Eric adalah seorang pria yang dingin, dia selalu bersikap dingin dengan semua wanita terkecuali dengan adik dan mamanya. karena rasa sakit hatinya dengan kekasihnya dulu. suatu saat eric bertemu dengan elsa, seorang wanita yang membuatnya penasaran.
Sayangnya elsa sudah mempunyai kekasih, dan Eric terjebak dengan cinta segitiga di antara elsa dia dan kekasih elsa. Apakah elsa dan Eric akan bisa bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, silahkan baca novel ini…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. maukah bersamaku.
Mobil eric melaju dengan kecepatan rata rata, suasana di dalam mobil eric tampak hening tanpa adanya suara alunan music yang terdengar, elsa menatap pemandangan luar dari jendela di sampingnya.
pikiran elsa saat ini entah sedang dimana, pandangannya kosong menatap deretan pertokoan diluar jendela.
"el..." tegur eric memecahkan lamunan elsa.
"hmm...." jawab elsa singkat.
"maaf tadi gue." belum sempat eric meneruskan ucapannya elsa menyelanya.
"pak eric." seketika eric terdiam tak melanjutkan ucapannya, dia menunggu apa yang akan elsa katakan selanjutnya.
"saya jadi bingung dengan diri saya sendiri, kenapa setiap pak eric mencium saya, saya tidak mampu menolaknya, padahal saya tahu kalau saya sudah mempunyai kekasih, lalu apa yang akan saya katakan dengan kekasih saya, saya bingung sendiri dengan apa yang ada di dalam pikiran saya. mungkin di dalam pikiran pak eric saya ini adalah wanita gampangan yang mudah di sentuh oleh pak seorang pria."
eric diam mendengarkan perkataan elsa yang panjang seperti kereta api, sengaja eric tidak menyela ucapan wanita itu, dia ingin elsa menggeluarkan seluruh keluh kesahnya, dia ingin elsa jujur dengan isi hatinya, tapi jika elsa menginginkan eric menjauh dari kehidupan elsa dia tidak akan menuruti keinginan elsa.
"saya bingung dengan hubungan kita selama ini, saya sadar pak eric selalu baik sama saya, tapi saya juga tidak menggerti akan isi hati pak eric ketika selalu bersikap baik dengan saya, sampai bapak mau menemani saya di rumah sakit padahal saya tahu kalau pak eric sekarang sedang sangat lelah, saya mohon pak, lebih baik pak eric bersikap seperti biasa, seperti layaknya atasan dan bawahan."
Setelah mengungkapkan isi hatinya elsa diam tak dapat meneruskan ucapannya karena dadanya semakin sesak dan dia tidak dapat meneruskan ucapannya lagi karena tangisannya pecah saat ini.
"cukup el, sudah cukup, disini saya yang bersalah." eric mengenggam stir kemudi dengan kuat, sampai terlihat urat uratnya menonjol dari tangan eric.
Eric menghentikan mobilnya di dekat trotoar yang tampak sepi, karena sudah jam 12 malam jalanan sudah semakin sepi dari lalu lalang kendaraan, jadi eric lebih leluasa menghentikan mobilnya tanpa ada yang menghalangi.
"el, sebelumnya maafin gue karena sudah buat hati lo jadi kacau seperti ini, gue juga nggak paham sama pikiran gue el, saat dekat dengan lo, gue merasa sangat nyaman, saat gue lihat lo dengan kekasih lo gue merasa cemburu."
Elsa yang sudah bisa mengatur emosinya gantian mendengarkan apa yang akan eric ucapkan, elsa menoleh melihat eric yang menyandarkan tubuhnya di kursi kemudi.
"el, apa gue sudah jatuh cinta sama lo selama ini...? Gue pengen lo jadi kekasih gue, gue pengen lo jadi milik gue seutuhnya, apa lo mau el."
Eric berkata dengan sangat entengnya, apa eric tidak berfikir kalau elsa masih menjalin hubungan dengan rio.
elsa menggelengkan kepalanya cepat, dia tidak bisa menerima semuanya, jujur dia juga semakin nyaman dengan atasannya tersebut.
"gue yakin lo juga punya rasa dengan gue el, apa lo tahu kenapa gue bisa ngomong kayak gini."
Eric menoleh melihat ke arah elsa, elsa menatap netra eric yang menatapnya.
"akan gue buktikan kalau lo juga sayang sama gue."
Eric melepas seet beltnya dan mendekati elsa dengan cepat, dia menarik tengkuk elsa dan melumat bibit elsa.
Elsa yang berusaha menolak sentuhan eric tidak kuasa saat eric memperdalam lumatan bibirnya, akhirnya dia membalas ciuman eric, lama mereka berbagi saliva sampai terdengar desahan dari mulut elsa.
Eric merasa sudah cukup dia membuktikan ucapannya, akhirnya dia melepaskan ciuman mereka, terdengar nafas mereka semakin memburu.
"bukti ini sudah cukup bagi lo el, kalau lo juga mempunyai perasaan yang lebih buat gue."
Eric tersenyum samar, sedangkan elsa yang masih menggatur nafasnya tampak wajahnya merona merah.
"elsa... maukah kamu menjadi kekasihku."
Tiba tiba eric mengatakannya begitu saja, elsa memelototkan matanya mendengar perkataan eric.
"apa kamu gila pak eric, saya masih ada rio, saya tidak bisa memutuskan rio begitu saja."
Elsa meninggikan suaranya, membalas ucapan eric.
"kita back street..." gila benar benar gila apa yang eric ucapkan, rasa cintanya yang telah membutakan pikirannya membuat dia bisa melangkah sampai sejauh ini.
"tapi pak...?" eric menutup mulut elsa yang akan melanjutkan ucapannya dengan telunjuknya.
"gue yang akan atur semuanya, lo tinggal jalanin aja oke."
Eric menenagkan elsa yang terlihat kawatir.
Elsa mengangguk mengiyakan perkataan eric, dia sendiri juga tidak bisa jauh dari eric, karena dia juga mempunyai perasaan yang sama dengan eric saat ini.
Akhirnya mereka berdua akan menjalin hubungan back street tanpa ada orang yang tahu, setelah itu eric menghidupkan mobilnya kembali dia menjalankan mobilnya sambil mengenggam tangan kanan elsa dengan posesif.
Hati elsa rasanya sangat berbunga bunga melihat perlakuan eric saat ini, elsa berharap suatu saat nanti dia harus mengakhiri hubungannya dengan rio, dia akan memantapkan hatinya memilih eric.
Mobil eric berjalan dengan pelan memasuki kawasan perumahan di tempat tinggal elsa, tak lama mobil eric pun sampai di depan rumah elsa.
Sebelum elsa turun dari mobil, eric menghentikan gerakkan elsa.
"tunggu dulu." eric turun dari mobilnya dan melangkah memutari mobilnya kemudian membukakan pintu mobil di samping elsa duduk.
"ayo..." ucap eric mempersilahkan elsa keluar, elsa merasa senang dengan perlakuan eric saat ini, dia merasa seperti di lindungi.
"apa pak eric mau masuk dulu." tawar elsa agar eric mau masuk kedalam rumahnya.
"apakah boleh...?" eric tersenyum melihat elsa yang baru saja resmi menjadi kekasihnya, Elsa menganguk malu malu mendengar jawaban eric.
"baiklah," eric menggandeng tangan elsa dengan sayang, elsa mengikuti langkah eric dan dia membuka pintu rumah elsa.
Merekapun masuk ke dalam rumah, sebelum masuk ke dalam rumah elsa eric melepaskan tangannya.
"el... Apa boleh saya numpang mandi sebentar, badan saya lengket sekali."
Eric yang dari sore belum membersihkan badannya terasa sangat lengket dan eric tidak terbiasa dengan itu semua, dia selalu menjaga penampilan dan kebersihan tubuhnya.
"sebentar pak..." belum juga elsa meneruskan ucapannya elsa terdiam saat tiba tiba eric mencium bibirnya singkat.
"itu hukuman buat kamu yang memanggil gue dengan panggilan pak, gue mau lo panggil gue dengan sebutan nama atau apalah yang penting jangan pak, kelihatan gue tua banget."
Elsa tersenyum melihat raut kesal eric, tak disangka eric si atasan paling dingin bisa bersikap romantis seperti ini.
"baiklah... Kalau begitu saya harus panggil apa...?"
Elsa melihat eric tampak sedang berfikir, tak bosan elsa menatap wajah tampan atasannya itu.
Rahang yang tegas, wajah yang tampan dan kulitnya yang putih serta mempunyai badan yang gagah, pesona eric benar benar membuat elsa rela menduakan rio kekasihnya.
"bagaimana kalau sayang aja, sepertinya gue suka lo panggil gue dengan kata kata itu."
Eric menatap elsa semakin dalam.
elsa tampak berfikir, dengan senyum penuh arti elsa gantian mengajukan keinginannya ke eric.
"oke, tapi saya juga mau kalau anda pak eric jangan menggunakan elo gue saat kita bersama, kesannya sedikit arogan."
Elsa menunjuk dada eric dengan jari telunjuknya, eric tersenyum melihat elsa yang sudah mulai berani dengan eric.
"baiklah, apa langsung sekarang gue, eh... aku praktekin." eric mengedipkan sebelah matanya nakal ke arah elsa, elsa yang melihat kedipan mata eric tersenyum malu malu.
tiba tiba pandangan mata eric terfokus melihat jam yang tergantung di dinding elsa, refleks dia mengumpat.
"damn...."
Elsa yang mendengar ucapan kasar eric terheran, ada apa sampai eric berucap seperti itu.
"sayang sepertinya gue, eh aku harus pergi, kamu tidak apa apa kan kalau aku tinggal sendirian di rumah."
Elsa tersenyum geli mendengar ucapan eric, dia menganggukan kepalanya cepat.
"iya.."
"aku harus pulang sekarang, besuk aku jemput ya." eric melangkahkan kaki nya mendekati elsa yang berdiri di depannya, dia mencium bibir elsa lagi sebagai tanda perpisahan.
setelah ciuman mereka terlepas elsa menatap ke arah eric, yang juga sedang menatapnya.
"hati hati pulangnya ya, jangan ngebut dan kabari aku kalau sudah sampai rumah."
Eric mengelus pipi halus elsa.
"aku pulang dulu ya, kamu juga hati hati di rumah, jangan lupa kunci pintunya. Aku pergi sekarang..."
Eric melangkah keluar dari rumah elsa, dia berjalan menuju ke mobilnya.
Elsa hanya bisa menatap eric dari dalam rumah tanpa mau keluar, setelah masuk ke dalam mobil dia menghidupkan mobilnya, dia melambaikan tangan ke elsa yang masih berdiri di ambang pintu, dan akhirnya eric keluar dari kawasan perumahan yang elsa tempati.
Begitu juga elsa dia masuk ke dalam rumahnya dengan hati yang berbunga bunga.