Kisah seorang gadis cantik, arogan, dan tentunya kaya raya.
Kesombongannya membuat orang-orang takut mendekatinya.
Seketika semuanya hancur tepat di hari pertunangannya, Kania nama gadis itu menemukan adik tiri dan calon suaminya bercumbu di sebuah apartemen.
Sedih, emosi bercampur jadi satu. Kania pulang mengemudi dengan kecepatan tinggi hingga terjadi kecelakaan naas itu.
Kania terlempar dari dalam mobil hingga wajahnya rusak parah dan tidak di kenali.
Wajahnya yang buruk membuat Ari Laksono, ayah kandungnya yang dulu selalu menyanjungnya membuangnya begitu saja karena gengsi.
Bukan cuma itu saja, bahkan dua teman baiknya menjauh karena Kania sudah tidak seperti dulu lagi.
Penderitaan Kania tidak sampai disitu saja, ibunya yang selama ini mengalami depresi tiba-tiba di vonis gagal jantung.
Di tengah kebingungannya mencari uang untuk pengobatan ibunya akhirnya Kania memilih jalan pintas dengan menjual kesuciannya di pelelangan dunia malam.
Hanya ada di @noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6. PENYIKSAAN TINA
Detik berganti menit, menit berganti jam hingga tidak terasa matahari sudah menampakkan wajahnya di ufuk timur.
Kicauan burung-burung dan juga Kokok ayam jantan menyambut datangnya sang pemilik cahaya.
Disebuah rumah mewah, tampak seorang wanita paru baya tergesa menuruni anak tangga.
Kakinya yang jenjang seakan-akan tidak menyentuh lantai.
Perempuan itu melangkah ke sebuah ruangan yang terdengar keributan.
"Ada apa ini? Bentaknya setelah tiba di sana.
"Nyonya Tina mengamuk lagi seperti biasa nyonya" balas seorang pelayan.
"Kamu memang tidak bisa diatur, dasar perempuan gila" geram Rita.
"Ciu....." semburan air ludah menempel tepat di wajah Rita.
"Beraninya kamu meludahi ku perempuan gila."
Rita menjambak rambut panjang perempuan yang saat itu duduk di kursi roda dengan kedua tangan terikat pada sisinya.
Perempuan itu menjerit kesakitan.
"Rasain kamu, kamu kira Kania dan suamiku akan datang menolong mu? Jangan mimpi kamu. Mereka berdua masih dalam kendaliku, salama aku ada mereka tidak akan bisa berbuat lebih padamu. Ha...ha...ha..."
Tawa Rita menggelegar dalam ruangan.
"Mami, ada apa ini ribut-ribut? Seorang perempuan seksi datang menenteng tas kecilnya.
"Perempuan gila ini mengamuk lagi mengganggu ketenangan dalam rumah."
"Kenapa tidak dibuang saja di jalan atau di titip di panti jompo."
"Biarkan dulu ibu puas menyiksanya setelah itu baru kita lempar dia ke jalanan. Kalau Rere mau silahkan mumpung gratis...ha...ha..ha" Kembali Rita tertawa.
"Amit-amit, Aku tidak mau mengotori tanganku dengan menyentuh tubuh gembel ini."
kembali sekali lagi terdengar langkah kaki datang mendekati mereka.
"Aku cari-cari kalian dikamar ternyata kalian ada disini. Apa Tina bikin ulah lagi? Ari yang juga baru tiba di tempat itu.
Melihat kedatangan Ari dengan cepat Rita mencakar tangannya sendiri.
"Tina menyakiti ku saat aku memberinya makan. Sayang aku begitu takut padanya. Lihatlah."
Rita mengangkat sedikit tangannya dan memperlihatkan pada Ari.
Rere dan pelayan yang di sana seketika terbelalak tak kalah melihat tangan Rita merah bekas cakarannya sendiri.
"Sayang, pasti ini sangat sakit." Ari mengusap lembut tangan Rita.
Kepalanya diangkat, kedua matanya memerah, pria paru baya itu melangkah mendekat kearah Tina dan....
Plak......
Satu tamparan keras mendarat di wajah perempuan paru baya itu. Kali ini dia tidak menjerit seperti saat Rita menjambak rambutnya.
Tina malah mengangkat sedikit ujung bibirnya.
"Kenapa mas menyakitinya?
Rita berlari kecil dan memeluk Tina dari belakang.
Kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh Tina, dengan cepat Tina menggigit tangan Rita hingga perempuan itu menjerit-jerit bak serigala.
"Lepaskan Tina." Ari dan Rere membantu Rita dengan menarik kepala Tina.
Dengan susah payah akhirnya tangan Rita terlepas.
Tina tertawa lepas, dia benar-benar puas sudah melakukan itu pada Rita.
"Kamu memang tidak bisa di biarkan tinggal di sini, tempatmu itu hutan tidak layak bergaul dengan manusia. Pelayan bungkus semua barang-barangnya dan bawa dia ke panti jompo."
"Jangan mas, apa kata orang-orang nanti jika mengetahui hal ini. Nama baik kita akan tercoreng. Biarkan dia di sini, aku janji akan merawatnya dengan baik."
"Dia baru saja menyakitimu tapi kamu masih membelahnya, kamu benar-benar berhati malaikat"
Ari mencium kening Rita, Rita diam-diam tersenyum kearah Tina. Seolah berkata kalau kemenangan selalu ada di pihaknya.
Ketiganya keluar dari dalam ruangan itu menuju kearah ruang tengah.
"Kamu mau kemana berpakaian rapi seperti itu?
tanya Ari saat mereka sudah duduk di sofa ruang tamu.
"Rere mau ke rumah Riko sekalian mengajak Riko jalan-jalan."
"Menemui Riko dengan dandanan seperti itu? Ari memperhatikan inci demi inci pakaian yang di gunakan Rere
"Apa salahnya? Yang salah itu kalau Rere mengenakan gaun pengantin. Lagian bajuku ini masih terlihat sopan"
"Memang tidak ada yang salah tapi ada baiknya berpakaian sopan agar keluarga Riko bisa menilai kalau selama kami mendidik mu dengan baik. Dan papi perhatikan akhir-akhir ini kamu sering sekali menemui Riko. Ingat Rere, Riko itu calon kakak iparmu, jadi kamu harus punya batasan."
"Apa salahnya si pi, adik ipar dekat dengan kakak iparnya. Ingat ya pi sebelum janur kuning melengkung itu berarti semuanya masih bisa berubah. Aku pergi dulu, Riko pasti sudah lama menungguku."
Rere berdiri lalu melangkah pergi meninggalkan mereka begitu saja.
"Anak itu. Lama-lama di ngelunjak juga"
"Sudahlah sayang, biarkan Rere menikmati masa mudanya. Ngomong-ngomong bagaimana kerja sama kita dengan keluarga Sanjaya?"
"Setelah Kania dan Riko menikah, semua akan berjalan lancar. Perusahan kita tidak akan kekurangan dana lagi dan kita bisa membentangkan sayap perusahaan ke kota lain."
"Enak saja, sebelum Kania masuk dalam keluarga itu, Rere yang harus masuk dulu. Emas yang sudah ada di genggaman tidak akan aku lepaskan untuk jadi milik orang lain. Pokoknya Riko harus jadi menantu dari garis keturunanku." ucap Rita dalam hati.
"Baiklah kalau begitu, aku ke perusahaan untuk memantau para pekerja di sana, kamu jangan masuk ke ruangan Tina kalau ada apa-apa biarkan pelayan yang mengurusnya."
Setelah kepergian Ari, Rita kembali berdiri. Perempuan itu kembali keruangan Tina.
Entah mau apa lagi perempuan itu pada wanita yang tidak berdaya itu.
"Sekarang tinggal kita berdua. Tadi kamu menyakitiku sekarang giliranku yang akan membuatmu sengsara. Pelayan bawa dia ke kamar mandi."
Mendengar perintah Rita, sang pelayan yang tadinya duduk segera berdiri dan mendorong kursi roda Tina menuju kearah kamar mandi.
"Kamu mau apakan aku? ronta Tina diatas kusti roda.
"Aku akan membuat hidup segan mati pun tak mau."
"Dasar perempuan iblis kamu Rita, suatu saat aku akan membalas mu, ingat itu!"
"Perempuan gila sepertimu punya daya apa membalas ku, yang ada kamu akan jadi budak mainanku selamanya...ha...ha...ha.."
"Lepaskan ikatannya? Perintah Rita saat mereka sudah tiba di kamar mandi yang ukuranya cukup luas.
"Tapi bagaimana kalau dia mengamuk nyonya?"
"Tenanglah, itu semua sudah aku pikirkan. Karyo kemarilah." teriak Rita pada sang penjaga kebun.
Tidak lama kemudian seorang pria berkulit hitam legam datang .
"Ada apa nyonya?"
"Jangan banyak bertanya, ikuti saja perintahku. Lepaskan ikatannya."
Sang pelayan dan karyo pun segera membuka pengikat tangan Tini.
Rita segera mencelupkan kepala Tini kedalam bak. Tini meronta, tapi sayang tenaganya tak sanggup menahan kekuatan ketiga orang itu.
Di celup beberapa menit lalu diangkat, itu di lakukan Rita beberapa hingga Tina sudah tidak bertenaga lagi.
Gelembung keluar dari dalam air.
"Tinggalkan dia kedinginan disini."
Ketiganya pergi meninggalkan Tina yang terbaring di lantai tak berdaya.
Lnjut thor..
ada ada saatnya kamu akan merasakan kebahagiaan..
anggap saja ini penebus dosamu di masa² kamu masih sombong ..
fighting
Kmu harus jdi perempuan kuat & tangguh..
Sprtiny medi jodohnya linda..
tetap update
justru si cupu itu kyaknya yg nanti bkal nolongin kania...🤭🤭🤭