Sarah seorang wanita yang dibenci dan di pandang buruk oleh semua orang, karena berhasil menikahi seorang pria kaya raya dengan cara yang licik.
Semua orang membencinya dan menghinanya, hingga suatu hari ia bertemu dengan orang yang sangat membencinya tapi akhirnya orang itu malah terobsesi kepadanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OSP : Bab 26
Andrew tersenyum tanpa rasa malu, ia berjalan mendekat. Namun Sarah sudah lebih dulu berjalan ke arahnya dengan tatapan tajam, "Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Sarah kesal saat melihat pria itu tiba-tiba berada di rumahnya.
"Aku hanya mengikuti mu, dan anggap saja aku datang berkunjung." Jelas Andrew dengan senyuman di wajahnya.
"Kau tidak di terima di sini, jadi sebaiknya kau pergi dari sini. Sudah ku bilang jangan pernah datang menemui ku lagi! Apa kau tuli." Maki Sarah dengan nada pelan karena ia tidak ingin sampai ayahnya tahu ia memaki dengan kata-kata kasar.
Andrew sama sekali tidak pernah sakit hati oleh ucapan Sarah yang terdengar kasar dan tak ramah.
"Sarah, kenapa kalian malah diam di sana. Ajak masuk pria itu.." Ucap Dodi dengan senyuman di wajahnya.
Sarah sedikit terkejut saat mendengar hal itu, ia tersenyum ke arahnya dan mengganggukkan kepalanya dengan pelan. "Baik ayah." Sarah sama sekali tidak bisa menolak permintaan ayahnya, ia lalu menatap ke arah Andrew.
"Jangan cari masalah." Ucap Sarah yang hanya bisa mengalah dan mengajak Andrew masuk ke rumahnya.
Dodi yang berada di teras rumah tersenyum sumringah, pria itu menggunakan pakaian hangat serta sebuah topi untuk menutupi kepalanya yang botak.
Andrew tersenyum ramah saat bertemu dengan Dodi, ia sedikit menatap pria tua di depannya dengan tatapan bingung namun ia berusaha untuk tetap bersikap biasa saja.
"Apa kau suaminya Sarah?" Tanya Dodi yang menebak jika pria di depannya adalah suami Sarah, karena ia meminta Sarah untuk membawa suaminya datang menemuinya.
Sarah terkejut saat mendengar hal itu, ia berusaha untuk menjelaskan tapi Andrew sudah berbicara lebih dulu.
"Iya aku suaminya.. Ayah." Jawab Andrew dengan senyuman di wajahnya, pria itu sangat pandai membaca situasi yang sedang terjadi.
Sarah terkejut saat Andrew mengatakan hal itu, ia menatap Andrew dengan tatapan tajam seakan mengatakan jangan macam-macam. Tapi Andrew sama sekali tidak peduli, ia lebih memilih memalingkan wajahnya dan mengobrol dengan Dodi yang nampak sangat senang saat mengetahui jika orang di hadapannya adalah menantunya.
"Ayah senang sekali, akhirnya bisa bertemu dengan mu.. Selama kau menikah dengan Sarah, kenapa kau tidak pernah datang berkunjung." tanya Dodi dengan senyuman lembut, namun sedikit ada rasa kecewa di mata pria itu.
Andrew tersenyum dan duduk berhadapan dengan Dodi, "Selama beberapa tahun terakhir ini aku tinggal di luar negeri, jadi tidak sempat untuk menemui mu. Ayah.. Dan aku datang ke sini karena ingin meminta maaf." Jelas Andrew dengan senyuman.
"Reno bajingan bahkan dia tidak pernah datang mengunjungi mertuanya sendiri." Pikir Andrew di benaknya.
Dodi tersenyum tipis saat mendengar hal itu, ia lalu melepaskan topinya dan meminta Sarah untuk membuka jaketnya karena ia merasa sedikit gerah.
Sarah dengan terpaksa membantu ayahnya, kini Andrew bisa melihat dengan jelas kondisi ayah Sarah. Pria itu seperti tengah mengidap penyakit, Andrew terdiam dan tidak bisa berkata-kata.
Rambut yang sudah tidak ada satu helai pun, Andrew bukan orang bodoh. Kebotakan itu bukan di sebabkan karena rambut yang di cukur, melainkan rontok yang berlebihan. Dan lagi tubuh yang tinggi tulang berlapiskan kulit membuat Andrew merasa terkejut, tapi pria di depannya dengan senyuman hangat terus berbicara kepadanya tanpa henti.
"Ayah bagaimana jika kita ke dalam dulu, di luar sangat dingin." Ajak Sarah dengan senyuman lembut, Dodi mengganggukkan kepalanya pelan.
Andrew seketika mengambil alih kursi roda dan membantu Dodi untuk masuk ke dalam rumah, Sarah terkejut saat melihat sikap Andrew yang seakan tidak takut melihat kondisi ayahnya yang seperti itu.
Di ruang tamu Andrew dan Dodi terus berbicara panjang lebar, Andrew bahkan mendengarkan cerita Dodi saat masih muda. Dodi yang merasa selalu kesepian kini tampak lebih ceria, terlebih Andrew adalah orang yang bisa menjadi pendengar yang baik di setiap cerita Dodi.
Sarah melihat kedekatan keduanya dari dapur, ia tidak bisa berkata-kata. Namun tiba-tiba kedua matanya mulai basah, ini adalah kali pertamanya lagi melihat ayahnya seceria ini. Dulu Dodi sering melamun dan memikirkan tentang penyakitnya, tapi kini pria itu bisa tertawa lagi seperti dulu.
Pintu dapur terbuka secara perlahan, Damini datang dengan membawa beberapa sayuran. Ia melihat Sarah menangis, "Apa yang terjadi?" Tanya Damini.
Wanita itu juga melihat ke arah ruang tamu, matanya terkejut saat melihat sosok pria asing namun terlihat familiar tengah duduk di ruang tamu dan bersenda gurau dengan suaminya.
"Siapa itu?" Tanya Damini penasaran.
"Dia Andrew.." Jelas Sarah dengan wajah yang bingung.
"Dia teman mu?" Tanya Damini karena Sarah belum pernah membawa siapapun, apalagi pria datang berkunjung.
Sarah menggelengkan kepalanya pelan, "Dia paman dari Dara, wanita yang ingin merebut posisi ku."