Kecelakaan sang kakak membuat dirinya tidak punya pilihan lain selain menikahi calon kakak iparnya sendiri.Pernikahan tanpa cinta yang dia jalani ternyata harus melatih kesabarannya.Dan itulah yang harus dia lakukan.Ali bin Abi Thalib pernah berkata:"Yakinlah,ada sesuatu yang menantimu setelah sekian banyak kesabaran yang kau jalani,yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit."
Azalea itulah namanya,wanita berkerudung panjang dengan kecantikan luar biasa yang dia sembunyikan dari balik cadarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26 : Awal hubungan
Pesantren Al Hidayah.
"Cemburu?" Batin Azalea.
Azalea menggeleng sambil tersenyum sendiri.
"Tidak mungkin,itu tidak akan terjadi,umi hanya sembarangan bicara saja." Azalea masih berusaha meyakinkan diri jika apa yang di katakan umi itu hanya membuatnya jadi besar kepala.
Abi Ahmad mengajak Adam ke mesjid untuk sholat berjamaah,Gus Damar sudah lama pulang,siang ini,ia mendapat berita yang membuatnya tidak bersemangat,padahal tiap hari,Gus Damar akan ke rumah Abi dan mereka akan berangkat ke mesjid bersama.
Malam hari.
Azalea di kamar menunaikan shalat isya,sementara Adam sudah pulang dan sedang duduk di teras depan di temani Abi Ahmad.
"Kenapa Abi tidak bertanya sesuatu padaku?"
"Apa yang harus Abi tanyakan?"Tutur Abi tersenyum hangat.
Adam jadi merasa bersalah.
"Maksudmu tentang Azalea yang pulang membawa kopernya?"Lanjut Abi Ahmad.
Adam menunduk.Yang Adam tunggu adalah teguran atau apapun jenisnya dari Abi,sejak datang tadi pagi Adam sudah gelisah dan cemas,ia mulai mempersiapkan kata kata yang akan sedikit membantu jika Abi marah padanya.Tapi pikiran itu ternyata salah,Abi justru terlihat sangat santai.
"Nak,kalian sudah membangun sebuah perahu,dan kamu adalah nahkoda nya,tidak akan berjalan perahu itu dengan baik jika ada nahkoda lain di dalamnya."Tutur abi Ahmad.
"Abi tidak akan pernah mencampuri urusan kalian berdua,namun jika kamu butuh nasehat,datanglah pada Abi,meski mungkin tidak memberimu jalan keluar tapi setidaknya,itu bisa membantumu dalam mengambil keputusan."Lanjut Abi Ahmad.
Perkataan abi sedikit banyak menjadikan hati Adam menghangat.Beban pikiran yang terlalu banyak terkadang membutuhkan masukan dari orang yang tepat.Dan ke depannya,Adam pastikan akan selalu mengunjungi pesantren ini,menemui sang kekasih hati dan belajar ilmu agama dengan tekun.
Jantung Azalea berdegup kencang,bagaimana tidak,Adam sudah berada di dalam kamar sejak lima belas menit yang lalu.Otaknya terus berputar mencari cara agar dia tidak seranjang dengan suaminya itu,namun sejauh otaknya melanglang buana tidak juga ia menemukan sebuah ide.Jadilah ia berpasrah diri.
"Ini sudah jam sembilan,ayo kita tidur."Adam naik ke tempat tidur sempit itu.
Azalea menautkan kedua tangannya,masih berdiri terpaku menatap ke segala arah.Adam sampai harus menahan tawanya dengan sikap yang di tunjukkan Azalea.
"Kamu tidak mengantuk?"Tanya Adam,ia sudah merebahkan tubuhnya.
Azalea tidak menjawab.
"Kamu malu?"Adam tersenyum usil.
Azalea menggeleng sambil menunduk.
"Kemarilah,ini bukan yang pertama untuk kita berdua kan?"Adam menepuk tempat tidur di sebelahnya.
Azalea perlahan mendekat dan naik ke tempat tidur.Meski terlihat ragu,ia ikut merebahkan tubuhnya di samping Adam.Kepala Azalea baru menyentuh bantal,lengannya sudah menyentuh lengan Adam dan itu adalah bukti bahwa betapa sempitnya tempat tidur milik Azalea.
"Kamu akan tidur seperti ini?"Adam menyamping,memposisikan tubuhnya menghadap Azalea.
"La..lalu aku harus bagaimana mas?"Tanya Azalea,netra amber itu sesekali melirik pria di sampingnya.
"Buka jilbabmu.."
Azalea menatap Adam,netra mereka bertemu.Dan tanpa banyak bicara,Azalea bangun dan membuka penutup kepalanya.
Adam tersenyum.
Azalea kembali berbaring.
"Besok pagi aku harus pulang."
Azalea diam.Terus terang,ucapan Adam barusan membuat Azalea sedikit kecewa,keinginan bersama untuk waktu yang lama sangatlah besar,tapi itu belum bisa mengalahkan rasa bersalahnya pada Lily.
"Kenapa kamu meninggalkan rumah?"Adam menatap Azalea.Ia yang berbaring menyamping bisa dengan leluasa menikmati hidung mancung dan wajah putih mulus milik istrinya.
"Karena memang itu sudah seharusnya mas."Azalea pun menoleh dan memilih memposisikan tubuhnya sama dengan Adam,jadi saat ini mereka berbaring dengan saling berhadapan.
Adam menghela nafasnya.
"Tiga tahun lalu,aku pertama kali bertemu dengan kakakmu.Dia adalah salah satu pasien penderita penyakit jantung yang datang meminta bantuan pada ku.Lily harus menunggu lebih dari dua puluh tahun agar bisa di operasi.Papa Zaid sampai harus berkeliling mencarikan pendonor.Kakakmu pantang menyerah,terkadang ia harus menyembunyikan sakit yang ia rasakan agar papa dan mama tidak khawatir.Kamu bisa bayangkan,hidup selama itu dengan bayang bayang kematian yang setiap hari mengincar nyawanya bukanlah sesuatu yang mudah.Aku salut dengan kegigihannya.Dan mungkin karena kegigihannya itu,aku mulai menaruh hati padanya."
Azalea menyimak perkataan Adam.Masih dengan posisi yang sama,saling berhadapan.
"Dua tahun aku jalani menjadi kekasih dari kakakmu,dan selama itu,kami tidak pernah bertengkar seperti pasangan pada umumnya.Itulah yang membuatku nyaman bersama dengan Lily.Tapi,aku tidak tau,aku nyaman karena memang benar benar mencintainya ataukah hanya karena rasa kasihan."
"Mas mencintai mbak Lily,aku yakin itu."Ujar Azalea tersenyum.Dia mengucapkan kalimat itu tanpa sedikitpun beban di hatinya.
Adam menatap wajah Azalea lekat.
"Kamu tidak cemburu?"Tanya Adam.
Azalea menjawab dengan anggukan kepala.
"Maafkan aku jika setelah hari ini,aku akan lebih banyak menghabiskan waktuku dengannya."
"Aku paham mas.Aku juga sudah berjanji pada Abi dan mbak Lily,jika suatu saat nanti,aku akan memilih untuk menjauh.Memberikan kembali apa yang menjadi milik mbak Lily.Dan malam ini mungkin akan menjadi malam terakhir kita bersama mas."
Deg...
Jawaban Azalea membuat Adam terkejut.Sebenarnya bukan begitu maksud dari ucapannya.
"Kenapa kamu berkata seperti itu?Aku tidak bilang akan berpisah denganmu,dan jangan pernah harapkan itu terjadi karena aku tidak akan pernah melepaskan mu."Tatapan tajam Adam menusuk jantung Azalea.
"Mas,mbak Lily sudah sadar,dan beberapa bulan lalu,aku hanya menggantikannya,dan tentu saja aku harus mengembalikan semua pada tempat yang seharusnya."Tutur Azalea mencoba menahan air mata yang hampir luruh menerobos pelupuk matanya.
"Apa kamu pernah merasakan jantungmu berdebar saat bersamaku?"Tanya Adam,kali ini tatapannya sangat dalam, mengisyaratkan sebuah harapan yang nyata.
Azalea tidak menjawab,ia justru berbalik memunggungi Adam.
"Ini sudah sangat larut mas,ayo kita tidur."Ujarnya mencoba mengatur degup jantungnya.Bagaimana mungkin iya akan jujur dengan perasaannya yang sesungguhnya?Bolehkah sekali ini saja ia membohongi kata hatinya?
"Kamu belum menjawab pertanyaan ku."Adam menatap punggung Azalea.
"Tidak ada jawaban untuk pertanyaan mu mas."
"Ada!iya atau tidak!"
"Tidak."
"Kamu bohong."
"Aku sudah memberikan mu jawabannya mas."
"Lihat aku."
"Aku mengantuk."
"Aza...."
Azalea bungkam.Namun itu tidak lama,sebuah tangan kekar melingkar sempurna bagai selimut yang menghangatkan tubuhnya.Meski terasa hangat,tetap saja ia terkejut dan berusaha melepas pelukan Adam.
"Sebentar saja."
Akhirnya Azalea membiarkan Adam.
"Memelukmu seperti ini membuat hatiku tenang,tidakkah kamu merasakannya juga?"Ujar Adam.Kini tidak hanya memeluk,namun wajahnya ia benamkan pada rambut Azalea,mencium dan menghirup wanginya hingga semakin membuatnya berdebar.
"Setiap pagi saat melihatmu memasak,aku ingin berlari dan memelukmu,mengucapkan terima kasih untuk makanan enak yang selalu kamu sajikan.Setiap pagi sebelum berangkat kerja dan kamu mengantarku di depan pintu,aku ingin sekali mencium keningmu, mengucapkan terima kasih untuk semua perhatian mu.Saat melihatmu masuk ke kamar sendirian,aku ingin menarik dan mengajakmu tidur bersamaku,bercerita banyak hal seperti yang kita lakukan saat ini.Tapi,aku tidak melakukan itu semua,aku takut,kamu justru akan membenciku.Jangan berharap dengan pernikahan ini,itu yang aku katakan padamu,bukan sekali tapi berkali kali aku mengingatkannya padamu,tapi sekarang,aku yang berharap padamu,berharap agar kamu mau menerima ku sebagai imam mu,tanpa sesekali berfikir bahwa kamu hanyalah pengganti Lily.Karena aku tidak pernah menganggap seperti itu,aku sudah bersumpah di depan Allah,menjadikanmu pelengkap ibadahku.Lagian,aku tidak pernah bilang akan kembali menikahi Lily setelah ia kembali sadar,aku menikah hanya sekali dan itu dengan mu,tidak dengan yang lain,dan itu tidak akan pernah terjadi.
Deg....
Degup jantung Azalea berdetak dengan sangat cepat,seiring air mata yang coba ia tahan sejak tadi,namun kini lolos begitu saja tanpa permisi.
"Tahanlah sedikit lagi,ini tidak akan lama,aku hanya berusaha untuk menebus kesalahanku pada kakakmu.Setelah itu,aku akan kembali lagi,kembali memelukmu seperti ini."
Azalea sampai harus menggigit bibir bawahnya agar suara tangisnya tidak pecah dan terdengar oleh Adam.
Cukup lama mereka terdiam setelah kalimat Adam yang terakhir tadi.Hingga Azalea sudah mampu menguasai perasaannya dan kembali mencoba melepas tangan Adam yang bukannya melonggar justru membelitnya bak ular yang menemukan mangsa.
"Rawat mbak Lily dengan baik mas,dia adalah kakak ku satu satunya,meski esok atau lusa Allah memanggilnya kembali,pastikan ia pulang tidak dengan kosong."
Deg...
Adam terkesiap.
"Kamu tahu penyakit Lily?"Adam lengah dan melonggarkan pelukannya,mungkin karena terkejut dengan perkataan Azalea.
Azalea mengangguk.
"Katamu tadi sebentar saja,ini sudah sejam,kamu belum melepas ku."Azalea protes dan Adam pun melepas kan pelukannya.
Kini keduanya jadi canggung.
Azalea kembali berbalik,netra mereka bertemu.
"Terima kasih karena mas sudah mau jujur,ke depannya,Aza ingin mas selalu berkata jujur,pahit,manis,asin,rasa apapun yang mas rasakan,katakan lah padaku.Karena jika tidak,itu bisa membuatku jadi salah paham."
Adam tersenyum.Lalu mengangguk pasti.
"Boleh aku memelukmu?"
"Kenapa baru minta ijin?Perasaan mas baru saja melakukannya atas keinginan sendiri."
Adam seketika memeluk tubuh Azalea dengan erat,ijinnya memeluk,tapi pada kenyataannya,lebih dari itu.Adam membenamkan ciumannya di kening sang istri,ciuman yang sangat dalam dan penuh rasa cinta.
...****************...
.selamat berjuang adam menemukan istrimu kembali
bagus, aku suka