Ratu Gyeo Wol adalah ratu yang tidak pernah mendapat kasih sayang Yang Mulia Raja Hyeon. Mereka menikah karena politik. Raja Hyeon menikahi Ratu Gyeo karena mebutuhkan kekuatan militer dari panglima perang Kyung Sam yang tidak lain adalah kakak kandung sang ratu.
Selama menjadi ratu, Gyeo Wol tidak pernah disentuh oleh Hyeon. Hal tersebut tentu saja ia sembunyikan dari sang kakak karena dia tidak ingin membuat kakaknya khawatir.
Gyeo Wol pun memilih diam hingga sebuah peristiwa membuat dirinya bangkit dan melawan.
" Akan ku buat kau bertekuk lutut di hadapanku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 29. Serangan
Sung Im mulai bersiap. Ia mendengar laporan dari mata-matanya bahwa rombongan kerjaaan akan kembali saat hari senja. Pria itu tersenyum lebar akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga.
" Baiklah semua berjaga di pos masing-masing. Aku akan memberi tanda untuk kalian bisa menyerang."
" Siap tuan Sung Im."
Semuanya langsung menyiapkan diri. Jumlah total mereka adalah 30 orang. Meskipun tidak sebanyak rombongan kerajaan tapi mereka yakin akan mudah menghadapinya.
" Bukankah ini sebuah keberuntungan, Satu tepuk dua lalat mati. Raja dan ratu dalam satu tempat maka akan sangat mudah untuk membereskannya. Wanita akan selalu jadi penghambat."
Di sisi lain, rombongan Hyeon mulai bergerak untuk pulang ke istana. Setelah kembali memastikan bahwa semua sudah rapi mereka pun langsung mulai perjalanan untuk pulang. Hyeon bersama Wool berada di satu kereta dan Du Ho serta Dae Jung menaiki kuda dan berada di sisi depan dan samping kereta Hyeon.
" Kenapa wajahmu begitu, apa ada yang salah hmmm?"
Hyeon membelai lembut wajah Gyeo Wool. Setelah semalam bersama, hubungan mereka terlihat semakin membaik. Tapi meskipun begitu, Wool masih bersikap waspada terhadap Hyeon. Ia tidak ingin langsung percaya dengan apa yang Hyeon katakan. Wool tentu akan membuktikannya saat nanti berada di istana.
" Entahlah yang mulia, perasaanku tidak enak. Ada sesuatu yang akan terjadi. Tapi apa aku sendiri juga tidak tahu."
" Jangan terlalu banyak berpikir. Aku yakin semua akan baik-baik saja. Kita akan kembali ke istana. Tidurlah."
Hyeon menarik tubuh Gyeo Wool dan membawanya kedalam pelukannya. Sesekali Hyeon mencium pucuk kepala sang istri. Ia benar-benar merasakan hal lain dalam dirinya saat ini. Rasa ini sungguh jauh berbeda ketik ia bersama Da Eun. Dengan Da Eun Hyeon tidak merasa nyaman.
Hyeon menutup matanya sejenak. Sesungguhnya ia juga merasa begitu lelah.
Berada di kabupaten Ding untuk menyelesaikan masalah Banjir sungguh menguras tenaga dan pikirannya. Ia juga sudah menghukum para pejabat kabupaten itu. Dan untuk sementara ia memerintahkan beberapa orang untuk mengawasi Kabupaten Ding hingga ia menemukan seseorang yang tepat dan pantas untuk jadi pemimpin di sana.
Tuplak ... Tuplak ...
Suara sepatu kuda bersaut-sautan membelah heningnya malam. Sedari tadi baik Dae Jung maupun Du Ho memicingkan mata mereka. Sebagai seorang pengawal pribadi tentu keduanya memiliki insting yang tajam. Du Ho yang berada di samping kereta kedua berjalan ke depan mensejajarkan dirinya dengan Dae Jung.
" Dae Jung, apa kau merasa malam ini sepertinya sedikit aneh?"
" Ya, seperti ada yang mengintai kita."
Baru saja mereka selesai berucap sebuah panah melesat ke kearah mereka dan berhasil mengenai kereta kuda milik raja dan ratu. Keduanya terkejut, pun Hyeon dan Wool yang berada di kereta.
" Lindungi yang mulia raja dan ratu!"
Dae Jung berteriak keras menberi perintah. Semua prajurit langsung mengitari kereta kuda milik Hyeon. Di dalam Hyeon dan Wool pun mengambil sikap wasapada. Bahkan Hyeon langsung mengambil pedang yang memang ia sembunyikan di kereta kuda untuk berjaga-jaga.
" Dae Jung, Du Ho apa yang terjadi!" tanya Hyeon yang tetap berada di dalam kereta.
" Sepertinya kita di serang yang mulia. Sebaiknya anda dan ratu berada di dalam saja."
Penjelasan Dae Jung tentu membuat Hyeon dan Wool saling pandang. Merka memiliki persepsi masing-masing.
" Apakah ini perampokan atau sebuah kudeta?"
" Entahlah, aku pun tidak tahu ratu ku. Kita akan mengetahuinya jika kita berhasil lolos dari serangan ini dan membawa kembali mereka hidup-hidup untuk di interogasi."
Wool mengangguk, ia pun mencari pedang lain yang ada di kereta kuda tersebut lalu mengambilnya. Tentu saja Hyeon terkejut, untuk apa ratunya itu mengambil pedang miliknya. Ya, Hyeon biasanya akan membawa kedua pedangnya saat pergi kemanapun. Sebagai seorang raja, Hyeon memiliki keahlian ilmu pedang yang cukup mumpuni.
Mengerti arti tatapan Hyeon, Wool hanya tersenyum simpul. Sambil mengangkat pedangnya , ratu negara Mae itu berucap pelan kepada sang raja, " Aku meminjam pedangmu sebentar yang mulia."
Hyeon hanya mengangguk, ia benar-benar tidak tahu apa yang akan Wool lakukan dengan benda tajam itu.
Meskipun Hyeon berteman baik dengan Kyung Sam dan Jae Hwan, ia tidak pernah tahu kalau Wool bisa menggunakan senjata tajam.
Debuk ... Debuk ...
Tap ... Tap ... Tap
Suara langkah kaki terdengar jelas. Semua bersiap, mereka memastikan bahwa mereka benar-benar di serang. Bahkan lesatan anak panah mulai mengenai beberapa prajurit.
Suuuut ... Arghhh ...
Teriakan kesakitan beberapa prajurit membuat Hyeon keluar juga dari keretanya. Dae Jung sempat melarang namun ia tidak lagi bisa berkata apapun saat segerombolan ornag tidak di kenal mulai menyerang. Mereka semua berpakaian hitam dan mengenakan penutup wajah.
Hiaaat
Syuuut
Traaang ... Traaaang
Suara pedang saling beradu semua mengambil posisi masing-masing untuk melawan. Beberpa prajurit terlihat tumbang. Rasa lelah yang mendera membuat mereka kehilangan sedikit fokus dan akhirnya mudah untuk dilumpuhkan.
" Kau di dalam saja Ge!"
Perintah Hyeon tak diindahkan oleh Gyeo Wool. Bahkan sekarang ia sudah berdiri di belakang Hyeon. Hyeon tentu terkejut, dengan keluarnya Wool dari kereta kuda maka akan membuat fokusnya terbagi.
" Fokuslah yang mulia!"
" Bagaimana aku bisa fokus jika kau di sini. Kalau kau terluka bagaimana hah!"
Hyeon sedikit berteriak kesal kepada Wool. Sungguh ia tidak ingin Wool terluka. Bukan karena takut terhadap Kyung Sam, tapi dalam hatinya ia benar-benar tidak akan bisa melihat Wool terluka nanti.
" Yang mulia fokuslah, jika tidak pedang musuh akan menembus kulit Anda yang mulia."
Wool mengayunkan pedangnya dengan lincah. Meskipun memakai hanbook, Wool bisa bergerak dengan leluasa. Hyeon tentu terkejut, kemampuan bela diri Wool begitu bagus. Kini ia sedikit tenang dan kembali melawan para musuh.
" Orang-orang ini begitu terampil. Mereka bukanlah sekelompok perampok."
Hyeon mulai mengamati pola serangan yang dilayangkan mereka. Satu per satu memiliki pola serangan yang sama, ini menunjukkan mereka melakukan latihan bersama juga
Dae jung dan Du Ho berhasil membuat beberapa diantara mereka jatuh tersungkur ke tanah. Sung Im yang sedari tadi masih hanya sekedar mengamati kini ia keluar dan langsung berhadapan dengan Hyeon.
Hyeon menangkap aura yang berbeda ia bisa tahu bahwa orang itu adalah pemimpinnya.
" Siapa kalian, dan siapa yang mengirim kalian?"
Dibalik penutup wajahnya Sung Im tersenyum sinis. Ia sungguh ingin segera bisa menebas leher Hyeon saat ini juga.
" Kau tidak perlu tahu siapa kami. Yang perlu kau tahu aku akan menghabisi nyawamu di sini juga."
Hiaaat
Syuut ... Trang ... Trang ...
Pertarungan sengit Hyeon dan Sung Im membuat Wool sedikit khawatir beberpaa kali tubuh Hyeon terpojok. Mungkin rasa lelah memengaruhi kemampuan bertarung Hyeon.
" Aku harus membantunya."
TBC
his knp sih ratu hrs punya niat merebut raja...knp enggak di cuekin aja jg pedulikan lagi...jual mahal gitu...