Sungguh Yara tidak pernah menyangka jalan hidupnya akan seperti ini. Nikah kontrak dengan pria asing demi biaya operasi Adiknya.
Sementara itu Farrel masih mengutuk dirinya sendiri mengapa bisa jatuh cinta kepada Wanda. Gadis yang selama bertahun-tahun ini mengisi hari-harinya. Hanya karena Wanda adalah cinta pertamanya dan Farrel pernah berjanji untuk menikahi Wanda.
Dan di hari pernikahan Farrel dan Yara, kekasihnya Wanda kembali.
Apa yang akan terjadi? Apakah Farrel benar-benar kembali kepada kekasihnya? Atau kah Farrel tetap bersama Yara?
Ikuti ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Dikejar Siluman Ular
"ALAAAAMAAAAKKKKKK!"
Jack terkesiap, matanya terbelalak, mulutnya menganga, seluruh tubuhnya gemetar, kakinya mati langkah. Tepat di hadapannya seekor ular besar berdiri membusungkan dada. Jack tidak pernah menduga wanita cantik, bohay, seksi tadi berubah menjadi seekor ular.
Penampilan ular betina ini begitu mengintimidasi ditambah dengan dua taring yang begitu panjang mempersangar tampilannya. Terdapat tanduk di dahinya yang menghunus tajam. Ular itu meliuk-liukkan badannya. Ular itu melesatkan kepalanya ingin menerkam Jack.
Jack dengan spontan meloncat mundur menghindari. Jack berbalik sekuat tenaga kembali masuk ke dalam hutan sambil berteriak. Teriakkannya terdengar Farrel, Andi dan juga Anton.
"Bersiaplah kalian! Ular itu mengejar Jack!" Andi siaga menghadang siluman ular.
"Aaaaaaaaaaaaaa." Jack melewati Andi yang telah siaga.
Ular betina itu meliuk menyerang Andi yang tepat berada di hadapannya. Andi dengan sigap menghindar ke samping dan meloncat sambil menebas ular betina itu dengan pedangnya. Kulit ular itu begitu tebal dan keras, Andi hanya menggoreskan luka kecil sedikit.
Siluman ular mendesis marah, dia menunjukkan taring-taringnya yang basah dengan air liurnya. Makhluk itu langsung mengamuk dan menyerang membabi-buta. Kibasan ekor siluman ular mengenai Andi, Anton dan Jack. Mereka terlempar jauh dan terjatuh, tubuh mereka terhantam pepohonan.
Siluman ular menggunakan tubuhnya yang besar mengunci pergerakan Farrel. Tenaganya begitu luar biasa, Farrel menjerit kesakitan. Kepala ular mendekati Farrel, siluman itu menjulurkan lidahnya yang meneteskan liur berbau anyir. Ular itu memamerkan taringnya yang tajam seperti pedang dan siap memangsa Farrel.
Farrel merasa sakaratul maut akan segera menjemput. Farrel memejamkan mata pasrah. Tiba-tiba saja dalam sepersekian detik kilatan cahaya putih menyambar siluman ular hingga terpelanting. Farrel terlempar dari lilitan makhluk itu. Dari balik cahaya putih Pak Ustad sahabat papah Hadi muncul.
"Nak Farrel tidak apa-apa?" tanya Pak Ustad.
"Terima kasih Pak Ustad. Anda menyelamatkan saya." Farrel dengan napas yang tersengal-sengal dan tidak lama setelah itu Farrel kehilangan kesadaran.
Farrel membuka mata perlahan. Farrel merasakan tubuhnya sakit sampai ke tulang. Farrel teringat akan Yara. Farrel bangun dari tempat tidurnya. Matanya berkunang-kunang, kepalanya masih terasa sakit. Farrel mencium aroma obat-obatan dan memperhatikan tempat dia berada saat ini. Ternyata Farrel berada di dalam kamar ruangan rumah sakit. Tangannya dipasangi selang infus. Kepalanya terbalut perban.
"Bos, Anda sudah siuman?" Anton masuk dengan jalan terpincang-pincang.
"Apa yang terjadi?" tanya Farrel.
"Pak Ustad membantai siluman ular di hutan itu. Ternyata si dukun mengirim pasukan ular lebih banyak. Dengan bantuan teman Bos yang bernama Andi, meskipun mereka sempat jatuh bangun melawan pasukan ular akhirnya dengan perjuangan yang sengit mereka berhasil. Pas Ustad dan Pak Andi juga terluka Bos. Mereka terbaring di kamar sebelah," jawab Anton.
"Kamu dan Jack, apa yang kalian lakukan?"
"Kami berdua sembunyi di balik pohon jadi penonton," Anton tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Yara, bagaimana Yara?"
"Tuan Naldo sudah mengetahui keberadaan Nyonya Yara."
"Ayo kita ke sana." Farrel melepas selang infus dari tangannya.
"Tapi Bos ...."
"Yara lebih penting." Farrel keluar ruangannya.
Sebelum pergi Farrel mampir ke ruangan Pak Ustad yang beristirahat dengan penuh luka-luka di tubuhnya. Setelah mendapatkan doa-doa dari Pak Ustad, Farrel ke ruangan Andi yang ternyata mendapatkan luka lebih parah dari Pak Ustad. Farrel mengucapkan terima kasih sekaligus permintaan maaf kepada Andi karena sudah membuat dirinya terluka. Andi memberikan sebuah jimat kepada Farrel untuk berjaga-jaga.
Dan akhirnya Farrel, Anton meninggalkan rumah sakit bersama dengan Jack yang berada di belakang kemudi. Jack melajukan mobilnya membelah keramaian jalan raya untuk menjemput Yara.
Sementara itu, Yara dibawa Andara ke sebuah rumah dimana di sana sudah menunggu Wanda dan papanya. Wanda dan Yara sama-sama terkejut.
"Kamu?" Wanda menunjuk ke arah Yara.
"Wanda, ini Bang Andara Anak Papa. Papa harap kalian akur," kata Budi.
"Apa kamu Wanda?" tanya Andara.
"Kamu, apakah orang itu?" Wanda mengingat Andara.
"Iya, apa yang sebenarnya terjadi?"
Wanda bangkit dari duduknya dan berdiri di belakang Andara. Wanda mengambil ponselnya membuka galeri dan menunjukkannya kepada Andara. "Apa kamu mengenal wanita ini?"
Andara melihat ke ponsel Wanda. Dia melihat seorang wanita duduk terikat di kursi. Andara menggeser foto berikutnya dan foto wanita itu sangat jelas dan nampak. Dia adalah mama kandung Andara. Wanda juga menunjukkan foto itu kepada Yara.
"Dia, dia, wanita itu. Orang itu memukuli Wanda dan membawa pergi wanita itu!" teriak Yara.
"Yara, apa maksudmu? Coba jelaskan?" Andara memegang pundak Yara dan menatap matanya.
"Malam itu, aku melihat di rumah angker, orang itu memukuli Wanda tanpa ampun dan belas kasihan. Setelah Wanda tidak sadarkan diri, dia memangkul wanita ini keluar rumah. Dan wanita ini diam, tidak sadarkan diri. Aku tidak tahu apakah dia pingsan ataukan sudah ...." Yara mundur ketakutan menatap Budi.
"Kamu! Siapa kamu?" Budi berdiri dan melotot ke arah Yara.
"Papa, apa benar yang dia katakan!" Andara menatap tajam ke arah Budi.
"Yara, Bang An, jangan tatap matanya. Dia jahat, sangat jahat. Dia sudah membuat ku hampir gila selama ini. Dan semua yang dikatakan Yara benar. Dia sudah membunuh Mamaku dan dia juga sudah memukul Wanita yang ada di ponsel ku tanpa belas kasihan. Dia sangat kejam!" Wanda membalikkan badannya dan juga membalik badan Yara agar tidak menatap ke arah Papanya.
"Benarkah itu semua Pa? Jawab!" Andara mengeraskan suaranya.
Budi menatap tajam ke arah Andara. Dan dengan santainya Budi tertawa terbahak-bahak dan duduk di kursi tamu sambil mengangkat satu kaki dan menyilangkan kedua tangannya di dadanya.
"Wanita yang tidak berguna harus disingkirkan. Andara kamu sebagai Pria jangan diperbudak cinta dan Wanita. Wanita itu tugasnya hanya melayani nafsu Pria dan melahirkan keturunan. Setelah mendapatkan keturunan darinya, campakkan dia. Apa itu cinta? Wanita kalau dicintai banyak menuntut. Mereka menginginkan uang untuk biaya hidup dan lain-lain. Papa hanya ingin wanita yang membiayai hidup Papa dan melayani nafsu Papa," ujar Budi tanpa memperdulikan perubahan wajah Andara yang memerah karena sudah tersulut emosi.
"Mengapa selama ini Papa tidak menyayangi ku!" Wanda berteriak.
"Karena kamu bukan laki-laki. Papa hanya ingin anak Laki-laki! Jawab Budi.
"Papa! Selama ini aku dijadikan alat sebagai mesin uang bagimu. Aku selalu minta uang yang banyak kepada Farrel karena penyakit ku. Apakah tidak ada sama sekali rasa kasih sayang di hatimu?" Wanda terisak.
"Farrel? Apa dia suami Yara?" Andara menoleh ke arah Wanda.
"Iya Bang An. Papa memanfaatkan Farrel untuk mengambil uangnya. Dan uangnya dipakai untuk minum di bar dan bermain Wanita." jawab Wanda.
"Bang An, aku melihat dia memukul Mama Wanda di taman dekat Villa di hari ulang tahun Naldo. Dan dia selalu membisikkan sesuatu kepadaku. Dan setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi. Yang jelas Farrel selalu melihat ku melakukan percobaan bunuh diri," kata Yara.
"Dan itu juga yang Bang An lihat kepada Wanda. Wanda pernah melakukan percobaan bunuh diri." Andara menyadari sesuatu.
"Dan Kamu! Gara-gara kamu! Wanda kehilangan tambang emasnya! Kamu pantas mati!" Budi berdiri sambil menunjuk ke arah Yara.
Tiba-tiba angin kencang bertiup di dalam rumah itu.
BRAAAAKK!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
banyak cerita yang penuh kosakata yg belak belok panjang per episode nya
1. Cintaku Karena Kentut.
2. KESAKITANKU.
3. Gadis Pilihan.
4. KEMBARAN GHAIB.
5. Halu World.
6. RAPUH.
Terima kasih 🙏