NovelToon NovelToon
PERJALANAN CINTA KINANTI DAN CERMIN AJAIB

PERJALANAN CINTA KINANTI DAN CERMIN AJAIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Wanita Karir / Pusaka Ajaib
Popularitas:24.8k
Nilai: 5
Nama Author: Amelia's Story

Kinanti, seorang gadis sederhana dari desa kecil, hidup dalam kesederhanaan bersama keluarganya. Dia bekerja sebagai karyawan di sebuah pabrik untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup.

Kehidupannya yang biasa mulai berubah ketika rencana pernikahannya dengan Fabio, seorang pria kota, hancur berantakan.

Fabio, yang sebelumnya mencintai Kinanti, tergoda oleh mantan kekasihnya dan memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka. Pengkhianatan itu membuat Kinanti terluka dan merasa dirinya tidak berharga.

Suatu hari, ayah Kinanti menemukan sebuah cermin tua di bawah pohon besar saat sedang bekerja di ladang. Cermin itu dibawa pulang dan diletakkan di rumah mereka. Awalnya, keluarga Kinanti menganggapnya hanya sebagai benda tua biasa.Namun cermin itu ternyata bisa membuat Kinanti terlihat cantik dan menarik .

Kinanti akhirnya bertemu laki-laki yang ternyata merupakan pengusaha kaya yaitu pemilik pabrik tempat dia bekerja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amelia's Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 Kejutan untuk Zayn

Setelah menempuh perjalanan selama tiga jam, mobil keluarga Zayn akhirnya berhenti di halaman rumah Nenek Parwati. Matahari pagi baru saja menyinari hamparan kebun yang luas dan asri, membuat suasana terasa segar. Rumah nenek yang megah bergaya klasik dikelilingi oleh pohon-pohon rindang dan bunga-bunga bermekaran. Burung-burung terdengar berkicau, menambah kesan damai di tempat itu.

Zayn turun dari mobil dengan wajah sedikit lelah, tapi tetap memancarkan wibawa khasnya. Sepupunya, Rasya, langsung berkomentar sambil meregangkan badan.

"Wow, rumah nenek selalu bikin betah. Lihat, suasananya kayak di resort!"

Nyonya Mila, ibu Zayn, hanya tersenyum kecil sambil melirik putranya. "Zayn, ayo jangan hanya berdiri di situ. Nenek pasti sudah menunggu di dalam."

Dengan langkah tenang, Zayn mengikuti keluarganya masuk ke rumah besar itu. Di ruang tamu, Nenek Parwati sudah menunggu dengan senyuman hangat. Ia duduk di sofa besar yang elegan, mengenakan kebaya berwarna lembut. Melihat kedatangan cucu-cucunya, nenek langsung berdiri dan merentangkan tangan.

"Akhirnya kalian sampai juga! Perjalanan jauh tidak membuat kalian lelah, kan?" katanya sambil memeluk Zayn.

Zayn menundukkan kepala dengan hormat dan menjawab, "Tidak terlalu, Nek. Rumah nenek memang selalu menyenangkan untuk dikunjungi."

Rasya dengan gaya bercandanya menimpali, "Kalau tahu bakal dapat sarapan enak, aku sih rela tempuh perjalanan 10 jam sekalipun!"

Nenek Parwati tertawa kecil dan menggandeng tangan Zayn. "Ayo, masuk ke dalam. Nenek sudah menyiapkan sesuatu yang spesial hari ini."

Zayn mengernyit, merasa penasaran. "Sesuatu yang spesial? Maksud Nenek apa?"

Namun, nenek hanya tersenyum penuh arti tanpa memberikan penjelasan. Zayn menggelengkan kepala kecil sambil mengikuti langkah neneknya menuju ruang makan, di mana aroma makanan tradisional yang lezat sudah tercium.

Di tengah rasa penasaran itu, Zayn masih mencoba menebak-nebak apa rencana neneknya. Namun, ada perasaan tenang sekaligus aneh yang muncul di hatinya, seolah-olah hari ini akan membawa perubahan besar dalam hidupnya.

Setelah semua duduk di ruang makan yang dihiasi dengan meja panjang berisi hidangan tradisional, Nenek Parwati menyajikan teh hangat untuk Zayn, Rasya, dan seluruh keluarga yang hadir. Wajahnya berseri-seri, tampak jelas bahwa ia sangat senang dengan kehadiran kedua cucu laki-lakinya.

"Zayn, Rasya, kalian tahu, kan, kalau nenek ini sudah tua? Nenek hanya ingin melihat cucu-cucu nenek bahagia sebelum nenek tidak bisa lagi mengurus apa-apa," ujar Nenek Parwati membuka pembicaraan.

Zayn menatap neneknya dengan alis sedikit terangkat, tanda bahwa ia mulai menyadari percakapan ini akan mengarah ke sesuatu yang serius. Rasya, di sisi lain, hanya menyenderkan tubuhnya ke kursi dengan santai, menunggu apa yang akan dikatakan nenek mereka.

"Nek, kita semua bahagia kok," jawab Zayn pendek, meskipun tatapannya tampak waspada.

Nenek Parwati tersenyum, lalu melanjutkan. "Iya, Zayn, tapi kebahagiaan seorang laki-laki itu tidak lengkap kalau belum menikah. Rasya, kamu juga, jangan pikir nenek melupakanmu. Tapi saat ini, nenek ingin bicara soal Zayn."

Semua orang di meja langsung memandang Zayn, termasuk Rasya yang kini menahan tawa. "Wah, ini pembicaraan berat, nih. Gimana, Zayn? Mau dijodohin lagi, ya?" goda Rasya.

Zayn menatap sepupunya dengan ekspresi datar sebelum beralih kembali ke neneknya. "Nek, kalau ini soal pernikahan, aku sudah bilang, aku belum siap. Fokusku sekarang masih pekerjaan," katanya dengan nada tenang tapi tegas.

Namun, Nenek Parwati menggeleng pelan. "Nenek sudah tahu kamu akan bilang begitu, Zayn. Tapi kali ini berbeda. Nenek sudah menemukan gadis yang tepat untukmu, seseorang yang tidak hanya cocok, tapi juga bisa membuat hidupmu lebih bermakna."

Zayn semakin bingung. "Nenek, siapa yang nenek maksud?"

Nenek Parwati tersenyum penuh arti. "Kinanti."

Zayn langsung terdiam. Nama itu membuat pikirannya berputar. Ia memikirkan semua interaksi yang pernah terjadi antara dirinya dan Kinanti. Rasya, yang tak tahu apa-apa, tampak kebingungan.

"Kinanti? Siapa itu, Nek? Aku nggak kenal dia," tanya Rasya sambil menatap Zayn dengan penasaran.

"Dia bekerja di pabrik keluarga kita di Bandung. Gadis yang sederhana, baik hati, dan punya bakat luar biasa. Nenek sudah mengenalnya, dan nenek yakin dia adalah yang terbaik untuk Zayn," jelas Nenek Parwati dengan penuh keyakinan.

Zayn menghela napas panjang, menatap cangkir tehnya yang kini terasa seperti menjadi pusat pikirannya. "Nek, aku belum yakin. Maksudku, aku menghormati keputusan nenek, tapi ini pernikahan. Aku belum tahu apa dia orang yang tepat untukku."

Nenek Parwati mengelus punggung tangan Zayn dengan lembut. "Zayn, nenek tidak memaksamu. Nenek hanya meminta kamu membuka hati. Kenali dia lebih dalam, beri kesempatan pada diri kamu dan dia. Kadang, kebahagiaan datang dari tempat yang tak terduga."

Suasana di meja makan menjadi lebih hening. Rasya, yang biasanya selalu penuh canda, kini ikut serius memandang Zayn. "Kalau nenek yang bilang, gue rasa itu nggak main-main, Zayn. Coba pikirin baik-baik."

"Set dah, lu enak tinggal ngomong gue, yang jalanin."Zayn menatap tajam wajah Rasya yang terkekeh.

Zayn hanya mengangguk kecil tanpa berkata apa-apa. Hatinya bercampur antara rasa tanggung jawab, keraguan, dan entah kenapa, sedikit rasa penasaran pada Kinanti."Baiklah nek, Aku akan mencoba, dulu mengenal Kinanti, tapi ..." Zayn tidak melanjutkan ucapannya. Dia kembali memikirkan kondisi kesehatan sang nenek. Yang sering drop karena gula darahnya .

"Tapi apa nak?"

"Ahh enggak nek."Zayn tersenyum terpaksa.

Pagi itu, suasana rumah Kinanti terasa berbeda. Beberapa orang sibuk mendekorasi halaman depan dengan bunga segar dan lampu-lampu kecil yang menggantung, memberikan nuansa hangat dan elegan. Kinanti sendiri masih di dalam kamar, mempersiapkan diri dengan bantuan seorang Make-Up Artist (MUA) yang sengaja didatangkan oleh Nenek Parwati.

"Tolong make-up-nya jangan terlalu tebal, ya. Aku pengen yang natural aja," pinta Kinanti dengan suara lembut sambil menatap cermin. Ia ingin tetap terlihat sederhana, sesuai dengan kepribadiannya, meskipun tahu hari ini adalah hari penting.

MUA itu tersenyum ramah. "Tenang, Mbak Kinanti. Saya paham kok. Natural tapi tetap anggun, ya."

Kinanti mengangguk kecil. Saat make-up-nya mulai dikerjakan, pikirannya melayang ke apa yang akan terjadi nanti. Ia masih merasa tak percaya bahwa semua persiapan ini dilakukan untuknya. Dekorasi, hantaran, bahkan kehadiran seorang MUA—semua ini terasa sangat jauh dari kehidupannya yang sederhana.

Di luar, sang ibu dan Kirana membantu memastikan semuanya berjalan lancar. Kirana tampak ceria, sesekali memuji betapa indahnya dekorasi yang dibuat. "Ibu, lihat, rumah kita jadi kayak istana!" serunya dengan antusias.

"Iya, Nak. Tapi yang penting bukan dekorasinya, melainkan kebahagiaan Kinan nanti," jawab sang ibu sambil tersenyum lembut.

Tak lama kemudian, suara mobil mewah terdengar memasuki halaman. Tetangga-tetangga mulai berkumpul di luar pagar, penasaran dengan apa yang sedang terjadi di rumah sederhana itu. Kinanti, yang sudah selesai dirias, keluar dari kamar dengan penampilan anggun namun tetap sederhana. Ia mengenakan dress berwarna pastel lembut yang membalut tubuhnya dengan elegan.

"Kinan, kamu cantik sekali," puji sang ibu dengan mata berkaca-kaca.

"Ini semua terlalu berlebihan, Bu," ujar Kinanti dengan suara lirih. "Aku masih nggak percaya semua ini terjadi."

Sang ibu menggenggam tangan Kinanti dengan erat. "Nak, apa pun yang terjadi, ibu selalu mendukungmu. Kamu layak bahagia."

Saat itu, suara ponsel Kinanti berdering. Ternyata pesan dari Nenek Parwati: "Kamu sudah siap? Kami sebentar lagi sampai."

Kinanti menatap layar ponselnya dengan perasaan campur aduk. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan hatinya yang berdebar. "Aku siap," ucapnya akhirnya, lebih kepada dirinya sendiri.

Kini, ia hanya bisa berharap bahwa langkah besar yang sedang dihadapinya akan membawa kebahagiaan bagi dirinya dan keluarganya.

"Kamu harus percaya diri Kinanti, kau pasti bisa memikat hati laki-laki ganteng itu."ucap cermin ajaib

1
Eva Agustina
alur ceritanya Masi monoton sich menurut saya..
Amelia story: iya ka teringat ya masukannya
total 1 replies
Anna Puspita
akhirnya unboxing juga 🤣🤪🤪 cie yang udah di publik hubungan nya
Sulfia Nuriawati
psngan parabola, g ada yg mw terbuka jd tebak²an, mw p kpn? yg bc lm² pegel bin kesel, bikin ngundang byk mslh kalo jyk gn trus
Amelia story: sabar ka, episode selanjutnya keganasan Zayn mulai terlihat ,pokoknya bakal seru
total 1 replies
LISA
Moga hubungan mereka makin dekat
Lilik Farihah
uler Keket datang...
Sumiyati S
memberi pelajaran tentang akhlak yang baik👍
Amelia story: Terimakasih ka
total 1 replies
mB€|6€D€§
cerita yg aneh... masih bisa terhubung tp tdk berhubungan,
secara logika seharusnya ada kepastian masih atw putus.
tapi anehnya masih sama2 merindukan, tp gak ada komunikasi, padahal di hp ada no kontaknya.. 😆😆😆😇😇😇
mB€|6€D€§
itu mah bukan "nada perhatian kusus" tapi kata2 sombong bin merendahkan lawan bicara, onnn...
mB€|6€D€§
walaupun sllu bingung dgn alur ceritanya (ttg kantor t4 kerja), sbg trimakasih krn ada yg dibaca tetap ta kasih hadiah.😊😇
Amelia story: terimakasih ya sudah mampir,
total 1 replies
Lilik Farihah
nah ...ini ceritanya gimana, ktnya Kinan di pindah ke kantor pusat tp kok masih kerja d pabrik cabang🤔
Amelia story: ada lanjutan nya kak dan alasannya
total 1 replies
Sulfia Nuriawati
main² dg pernikahan, lalo ms lalu blm usai jgn bina ms dpn dg pondasi yg rapuh, inti nya clup tw diri tw posisi gagah g jamin bs gagah jg menjaga rmh tgga, d sini yg kuat kinanti dg nnk parwati, kalo nnk tw hbs zayn
LISA
👍 Bahagia selalu y buat Kinan & Zayn
Amelia story
🥰🥰
LISA
Ntar lagi Kinan akan menjadi istri Zayn..
LISA
Biar tetangga mereka tidak mengganggap rendah lg pada keluarga Kinanti
LISA
👍👍 Kalau Nenek Parwati yg turun tangan..semua g ada yg berani melawan..
LISA
Luar biasa
LISA
Fabio ini ngapain msh deketin Kinan
LISA
Wah pucuk di cinta ulam tiba..ternyt Zayn cucunya nenek Lastri..wah pas deh Kinan jadi cucu menantunya Nenek Lastri
LISA
Kasihan Kinan..pasti Zayn yg nanti membantunya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!