Hera membaca novel Fantasi yang tengah trending berjudul "Love for Ressa", novel klasik tentang Dante, seorang Duke muda yang mengejar cinta seorang gadis bernama Ressa.
Tentunya kisah ini dilengkapi oleh antagonis, Pangeran Mahkota kerajaan juga menyukai Ressa, padahal ia telah bertunangan dengan gadis bernama Thea, membuat Thea selalu berusaha menyakiti Ressa karena merebut atensi tunangannya. Tentunya Altair, Sang Putra Mahkota tak terima saat Anthea menyakiti Ressa bahkan meracuninya, Ia menyiksa tunangannya habis-habisan hingga meregang nyawa.
Bagi Hera yang telah membaca ratusan novel dengan alur seperti itu, tanggapannya tentu biasa saja, sudah takdir antagonis menderita dan fl bahagia.
Ya, biasa saja sampai ketika Hera membuka mata ia terbangun di tubuh Anthea yang masih Bayi, BAYANGKAN BAYI?!
Ia mencoba bersikap tenang, menghindari kematiannya, tapi kenapa sikap Putra Mahkota tak seperti di novel dan terus mengejarnya???
#LapakBucin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
...****************...
“Kelas 2A, apa di sini ya,” gumam seorang gadis menyusuri teras kelas-kelas akademi.
Gadis itu, Ressa. Putri dari salah satu bangsawan Baron di Scarelion. Gadis dengan rambut hitam pekat, mata coklat terang yang indah, dan kulit seputih susu membuat kecantikannya benar-benar terpancar.
Walaupun bangsawan, nyatanya kehidupan keluarga Ressa cukup pas-pas an untuk skala bangsawan. Untungnya ia bisa masuk ke akademi dengan mendapat beasiswa dari Kerajaan, satu tahun sudah Ressa menempuh pendidikan di sini, dan saat ini di tingkat dua gadis itu tengah mencari kelasnya.
Bruk!
“Akh..”
Terlalu fokus memperhatikan kelas-kelas yang ia lewati, membuat Ressa tidak melihat jalan di depannya, ia nyaris tersungkur apabila tangan seseorang tidak menahan pinggangnya saat ini.
Mengetahui siapa yang kini ada di hadapannya dengan jarak sedekat ini, Ressa membelalak kan mata, benar-benar terkejut.
“Pangeran Mahkota?”
***
Dalam novel “Love for Ressa” diceritakan Dante, seorang Duke Muda jatuh cinta pada Ressa saat hari kedewasaan gadis itu, ulang tahun Ressa yang ke-17. Dante mulai berusaha mendekati dan meluluhkan Ressa yang sulit menerima laki-laki karena trauma akan ayahnya.
Sebelum itu, Ressa sudah lebih dulu bertemu dengan Pangeran Mahkota Scarelion, Altair. Saat gadis itu berada di tingkat dua akademi dan Altair di tingkat tiga. Altair menyimpan rasa sejak saat itu, tapi ia tak mengambil langkah lebih, hanya menyukai dalam diam.
Barulah ketika rumor Duke Dante Varegar memiliki kekasih terdengar, dan Altair mengetahui itu Ressa, ia tak terima. Altair gencar mendekati gadis itu, berusaha membuat perhatian Ressa selalu tertuju padanya. Ia berusaha memisahkan Ressa dan Dante.
Dan tentang pertemuan pertama Altair dan Ressa, adalah hari ini. Anthea ingat narasi novel itu, saat Ressa mencari kelas barunya di tahun kedua akademi, ia malah menyusuri koridor milik tingkat tiga. Lalu, saat di depan kelas Altair mereka bertabrakan, saat itulah Altair tak lepas dari manik coklat terang gadis itu.
Di sinilah Anthea sekarang, berada di lantai dua dan tepat di bawah sana adalah kelas Altair. Menunggu momen pertemuan Pemeran Utama Wanita dengan Antagonis Pria.
“Ressa,” Gumam Anthea saat gadis itu terlihat di pandangannya.
Bruk!
Gotcha! Sesuai dengan narasi yang Anthea baca, di sana kedua tokoh novel bertabrakan dan tangan Altair melingkar sempurna di tubuh Pemeran Utama.
Tanpa berniat melihat adegan itu lebih jauh, Anthea segera kembali ke kelasnya. Ia duduk di kursinya dan menutup wajahnya dengan telapak tangan.
Rasanya hati Anthea terusik, tapi kenapa? Anthea sudah menyiapkan waktu bertahun-tahun untuk melihat momen ini.
“Perasaan sesak ini, kenapa aku merasakannya?” Gumam Anthea menyentuh dadanya, sedikit sesak, itu yang Anthea rasakan.
Anthea menjalankan kehidupannya dengan baik selama ini, ia membatasi diri dan perasaan dengan Altair, walau keduanya berada dihubungan yang sangat wajar untuk saling menyukai satu sama lain. Ternyata, rasa sakitnya tetap ada ya?
Anthea mengusap kasar setetes air mata di ujung matanya.
Tidak, ia tidak mencintai Altair seperti Anthea di novel. Hanya saja, bohong jika ia katakan tidak merasa nyaman dengan laki-laki itu, Altair begitu baik, selalu berucap dengan lembut, semua ucapan, tindakan laki-laki itu selalu membuat Anthea tersentuh.
Dan sekarang, apa Anthea siap kehilangan semuanya? Ia tidak lagi menjadi satu-satunya perempuan di radar Altair. Bahkan, kini posisinya benar-benar tergeser. Tapi, Anthea akan menjawab dengan lantang bahwa ia siap.
Namun, yang Anthea khawatirkan, apa ia bisa menghindari takdir kematiannya seperti yang telah tertulis? Bagaimana jika tidak? Tanpa sadar tangan Anthea mulai bergetar.
Dalam novel, Altair benar-benar menyiksa Anthea tanpa ampun. Tak hanya menyiksa, laki-laki itu juga... ah, rasanya Anthea tak memiliki tenaga untuk mengingat semua itu. Hal ini lah yang membuat Anthea tak memiliki kepercayaan diri untuk terpikir merubah alur, atau berpikir mungkin saja Altair benar-benar menyukainya.
Itu, benar-benar tidak mungkin.
“Apa lady sedang bersedih?” Seseorang duduk di sebelah Anthea sembari mengulurkan sapu tangan putih padanya.
Astaga, apa aku terlihat menyedihkan sekarang? Batin Anthea menyadari pipinya yang basah akan air mata.
Anthea menerima sapu tangan dari gadis itu sembari tersenyum tipis, “Terimakasih, Lady.”
Gadis itu mengangguk, ia memperhatikan Anthea yang mengusap wajahnya dan membaiki riasannya. Ia jelas tau gadis di hadapannya ini adalah Putri Mahkota Kerajaan, awalnya ia segan untuk sekedar menyapa, tapi menyadari Anthea sedang tidak baik-baik saja ia memberanikan diri mendekat.
“Aku tidak tau masalah apa yang sedang Lady lewati, Tapi pastinya menjadi Putri Mahkota di Kerajaan ini ada banyak beban dan masalah yang Lady tanggung, Aku harap Lady baik-baik saja,” Ujar gadis itu.
“Ya, terimakasih Lady.” Jawab Anthea, senang rasanya ada orang yang tidak hanya melihat sisi bahagia kehidupannya.
“Namaku Chantarue, Tuan Putri dapat memanggilku Aru,” Ujar gadis itu, Aru.
Menyadari gaya bicara gadis itu yang berubah, Anthea berujar, “Jangan memanggilku begitu, Aru. Panggil saja namaku.”
“Tapi, itu tidak sopan,”
“Tak apa, hanya saat kita di luar acara bangsawan seperti ini,” Jelas Anthea. Gadis itu mengangguk.
“Ngomong-ngomong kau dari bangsawan mana?”
Belum gadis itu menjawab, Anthea me-ralat ucapannya, “Maksudku bertanya hanya ingin tau, bukan berarti aku memandang kasta ya,” jelas Anthea, tak ingin lawan bicaranya salah paham.
Aru terkekeh kecil, “Tidak apa-apa, Anthea. Kau jelas bukan orang seperti itu. Aku dari keluarga Count Roz Miller, apa kau tau?”
“Ya, kau dari wilayah timur, kan?” Aru mengangguk. Anthea yang sudah hafal para bangsawan Scarelion sampai ke keturunannya tentu tau.
“Aku harap kita bisa saling membantu kedepannya,” Ujar Anthea.
Sikap orang-orang yang segan padanya membuat Anthea sendirian di kelas ini, 1A. Kelas yang berisi orang-orang dengan nilai tes ujian terbaiknya. Ia juga tak sekelas dengan Shenina, untungnya gadis bernama Aru ini mau menjadi temannya.
***
Di sisi Altair.
Bruk!
“Akh..”
Tangan Altair secara refleks menahan tubuh gadis di hadapannya ini agar tak terjatuh, gadis itu tak melihat jalan dan menabraknya.
“Pangeran Mahkota?”
Altair bersitatap dengan manik coklat jernih gadis itu, teringat bahwa gadis ini sendiri yang menabraknya karena tidak melihat jalan, kenapa juga harus ia tolong?
Bruk!
“Awhh!”
Tanpa dosa Altair melepaskan lengannya, salah gadis itu yang tidak berdiri dan sengaja berlama-lama.
Ah, Altair telah berjanji pada tunangan tersayangnya bahwa ia tak akan bersentuhan dengan gadis lain, bisa-bisanya ia melanggar.
Lebih baik aku bertemu Anthea, Batin Altair.
Dengan wajah datarnya ia berlalu pergi meninggalkan gadis yang baru saja terjatuh mencium lantai. Saat ini ia berada di tempat yang sama dengan Sang tunangan, mereka tak perlu menunggu waktu satu bulan sekali untuk bertemu.
“Para bangsawan tinggi memang selalu seenaknya,” Gumam gadis itu, Ressa. Ia kembali melanjutkan perjalanan mencari kelas barunya.
***
tbc.
Like dan komen sebelum liat bg Altair bucin yuhuu ><