Naya menjadi wisudawan terbaik di hari itu. Tapi siapa sangka, ternyata Papanya sudah menikahkan Dia dengan anak temannya sendiri secara diam-diam tanpa sepengetahuan Naya.
Lantas apakah Naya akan terpaksa melanjutkan rumah tangga barunya atau lari dari kenyataan?
Simak terus updatenya di TERJEBAK PERNIKAHAN RAHASIA DI HARI WISUDA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 Debat dalam mobil
Tin... Alfath menekan klakson. Matanya celingukan kesana kemari memastikan agar tidak ada orang yang melihat. Naya segera masuk juga berharap tidak ada seorangpun yang memergoki Dia masuk kedalam mobil laki-laki.
“Aku mau ke kantor. Kamu mau Aku antar pulang dulu atau sekalian ikut ke kantor juga...? ada Papa disana. ”
“Pulang aja deh. Aku capek. Pengen mandi, terus makan habis itu tidur. ”
“Yaudah Aku anter Kamu pulang dulu. ”
“Nggak usah, suruh Pak Komar jemput ke kantor aja. Aku nggak mau ngerepotin. ” Kali ini nada bicara Naya lebih bersahabat. Tidak seperti biasanya yang selalu ngegas, atau seperti musik rock.
“Nggak biar Aku aja yang anter. ”
“Atau suruh Herdi juga gapapa kok. ”
“Hei... katanya nggak mau ngerepotin orang. Nah itu malah merepotkan tau... ”
“Kan memang udah pekerjaan mereka.”
“Nurut. Titik. nggak ada penolakan atau Aku akan berhenti bersandiwara di depan Papa Mama. ” Alfath mengeluarkan jurus ampuh yang selalu membuat Naya tidak bisa berkutik. Naya akhirnya memilih diam kemudian memutar musik jazz.
“Matikan...!!! ” Alfath berkata dengan dingin.
“Enggak. Ini musik pengantar tidurku. Aku tidak akan bisa tidur kalau tidak mendengarkan musik. ”
“Perintah... ” kali ini Alfath menekan suaranya lebih dalam. Membuat Naya sedikit merinding. “Eh ternyata serem juga ya orang ini. ” batinnya dalam hati. Dia pura-pura tidak mendengarkan Alfath. Menaikkan volume musik kemudian memjamkan matanya. Alfath langsung mematikan musiknya.
“Aku sedang tidak ingin mendengarkan suara musik. ”
“Hentikan hei...itu lagu favorite Aku. ” ucap Naya dengan intonasi tinggi. Ekspresi wajah Alfath tiba-tiba berubah menjadi dingin.
“Aku ingin Kau menemaniku saat berkendara. Untuk itu Aku tidak ingin mendengarkan musik apapun. ”
“Hmm... ya udah kalau begitu Aku akan tidur saja.” Jawab Naya dengan malas. Jilbabnya sudah berantakan, wajahnya sangat kusut.
“Tidak... ”
“Lalu...? maumu apa...? ”
“Aku ingin kau bercerita. ”
“Kau ini malah seperti anak kecil yang suka nyuruh orang dewasa bercerita. ”
“Bukan anak kecil saja yang suka mendengar cerita. Bahkan kau tau, orang dewasa yang sudah ringkih pun suka. ”
“Kau mau Aku bacakan cerita apa...? si kancil, si kaya atau si miskin...? ” ledek Naya kepada Alfath.
“Kau dulu pernah jatuh dari tangga kan saat masih kuliah S1 dan itu membuat kakimu terkilir bukan?”
“Hah... yang mana? ”
“Dulu di tangga perpustakaan. ”
“Perasaan nggak pernah tuh. ”
“Iya Aku inget kok. Dulu Aku sering memperhatikanmu secara diam-diam... ” Alfath keceplosan. Mata Naya langsung membulat terkejut.
“Ups... maksudnya pernah ngelihat duduknya Kamu diam ditangga itu. ” sanggah Alfath ngeles karena sudah terlanjur di ucapkan kata-katanya. Tapi Naya bukanlah gadis kecil yang mudah dibohongi. Dia memekik dalam hati. “Emang umurku masih kecil. Tapi kenapa manusia ini nggak pinter sekali kalau mau ngeles. Lagian kata-kata nya juga terbalik-balik. ”
“Hei... malah senyum-senyum kebaperan. Aku kan cuma ngetes. ” ujar Alfath kepada Naya. Dia sengaja ingin mengenal Naya lebih jauh. Sehingga Dia perlu banyak berbincang agar perlahan-lahan bisa berusaha untuk mencintai perempuan pilihan kedua orangtuanya itu.
“Kau kenapa sih, kepo banget sama hidupku? Aku tuh nggak suka sama orang yang seperti Kamu. ”
“Suka nggak suka mah terserah. ”
“Yang penting bisa nikah kan, bukannya begitu Tuan muda Alfath... ” Naya sengaja memojokkan Alfath agar Dia mengaku.