Bismillahirrohmanirohim.
Blur
Ulya sedang seorang gadis muslimah yang sedang menunggu dokter memeriksa ibunya dengan rawat wajah khawatir. Tapi disaat dia sedang terus berdoa untuk keselamatan sang ibu tiba-tiba dia melihat seorang bocah sekitar berumur 4 tahun jatuh tak jauh dari tempatnya berada.
Ulya segera membantu anak itu, siapa sangka setelah bertemu Ulya, bocah itu tidak ingin berpisah dengan Ulya. Anak kecil itu ingin mengikuti Ulya.
"Jadilah pengasuh Aditya, saya akan menyanggupi semua syarat yang kamu mau. Baru pertama saya melihat Aditya bisa dekat dengan orang asing apalagi perempuan. Saya sangat meminta tolong sekali, Ulya agar kamu meneriam tawaran saya." Raditya Kasa Hans.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Bismillahirrohmanirrohim.
"Rama jangan bawa Aditya pergi, dia masih sangat kecil untuk kalian bawa keluar kota. Apalagi disana kalian akan mengurus korban bencana alam."
"Tapi ma, Jeni tidak bisa tinggal dia harus ikut sedangkan Aditya pasti membutuhkan sosok mamanya. Kami akan berada 1 bulan disana, Ma. Biar Aditya kami bawa ya."
"Mas, benar kata mama. Aditya tidak bisa kita bawa, aku takut terjadi sesuatu jika Aditya bersama kita. Kalau anak kita di rumah aku akan merasa lebih tenang, ada mama, papa, Azril, Arion dan mas Hans yang bakal jagain Aditya. Misal kalau Aditya ikut kita disana siapa yang urus nanti." Jeni sebagai istri Rama memberikan penjelasan pada sang suami.
Bukan Jeni tidak ingin mengurus anaknya selama ada diluar kota, tapi mereka akan mengurus pekerjaan di Palu tidak ada yang bisa menggantikan Rama dan Jeni, karena baik Hans maupun pak Leka sudah sibuk di kota mereka. Kendalanya lagi Hans dan pak Leka sudah ada perjanjian akan segera menyelesaikan rumah sakit yang baru saja akan beroprasi.
" Yang dikatakan Jeni benar Rama, biar Aditya tinggal disini. Aku akan mengurusnya dengan baik selama kalian masih berada di Palu, aku janji. Aditya sudah aku anggap seperti anakku sendiri."
"Terima kasih banyak Hans, maaf menyusahkan kalian semua."
"Tidak ada yang merasa disusahkan Rama, semua orang di keluarga ini akan selalu memberikan kasih sayang tulus untuk Aditya." Semua orang mengangguk setuju akan ucapan yang keluar dari mulut Hans.
Baik Milda maupun Jeni merasa lega karena Rama setuju Aditya yang baru akan memasuki umur 1 tahun tetap tinggal di kediaman Kasa, selama mereka mengurus masalah di palu. Banyak nyawa yang harus mereka selamatkan di provinsi Sulawesi Tengah tepatnya di kabupaten Donggala kota Palu karena terjadinya guncang gempa.
Guncangan di Palu sebesar 7,4 SR, dengan kedalaman 10 km, sementara posisinya berada 27 meter arah timur laut Donggala. Selain tsunami dan gempa, bencana likuifasi juga terjadi, membuat tanah melarut dan membawa apa pun yang berada di atasnya untuk mengalir. BBC menyebut bahwa jumlah korban tewas mencapai 2.045 orang. Sejumlah negara pun mengulurkan bantuan kepada Indonesia, di antaranya Inggris, Amerika, Australia, dan Selandia Baru memberikan total bantuan USD20,8 juta dalam bentuk uang maupun barang.
Pak Leka memutuskan untuk mengutus anak dan menantunya untuk menjadi sukarelawan di Palu saat itu. Karena Jeni berprofesi sebagai dokter perfesional sedangkan Rama akan mengatur beberapa orang yang mereka bawa ke kota Palu, dia juga seorang dokter yang cekatan.
Setelah 1 bulan lamanya berada di Palu, semua masalah juga sudah diselesaikan, bantuan dari beberapa negara membuat semua berjalan dengan lancar. Sampai waktunya pulang ke kota alas mereka, Rama dan Jeni terpaksa menunda ke pulangan satu hari lebih telat dari yang lain.
Setelah satu hari itu berlalu barulah Rama dan Jeni benar-benar meninggalkan Palu untuk kembali ke kota Bandung, di pesawat semua terlihat baik-baik saja. Sampainya mereka di bandara Bandara Internasional Husein Sastranegara, ada yang mengaku utusan dari keluarga Kasa menjemput keduanya, baik Jeni maupun Rama tidak merasa curiga pada orang tersebut. Memang saat itu mereka juga sudah sangat lelah akibat istirahat yang memang sangat kurang.
Di mobil.
"Mas, sebelum pergi aku pengen banget ketemu sama anak kita."
"Sama mas juga dek, mas berharap setelah mas pergi Hans mau anggap Aditya seperti anak kandungnya sendiri."
Sadar atau tidak oborlan suami dan istri itu sekaan mengisyaratkan sesuatu. Keduanya terus membicarakan anak mereka, sampai-sampai mereka tidak sadar mobil sedang melaju sangat kencang tepat ditikungan supir itu sengaja melajukan mobil dengan lebih kecang lagi, dari arah berlawanan ada sebuah mobil besar yang kehilangan kendali, disaat itulah sang supir pura-pura oleng dia membuat kecelakaan itu seperti hal yang benar-benar alami, padahal semuanya sudah dipersiapkan dengan sangat matang.
Dar!
Bruk!
Duk!
Tepat saat kecelakaan terjadi. Hans baru saja sampai di bandara, dia sudah menghubungi adik kembarnya baik adik iparnya itu sedari pagi tapi keduanya tidak ada satupun yang membuka chat dari Hans, telepon mereka bahkan tidak aktif sudah dari pagi. Sampai 1 jam di bandar Hans mendapat kabar dari adik perempuan apa yang sudah terjadi pada Rama juga Jeni.
Tanpa pikir panjang Hans langsung menuju rumah sakit. Sampai disana Hans dapat melihat wajah semua orang yang terlihat sedih.
"Katakan apa yang sudah terjadi, Azril?"
"Mas Rama sudah berpulang, Mas." Raut wajah Azril sudah tidak dapat diperjalas lagi.
Jelas semua keluarga Kasa merasakan kehilangan yang mendalam.
Deg!
Darah Hans terasa beku saat mendegar kabar menyakitkan, ingin sekali dia menganggap ucapan adik perempuannya adalah sebuah mimpi. Sayangnya Hans tidak bisa, jika sudah Azril yang mengatakan maka Hans tahu semua bukan kebohongan belaka. Dia tahu adiknya Azril yang paling berkata jujur walaupun harus menyakiti seperti saat ini.
"Mas." Arion berjalan mendekati Hans, anak bungsu keluarga Kasa itulah yang melihat secara langsung kejadian naas menimpa kakaknya, Arion juga yang membawa mereka ke rumah sakit dibantu oleh para warga setempat.
"Mas, mungkin sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengatakan ini pada mas Hans, tapi pesan terakhir Mas Rama. Sebelum dia pergi, mas Rama ingin mas Hans menjaga Aditya seperti anak kandung mas sendiri."
"Itu sudah pasti Arion, Aditya adalah keluarga kita. Aku harap kita semua selalu memberikan kasih sayang yang tulus untuk Aditya."
Saat semua sedang merasa kacau seorang dokter tadi memeriksa Jeni keluar dari ruang IGD dengan wajah yang terlihat tidak enak dipandang.
"Pasien ingin bertemu dengan keluarganya."
Tanpa banyak tanya semua orang langsung menemui Jeni.
"Ma, Pa terima kasih untuk semuanya. Semenjak Jeni masuk kekeluarg Kasa, Jeni merasa tidak sendiri lagi. Maaf kalau selama Jeni jadi menantu mama dan papa masih banyak salahnya, Jeni bahagia pernah menjadi bagaian dari keluarga kalian." Jeni sudah yatim piatu sejak kecil, tidak ada keluarga yang menganggapnya.
Jeni kali ini menatap Hans, dia merasa ditemani sang suami kala melihat wajah kakak iparnya itu, wajah Hans dan Rama memang terlihat sangat mirip sekali.
"Mas, aku titip Aditya ya. Seperti yang mas Rama katakan tolong anggap Aditya seperti anak mas Hans sendiri, sama aku titip ini." Dengan tangan yang sudah terasa lemas Jeni memberikan sebuah kertas pada Hans, kertas tersebut berbentuk segiempat seperti foto.
"Kamu ngomong apa sih Jeni! Kamu tetap akan bersama keluarga Kasa!" Jeni menggeleng lemah.
"Maaf mas, Azril dan Arion teriam kasih banyak sudah menganggap mbak Jeni, udah kayak kakak kandung kalian. Azril mbak beruntung pernah ketemu sama kamu, aku titip Aditya pada kalian semua." Surua Jeni semakin terdengar lirih, sampai nafasnya sudah tidak terasa lagi.
"Inalilahiwainalilahirojiu'n." Ucap Azril kala memeriksa keadaan Jeni.
Tepat pada tanggal 5 November 2018 duka yang amat mendalam menimpa keluarga Kasa.
Hans akhirnya menelusuri semua kejadian yang menimpa Rama juga Jeni, akhirnya dia tahu jika ada orang yang sudah merencanakan kecelakaan ini.
Sejak hari itu Hans memutuskan untuk menutup semua akses tentang keluarga Kasa terutama Aditya untuk keselamatan semua keluarganya. Hans juga mengakui Aditya sebagai anaknya, walaupun banyak orang yang merasa heran kenapa Hans sudah memilik seorang anak padahal selama ini dia tidak pernah dekat dengan perempuan. Tapi semua orang tahu jika keluarga Kasa memilik seorang cucu laki-laki hanya saja tidak pernah terlihat dipublik.