Reyhan Anggara seorang staff marketing di PT. DARWIN PROPERTIES perusahaan yang bekerja dibidang properti terbesar di Indonesia.
Bekerja selama 3 tahun diperusahaan itu membuat Reyhan mendapat promosi jabatan menjadi menantu pemilik perusahan dan akan diberi kepercayaan memegang salah satu perusahaan tersebut.
Larissa Darwin, putri tunggal Cristian Darwin terpaksa menikahi staff marketing ayahnya demi mengambil haknya sebagai pewaris tunggal.
"Tidak akan aku biarkan kamu memiliki apa yang seharusnya aku miliki." Larissa.
"Buktikan." Reyhan.
Akan kah pernikahan mereka berjalan sebagai mana mestinya atau kah terjadi konflik perebutan hak waris?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 29 Larissa jatuh
Reyhan yang mengunjungi makam Nayla terus saja menjadi perbincangan antara Alena dan Larissa, mereka memutuskan untuk menunggu Reyhan diluar pagar TPU tapi masih bisa melihat Reyhan dari jarak itu.
"Apa kamu yakin Reyhan seperti itu karena dia merasa bersalah bukan karena dia mencintai Nayla?" tanya Larissa.
"Aku yakin seratus persen mba. Mba Larissa jangan khawatir mas Reyhan mencintai orang lain, aku yakin mas Reyhan sangat mencintai mba Larissa" jawab Alena.
Larissa mengangkat sebelah alisnya merasa heran dengan jawaban Alena pasalnya ia dan Reyhan hendak menikah itu bukan karena saling mencintai tetapi karena sesuatu hal.
"Apa kita hanya akan memperhatikan Reyhan seperti ini?" tanya Larissa ia lebih memilih tidak menanggapi ucapan Alena tadi.
"Iya mba kita tunggu aja disini" jawab Alena.
Reyhan telah selesai membacakan do'a untuk Nayla, pria itu bergegas untuk kembali kerumah karena tak enak meninggalkan keluarga Cristian.
Ia melihat Larissa dengan Alena sedang memperhatikannya dari luar pagar TPU.
Ia berjalan mendekati kedua gadis itu.
"Kalian berdua mengikutiku?" tanya Reyhan.
"I-iya mas" jawab Alena tergagap, ia sedikit takut jika Reyhan akan marah.
Reyhan tak memperdulikan keberadaan Larissa, ia berlalu lebih dulu.
"Rey" panggil Larissa sembari mengejar Reyhan hingga tersandung.
Brukk.
Akhh.
"Mba!" panggil Alena.
Larissa tersandung batu dan terjatuh.
Reyhan yang sudah berlalu segera kembali dan menghampiri Larissa yang sudah akan dibantu Alena. Gadis itu terluka dibagian lutut, siku dan telapak tangan, luka Larissa itu terlihat oleh Reyhan sebab baju dan celana yang dikenakan gadis itu sobek dibagian lutut dan siku serta mengeluarkan darah segar karena goresan batu-batu jalan yang tajam.
'Lagi-lagi aku jadi penyebab seorang gadis celaka' batin Reyhan.
Ia menyesal tadi mengabaikan Larissa.
"Ayo aku bantu" tawar Reyhan sembari menjulurkan tangannya dan segera disambut oleh Larissa.
Larissa dibantu oleh Reyhan untuk berdiri namun ia tak mampu.
"Akhh sakit" keluh Larissa.
Rupanya gadis itu bukan hanya terluka, ia juga terkilir dibagian pergelangan kaki.
Reyhan segera berjongkok dan memeriksa kaki Larissa.
"Kakimu terkilir, ayo aku gendong kamu sampai dimotor kemudian kita keklinik untuk mengobati luka mu" ucap Reyhan.
Larissa segera mengangguk ia tak keberatan kalau dirinya digendong Reyhan karena untuk jalan saja ia tidak bisa.
"Alena kamu pulang duluan saja dan bilang pada ibu kalau mas dan Larissa pergi keklinik" titah Reyhan.
"Iya mas" ucap Alena kemudian menghampiri motor maticnya untuk ia kendarai dan segera pulang.
Reyhan menggendong Larissa dipunggungnya hingga tiba dimotor ia mendudukan lebih dulu gadis itu dijok belakang motornya kemudian gilirannya duduk dijok depan untuk mengendarai motornya menuju klinik terdekat.
'Yang mana sebenarnya sikap aslimu Rey?' tanya Larissa dalam hatinya.
Larissa bingung dengan pria dihadapannya yang terkadang besikap hangat dan perhatian namun tadi ia juga merasakan sikap dingin dan acuhnya.
Reyhan membelokan sepeda motor yang ia kendarai keklinik terdekat. Pria itu turun lebih dulu kemudian menggendong Larissa lagi dipunggungnya, ia membawa gadis itu masuk kedalam klinik.
Larissa segera ditangani oleh perawat untuk membersihkan luka-lukanya yang untung saja tidak parah hanya tergores dan tidak perlu dijahit.
"Ini pergelangan kaki anda terkilir nanti setelah sampai rumah segeralah diurut" ucap dokter yang memeriksa Larissa.
"Baik dok" ucap Larissa.
"Ini resep obatnya silahkan tebus diapotek" ucap dokter sembari menyerahkan resep yang baru ia tulis pada Larissa dan Reyhan yang segera diterima oleh Reyhan.
Reyhan menebus obat untuk Larissa sedangkan gadis itu ia menunggu dikursi tunggu bagian apotek. Setelah selesai menebus obat Reyhan bergegas menghampiri Larissa, ia menggendong lagi gadis itu naik diatas motornya.
Reyhan mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan sedang, selama diperjalanan tidak ada pembicaraan diantara keduanya hingga akhirnya mereka tiba dirumah pria itu.
Reyhan kembali menggendong Larissa untuk masuk kedalam rumah.
"Larissa apa kamu tidak apa-apa?" tanya Karina mengkhawatirkan kondisi putrinya yang masih digendong oleh Reyhan.
"Aku tidak apa-apa mom" jawab Larissa kemudian Reyhan menurunkannya disofa.
"Bu tolong urutkan pergelangan kaki Larissa terkilir" pinta Reyhan pada sang ibu.
"Iya nak" ucap Mayang.
Mayang beralih duduk disofa yang sama dengan Larissa yakni sofa panjang.
"Luruskan kakimu disini nak" ucap Mayang sembari menepuk pahanya.
"Tapi tante" jawab Larissa, ia sungkan pada Mayang untuk meletakan kakinya dipaha calon ibu mertuanya itu.
"Tidak usah sungkan nak, ayo saya urutkan" ucap mayang.
Larissa tak menjawab ia kemudian menggerakan kakinya dan meletakan dipaha Mayang.
Mayang mulai memijat pergelangan kaki Larissa yang terkilir, ia juga sembari mengajak calon menantunya itu berbincang.
"Bagaimana ceritanya kamu bisa jatuh dan terkilir?" tanya Mayang.
"Tadi saya kurang hati-hati aja tante" jawab Larissa, ia memilih tidak menceritakan pada Mayang kalau dirinya dan Alena mengikuti Reyhan kemakam Nayla.
Tidak terasa Mayang telah selesai mengurut pergelangan kaki Larissa yang tadi terkilir.
"Terimakasih tante pijitannya enak kaki saya saja langsung sembuh" ucap Larissa.
"Sama-sama nak" ucap Mayang.
Larissa menurunkan kakinya dari paha Mayang dan menyenderkan tubuhnya pada sandaran sofa.
"Ini obatmu diminum dulu" ucap Reyhan menghampiri Larissabsembari membawa segelas air putih dan obat yang ia tebus tadi.
Larissa menerimanya dan segera meminumnya.
Sejak tadi padahal ada Cristian dan Karina diruang tamu tersebut tapi mereka memilih diam dan memperhatikan interaksi antara Mayang dan Larissa kemudian antara Larissa dan Reyhan.
'Semoga ini awal yang baik untuk hubungan mereka' batin Cristian.
"Kamu bersihkan dirimu kemudian istirahatlah dikamar Alena dan Elena" ucap Reyhan.
Larissa mengangguk kemudian meminta bantuan Mommynya untuk masuk kekamar sikembar. Karina membantu Larissa berjalan dengan tertatih.
"Mommy bantu aku untuk jalan kekamar mandi juga ya" pinta Larissa.
"Iya Rissa nanti mommy bantu" ucap Karina.
Larissa telah sampai didepan kamar sikembar, ia terlebih dahulu mengetuk pintu dan kemudian dibukakan pintu tersebut oleh Elena.
"Eh mba Rissa, ayo masuk mba" ajak Elena.
Larissa dibantu oleh Karina masuk kedalam kamar dua gadis kembar itu.
"Itu kopermu Rissa" ucap Karina sembari menunjuk koper disebelah ranjang.
Didalam kamar itu ada tiga ranjang yakni ranjang yang cukup hanya untuk satu orang, dua ranjangnya dengan model Ranjang susun dan satu ranjang biasa yang akan dikenakan Larissa tidur.
Larissa membuka kopernya dan mengambil beberapa keperluannya kemudian kekamar mandi untuk memberaihkan diri dan berganti pakaian. Setelah selesai dengan urusannya ia dibantu lagi oleh Karina untuk kembali kekamar.
"Kamu istirahat saja dulu nanti saat makan malam tiba akan dipanggil keluar, sekarang ini mommy mau bantu-bantu calon besan masak" ucap Karina yang diangguki oleh Larissa.
"Al, El titip mba mu ya" ucap Karina pada si kembar.
"Iya tante" ucap Alena dan Elena.
...****************...