Kasih Sayang Untuk Aditya

Kasih Sayang Untuk Aditya

Bab 1

Bismillahirohmanirohim.

...Kita tidak akan pernah tahu, Musibah akan datang menimpa siapa, entah itu pada kita, orang terdekat kita, maupun pada orang lain....

Disebuah kursi rumah sakit seorang gadis mengenakan pakaian syar'i dengan wajah cemas terus menatap pintu UGD.

Sekitar 30 menit yang lalu Ibu dari gadis bernama Ulya itu mengalami kecelakaan di depan kampusnya Ulya.

"Ya Allah, aku mohon selamatkan Mama," gumam gadis berhijab biru yang terjulur sampai menutupi dadanya.

Cuaca hari sangat terang matahari memancarkan cahaya yang lumanya panas, tidak sesuai hati Ulya sedang gundah. Dia menatap lurus kedepan duduk di kursi lorong untuk menenangkan diri Ulya menarik nafas panjang lalu membuangnya secara pelan, dzikir, istighfar dan shalawat tak berhenti Ulya lantunkan dalam benaknya.

"Astagfirullah." Kaget Ulya.

Dia segera bangkit dari duduknya menghampiri seorang anak kecil yang tadi Ulya lihat terjatuh di lorong rumah sakit tak jauh dari tempatnya.

"Kamu baik-baik saja, Dik?" tanya Ulya memastikan.

Tatapan prihatin dari Ulya membuat anak laki-laki itu tidak suka, dia tahu bahwa dirinya memang seorang yang berpenyakitan.

"Jangan menatapku ceperti itu! Aku baik-baik caja tidak mau dikasihani."

"Eh, maaf aku tidak bermaksud."

Ulya membantu anak kecil itu bangun dari jatuhnya. Perlahan tapi pasti Ulya membantunya dengan sangat hati-hati.

"Kamu tidak apa-apa, sayang?" tanya Ulya lagi  setelahnya suara yang semakin lembut untuk yang kedua kalinya. 

Anak kecil itu tidak langsung menjawab pertanyaan Ulya, dia menatap Ulya sejenak seakan memperhatikan wajah gadis di depannya ini.

"Aku tidak papa, terima kacih cudah menolongku." Jawab bocah laki-laki itu.

Dia masih susah menyebutkan huruf S. Bukan cedal, hanya masih kaku saja untuk menyebut huruf S.

Ulya tersenyum pada anak laki-laki yang baru saja dia tolong. Jika boleh Ulya tebak, anak laki-laki di depannya ini mungkin berumur sekitar 4 tahun. Parasnya bocah laki-laki di depannya ini sedari kecil saja sudah luar biasa rupanya, hidung bangir, bibir bagus bahkan berwarna hampir merah kedua bola mata yang langkah, rahangnya juga bagus padahal masih begitu kecil.

"Dimana orang tuamu?" 

"Tidak tahu!" jawabnya acuh berbeda saat dia mengucapkan terima kasih tadi.

"Apakah kamu tersesat?" tanya Ulya lagi.

"Tidak! Aku hanya cedang jalan-jalan caja di rumah cakit, aku tidak betah di tempat ini."

"Kenapa tidak betah?"

"Aku tidak cuka rumah cakit, aku ingin melihat dunia luar. Capek di rumah cakit terus!" bola matanya berkaca-kaca. 

"Hei, sayang jangan menangis." Ulya tak tega melihat bola mata anak laki-laki di hadapanya ini. Sekarang Ulya sudah mensejajarkan tubuhnya dengan anak tadi.

"Baiklah begini saja, kalau boleh tahu siapa nama kamu?" 

"Aditya." Jawabnya pendek.

"Nama yang bagus, kamu tahu apa arti Aditya?"

"Matahari, cang curya."

"Masya Allah, kamu pintar sekali Aditya. Sekarang Aditya harus kembali ke kamar rawar Aditya, oke." Suruh Ulya hati-hati.

Anak laki-laki bernama Aditya yang memakai pakaian pasien rumah sakit itu tidak ingin kembali menuju kamar rawatnya, dia menggeleng keras tidak mau. " Tidak mau! Apakah boleh aku ikut denganmu?" pintanya memohon.

Tampak tidak dapat menolak permintaan bocah laki-laki imut di depannya ini. Dia tidak tahu kenapa hatinya terasa sakit melihat tubuh mungil Aditya yang sudah menjadi salah satu pasien rumah sakit. Walaupun Ulya sendiri tidak tahu penyakit apa yang diderita Aditya.

"Boleh, ayo ikut mbak. Tapi nanti janji Aditya akan kembali ke kamar."

"Aku janji."

"Anak pintar." Ulya mengelus sayang pucuk kepala Aditya.

Ulya menggandeng tangan Aditya lembut, hal tersebut membuta Aditya mengembangkan sebuah senyum di kedua sudut bibirnya yang jarang sekali terlihat. Saat Ulya dan Aditya sampai di depan ruang UGD tempat ibu Rida diperiksa kebetulan sekali dokter keluar dari ruangan itu, Ulya langsung menghadap sang dokter.

"Bagaimana keadaan mama saya, dok?" tanya Ulya memastikan, tangannya masih setia menggandeng tangan Aditya.

"Alhamdulillah, ibu Rida sudah melewati masa kritisnya. Kita tinggal menunggu beliau siuman."

"Alhamdulillah. Terima kasih banyak dok." Ulya merasa sangat bersyukur sekali, Allah masih memberikan keselamatan pada sang mama.

"Boleh saya menemui beliau, dok?"

"Silahkan, asalkan tidak mengganggu ketenangan pasien, karena pasien butuh istirahat dengan baik."

Lalu dokter menginjak usia paruh baya itu menatap bocah laki-laki yang masih setia memegang erat tangan Ulya. Aditya balas menatap dokter Dika yang tertera dari name tag beliau.

"Bocah nakal, kenapa kamu disini, kembali ke kamarmu," suruh Dika pada anak dari sepupunya itu.

"Tidak mau pama Dika, aku mau dengan, Mbak Ulya," balasnya dingin.

"Ayolah Aditya, kamu tidak mau bukan mendapatkan ceramahan dari dady, mu." Aditya menggeleng atas perkataan yang terlontar dari mulut Dika.

Jujur saja, Aditya pusing jika sudah mendengar daddynya mengoceh tidak jelas pada dirinya.

"Jadi sekarang ayo ikut bersama, paman."

"Tidak! Ya, tidak!" tegasnya.

Ulya terhenyak melihat Aditya berbicara tidak sopan pada yang lebih dewasa. Berbeda dengan Dika yang sudah biasa dengan tingkah Aditya. Entah keberanian dari mana, akhirnya Ulya mensejajarkan tubuhnya dengan Aditya lalu dia menatap lembut Aditya, tatapan yang selama ini jarang Aditya dapat dari daddynya.

"Aditya, kembali ke kamar oke, mbak Ulya juga harus menemui mama, mbak Ulya lebih dulu. Mbak janji besok akan mengunjungi, Aditya."

"Janji." Ucapnya sambil memperlihatkan jari kelingking miliknya. Ulya dan Aditya menyatukan jari kelingking keduanya..

"Janji." Jawab Ulya.

Akhirnya Aditya dibawa kembali menuju kamar rawatnya bersama dokter Dika, wajah Aditya terlihat lebih baik dari sebelumnya. 

Dari tempat yang tak jauh dua orang sedang memperhatikan interaksi Aditya dan Ulya. Laki-laki itu terlihat bingung karena Aditya bisa dekat dengan orang asing.

"Eris, cari tahu apa yang terjadi pada Aditya dan gadis itu. Lalu suruh dia menemuiku di ruang kerja."

"Baik Tuan," sahut laki-laki bernama Eris itu.

Dalam waktu kurang dari satu jam Eris sudah mendapatkan semua apa yang bosanya inginkan, bahkan Ulya kini sudah duduk di depan Hans. Gadis itu jelas masih bingung kenapa disuruh menghadap direktur rumah sakit ini langsung, bukankah dia tidak mengenal orang-orang di rumah sakit.

"Langsung saja, kamu tahu siapa anak laki-laki bersamamu tadi?"

"Aditya," jawab Ulya pendek.

"Kenapa bisa Aditya bersamamu, diabukanlah anak kecil yang bisa kenal dekat dengan orang asing."

"Mana saya tahu Pak!" jawab Ulya kesal juga.

Hans menghela nafasnya, tadi dia sudah mendapatkan usulan dari pamanya, Dokter Dika untuk menjadikan Ulya babysiter Aditya.

"Saya ada tawaran untuk kamu," ucap Hans berusaha tetap tenang.

"Apa?"

"Mau, kah kamu menjadi babysiter untuk Aditya? saya akan menawarkan apapun untuk kamu asal mau menjadi pengasuh Aditya."

"Harus saya kenapa?"

"Karena saya belum pernah melihat Aditya bica dekat dengan orang asing."

Ulya tampak diam sejenak untuk memikirkan keputusan yang harus dia ambil, dirinya memang baru mengenal Aditya. Tapi mengingat mata berkaca-kaca Aditya hati gadis itu terasa sakit.

"Boleh beri saya waktu 3 hari untuk memikirkan semua ini."

"Tentu saja tapi saya harap kamu akan menerima tawaran ini," ucap Hans penuh harapan. Hans hanya ingin putranya baik-baik saja dan bahagia.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

ulya, maybe Hans is your soul mate ? God's plan is truly beautiful

2024-05-11

0

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Assalamualaikum salam santun malam, aq hadir ya

2023-12-24

2

H@£w∆ ©

H@£w∆ ©

Kdng penempatan tanda baca tak sesuai tempat 🙏

2023-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3.
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11.
12 Bab 12.
13 Bab 13.
14 Bab 14.
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19.
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31.
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54.
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71.
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113.
114 Bab 114 (Promoi Season 2)
115 Bab 115 Kehormatan seorang perempuan
116 INTROVET LOVE
117 Fahri and Cia Back!
118 PROMOSI KARYA BARU PACARAN OR TA'ARUF
119 Namira's Hidden Identity
120 NIAT HATI
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3.
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11.
12
Bab 12.
13
Bab 13.
14
Bab 14.
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19.
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31.
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54.
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71.
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113.
114
Bab 114 (Promoi Season 2)
115
Bab 115 Kehormatan seorang perempuan
116
INTROVET LOVE
117
Fahri and Cia Back!
118
PROMOSI KARYA BARU PACARAN OR TA'ARUF
119
Namira's Hidden Identity
120
NIAT HATI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!