NovelToon NovelToon
HIJRAH CINTA ANNISA

HIJRAH CINTA ANNISA

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:13.1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Nabila.id

Hijrah Cinta Annisa

Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.

***

Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.



Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.

Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.

Akankah Cinta bersemi diantara kami.

Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Keberanian Tamara

..."Hidup bukan hanya tentang mendapatkan apa yang kita inginkan. Tetapi tentang menghargai apa yang kita miliki"...

...🍁...

Emran berbalik untuk kembali keluar dari kamar Annisa. begitu juga Annisa yang menyusul berjalan di belakang Emran .

Langkah Emran kembali terhenti.

"Kau tidak perlu mengantarku !" Ucap nya dingin.

Annisa tampak mengerutkan dahi mendengar ucapan mantan bos besarnya tersebut.

"Aku bisa sendiri, kau hanya perlu menjaga putriku dengan baik ! " Ucap Emran lagi masih dengan suara dingin.

Merasa jengah dengan ucapan Emran, Annisa pun akhirnya angkat bicara

"Tuan !. Saya mengikuti langkah tuan, bukan untuk mengantar tuan keluar, namun saya ingin menutup pintu kamar saya !" Jawab Annisa dengan sedikit ketus.

Mendengar hal itu Emran pun sedikit dibuat telak, namun bukan Emran namanya jika tidak dapat berkilah.

"Oke" Jawabnya dengan suara dingin, seolah tidak pernah berbuat kesalahan.

Annisa hanya menggelengkan kepala, melihat tingkah mantan atasan sekaligus bos besarnya tersebut.

"Aneh tapi ini nyata" Gumam Annisa dalam hati.

Setelah keluar dari kamar Annisa, Emran tidak lantas segera pergi, Emran menyempatkan diri untuk mencari Abi Ali dan Sang Ummi, Untuk sekedar berpamitan dan meminta maaf karena bertamu di jam yang tidak seharusnya.

Emran pun mengedarkan pandanganya, mencari sosok yang dia cari.

"Nak Emran" Panggil Abi Ali yang seperti baru saja masuk ke dalam rumah, melalui pintu samping rumah.

"Nyari bapak ?" Tanya Abi Ali kemudian. Emran menganggukkan kepala dengan sopan dan di sertai senyum ramah di wajah tampannya.

"Bapak baru saja dari masjid, selesai mengisi kajian sebentar" Ucap Abi Ali menjelaskan.

Emran kembali menjawab dengan anggukan kepala.

"Maaf pak Ali, Saya mengganggu waktu anda dan keluarga" Ucap Emran sungkan

"Tidak. Tidak masalah nak Emran" Ucap Abi Ali ramah.

"Bapak senang nak Emran berkunjung, itung-itung silaturahmi" Ucap ramah Abi Ali.

"Ya begini lah kondisi rumah Annisa Nak Emran, mungkin beda dari Rumah nak Emran di sana" Ucap Abi Ali basa-basi.

"Bapak juga senang nak Emran Datang, karena silaturahmi yang baik, InshaAllah juga akan mendatangkan kebaikan" Ucap Abi Ali lembut pada Emran.

Emran mengulas senyum ramah dengan anggukan kepala.

"Terima kasih, karena kedatangan kami di sambut baik oleh Bapak dan keluarga " Ucap Emran

"Kalau begitu saya pamit pak" Ucap Emran dengan mengulurkan tangan pada Abi Ali.

Setelahnya Abi Ali meraih tangan Emran dan menjabat tangan tersebut begitu erat.

Ada desir aneh yang seketika menjalar di dada Emran, semacam merasakan sengatan listrik namun bukan yang menyakitkan.

Emran hanya bergelut dengan pikirannya sendiri, dan enggan untuk mengutarakan.

Setibanya di parkiran Amir segera membuka kan pintu untuk Emran .

"Nak Emran" Panggil Abi Ali sebelum Emran masuk kedalam mobil.

"Ya pak " Jawab Emran ramah.

"Jika tidak sedang sibuk, Bapak mengundang Nak Emran besok untuk datanglah kemari" Ucap Abi Ali dengan ramah.

Setelah mendengar penuturan dadi Abi Ali, Emran pun menganggukkan kepala, seraya tersenyum pada sosok laki-laki tua di hadapannya tersebut.

"InshaAllah. Sekali lagi saya permisi pak, dan terima kasih "

"Assalamualaikum" Ucap Emran mengakhiri pembicaraan diantara keduanya.

"Waalaikumsalam" jawab Abi Ali singkat di sertai dengan senyuman di wajahnya.

***

Di waktu yang sama, Namun tempat yang berbeda.

"Cih. Kalian beraninya keroyokan" Ucap Tamara kesal melihat beberapa pria bertubuh gempal tengah mengikatnya di kursi.

"Bilang pada bos kalian, aku tidak pernah takut, Dasar pengecut !" Ucap Tamara mengacau dengan tatapan tajam.

Tidak perlu bertanya siapa yang melakukan hal kotor tersebut, Tamara jelas tahu siapa yang telah menyuruh orang-orang di hadapannya itu.

Meski Tamara juga bukan merupakan orang baik, namun dia tidak pernah berfikir untuk bertindak konyol seperti ini. Kalaupun ingin berbuat kejahatan atau kecurangan, setidaknya Tamara tidak pernah melibatkan orang lain.

Di saat berada di kediaman Abi Ali, Tamara memang seolah begitu lemah, dan mengharap belas kasihan Annisa agar tidak di bawa oleh orang-orang tersebut. Hal itu dia lakukan agar tidak memancing keributan, terlebih disana merupakan pesantren.

"Nona sebaiknya anda diam" Ucap salah satu dari laki-laki di hadapannya.

"Diam. Cih . Tidak Sudi aku mengikuti perintah mu !" Ucap Tamara ketus.

Sejujurnya Tamara merupakan gadis tangguh, bahkan dia juga mempelajari ilmu bela diri, meski dia seorang model terkenal, namun semasa sekolah dia mengikuti kursus bela diri.

Hanya saja tidak banyak orang yang tahu akan hal itu, bahkan Zyan sendiri tidak pernah mengetahui kemampuan Tamara yang satu ini.

Kebanyakan orang hanya tahu jika Tamara seorang model terkenal, yang gayanya begitu lemah gemulai.

Namun sadar diri meski Tamara menghabiskan seluruh energi dan tenaganya, dia tetap tidak akan mampu melawan belasan orang yang di perintahkan untuk menjaganya.

Meski dalam kondisi tersulit, namun Tamara tetap dapat Berfikir jernih, dia akan mengikuti permainan yang di jalankan. Tamara akan tetap bermain cantik untuk melawan orang-orang tersebut.

Terlihat beberapa orang penjaga tersebut yang menguap, Manahan kantuk yang teramat sangat. Terlebih mereka hanya berdiri sedari tadi.

"Heh botak ! , Apa kau tidak lelah berdiri di sana " ucap Tamara dengan menggerakkan dagunya mengarah pada seseorang yang bertubuh gempal dan memiliki kepala botak yang hitam mengkilat.

Mendengar hal itu beberapa orang diantaranya hanya dapat menahan tawa.

Sesungguhnya yang dikatakan botak oleh Tamara tersebut merupakan salah satu pimpinan mereka.

Tidak ada perasaan takut atau gentar dalam hati Tamara menghadapi orang orang tersebut.

"Nona kau jangan keterlaluan" Jawabnya kesal pada Tamara .

"Aku keterlaluan ?, Bukankah memang kau botak !" Ketus Tamara dengan memutar bola matanya.

"Sayang aku tidak menghajar wanita" Ketus si botak, yang mulai tersulut emosi.

"Cih, Tidak menghajar wanita ?" Apa kau takut Tanya Tamara balik.

Si Botak tersebut semakin dibuat geram dengan mulut Tamara yang begitu pedas seperti cabai. Sementara rekanya yang lain hanya tersenyum-senyum mendengar ucapan Tamara yang seolah memojokkan nya.

"Hei Ompong. Kenapa kau tertawa. Apa kau mentertawakan temanmu yang botak itu !" Ketus Tamara lagi mengarahkan dagunya pada sosok laki-laki tua yang memang gigi depannya telah ompong.

Seperti pernah mengalami Bogeman yang begitu keras hingga gigi bagian depan nya tanggal beberapa.

Mendengar hal itu Kembali rekan sesama penjahat lainya ikut tertawa.

Si ompong pun ikut di buat geram dengan Kelakuan Tamara.

Dia sampai maju dan ingin melayangkan bogem pada Tamara, Namun secepat kilat beberapa orang menghalau tubuhnya untuk kembali mundur.

"We we we tenang bro, Lo gak mau kan bos marah kalau kita apa-apain dia" Bisik salah seorang pada rekan Ompongnya tersebut.

Suaranya sangat pelan, namun masih jelas terdengar oleh Tamara.

"Cih dasar. Pengecut !" Gumam Tamara lirih dengan senyum sinis.

Tamara bukan tanpa alasan mengajak orang-orang tersebut mengobrol, Tamara sedang berusaha meneliti ruangan tersebut untuk melancarkan aksinya.

Tidak mungkin baginya bisa bebas mengedarkan pandangan, sementara dia di jaga ketat oleh beberapa orang.

"Aku lapar , Bisakah kau memberiku makanan !" Tanya Tamara dengan suara dingin.

Beberapa orang penjaga disana hanya saling pandang satu sama lain.

"Tunggu sebentar " Jawab salah seorang dari mereka, yang setelah ya keluar untuk mencarikan makanan.

Tamara hanya memutar bola matanya malas.

***

1
Dessy Christianti
Luar biasa
Warni Arni
Klu tdk yakin knp di Terima siii
Warni Arni
Luar biasa
Nabila hasir
baru masuk lihat kamarnya annisa sdah terpesona.
apa lagi lihat di balik cadarnya anissa.
wahhh takutnya emran kena serangan cinta jantungnya
Moh Yasin
dasaar bego jadi ceo tapi bodoh gmn cerita nya
Moh Yasin
zyan yg nolongin ya
Moh Yasin
hahh bisa aja anaknya di kelabuhin
Moh Yasin
unboxing 👍
Moh Yasin
hahaaa kacian gigit jari deh
Moh Yasin
semangat 👌
Moh Yasin
melongo deh
Srianriani Jaya
bagus alurnya ringan
Moh Yasin
. MasyaAllah 👍🥰🥰🥰
Moh Yasin
bagus nis jgn kalah ama si jalang
Moh Yasin
dasar jalang
Widiawati Syamsudin
Anisa bodoh
Moh Yasin
bagus nisa 👍👍👍🥰
Moh Yasin
bagus thor👍
Moh Yasin
menarik 👍
Moh Yasin
ah pengantin baru malu malu meong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!