Sarah, bekerja sebagai guru di sebuah sekolah bergengsi khusus untuk orang kaya dan kalangan berada, kerap dibohongi dan berulang kali mengalami kekerasan fisik dan tak jarang mendapatkan penghinaan dari Dias,pacarnya.Abimanyu, yang dikenal sebagai pengusaha muda sukses yang kerap gonta ganti pacar. Pertemuan tak sengaja Sarah dan Abimanyu yang melibatkan Bagas, keponakan Abimanyu, berbuntut panjang. Sarah yang saat itu ditemani oleh pacarnya mendapatkan hinaan dan ucapan yang merendahkan pacarnya. Abimanyu yang mengetahui hal itu menawarkan sebuah kesepakatan pada Sarah untuk menjadi istrinya sekaligus membantu Abimanyu menjauhkan dia dari kejaran wanita-wanita gila pemburu harta, atau tetap menjadi samsak hidup pacarnya dan menunggu kehancuran hidupnya.Mampukah Abimanyu meyakinkan Sarah untuk menjadi istrinya ? Dapatkah Sarah menemukan kebahagiaan dengan Abimanyu?Sementara pacarnya berjanji akan berubah dan memperbaiki hubungan mereka.Rahasia apa yang disembunyikan Sarah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10.
Abimanyu tak menanggapi perkataan Dias. Matanya mengamati rumah Sarah yang sepi. Tak nampak keberadaan Sarah dimana pun , bahkan motor kesayangannya Sarah pun tak nampak. Abimanyu melangkah mendekati pintu rumah dan mengetuk juga mengucap salam tetapi tak ada jawaban dari dalam rumah.
Sementara itu Dias yang tersinggung karena pertanyaan dan perkataannya dianggap angin lalu oleh Abimanyu pun bergegas mengikuti Abimanyu. Dia pun melakukan hal yang sama. Bedanya, Dias mengetuk dan memanggil Sarah dengan keras dan memaksa, juga mengetuk pintu dengan kasar.
"Sarah, buka pintunya, aku tau kamu ada di dalam. Biarkan aku masuk, aku ingin membicarakan hal penting. Buka pintunya Sarah.. SARAH BUKA PINTUNYA " Panggil Dias diiringi gedoran keras pada pintu.
Abimanyu hanya mendengus melihat kelakuan Dias. Abimanyu kemudian melangkah pergi meninggalkan rumah Sarah. Sedikit kecewa karena orang yang dia harapkan ternyata tidak ada di rumah. Tapi dia mengerti jika Sarah ingin memulai liburan panjangnya bersama dengan keluarganya. Tetapi walaupun begitu dia berharap jika masa liburan ini bisa bertemu dan menghabiskan waktu dengan Sarah. Dia akan membuat Sarah melupakan Dias dan memintanya menjadi istrinya.
Dias yang tertinggal di depan rumah Sarah masih terus menggedor pintu dan berteriak nyaring memanggil Sarah. Dias datang ke rumah Sarah dengan tujuan untuk merayu Sarah agar mau memaafkan dia, biasanya dahulu ketika bertengkar dan dia mengancam akan memutuskan hubungan dengan Sarah, Sarah akan mengalah dan meminta maaf padanya, walaupun sebenarnya letak kesalahan ada pada dirinya. Sarah pun akan diam saja ketika Dias merendahkan dirinya dan kadang mendiamkan dirinya berhari-hari.
Dengan kesal Dias meraih handphonenya dan menghubungi nomor Sarah. Tetapi nomor Sarah tidak aktif, dengan menggerutu kesal Dias menyimpan kembali handphonenya.
"Kemana perempuan satu itu ? Apakah dia benar-benar ingin mengakhiri hubungannya denganku ? Apakah dia benar-benar ingin meninggalkan aku ? Aaaaaaaahhhh bikin emosi saja" ucap kesal Dias sambil melangkah pergi meninggalkan rumah Sarah.
Keesokan harinya, Dias kembali ke rumah Sarah dan mendapati Tama tengah menyapu halaman rumah. Tak terlihat oleh Dias keberadaan Sarah. "Tam, mana kakakmu ? Panggil dia, bilang jika bang Dias ingin bertemu " ucap Dias begitu tiba dihadapan Tama.
"Eh bang Dias, kak Sarah tidak ada bang," jawab Tama sambil melanjutkan kesibukannya.
"Alaaaahhh jangan bohong kamu ! Kecil-kecil sudah pandai berbohong, ayo cepat panggil Sarah kemari. Kalau perlu seret dia, jangan kamu sembunyikan dia. Ingat Tama, aku ini calon kakak iparmu, maka dsri itu kamu harus nurut dan mematuhi perintahku. Ayo sana cepat panggil Sarah, jangan membuat aku menunggu disini lama-lama," perintah Dias sambil mengambil sapu dan mendorong Tama ke arah rumah.
"Aduh..." rintih Tama. Dia mengusap lututnya yang berdarah karena terjatuh didorong Dias.
"Dih lemah amat jadi laki, masa hanya d dorong segitu tanpa pake tenaga aja udah jatuh. Bagaimana nanti jika didorong menggunakan tenaga penuh ? Apa engga langsung pingsan ?"cemooh Dias.
Tama menatap penuh amarah pada Dias. Perlahan Tama bangkit dan menghampiri Dias.
"Pergi dari sini, kamu tidak lagi diterima di sini. Jangan harap aku akan bersikap sopan lagi padamu. Kamu bukan siapa-siapa. Pergi.. PERGI.. PERGIIIIII... !!!" usir Tama dengan mata melotot dan telunjuknya mengarah ke luar.
"Hei.. hei.. tenang.. tenang.. Kenapa kamu mengusirku ? Kamu tau kan aku ini kekasih dan calon suami kakakmu, jadi aku berhak untuk mendapatkan hormatmu dan juga kamu harus mematuhi perintahku, termasuk nenek tua di dalam rumah itu."
"Aku tak perduli kamu itu kekasih kakakku ataupun simpanan kakakku ataupun boss kakakku. Datang bertamu ke rumah orang bukannya bertanya baik-baik malah berlagak macam kompeni menindas rakyat pribumi. Kamu pikir kamu siapa ? Apa kamu pikir jika kakakku tau kamu menyakitiku maka dia akan memakluminya ? Kamu salah Ferguso..." ucap Tama sambil mengambil sapu yang tadi dicampakkan Dias.
"Pokoknya aku tak mau tau, panggil kakak sialanmu itu, bawa dia kehadapanku sekarang juga."
"Cih manusia tak punya otak, ngeyel banget sih dibilangin. Terserah deh !"
Tak ingin lagi memperpanjang perdebatan dengan Dias, Tama segera masuk ke dalam rumah kemudian mengunci pintu dari dalam. Dia tak memperdulikan teriakan dan gedoran Dias yang memanggilnya juga memanggil Sarah.
"Dasar keluarga tak tau diuntung, keluarga tak tau terimakasih, sudah miskin macam gembel gini masih saja sombong. Beruntung aku yang berharta dan kaya raya juga tampan ini mau menjadikan Sarah si perempuan tak tau terimakasih itu jadi pacarku dulu. Memasukkan lamaran kerja dia di sekolah elit yang aku tau dan membantunya masuk dan diterima bekerja di sekolah itu. Dengar kalian penghuni gubuk reot ini, aku Dias Hadinata tak akan lagi sudi menginjakkan kaki di rumah reot ini, puih.." ucapnya sambil meludah ke tanah lalu melangkah pergi meninggalkan rumah Sarah.
Seminggu berlalu, akhirnya Sarah pulang ke rumahnya. Banyak perubahan pada Sarah sekembalinya dari acara jalan-jalannya bersama Vian. Sarah tampak lebih berisi dan kulitnya yang tampak lebih gelap ditambah dengan potongan rambutnya yang sesuai dengan bentuk wajahnya yang ayu.
Sarah tampak sangat cantik, ditambah tubuh mungilnya membuat dia seperti remaja saja. Satu hal yang paling mencolok adalah pakaian yang dikenakannya, semuanya dari merk terkenal yang telah diakui dunia.
"Kakak cantik sekali, pasti baju-baju ini dibelikan oleh kak Vian ! Dia memang sangat sayang sama kakak, semua keinginan kakak selalu dipenuhinya dan dikabulkannya. iri deh !"ujar Tama meringis kagum melihat banyaknya uang yang dikeluarkan Vian ketika mereka berwisata dan juga tumpukan baju baru yang sekarang dibawa oleh Sarah.
"Baju-baju ini luar biasa bagus bahannya dan modelnya juga bagus, nenek pikir ini sepertinya khusus dibuat untukmu Sarah" puji Nek Marni yang saat itu tengah merajut.
Sarah hanya tersenyum manis mendengar pujian dari kedua orang yang dicintai dan disayanginya itu. Mereka belum tau saja jika dia juga dibelikan laptop keluaran terbaru oleh Vian. Selama seminggu kemarin dia diajarkan beberapa hal oleh Vian mengenai komputer.
Untung saja otak Sarah pintar dan cerdas jadi dia bisa menerima hal-hal yang Vian ajarkan. Hanya saja ada beberapa hal yang tidak bisa Sarah ceritakan pada Tama dan Nek Marni.
gassss terus bi... 😅😅😅😅
tinggalin aja ras...
pedas mulut nya
kasar prilaku nya...
Fix nih, Sarah!
tinggal kan si Dias...
No toleran!!!