harap di baca dan DIPAHAMI, novel ini banyak adegan dewasa, milf lovers, untuk yang tidak menyukai adegan 21++, dilarang keras membaca novel ini.... MC bertindak sesuka hati, kurang berakhlak, jadi bagi yang mencari alur cerita yang bagus dan MC yang lurus, tentunya anda salah novel, itu tidak di temukan di novel ini. selamat membaca, semoga terhibur
seorang pria yg berada di puncak kultivasi... dialah xiao zhou sang dewa kematian, dengan kemampuan yang di ranah surgawi menyebabkan kehancuran dan ketidak seimbangan, sehingga dewa harus menghentikan nya.
xiao zhou pun harus kehilangan segala nya, dan bereinkarnasi kembali 10 ribu tahun kemudian. dengan tubuh yang tersegel dewa.
membuatnya tidak bisa berkultivasi, dan juga takdir yang merubah jalan hidup nya yang kedua harus terbalik dengan kehidupan pertama nya, dialah yang akan menghentikan ketidak seimbangan alam yang di sebabkan orang lain...
ini adalah novel pertamaku, novel ini lebih ke arah romantis, dan erotis dari pada action.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzyl Morinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
putri ming mei
Di salah satu bangunan paviliun bulan.
"Apa? pelayan kata mu? ini tidak mungkin" guman wanita cantik bermata jernih nan sendu itu, yang berdiri di dekat jendela membelakangi seorang laki laki yang sedang berlutut, rasa tidak percaya dan kesal menghiasi wajah indah nya.
"kau boleh pergi sekarang" ucap nya lagi
dalam satu kedipan mata laki-laki berlutut itupun menghilang.
***
Pertarungan sengit antara para kultivator muda pun berlanjut dalam stadion altar bulan, para kultivator muda itu berlomba-lomba ingin menarik perhatian dari Puteri Ming Mei, dan berusaha menjadi dua puluh kultivator terbaik.
karena jika masuk dalam dua puluh kultivator terbaik maka masa depan di istana sudah menanti, mereka akan secara langsung menempati posisi-posisi yang cukup terhormat di istana, atau komandan pengamanan di kota-kota besar.
Mata Puteri Ming Mei menyipit mencoba mengamati lebih teliti lagi, tapi bukan nya mengamati pertarungan tetapi mencari keberadaan pemuda yang membuat hati nya berdebar, sayang nya kali ini wanita cantik itu tidak berhasil menemukan sasaran nya itu.
"hemm... sebaiknya aku pergi, suasana hatiku lagi buruk aku ingin mencari udara segar," batin Puteri Ming Mei.
Dengan menggunakan cadar nya Puteri Ming Mei melangkah keluar dari tempat turnamen itu, wanita itu tidak suka wajah nya diliat dengan tatapan mesum para pria, dan melangkah menelusuri jalan di belakang paviliun bulan, di ikuti beberapa pengawal nya.
.....
buk...bukkk... buukkk... remajai itu tersungkur di rerumputan di tepi danau kecil, di belakang Paviliun Bulan.
"Kenapa kau selalu memukuliku tuan muda Wang??" ucap xiao zhou, dengan luka di sudut bibir nya.
Wang Feng adalah pemuda tampan yang selalu mencari gara-gara dengan Xiao Zhou, hatinya selalu kesal karena orang-orang di kota sujing terutama para gadis selalu membicarakan Xiao Zhou, meski tidak di depan nya.
"anggap saja aku sebagai mimpi buruk mu hahaha ingat itu baik-baik bocah," ucap Wang Feng sambil menepuk pakaian nya dan meninggalkan xiao zhou, yang terbaring lemas di pinggiran danau itu.
Puteri Ming Mei yang melihat pemuda yang dicari nya sedang dipukuli, hanya tersenyum dada nya kembali bergetar, entah darimana tiba-tiba suasana hatinya berubah drastis menjadi begitu bahagia, dan menyuruh pengawal nya pergi.
"apa kau baik-baik saja?" tanya Puteri Ming Mei.
Xiao Zhou yang masih tergeletak di rerumputan kaget oleh suara perempuan itu.
"seperti nya penglihatan nona terganggu? lihat aku babak belur seperti ini, tapi nona masih bertanya seperti itu??" ucap Xiao Zhou kesal, sambil berusaha untuk bangun dengan sisa tenaga yang di miliki.
mendengar jawaban ketus dari pemuda itu bukan membuat Puteri Ming Mei marah, wanita itu tersenyum geli di balik cadar nya, melihat wajah kesal Xiao Zhou. mungkin jika orang lain yang bersikap seperti itu Puteri Ming Mei pasti sudah menghajar nya.
"Maafkan pertanyaan bodoh ku tadi" ucap Puteri Ming Mei, sambil membatu xiao zhou berdiri.
Mereka berdua duduk di bangku taman di bawah pohon persik, sambil menatap permukaan danau yang tenang.
melihat wajah Xiao Zhou mengeluarkan darah dari hidung dan bibir, Puteri Ming Mei mengeluarkan sapu tangan nya dan membersihkan wajah Xiao Zhou.
Xiao Zhou mendapat perlakuan seperti itu merasa sedikit terharu, dan juga malu secara bersamaan, dan juga bersalah atas kata-katanya yang di ucapkan nya barusan.
"biarkan aku saja" ucap Xiao Zhou sambil berusaha memegang tangan Puteri Ming Mei untuk mengambil sapu tangan milik wanita itu.
Puteri Ming Mei kaget tangan nya di pegang pria cuma diam memandang jari-jari panjang yang lembut memegang tangan nya.
Puteri Ming Mei menggelengkan kepalanya karena belum puas mengelus wajah remaja itu mejadi sedikit kesal.
"dengarkan aku" sambil mendekat kan wajah nya ke wajah Xiao Zhou dengan tatapan mengintimidasi.
"Sebaik nya kau diam dan biarkan aku membersihkan wajah mu".. ucap putri Ming Mei sambil menarik tangan nya sehingga lepas dari genggaman Xiao Zhou, dan kembali membersihkan wajah remaja tanggung itu.
"glekkk...." tidak ada kata yang keluar dari bibir Xiao Zhou, cuma suara ludah yang di telan terdengar.
Xiao Zhou hanya mengangguk, dengan ekspresi wajah bodoh nya.
Puteri Ming Mei tertawa dalam hati nya melihat tingkah bodoh dari pemuda yang di depan nya, dan semakin ingin mengerjai pemuda itu.
"apa aku mengenal mu gadis kecil? wajah seperti nya tidak asing" akhir nya suara Xiao Zhou keluar dari bibir nya.
Sambil membuka cadar Puteri Ming Mei, kembali mendekat kan wajah nya sambil menatap mata pemuda itu lebih dekat dan lebih dalam.
"Wajah acuh bocah ini begitu menggemaskan dan tatapan nya membuat ku nyaman walaupun kadang sedikit nakal dan mesum" batin Puteri Ming Mei
"apa? kau sebut gadis kecil? usia ku dua puluh tahun, jadi sekarang siapa di sini yang anak kecil?" bisik Puteri Ming Mei membuka bibir indah nya mendekati bibir Xiao zhou.
bibir keduanya saling terbuka dan semakin mendekat dan mata mereka saling bertatapan, nafas Puteri Ming Mei semakin berat.
"Maafkan aku kakak"" ucap Xiao Zhou seperti tanpa sadar karena kedua nya masih dalam posisi seperti itu,
ucapan Xiao Zhou, membuat kedua nya tersadar, dan menjaga jarak dari Xiao Zhou.
Puteri Ming Mei merasa pipi nya terbakar karena malu,
"apa yang aku lakukan?" batin Puteri Ming Mei sambil mengalihkan wajahnya ke tempat lain
" ini sangat memalukan, aku putri adalah puteri seorang kaisar, dan kau hampir saja mencium seorang pria yang bahkan tidak aku kenal sama sekali," batin Puteri Ming Mei begitu menyesal.
****
untuk pembaca yang menyukai cerita ini tolong like ya atau komen apa saja, biar author lebih semangat lagi,