KESEMPATAN KE2 TELAH TIBA!!
Roselyn, 26tahun. Dia hanyalah anak panti yang merangkak sukses selangkah demi selangkah, harus mati menyedihkan karena ulah suami dan sahabat baiknya..
Kekayaan dan kerja kerasnya selama ini direnggut, bahkan ia tak diberi kesempatan untuk memiliki keturunan..
Saat ia terbangun, ia kembali saat usianya 21 tahun, dimana semua bencana masih belum terjadi..
Kali ini ia bertekad! Bukan hanya memmbalas dendam kepada sahabat dan suaminya, Ia juga akan menyelamatkan orang - orang tercinta bahkan ia akan mencari kekuarga kandungnya!!
~ Kheh.. Mario, Jessica. AKU KEMBALI!! TUNGGU SAJA.. !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
“APAAAAA...!!” pekikan Jessica terdengar begitu Mario menanyakan perihal perusahaan milik Rose. Memang sejak 2 hari ia dirawat, Jessica tidak tahu menahu tentang urusan dunia luar. Ia sibuk mempertanyakan siapa yang berani menusuknya dan menggagalkan rencananya miliknya.
Mario mengorek telinganya yang mendengung karena teriakan Jessica, beruntung ini adalah ruangan dengan 1 ranjang dan pintu tertutup rapat sehingga teriakan Jessica sedikit teredam dari luar.
“Ya, aku lewat depan perusahaan milik Rose dan mendapati gerbang mereka tertutup, karena penasaran aku bertanya kepada satpam dan mereka mengatakan jika perusahaan sedang menjalani perawatan di dalam,” jelas Mario sedikit terganggu dengan informasi yang didapatkan.
Ingin sekali ia menanyakan hal ini kepada Jessica sejak kemarin tetapi ia sama sekali tidak ada waktu. Perusahaan milik keluarganya juga sedang sibuk karena sudah hampir akhir bulan.
“Bagaimana ini mungkin? Bukan hanya ditutup tetapi setengah karyawan dipecat? Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Jessica setelah ia sedikit mendinginkan perasaannya.
Ia celingukan menatap ke arah kanan dan kirinya, di nakas rumah sakit hanya ada gelas dan teko berisi air dan juga sepiring buah apel yang dibawakan oleh Mario. Ia tidak mendapati tas tangan yang ia bawa hari itu.
“Dimana tasku? Dimana ponselku?” tanya Jessica kepada Mario.
Seolah ditekan tombol kesadaran, Mario juga ikut tercerahkan, kenapa ia bisa lupa dengan benda kecil yang mungkin bisa menolong rasa penasarannya itu.
“Tunggu sebentar, aku akan mengambilnya. Kemarin pihak Mall memberikannya kepadaku,” ucap Mario sambil beranjak untuk mengambil tas milik Jessica yang ia taruh di jok belakang mobilnya.
Sepeninggal Mario, Jessica tampak sedikit linglung dengan informasi yang dikatakan oleh Mario. Rose? Bagaimana Ia bisa memecat karyawan miliknya dan bahkan itu mencapai setengahnya?
Sebenarnya apa yang sedang terjadi, kenapa akhir – akhir ini ia merasa jika sikap Rose sedikit aneh dan tidak terkendali?
Tidak berlangsung lama, Mario datang dengan sebuah tas tangan berwarna merah maroon digenggamannya, ia langsung menyerahkan kepada Jessica yang langsung mengulurkan tangannya.
Dengan sedikit tergesa, Jessica segera mengeluarkan ponsel pintarnya yang saat ini sudah dalam keadaan mati karena lowbat.
Mario seperti tahu apa yang berada di fikiran Jessica segera mengambil charger yang memang selalu Jessica bawa di dalam tasnya, ia mencolokkan charger tersebut sementara Jessica mengambil ujung kabelnya dan segera mengisi daya ponselnya.
Keduanya menunggu sekitar 5 menit hingga dirasa ponsel Jessica bisa dihidupkan. Tangan Jessica sedikit gemetar karena rasa marah dan gugup saat ia menanti ponselnya menyiapkan sistem operasinya.
5 menit kemudian, rentetan notifikasi memenuhi bilah ponsel, memunculkan deretan pesan dan juga miscall yang sangat banyak dan berkepanjangan.
Ada lebih dari ratusan pesan dan juga panggilan yang tidak terjawab masuk ke dalam ponsel milik Jessica yang isinya berasal dari 4 orang pentolan Jessica yang sengaja ditanam di perusahaan milik Rose.
Siapa lagi jika bukan karyawan ABCD yang sempat protes dan membuat ribut di kantor Rose saat diadakan audit dadakan.
“Jessie...”
“Jessie...”
“Jessie...”
“Jessie...”
“Hei, kenapa tiba – tiba Rose pergi ke perusahaan?”
“Rose datang bersama dengan Gendhis, Jessie. Mereka terlihat akrab bahkan Rose tertawa,”
“Jessie, ini sangat gawat, tiba – tiba Gendhis menggeledah ruangan kami semua dan membawa tim audit,”
“Sial, dimana dirimu heh?”
“Kami sudah berakhir Jessie,”
“Kami dikeluarkan, bukan hanya kami, orang – orang lainnya juga tidak luput dari PHK tidak hormat,”
“Ck, sialan kau Jess!!”
Rentetan pesan dari 4 orang temannya segera memenuhi indera penglihatan Jessica, tangannya gemetaran dan amarah semakin memuncak.
“SIALAAAAANNNN....” pekik Jessica yang segera ditutup mulutnya oleh Mario, Mario mendelik tegas ke arah Jessica sementara kepalanya langsung menoleh ke arah pintu.
“Sssttt.. pelankan suaramu! Apa kamu ingin dokter dan perawat mendengar keributan yang sudah kamu buat!! Ingatlah dimana kamu berada! Kita tidak sedang di apartemen yang kedap suara!!” tegur Mario dengan tegas, Jessica menelan ludahnya kelat, karena terpancing dengan amarahnya ia tidak bisa mengontrol emosinya sendiri.
Tetapi yang berada di ponselnya ini benar – benar bisa menyulut amarahnya. Ia sangat marah! Apa maksudnya dengan semua pesan yang ia terima ini? Rose dengan Gendhis? Datang ke perusahaan? Apa yang terjadi?
Bahkan Gendhis berani melakukan Audit yang artinya kecurangannya mungkin sudah terendus oleh Rose? Tidak bisa, ia harus segera memikirkan alasan untuk menghindari pertanyaan Rose, Gadis itu sangat mempercayai dirinya bukan? Ia pasti bisa memegang paha Rose sekali lagi.
Jessica segera memutar nomor salah satu dari temannya itu, dia adalah karyawan D yang terlihat pendiam daripada yang lainnya, tetapi Jessica tahu jika D lebih mampu diandalkan daripada yang lainnya
“SIAL... darimana saja lo, Brengsek,” umpat suara di ujung telepon sana yang membuat Jessica menjauhkan telinganya dari ponsel miliknya.
Ia melihat nomor yang ia putar dan memastikan jika nomornya benar, ini seharusnya adalah si D, tetapi kenapa yang berteriak menjawab teleponnya adalah si A? Sepertinya mereka kini tengah berkumpul.
“Sorry, sorry, aku kecelakaan dan berada di rumah sakit,”
“Huhhh, pantas saja kami tidak bisa menghubungimu!! Situasi kami sungguh sangat kacau kau tau!!”
“Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan kalian? Bagaimana bisa kalian dipecat?”
“Bukan hanya kami saja, semua teman – teman kita juga dikeluarkan. Kini kudengar perusahaan brengsek itu tutup untuk pemeliharaan sistem atau apalah itu!!”
“Ceritakan detailnya kepadaku.”
“Suatu hari, tiba – tiba wanita bodoh itu datang bersama dengan Gendhis, entah apa yang membuatnya datang dan ia amat sangat akrab dengan Gendhis, keesokan harinya Gendhis langsung mendatangi ruangan C terlebih dahulu bersama dengan tim Audit yang jelas sangat berbeda dengan tim Audit yang kita siapkan. Mereka langsung melaksanakan inspeksi itu tanpa menunggu kami menjelaskan apapun,”
“Kami bahkan tidak dibiarkan untuk mengambil dokumen penting dan tas kami, beruntung ponsel kami berada di kantong celana meskipun akhirnya tidak berguna karena lo tidak mengangkat telepon kami,”
“Ada beberapa transaksi kita yang pasti sudah ketahuan, setelah itu semua orang – orang yang lo masukin dipecat tanpa aba – aba, kami memang tidak disuruh mengganti kerugian selama ini sehingga kami tidak melakukan protes apapun selain langsung pergi,”
“Tetapi, siapa yang menyangka jika nama kami semua di blacklist oleh perusahaan itu!! Kami tidak bisa mencari kerja selamanya JESSIE”
Jessica langsung mematikan sambungan teleponnya begitu ia mendengar raungan marah dari temannya ini yang memang terkenal dengan temperamen.
Jessica menghirup udara yang malah semakin menyesakkan dadanya.
GENDHIS!! Wanita ja*lang itulah yang pastinya mempengaruhi Rose sehingga Rose bisa memberikan ijin untuk Audit dadakan!!
“AAAARRRRGGHHH” teriak Jessica murka, Mario kembali menutup mulutnya dengan cepat.
“Apa sebenarnya yang sedang terjadi, Heh? Kenapa kamu berteriak seperti ini!!” tegas Mario.
“Wanita jalang itu!! Wanita kep*rat itu pasti sudah mencuci otak Rossie, seharusnya aku membunuhnya ketika ia mulai menaruh curiga kepada kita!!” maki Jessie setelah Mario melepaskan mulutnya.
“Siapa wanita itu?” tanya Mario yang penasaran.
“Gendhis, dia yang menyebabkan semua ini terjadi!! Aku akan membunuhnya!!!” sumpah serapah terus saja terucap dari mulut Jessica.