ibu dan anak
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adela Flos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jatuh Cinta
Buk.
Buk.
Buk.
Pukulan dan tendangan berkali - kali Vindra lakukan dia hanya bisa melampiaskan amarahnya dengan memukul samsak.
Hos.
Hos.
Hos.
Setelah lelah dia duduk dikursi lalu mengambil air mineral.
Rasa segar sampai ketenggorokan, dengan meluapkan amarahnya dia lebih tenang, Dia teringat ucapan Rehan tadi sore
"Vin" pangil Rehan.
Hanya dijawab deheman sama Vindra. Lalu Rehan mendekatkan mulutnya ketelinga Vindra.
"Dia sudah kembali kejakarta" ucap Rehan berbisik ketelinga Vindra.
Vindra hanya mengangguk.
"Awasi terus"
"Oke"
"Ternyata kamu ada disini" suara mamanya membuyarkan lamunanya, Vindra menoleh kemamanya.
"Kamu kenapa mmm?"
"Nggak ada apa -apa ma"
"Udah malam apa kamu nggak capek"
"Kalau Vindra tidak latihan badan terasa pegal semua ma"
"Kamu tu, udah, sana gi mandi, bau" Anggi pura - pura menutup hidungnya.
"Oke syantik" goda Vindra sambil mengecup pipi mamanya. Anggi hanya geleng - geleng
Dikantin sekolah.
Alea membawa dua buah mangkok bakso dan duduk disebelah Dila.
"Wah udah datang baksonya, tenks ya Lea"
Hmm Alea mengangguk, mereka menikmati bakso favorit mereka.
"Kamu ngapain Dil?" tanya Alea yang melihat Dila sibuk sendiri.
"Ngapain kamu foto dia" setelah tau apa yang dilakukan Dila.
"Berbagai ekpresi kak ketos tetep keren, coba lihat" Dila menunjukan hasil beberapa foto jepretanya ke Alea.
"Keren dari mana, nggak ada yang bagus - bagusnya" sambil mengeser foto melihat - lihat.
Karena Alea sibuk menggeser - geser foto dihand pone Dila, Vindra tiba - tiba menyrobot hand pone yang dipegang Alea.
"Eh..." Vindra melihat foto dirinya dihand pone.
"Kalau mau foto bilang aja, jangan sembunyi - sembunyi, takut ketauhan"
"Apaan sih, balikin nggak"
"Nggak"
"Kembalikan hp nya" tanganya sambil meraih tapi Vindra menjaukan dari nya.
"Mau dikembalikan hp nya, coba ambil kalau bisa" Vindra mengangkat tanganya tinggi - tinggi.
Ck.
Karena Vindra lebih tinggi dari Alea lalu Alea naik ke kursi dan dia mengambil hand pone dari tangan Vindra.
"Jangan mentang - mentang kamu tinggi ya, kamu kira aku tidak bisa mengambil hp dari tanganmu" muka Alea yang didekatkan tepat didepan muka Vindra.
Deg. Jantung Vindra, begitu juga dengan Alea.
Alea baru sadar kalau muka mereka hanya berjarak beberapa inci, dia langsung menjauhkan mukanya dan turun dari kursi.
"A ayo Dil kembali kekelas" ajak Alea tapi berjalan lebih dulu, dan disusul Dila.
"Iya"
Sedangkan Vindra masih terpaku seperti terhipnotis.
"Woi sadar bro" Bima menepuk bahu Vindra.
"Gue emang sadar" lalu Vindra juga pergi dari sana.
"Kenapa tu ketos?" tanya Tomy.
"Kayaknya ada bau - bau... cinta" kata Revan sambil seperti menghirup mewanginan.
"Bukan, coba lu hirup lagi" ucap Tomy.
Saat Revan mengendus tangan Tomy yang bau kentut didekatkan kehidung Revan.
"Ah sialan lu" Revan menutup hidungnya.
Bima sama Tomy terbahak.
"Meski gue kasih pelajaran tu anak" marah Carla, Carla melihat saat Alea naik kekursi dia tidak suka cowok yang dia taksir dekat sama cewek lain.
"Beraninya dia caper sama Vindra, Dil, Dew nanti kita beri pelajaran anak kampungan itu" lanjutnya.
"Oke" jawab mereka berdua.
Diruang tempat tongkrongan gengnya Vindra, Vindra duduk dengan kaki yang selonjoran tangan dilipat kedada mata merem.
Masih teringat jelas wajah Alea, terbayang dipelupuk matanya benar - benar berbeda dari yang lain.
Saat Vindra lagi asik membayangkan wajah Alea yang akhir - akhir ini menggangu pikiranya, ketiga temanya datang menggangu, Mereka datang masih tertawa
"Kentut lu bau menyan, gila" kata Revan.
"Hhhh wangi kayak gitu bau menyan" Tomy yang masih tertawa.
"Lu juga mau menghirup kentut gue juga nggak" tawar Bima.
"Lu berani gue beri lu" Revan sambil mengangkat kepalan tanganya.
Hhhh.
"Kenapa lu Vin?" tanya Bima, setelah beberapa saat mereka berhenti tertawa.
"Lu nggak lihat gue lagi tidur" jawab Vindra.
"Maksud gue hati lu nggak kenapa - napa"
"Maksud lu apa?"
"Ah kelamaan lu Bim, maksudnya lu sedang jatuh Cinta" ucap Tomy.
"Sang pujangga cinta bertanya pake berbelit - belit segala" lanjutnya.
"Kalau kalian masih ingin disini jangan banyak tanya"
"Ketos nggak mau ngaku"
ganti panggilan a thoor.
kata cerai jadi ceria. aduh,, mohon di perbaiki lagi penulisannya meski sudah tamat ini cerita.