Dijual sang paman dan di beli oleh mafia kejam.
Yura Milea seorang gadis belasan tahun harus rela mengandung benih pewaris untuk seorang mafia kejam.
Leonard Sebastian Johson, pria kejam itu membutuhkan seorang wanita untuk mengandung benih darinya sesuai permintaan Daddynya yang menderita penyakit akut.
Meski Yura bukanlah type ideal baginya pernikahan itu pun harus di laksanakan.
Bagaimana nasib Yura ketika di rahimnya tumbuh benih sang pewaris, sedangkan ia begitu membenci Leonard Sebastian yang selalu menghina dan merendahkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tes DNA
Karena sudah merasa dirinya tak lagi jadi buronan sang suami. Yura kini bebas keluar dari rumah Bu Tuti. Namun ia memang tak diizinkan untuk keluar sendiri dari rumah itu.
Hanya saja keberadaan Yura kini sudah diketahui masyarakat sekitar kediaman Bu Tuti.
Dengan leluasa Yura pun menyapu halaman luar rumah Bu Tuti sambil bersenandung.
Semua warga pun tahu jika Yura calon janda yang sedang berseteru dengan suaminya. Banyak juga pria yang kini diam-diam mengincar Yura dan hendak menjadikannya calon istri karena kecantikannya.
Ketika sedang asik menyapu seorang kurir bunga datang menghampiri Yura.
" Kiriman bunga mbak," ucap kurir tersebut.
Yura menoleh ke arah kurir kemudian menghampirinya.
" Kiriman bunga untuk siapa pak ?" tanya Yura. Ia sempat curiga jika kurir itu salah alamat. Karena selain dirinya, hanya ada Bu Tuti di rumah itu.
" Untuk yang tersayang, istri ku . "
Pak kurir tersebut membaca tulisan di sebuah kartu berbentuk hati yang menggantung di salah satu ranting bunga handbuket tersebut.
" Istri, memangnya dari siapa pak ?" Yura menerka jika itu adalah kiriman bunga pak Iwan untuk Bu Tuti.
" Dari tuan Leon Sebastian, Mbak.
" Hah dari tuan Leon ?"
Yura tak percaya, seorang laki-laki arogan seperti Leon bisa mengirimkan bunga untuknya.
" Mohon terima dan tanda tangan mbak. " Kurir tersebut pun menyodorkan sebuah nota
" Ih kalau saya gak terima gimana pak. Kembali kan saja bunga itu pada si pengirimnya. "
"Aduh jangan gitu mbak. Nanti saya yang terkena dampaknya. Saya bisa kehilangan pemasukan jika anda menolak menerima bunga ini . Karena tanda tangan anda adalah syarat tagihan kepada tuan tuan Leon," papar kurir tersebut.
Yura sebenarnya ingin menolak segala sesuatu pemberian Leon. Ia juga bermaksud mencari pekerjaan agar biaya hidupnya tak membebani bu Tuti. Namun Bu Tuti melarangnya.
" Yah sudah deh," ucap Yura sambil meraih buket yang disodorkan oleh kurir tersebut.
" Terimakasih mbak. " Kurir pun kembali ke motor dan pergi meninggalkan halaman rumah Bu Tuti.
Yura membawa masuk buket tersebut dari kemudian menaruhnya di atas meja.
" Kiriman bunga dari siapa tuh ?" tanya Dimas ketika ia kebetulan lewat di hadapan Yura.
" Dari tuan Leon Sebastian."
" Ehm so sweet sekali," cetus Dimas ia pun berlalu meninggalkan Yura.
Yura melihat secarik kertas yang terselit di antara tangkai bunga.
Yura membaca tulisan tersebut."Pulanglah Sayang aku merindukan mu."
" Ehm dasar orang aneh,dia pikir aku percaya begitu saja."
Yura kemudian meletakkan buket tersebut di atas meja dan kembali melanjutkan tugasnya. Tanpa sepengetahuan Yura, Leon juga mengirimkan beberapa kebutuhan sang istri mulai dari makanan dan juga kebutuhan primer yang lainya melalui Bu Tuti.
Bu Tuti tak keberatan menerima kiriman Leon itu karena ia merasa Leon berhak menafkahi sang istri dan berhak juga mendapatkan kesempatan kedua.
Setelah meletakkan bunga tersebut di atas meja Yura kembali melanjutkan perjalanan.
Kadang-kadang ia bernyanyi sambil mengerjakan tugasnya untuk sekedar menghibur dirinya yang merasa kesepian.
Sejak kedatangan Leon di rumah itu, Dimas sedikit menjaga jarak antara dirinya dan Yura. Itu karena Dimas yang mulai menyukai Yura tak ingin larut dalam perasaannya.
Dimas sendiri sadar , terbentang jarak yang sangat jauh antara dirinya dan Yura. Yang hampir tak mungkin untuk mereka bersama.
Dimas jadi lebih sering menghabiskan waktunya di luar rumah.
Namun keluarga itu tetap hangat. Pak Iwan dan Bu Tuti tetap bersikap baik pada Yura. Mereka juga sudah menganggap Yura bagian dari keluarga mereka.
***
Tuan Hideki saat ini tengah menunggu hasil tes DNA dirinya dari tim forensik yang akan digunakan untuk menindak lanjuti laporannya.
Hasil DNA kemudian dicocokkan dengan DNA milik Ryo untuk mengetahui hubungan antara mereka.
Setelah hasil DNA keluar, dapat dipastikan jika Ryota dan Hideki adalah saudara dari garis keturunan ayah mereka. Proses pencarian keponakan tuan Hideki pun langsung di proses.
***
Yura dan Bu Tuti dikagetkan dengan kedatangan dua orang polisi di depan rumahnya.
Yura dan Bu Tuti yang sedang asik mengobrol tersebut segera keluar menghampiri polisi yang kini berada di depan pintu rumah mereka.
" Selamat siang ibu ," ucap Polisi tersebut.
" Iya ada apa ya Pak ?" tanya Bu Tuti.
" Saya ditugaskan untuk menyampaikan informasi jika saudara Yura Milea diminta untuk melakukan tes DNA. "
.
" Tes DNA untuk apa ya pak?" tanya Bu Tuti yang juga mewakili pertanyaan Yura. Padahal baru saja Yura melakukan visum untuk memperkuat laporannya terhadap Welly.
" Seseorang berkebangsaan Jepang telah melaporkan kehilangan keponakannya yang menghilangkan pasca kecelakaan yang menimpa mendiang Ryota Sadao dan Chelsea. Dan diduga keponakan yang bernama Shena tersebut adalah anda."
Yura kaget mendengar penuturan polisi tersebut. Pasalnya ia menduga jika yang mencari keberadaan dirinya adalah pamanya yang berkebangsaan Jepang.
" Ojisan,"lirih Yura . Ia pun terharu hingga meneteskan air matanya. Akhirnya sang paman datang ke Indonesia untuk mencari keberadaan dirinya. Selama ini ia mengira jika pamannya tersebut sudah tak lagi peduli terhadap dirinya hingga membiarkan tinggal bersama pamannya yang jahat itu.
Meski ia tak Fasih bahasa Jepang. Namun Yura ingat bagaimana ia cara memanggil pamannya.
" Bagaimana? Apa anda bersedia ?"tanya petugas berseragam coklat tersebut yang seketika membuyarkan lamunan Yura..
" Iya pak saya bersedia," tutur Yura dengan semangat.
" Baiklah, kalau begitu bisa ikut kami sekarang?"tanya polisi tersebut.
Karena pihak kepolisian telah menjamin keamanan untuk Yura, maka Yura di jemput setiap kali ada pemeriksaan yang menyangkut laporannya dan kasus yang berkaitan langsung dengan dirinya.
" Bisa Pak." Yura menyambut baik. Ia sudah tak sabar untuk bertemu dengan saudara ayahnya.
" Bu, Yura bolehkan ikut pak polisi ini ?"tanya Yura.
Bu Tuti tersenyum. "Tentu saja boleh Nak. Pergilah semoga kamu bisa segera bertemu dengan pamanmu."
" Sebentar ya pak. Saya ganti pakaian dulu. "
" Iya silahkan."
Yura masuk kedalam kamarnya, beberapa saat kemudian ia kembali keluar menemui polisi tersebut.
" Bu Yuta pamit ya," ucap Yura dengan haru.
" Iya Nak, semoga kebenaran dari kasus kecelakaan orang tua kamu terungkap dan kamu bisa kembali menemukan keluarga mu," ucap Bu Tuti.
" Terimakasih Bu. "
Yura pamit dengan mencium punggung tangan wanita yang sudah berbuat baik kepadanya tersebut.
Kemudian ia bersama polisi masuk ke dalam mobil menuju laboratorium forensik untuk melakukan tes DNA .
Yura begitu menikmati perjalanannya selama di dalam mobil. Sekitar setengah jam perjalanan mereka pun tiba di tempat tujuan.
Ternyata kedatangan Yura di laboratorium forensik sudah ditunggu oleh pamannya Hideki.
Melihat Yura yang baru saja memasuki lobby laboratorium, tuan Hideki buru-buru menghampirinya. Ia begitu mengenali keponakan tersebut.
" Sheina! " Panggilan tuan Hideki.
Yura kaget melihat sesosok pria yang begitu mirip dengan mendiang ayahnya.
" Ojisan," lirih Yura dengan haru.
Tuan Hideki langsung menghampiri Yura dan menghambur memeluknya. Begitupun Yura yang langsung menyambut baik pelukan pamannya tersebut.
" Sheina," ucap Tuan Hideki sambil mengusap punggung Yura.
" Ojisan, hiks hiks."
Hanya kata itu yang bisa Yura ucapkan, karena banyak hal yang hilang dalam memori otaknya akibat kecelakaan terjadi. Belum lagi otaknya selama ini berisi Informasi yang salah dari pamannya Welly.
Keduanya pun saling memeluk haru. Dari bahasa tubuh mereka tersirat kerinduan dan rasa kasih sayang. Meski masing-masing mereka tak saling mengerti akan bahasa yang digunakan.
Beberapa saat saling memeluk, keduanya pun melepaskan pelukannya. Keduanya hanya melempar senyum karena tak tahu harus bicara apa.
Yura juga tak fasih berbahasa Inggris, meski dulu ketika masih kecil ia bersekolah di sekolah internasional.
Meski kesulitan dalam hal berkomunikasi.Namun tak membuat mereka tampak dekat meskipun sudah lama sekali mereka tak bertemu.
Meski tuan Hideki sudah yakin jika Yura adalah keponakannya, tetap saja tes DNA harus dilakukan agar bisa dijadikan bukti atas laporan tuan Hideki terhadap kasus hilangnya Yura alias Sheina.
Setelah melakukan perbincangan, sampel darah Yura diambil untuk kemudian dicocokkan perbandingan dengan DNA Ryota.
***
Sementara Leon juga sedang dimintai keterangan dari pihak kepolisian sebagai saksi atas laporan kasus eksploitasi yang menimpa istrinya.
Bersambung dulu gengs.