NovelToon NovelToon
MENJADI TUAN MUDA

MENJADI TUAN MUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Harem / Kehidupan alternatif / Romansa
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: zhar

area non Bocil !!!!

Demi mendapatkan uang untuk pengobatan ayahku, aku terpaksa terjebak di lingkaran merah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zhar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Aku tidak menghiraukan Micel, langsung melangkahkan kaki dan pergi, kembali ke kediaman mewahnya, menyalakan mobil dan pergi.

Dibelokan, aku melíhat bayangan Micel, dia menatapku, tapi aku tidak menghiraukannya, langsung mengendarai mobil lewat dari sampingnya dan sama sekali tidak melihatnya.

Aku ingin dia mengerti satu hal, aku memang adalah bebek, tapi aku bukanlah bebek murahan, bukan bebek yang bisa kamu makan semau mu!

Setelah kembali ke rumah, aku berbincang sebentar dengan Novi, lalu aku pun berbaring di ranjang.

Disaat aku hampir tertidur, Novi lagi-lagi datang ke kamarku.

"Apa yang ingin kamu lakukan?"

Dengan kedua tanganku sebagai bantal, aku

menatap Novi. Dan saat ini wajah Novi sangat merah,

seperti gadis yang sedang bermekaran, sangat

menggoda.

"Aku, aku masih ingin.."

Novi dengan malu berkata, aku menyuruhnya duduk di ranjang, lalu memasukkan kakiku ke dalam bajunya,

mengelus ** nya yang berisi dengan lembut.

"Kenapa, Efek dari menonton film ** masih belum terlampiaskan semua?

Novi buru-buru menggelengkan kepala, dengan nada rendah menjelaskan, "Bukan, karena terlalu, terlalu nyaman, aku tidak pernah merasakan rasa ingin mati dan gila seperti itu, aku sangat menyukainya, jadi, jadi...aku bisa membantumu, aku juga bisa menggunakan mulut, menggunakan lidah."

Penampilan Novi membuatku merasakan rasa pencapaian, beberapa hari yang lalu dia masih menggodaku sehingga aku harus bersembunyi di dalam kamar untuk menghindarinya, dan sekarang, dia sudah berinisiatif masuk ke dalam kamarku agar aku menggodanya, ini adalah rasa pencapalan, ini

adalah kepuasan.

Lalu mengatakan banyak ucapan yang membuat

orang malu, setelah menggoda Novi sampai wajahnya memerah, aku dengan pelan mengelus tubuhnya yang lembut, dengan perlahan meletakkannya di ranjang dan memasukkan tanganku ke dalam r*k tidurnya.

Di dalam kamar, suara dengusannya semakin kuat, seperti ombak yang satu demi satu ombak semakin besar, dan begitu lama masih tidak berhenti..

**

3 hari selanjutnya, aku tidak pergi ke kelas mengemudi lagi, seharian mengendarai mobil ke pusat kota, dimana banyak orang, dimana ramai aku akan kemana, dijam puncak orang pulang pergi kerja, semakin harus melihat bayanganku.

Tidak karena hal lain, aku hanya ingin menguasai

keterampilan mengemudi secepat mungkin, karena hal yang harus aku pelajari masih sangat banyak, tidak mungkin menghabiskan waktu 1 bulan untuk mendapatkan sebuah SIM.

Dalam 3 hari ini, Micel juga meneleponku, aku tidak menolak, tapi juga tidak menjawabnya.

Sehingga Kak Sandra pun meneleponku, menanyakan ku kenapa tidak mengangkat telepon Micel, dia bahkan mengaturku untuk bertemu dengan Micel di ruangan raja a66 Di Hotel, tapi aku menolaknya, alasan menolaknya adalah aku ingin mengabaikannya.

Kak Sandra hanya menanyakan satu kallimat padaku, "Kamu ingin mengabaikannya sekarang sepertinya masih terlalu awal, apakah kamu yakin?"

Aku yakin, lalu Kak Sandra pun menyetujuinya, bahkan dia juga tidak mengangkat panggilan Micel.

Ini membuatku sangat berterima kasih padanya, karena pengorbanan dari kepercayaan ini terlalu besar, Micel adalah klen besarnya, selain itu juga ada banyak wanita kaya yang memilki hubungan langsung dengan Micel.

Di pagi hari ke 4 mengabaikan Micel, saat aku bangun dan barusan selesai mandi, ponselku kembali berdering, panggilan itu dari Dania.

menanyakan apakah hari ini aku akan pergi ke sekolah mengemudi atau tidak.

Setelah berpikir, aku pun memutuskan untuk pergi, walaupun sekarang aku sudah menguasai semua keterampilan seperti mundur dan segala masalah di jalan, tapi bagaimanapun jenis mobil ujian berbeda, lagipula mobilku adalah mobil matic, dan mobil ujian malah adalah mobil manual, perpaduan antara pedal gas dan gigi masih perlu dibiasakan.

Dania menyuruhku pergi menjemputnya di rumah, aku berpikir sejenak, akhirnya tetap menyetujuinya.

Sesuai dugaan, di depan rumahnya, aku melihat

Micel yang sedang menunggu di dalam mobil.

Tapi aku tetap tidak menghiraukannya, langsung

menarik Dania dan pergi.

"Apakah kamu bertengkar dengan kakakku?"

Aku tidak menjawab Dania yang bertanya dengan hati-hati itu, langsung balik bertanya.

"Apakah kakakmu tidak memberitahumu apa pekerjaanku?"

Dania menggelengkan kepala: "Kakak tidak mengatakan, aku juga tidak bertanya."

"Aku adalah seorang tuan muda." Melihat wajah heran Dania, aku langsung menjelaskan padanya.

"Aku adalah bebek yang menjual tubuhku untuk kesenangan wanita, sekarang kamu seharusnya sudah mengerti kan?"

Dania tercengang, sama sekall tidak tahu harus menjawab apa, sangat jelas kalau bermimpipun dia tidak menduga aku memiliki pekerjaan yang begitu memalukan, tentu saja, aku sama sekali tidak merasa malu.

Oleh karena itu, aku pun menceritakan pertemuan dan perkembangku dengan kakaknya secara detail, sama sekall tidak ada kata palsu, Setelah menceritakan semuanya, Dania hanya menjawab oh, sama sekali tidak ada jawaban lain, aku bisa melihat dengan jelas

kalau perasaannya sangat kacau.

"Aku sangat berterima kasih pada kakakmu, kalau bukan karena bantuannya, saat ini kaki ayahku pasti sudah tidak berguna lagi. Tapi ini tidak berarti dia bisa memijak harga diriku semaunya dan menendangku seperti sepak bola setelah dia bosan denganku, bahkan menendangku ke tumpukan sampah.

"Aku memang terpaksa masuk ke bidang ini, kakakmu juga pernah berpikir untuk membantuku menebusnya, tapi aku merasa tidak perlu, kamu boleh menganggap aku rela berada di jalan ini, tapi setidaknya aku tidak

merasa bersalah, aku bisa menepuk dada berkata, semenjak aku masuk ke bidang ini sampai sekarang, aku sama sekali tidak menggunakan sepersen pun uang kakakmu, apalagi mengkhianati tubuhnya.."

Sepanjang jalan, aku mengatakan sangat

banyak, Dania hanya duduk di samping kemudi dan mendengar dengan tenang.

kadang-kadang dia juga menyahut untuk membuktikan dia sedang mendengarkan ku.

Hingga tiba di tempat latihan mengemudi, hingga aku membuka pintu mobil dan bersiap-siap untuk turun dari mobil, Dania tiba-tiba menarik tanganku.

"Aku juga tidak tahu bagaimana aku harus mengatakannya, aku tidak pernah berada di posisi sepertimu, oleh karena itu aku tidak bisa memvonis kamu benar atau salah. Tapi, aku hanya tahu kalau kamu adalah orang baik, kamu pernah menyelamatkanku, namun tidak mengambil kesempatan untuk menyakitiku, dan saat itu aku hanyalah seorang gadis biasa, kamu

sama sekali tidak mengetahui latar belakang keluargaku. Dilihat dari hal ini, aku yakin kamu adalah orang baik."

Aku menatap mata Dania yang besar dan terang itu, " Jadi?"

"Jadi kita tetap adalah teman!"

Jawaban ini, tidak buruk, paling tidak membuatku sangat puas.

Setelah berlatih mengemudi setengah hari, siang hari kami makan bersama, sore hari, Dania menyuruh ibunya mencari sebuah mobil poustin tua dari perusahaan, walaupun sudah agak kumuh, tapi untungnya semuanya masih bisa berjalan lancar dan tidak ada masalah.

Oleh karena itu, aku pun mengendarai Poustin tua dan mencari sebuah lapangan kosong dengan Dania, menemaninya berlatih mengemudi.

Tidak dipungkiri, Dania lumayan pintar alam belajar mengemudi, hanya saja dia kurang percaya diri, saat mengganti gigi dia selalu menundukkan kepala melihat, selalu takut kalau dirinya akan salah mengganti gigi.

"Letak gigi tidak akan lari lagi, apa yang terus

kamu lihat?"

Di saat ke 10 kali dia menundukkan kepala melihat dan tetap tidak bisa mengubah kebiasaan buruknya ini, aku pun tidak sabar lagi, langsung menggenggam tangannya yang sedang menggenggam gigi, membantunya

membiasakan dengan letak beberapa gigi.

Hanya saja, saat aku mengajarinya dengan serius, wajahnya malah terlihat malu dan diam-diam mengamati ku, dia mengira aku tidak melihatnya.

Saat aku mengangkat kepala, dia begitu malu dan buru-buru menundukkan kepala.

Aku dengan perlahan menarik tangannya, lalu mengelusnya dengan lembut, berusaha untuk menenangkan suasana hatinya yang tegang, lalu

mencium tangannya yang putih itu.

"Dania, tanganmu sangat cantik!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!