Lintang yang baru pulang ke kampung halamannya setelah 2 tahun merantau ke kota menjadi baby sitter merasakan kampungnya sangat mencekam. Ia melihat sosok mahluk menyeramkan saat Maghrib karena tidak percaya dengan cerita Doni bahwa kampungnya sedang terjadi teror oleh hantu Seruni.
Siapa Seruni sebenarnya, mengapa ia meneror warga kampung Sedap Malam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Lintang mengucek matanya dan menatap sekeliling. "Udah sampe di gapura, kita sampe dari tadi ya Don?" tanya Lintang menoleh kearah Doni. Doni tersenyum dan mengangguk, ia membelai bibir pink itu karena kembali bergairah.
"Ya ampun, aku lama banget ya tidurnya. Kenapa nggak bangunin aku dari tadi?" tanya Lintang. Ia mencepol rambutnya asal hingga memamerkan leher jenjangnya. Doni langsung menurunkan sandaran jok yang di duduki Lintang dan menyergap tubuh Lintang lalu menghisap lehernya hingga berwarna merah. "Doni, apa-apaan sih." kata Lintang dengan nada kesal, ia benar-benar terkejut dengan tindakan Doni tersebut. Doni kembali duduk di jok nya dan melepaskan ikat pinggang dan menurunkan resleting celananya. Lintang mendelik melihat hal itu kembali protes. "Kamu mau ngapain lagi sih Doni, aku benar-benar nggak ngerti lah sama kamu, kenapa sangat mudah nafsu. Lihat, sekarang kita ada di depan gapura kampung. Bagaimana ka, , , ," belum sempat Lintang melanjutkan protesnya, Doni sudah terlebih dahulu menyergap bibirnya. Doni menaiki tubuh Lintang dan menaikkan dress yang Lintang pakai lalu merobek CD yang Lintang pakai. Tanpa aba-aba Doni langsung melesakkan miliknya masuk hingga membuat Lintang terpekik karena sakit. "Aaaaakh, Doni sakit. Lepas." Lintang meronta mendorong tubuh Doni tapi sia-sia saja, tubuh Doni tidak bergerak sama sekali, ia malah sibuk menciumi tengkuknya dan meremas kedua pa yu dara miliknya. "Aaaah, Doni sakit. Aaduuh." Lintang sangat kesakitan karena Doni tidak membuatnya mengeluarkan pelumas alami. Rasanya benar-benar sakit dan perih hingga ia menangis.
Doni benar-benar melakukannya dengan kasar kali ini karena sangat bernafsu melihat leher jenjang Lintang yang penuh dengan kissmark darinya kemarin-kemarin dan semalam. karena rintihan nya tidak di dengarkan oleh Doni, Lintang hanya pasrah menerima rasa sakit yang Doni berikan. Ia menangis dalam diam dengan airmata yang mengalir deras. Lintang merasa Doni sangat berbeda kali ini, biasanya dia akan bermain lembut dan membuatnya melayang ke nirwana. Tapi kali ini Doni membuatnya merasa terhina dan sakit hati, Lintang merasa seperti sampah yang tidak di perdulikan protesnya, semakin lama Lintang semakin merasakan nikmat karena pelumas alaminya mungkin sudah keluar. Tapi ia sangat sakit hati dengan perbuatan Doni kali ini, ia tidak akan mengeluarkan desahannya seperti biasa. Doni masih fokus pada leher dan dada nya. Matanya terpejam menikmati remasan milik Lintang yang semakin lama semakin legit. "Aaarrrghh." desah Doni dengan mata terpejam. Semakin lama merasakan milik Doni semakin membesar dan keras Lintang meremas pinggang Doni dengan kuat hingga kuku panjangnya menancap dan melukai Doni, tapi Doni sama sekali tidak merasakan sakit karena ia fokus pada miliknya yang di hisap oleh Lintang. Saat mencapai kli maks Lintang baru mengeluarkan desahannya dan tubuhnya menegang. "Aaaahh sshhhhh." desah Lintang hebat. Tidak lama kemudian Doni menghentakkan miliknya lebih dalam karena menyusul Lintang. "Aaarrrghh." ia menghentakkan dengan kuat dan dalam hingga semuanya menyembur ke dalam rahim Lintang.
Sesaat kemudian hanya terdengar deru nafas mereka yang tersengal. Doni masih belum beranjak dari tubuh Lintang, ia mengangkat wajahnya dari ceruk leher Lintang dan menatap Lintang yang sudah basah dengan air mata. "Maaf sayang, maafkan aku. Aku tidak bermaksud menyakiti mu." kata Doni menyesal. "Tapi buktinya kamu menyakitiku Don, apa aku sudah tidak berharga lagi sampai sampai rintihanku tidak kamu dengarkan." ucap Lintang dengan suara terisak. Doni mengecup bibir Lintang pelan dan dalam." Kamu sangat berarti sayang, maaf karena aku telah menyakiti mu. Aku salah, sangat salah, maafkan aku sayang." ucap Doni, ia menatap netra Lintang dengan tatapan memohon dan menyesal. "Maafkan aku." kata Doni lagu. Ia mengecup kening Lintang dalam. "Maafkan aku ya. Aku berjanji tidak akan bermain kasar lagi." kata Doni lagi. Lintang menganggukkan kepalanya pelan "Aku nggak masalah kamu mau main keras, tapi jangan paksa aku seperti ini. Aku benar-benar kesakitan. Sakit sekali." kata Lintang. Doni mengangguk dan mengusap airmata kekasihnya. Lalu turun dari atas tubuh Lintang. Ia melihat milik Lintang yang memerah dan lecet karena ulahnya. "Maaf ya, aku berjanji tidak akan seperti ini lagi. Apa ini sangat sakit?" tanya Doni bodoh. jelas jelas lecet dan berdarah masih bertanya. Lintang hanya menganggukkan kepalanya. Doni menurunkan sandaran jok hingga Lintang rebahan, ia lalu mengelap milik Lintang pelan-pelan menggunakan tissue. Setelah kering ia men ji lat milik Lintang dengan lidahnya. Lintang langsung mengangkat pinggulnya karena merasakan nikmat, lembut dan hangat. "Aaaah." sudah Don. Lintang meremas rambut di kepala Doni dan menjambaknya. "Aku akan membuatmu melayang sayang, sebagai ganti karena sudah menyakitimu tadi." Kata Doni lalu kembali melakukan aksinya.
Anak buah Doni yang menunggu Doni di dekat gapura merasa terhibur dengan mobil goyang di depan mereka, mereka bisa melihat aktivitas Doni dan Lintang melalui kaca bagian belakang mobil tersebut. "Kalo pak Surya tau anaknya di garap ketua pemuja iblis kira-kira apa yang akan pak Surya lakukan." kata Rahmat pada kedua rekannya. mereka berdua menyunggingkan senyumnya dan menggedikkan bahunya. "Bisa jadi tuan Doni mengajak pak Surya join ke alirannya atau malah pak Surya menentangnya." mereka bertiga tertawa mendengar hal itu.
"Aah ssh aah sshh. Don aku ahhh." Lintang mengangkat pinggulnya tinggi ketika gelombang kenikmatan menerpa nya. Doni menghisap habis cairan Milik Lintang dengan rakus hingga membuat Lintang menjerit karena ngilu. "Sudah Don!" triak Lintang dan mendorong kepala Doni untuk menjauh.
Doni menatap Lintang dengan senyum puas. "Apakah sangat enak?" tanya Doni dengan senyum menggoda. mendengar pertanyaan Doni, pipi Lintang bersemu merah karena malu. Doni terkekeh dan bangkit kembali duduk di joknya. Ia membenahi celananya dan membantu Lintang memperbaiki penampilannya.
"Bagaimana ini Don, CD ku kamu robek. Masa aku nggak pake CD sih." kata Lintang, ia merasa tidak nyaman memakai CD yang sudah robek.
"Tunggu sebentar, aku ambilkan CD mu di tas." kata Doni lalu keluar menuju bagasi belakang. Ia menatap anak buahnya yang duduk di atas batang pokok yang sudah tumbang dengan tatapan dingin. ia meminta anak buahnya untuk bersembunyi dengan gerakan kepalanya. Anak buahnya mengangguk dan pergi mencari tempat persembunyian.
Setelah mengambil CD milik lintang, ia kembali ke depan. "Ini, di pakai ya." Doni menyerahkan CD berwarna pink pada Lintang. Lintang menerimanya dan tersenyum. " Terimakasih ya" kata Lintang, lalu memakainya. Setelah itu Doni mengajaknya keluar dari mobil.
"Sudah?" tanya Doni dan menatap Lintang yang merapihkan rambutnya.
"Apa masih berantakan?" tanya Lintang. Doni tersenyum dan menggeleng. "Masih cantik, sangat cantik malah. Kau harus percaya Lintang. Setelah kita berhubungan badan, kulitmu akan semakin bercahaya dan kecantikanmu akan semakin bertambah, wajahmu akan memancarkan kecantikan yang paripurna hingga membuat semua wanita merasa iri." kata Doni dan tersenyum membelai pipi Lintang yang bersinar. Lintang menganggap perkataan Doni hanya sebuah bualan untuk menyenangkan hatinya.
"Gombal banget sih kamu, mana ada yang kaya gitu, yang ada aku keliatan pucat karena terlalu lelah melayani mu yang tidak ada puasnya." jawab Lintang sarkas. Doni terkekeh mendengar perkataan Lintang. "Kalau kamu nggak percaya juga nggak papa. yang pasti aku akan selalu menyentuhmu, dengan menyentuhmu aku menjadi sangat bersemangat."
"Sudah lah, tidak udah menggombal, kita turun sekarang saja." kata Lintang dan membuka pintu mobil. Ketika akan keluar Doni menarik tangannya. "Lintang" kata Doni menghentikannya. lintang kembali menoleh dan menatap Doni dengan dahi berkerut. "Ada apa Don?" tanya Lintang
"Kamu bawa pisau yang aku kasih?" tanya Doni dengan wajah serius. Lintang menggeleng pelan. " nggak, aku tinggal di kamar. Maaf ya, aku lupa membawanya." ucap Lintang menyesal. Doni tersenyum dan membelai kepala Lintang. "Nggak masalah sayang, aku hanya mau bilang, jika nanti ibu atau ayahmu bertanya tentang asal pisau itu, kamu katakan saja jika kamu menemukannya di jalan ya." kata Doni. Lintang mengerutkan keningnya karena bingung. "Bukan apa-apa kok, hanya saja aku tidak ingin orang tuamu berpikir buruk terhadap ku, karena aku memang menemukan pisau itu di jalan waktu itu. Aku tidak ingin mereka menganggap aku yang tidak-tidak." kata Doni mencoba menjelaskan. Lintang tersenyum dan mengangguk paham. "Owh, kirain ada apa, iya nanti aku akan jawab kalo aku Nemu di jalan. memangnya kenapa juga bapak sama ibu nanyain pisau itu, apa sangat bermanfaat?" Tanya Lintang. Doni menganggukkan kepalanya." aku dengar-dengar pisau itu milik para pemimpin aliran sesat, aku tidak ingin saja mereka menganggap ku mengikuti aliran sesat. Untuk apa aku mengikuti aliran itu, hartaku sudah sangat banyak sampai aku sulit mengelolanya. Aku juga tampan, bahkan sangat tampan. Apa lagi setelah berhubungan badan denganmu, aku menjadi semakin tampan." kata Doni dengan menaik turunkan alisnya. lintang tertawa terbahak mendengar perkataan Doni yang sangat percaya diri.