Rini terpaksa harus menikah dengan seorang pria koma demi menyelamatkan anaknya yang di sekap oleh ibu tirinya, namun siapa sangka jika pria tersebut adalah seorang yang dulu menghamilinya. Bagaimana kisah Rini selanjutnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasil Tes DNA
Semua keluarga Wibisono berkumpul di ruang utama. Rini yang baru pulang kerja ditarik oleh sang Mertua untuk bergabung dengan yang lain.
"Ada apa sih Bu, kenapa tegang sekali??"
"Nanti kamu juga tahu?" jawab Maudy
"Ok," sahut Rini
Wanita itu memandang satu persatu wajah tegang di ruangan itu. Salma berusaha menghilangkan rasa gugup dan takutnya.
Wanita itu berusaha agar terlihat elegan.
*Tap, tap, tap
Suasana semakin tegang saat mereka mendengar suara derap sepatu mendekat kearah ruang utama. Salma terlihat pucat saat melihat kedatangan Reynold di ruangan itu.
Ia terus memilin roknya untuk menghilangkan ketegangannya.
Reynold segera memberikan hasil tes DNA itu kepada Carlen.
"Ini hasil tes DNA nya Tuan,"
"Ok, mari kita lihat, apa benar Gala putra Salma atau bukan?" ujar Carlen melirik kearah Salma
Rini tampak membelalak saat mendengar ucapan suaminya.
Jadi Gala itu bukan anak Salma, pantas semua orang berkumpul disini, rupanya ada hal penting??. Ucap Rini dalam hati
Carlen pun membuka amplop coklat di tangannya itu dengan sangat hati-hati. Ia kemudian membaca isi dokumen yang ada di dalamnya. Wajahnya seketika berubah saat melihat kecocokan antara Salam dengan Gala.
"Bagaimana hasilnya Kaka, ayo bacakan, jangan membuat kami penasaran!" seru Ricky
Reynold yang mengetahui ada yang tidak beres pun menghampiri sang atasan.
"Apa yang terjadi Tuan?" bisiknya
Carlen segera menunjukan hasil akhir tes DNA itu.
"Tidak mungkin?" ucap Reynold dalam hati
Pria itu merasa jika ia sebelumnya sudah membaca hasil tes tersebut sebelum hasil yes itu diberikan kepada Carlen.
"Sepertinya ada yang tidak beres" gumamnya
Reynold melirik kearah Ricky. Entah kenapa ia merasa mencurigai pria itu.
"Bagaimana hasilnya nak?" tanya Maudy
"Hasilnya identik 100 %," jawab Carlen
Seketika wajah pucat Salma berubah menjadi berbinar-binar. Wanita itu begitu senang saat mengetahui jika hasilnya sesuai seperti yang ia inginkan.
"Sayang, kenapa kamu lebih percaya dengan orang lain daripada kekasihmu sendiri. Kau tahu kan, aku yang sudah melahirkan Gala jadi mana mungkin dia bukan anakku," sahutnya
Sama dengan Reno Rini pun merasa curiga dengan hasil tes DNA itu. ya pun melirik ke arah Ricky yang tersenyum sumringah saat mendengar hasil tes itu dibacakan. begitupun dengan Salma tatapan wajahnya mengisyaratkan ketegangan dan kepanikan ini tahu jika ia memang benar ibu dari kala tidak mungkin ia akan merasa panik saat hasil tes DNA itu dibacakan.
"Sepertinya ada sandiwara baru yang sedang dimainkan oleh Salma dan Ricky," ucap Rini dalam hati.
Ia kemudian bangkit dari duduknya dan menghampiri suaminya. Ia pun mengusap-usap punggung suaminya itu seolah ingin memberikan semangat padanya.
"Jangan khawatir sayang, aku akan membantumu. Tenang saja jika Rini sudah bertindak maka semua penjahat di jamin minggat," bisiknya
Carlen seketika tersenyum mendengar ucapan istrinya itu.
Salma yang tidak suka melihat Rini mendekati Carlen segera menghampirinya. Wanita itu langsung mendorong Rini hingga ia nyaris jatuh.
Semua orang langsung menatap kearah Rini.
"Jangan khawatir sayang, meksipun kamu sudah berkali-kali menyakiti aku dengan menuduh aku bukan ibu Gala, tapi aku akan tetap mencintaimu," ucap Salma
Rini segera kembali ke tempat duduknya.
Wanita itu kemudian mengajak Caca untuk duduk di pangkuannya. Melihat itu Gala pun langsung merengek meminta untuk di pangkuannya juga.
"Mamah aku mau di pangku juga," rengeknya
"Gak muat kaka, nanti gantian!" cibir Caca
Seketika wajah Gala berubah murah. Kesedihan tampak tergambar di wajahnya membuat Rini tak tega membiarkannya.
"Naik Sini," ujarnya lirih
Senyum Gala pun mengembang, bocah tujuh tahun itu langsung duduk di pangkuan sang ibu sambung. Sementara itu Caca merasa kesempitan hingga beberapa kali mendorongnya untuk bergeser.
"Ih, jangan dorong-dorong dek, nanti aku jatuh?" ucap Gala
"Tapi aku sempit, kaka. Lagian kamu kan bisa di pangku sama mamah kamu! " celetuk Caca kembali mendorongnya hingga Gala jatuh
*Buugghh!!!
"Awww!" Pekik Gala kesakitan
Melihat Gala jatuh Rini pun reflek bangun dan menyuruh Caca untuk turun dari pangkuannya
Tak mau kalah dengan Rini, Salma buru-buru menghampirinya lebih dulu.
Wanita itu berusaha membantunya bangun namun Gala menolaknya. Merasa di permalukan olehnya Salma pun berusaha menariknya bangun.
"Ayo bangun Gala!" ucap Salma
"Gak mau!" seru Gala meronta-ronta berusaha melepaskan lengannya dari genggaman Salma.
"Gala!" seru Salma dengan nada tinggi
Wanita itu sudah berusaha menahan emosinya, namun ia sudah tak tahan lagi saat anak itu tiba-tiba menggigit lengannya.
"Jangan bikin mama marah ya, mama sudah berusaha baik sama kamu tapi kalau kamu seperti ini terus, mama juga bersikap tegas padamu!" gertaknya
Gala pun menangis semakin kencang saat mendengar ucapan Salma. Tentu saja hal itu membuat Rini semakin iba padanya.
Ia buru-buru menghampirinya dan membantunya bangun.
"Kamu gak papa sayang?" tanya Rini
Seketika tangis Gala pun pecah mendengar perhatian ibu sambungnya itu.
"Mamah," ucapnya terisak
"Iya nak," jawabnya sambil memeluknya
"Sakit!" seru Gala
"Iya nak, bentar ya mamah obatin," Rini pun mengusap punggung bocah itu
Gala masih menangis tersedu-sedu membuat Rini langsung menenangkannya.
"Cup, cup, cup, sini ibu liat lukanya?" ucap Rini melepaskan pelukannya
Gala pun menurut, Rini pun dengan cekatan memeriksa kaki dan tangan bocah itu.
"Mana yang sakit?" tanya Rini
"Ini!" Gala menunjukkan lututnya
"Baiklah, saatnya dokter ajaib beraksi!" seru Rini
Wanita itu kemudian memijat kaki Gala, "Gimana masih sakit apa udah enakan?" tanyanya
"Hmm," jawab Gala mengangguk
"Ok, kalau begitu sekarang duduk ya," Rini menggiring bocah itu untuk duduk di samping Caca.
Caca tampak kesal melihatnya.
"Dasar manja!" celetuknya
Gala pun tersenyum mendengar keluh kesah adiknya itu.
"Maafin kaka ya dek, kaka janji gak akan seperti ini lagi," ucapnya
Ia pun memeluk Caca dan mengecup keningnya.
"Ok, kalau begitu ambilkan aku minum, aku haus," jawab Caca
"Ok!" Gala segera bangun dari duduknya dan berlari menuju ke dapur
Semua orang tersenyum melihat sikap Gala.
Namun belum sempat ia memberikan air minum kepada Caca, tiba-tiba bocah itu sudah jatuh pingsan.
Semua orang tampak histeris saat melihat Caca tiba-tiba pingsan.
Wajahnya pucat, hidungnya keluar darah.
Rini yang panik langsung memeriksa kondisinya.
"Kamu kenapa sayang!" serunya sambil mengecek denyut nadinya
"Bagaimana keadaannya?" tanya Carlen
"Dia kritis," jawab Rini dengan wajah gusar
"Cepat telpon ambulance Rey!" seru Carlen
"Baik Tuan!" jawab Reynold
Pria itu dengan sigap segera menghubungi ambulance.
Tangis Gala pun seketika pecah melihat kondisi sang adik.
"Maafkan kaka dek, gara-gara aku kamu jadi seperti ini??"
Salma yang melihat kejadian itu tiba-tiba menitikkan air mata, tak mau ada yang melihat kesedihannya ia pun buru-buru lari meninggalkan ruangan itu.
kamu seeh Rin....
pake acara mancing singa yang lagi tidur alhasil Rini langsung di terkam deeeh
Carlen langsung kepikiran ama perkataan Rini barusan
lihat aja tuuh, saat ini Carlen langsung mendadak ketakutan dengan analisa yang kamu berikan padanya
karena yang ada di kamar itu kan cuman mereka berdua aja seeeh
haaayoooo kamu emang mau ngapain ama Rini tuuuh Len....🤣🤣🤣
mana ada yang lupa jika udah menyangkut masalah gituan seeeh
itu kayaknya udah alami mengalir aja deeeh saat suasana udah mendukung 🤣🤭
sabar donk kek....
mungkin saat ini Carlen masih gak percaya aja karena barusan lamar Rini secara resmi di depan keluarga besar Wibisono gitu begitu juga yang dirasakan oleh Rini