergian Rendy itu. Dia tidak mungkin kembali ke rumah kakak ipar Meisya itu sekarang juga karena dia baru saja diusir oleh satpam.
Sekarang, yang tersisa hanya tanda tanya besar yang memenuhi kepalanya. Perasaan Ello sangat yakin jika gadis itu adalah anak Meisya. “Besok, aku akan kembali ke sini. Lavender pasti datang ke sini lagi besok karena aku udah janji sama dia,” gumam Ello berusaha menenangkan perasaannya yang sudah tidak karuan. “Ya, besok aku bisa datang dan cari tahu lagi semuanya!”
**
**
Keesokan harinya, Ello datang pagi-pagi sekali ke kantor untuk menyelesaikan sketsanya yang akan ditunjukkan kepada klien. Dia buru-buru menyelesaikan itu supaya bisa dengan cepat pergi membeli boneka dan bertemu dengan Zoey.
Benar saja, dia berhasil menyelesaikan semua pekerjaan tepat waktu dan segera membeli boneka yang sama dengan milik Zoey, dan juga beberapa mainan yang sengaja dia beli untuk kedua bocah kembar itu. Dengan tidak sabar, Ello menenteng sendiri tote bag berisi mainan itu dan berjalan tergesa menuju mobilnya.
Laki-laki itu sudah sangat tidak sabar bertemu dengan Zoey. Sayangnya, saat dia kembali ke rumah Rendy, pintu dan gerbang rumah itu tertutup rapat. Lampu teras juga menyala terang padahal hari belum gelap. Sepertinya, pemilik rumah memang tidak ada di tempat.
Tak mau menyerah, Ello menuju pos satpam dan mencari informasi. Satpam yang mengusirnya kemarin mengatakan bahwa Rendy dan keluarganya pergi ke luar kota.
Harapan Ello untuk bertemu dengan Zoey pun sirna. Hari ini dia gagal mencari tahu kebenarannya. Sekarang, tidak hanya Meisya saja yang dia cari-cari, tapi juga kedua anak kembar itu. Akankah dia bisa bertemu mereka lagi?
**
Kembang kopinya jangan lupa 💋💋 vote yang banyak, nanti aku update lagi 🤭
tapi untuk kebodohannya luar biasa dan sangat luar biasa.
jempol terbalik buat Ello.